Anda di halaman 1dari 4

Asfiksia

Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara
pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) dan disertai dengan peningktan
karbondioksida (hiperkapneu). Dengan demikian, organ tubuh mengalami kekurangan oksigen
(hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian. Asfiksia yang disebabkan oleh karena keracunan
narkoba dan psikotropika (barbiturat) yaitu melalui mekanisme depresi pusat pernapasan.
Pada pemeriksaan luar untuk kasus asfiksia dapat ditemukan:
Sianosis pada bibir, ujung jari dan kuku
Lebam mayat merah kebiruan
Busa halus pada hidung & mulut
Pelebaran pembuluh darah konjungtiva bulbi & palpebra

Mukosa mulut tampak pucat

Bercak perdarahan pada mukosa konjungtiva bulbi dan konjungtiva palpebra


Pada pemeriksaan dalam untuk kasus asfiksia, hal-hal berikut dapat ditemukan:
Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer
Busa halus pada saluran napas

Pada paru-paru kanan ditemukan adanya buih.


Tardieus spot (ptekiae) pada mukosa organ dalam
Edema paru
Pembendungan sirkulasi pada seluruh organ tubuh
Barbiturat
a. Golongan
Kerja lama (masa kerja 6 jam atau lebih): fenobarbital (luminal)
Kerja sedang (masa kerja 3-6 jam) : sodium-pentobarbital (nembutal)
Kerja singkat (masa kerja 3 jam) : siklobarbital, heksabarbital
Kerja sangat singkat : dipakai pada anastesi secara intravena : tiopental,
metoheksal dll.
b. Farmakokinetik
Absobrsi dan metabolisme : terjadi dengan mudah dari tempat pemberian,
tersebar hampir keseluruh jaringan dan cairan tubuh, dapat masuk sawar urin dan
keluar melalui air susu ibu. Agak sukar masuk sawar darah otak sehingga mula
kerja barbiturat lambat
walaupun diberikan secara intravena, kecuali
tiobarbiturat.
penyel idikan pada bayi baru lahir yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami
epilepsi dan diberikan pengobatan dengan barbiturat, maka pada serum tali pusat
ditemukan kadar barbiturat 95 % dari kadar barbiturat serum ibu. Sehingga
mengakibatkan pertumbuhan otak terhambat.
Fenobarbital meningkatkan aktifitas enzim-enzim mikrosom dalam hati, sehingga
bayi yang lahir dari ibu yang diberi fenobarbital akan menyebabkan ikterus
neonatorum.
Barbitura kerja singkat : diabsorbsi 15-20 menit, hampir seluruhnya
dimetabolisme sehingga dalam urin terdapat dalam jumlah sedikit dan dapat
diabaikan.
Barbiturat kerja lama : diabsorbsi 45-60 menit, dieksresikan melalui urin dalam
bentuk yang tidak berubah (65-80%).
Eksresi
Eksresi terjadi secara lambat, 75 % barbiturat dan metabolitnya (golongan kerja
lama) dieksresikan melalui urin dalam waktu 48 jam dan dapat ditentukan dalam

