Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelemahan:
Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus
listrik.
2. Teori Atom J. J. Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J.
Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar
katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara
katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan
selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif,
maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif
elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari
teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom
Thomson. Yang menyatakan bahwa:
Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan
negatif elektron
Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji
jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang
pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal.
Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelemahan:
Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom tersebut.
3. Teori Atom Rutherford
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden)
melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap lempeng
tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang
bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat
Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila
dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka,
didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang
sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut
kurang dari 1), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara
20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90 bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka
didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan
fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan
Kelemahan:
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
4. Teori Atom Bohr
ada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom
Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini
berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti
atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik
dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat,
sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam
atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap)
elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga
tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner
lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan
persamaan planck, E = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut
merupakan