urin 1 jam setelah pemberian. Dalam tubuh barbiturat akan diubah menjadi
alkohol, poler, keton, fenol dan karboksilat.
Golongan barbiturat kerja sangat singkat cepat menghilang dari darah, bukan
karena cepat dimetabolisme, melainkan cepat masuk ke dalam jaringan lemak.
Sehingga pada kematian akibat barbiturat perlu di ambil jaringan lemak guna
pemeriksaan toksikologi.
c. Farmakodinamik
Barbiturat mempunyai khasiat utama depresi pada susunan saraf pusat. Efek
depresi terkuat terjadi terhadap korteks serebri, daerah hipotalamus dan
diencefalon. Semua tingkat depresi dapat dicapai dari sedasi hingga koma dan
dapat berakhir dengan kematian.
Kecepatan kerjanya tergantung dari cara pemakaian (oral, im, IV, suposituria),
lama kerja aktif barbiturat dan faktor lain seperti lama absorbsi, destruksi oleh
jaringan, jumlah yang masuk dan yang dieksresikan.
Dosis letal
Dalam Goodman dan Gillman, mengatakan bahwa keracunan barbiturat trjadi jika
mengkonsumsi 10 kali dari takaran hipnotik, namun dalam literatur yang lain
mengatakan 15-20 kali. Gejala berbahaya timbul bila diminum peroral 5 gram
barbital atau 1 gram luminal atau amytal, atau 0,5 gram nembutal atau seconal.
Takaran mematikan barbiturat bervariasi tergantung dari bermacam-macam faktor
dan tak dapat ditentukan dengan pasti. Takaran terkecil yang dapat menimbulkan
kematian adalah 15 grain (1 gram = 4,8 grain). Biasanya takaran yang mematikan
untuk orang dewasa adalah 50-70 grain tetapi daat pula dengan takaran 125, 200
atau 300 grain.
d. Tanda dan gejala keracunan
Tanda dan Gejala gejala keracunan akut :
Ataksia, vertigo, pembicaraan kacau, nyeri kepala, parestesia, halusinasi,
disdidokokinesia, gelisah, dan delirium, stupor yang progresif dan kemudian
terjadi koma yang dalam, disertai dengan hilangnya refleks dangkal dn dalam
serta dapat timbul refleks patologis (babinsky).
Kemerahan pada kulit, bila koma berlangsung lama (lebih dari satu hari), dapat
terjadi vesikel dengan dasar eritem pada daerah bokong, punggung tangan dan
pada daerah yang tidak tertekan. Bila terjadi karena nekrosis kelenjar keringat
akibat hambatan aliran darah pada daerah tersebut. Bula ini khas pada
keracunan barbiturat.
Pernafasan menjadi lambat dan dangkal, kadang pernapasan Cheynes stokes,
karena depresi pada pusat pernapasan dan dapat terjadi aidosis respiratorik dan
hipoksia.
Tekanan darah turun disebabkan karena depresi pusat vasomotor, sebagian karena
hipoksia, sebagian lagi karena reaksi obat langsung pada miokardium dan
ganglion simpatis pada otot-otot polos pembuluh darah. Penderita dapat

mengalami syok (typical shock syndrome), dengan gejala-gejal nadi cepat dan
lemah, kulit dingin, berkeringat dan hematokrit meningkat.
Jumlah urin sangat sedikit karena efek depresi obat pada diencefalon dan tekanan
darah turun, menimbulkan gagal ginjal.
Pupil mengecil dan tidak bereaksi terhadap cahaya, tetapi pada keracunan yang
lebih lama dapat mengakibatkan pupil melebar, karena adanya kelumpuhan otot
mata oleh hipoksia. Bila depresi tidak berat pupil normal atau agak lebar dan
masih bereaksi terhadap cahaya.
Suhu badan seringkali turun. Bila terjadi demam mungkin terdapat komplikasi
bronkopneumonia.
Kadang-kadang keracunan barbiturat atau komplikasi timbul karena idiosinkrasi
yang mungkin bersifat alamiah atau didapat.
Reaksi alergi dapat terjadi akibat hipersensitivitas yang didapat umumnya berupa
asma, urtikaria, edema angionekrotik, dermatitis, demam, delirium, nekrosis
hepar.
Sedangkan idiosinkrasi alamiah umumnya tampak sebagai suatu reaksi eksitasi,
hangover dan sebagai suatu ras nyeri neralgia, atralgia dan mialgia.
Tanda dan Gejala gejala keracunan kronis (adiksi):
- Kelainan psikiatri : depresi melankolik, regresi psikis, wajah kusut, emosi
stabil
- Kelainan neurologik : ataksia, pembicaraan kacau, kelemahan intelektual,
diplopia, kelemahan otot rangka
- Kelainan dermatologik : urtikaria, mekulopapular, eritem, dan lain-lain
- Gejala-gejala abstinensia (putus obat) : timbul rasa takut, dan rasa lemah,
segera diikuti oleh gejala kedutan, tremor, refleks hiperaktif, insomnia, mual,
kejang perut dan muntah-muntah, kenaikan tekanan darah dan frekuensi nafas.
- Hemokonsentrasi, dehidrasi, berat badan turun, hipoglikemia dan kenaikan
NPN darah. Pada hari kedua atau antara 16 jam sampai hari ke empat, dapat
timbul kejang tipe grandmal dan kehilangan kesadaran selama beberapa menit
atau delirium dan halusinasi, gejala ini dapat hilang dengan sendirinya tanpa
diobati, kecuali pada penderita berusia lanjut dan sedang sakit mungkin terjadi
kematian.

Anda mungkin juga menyukai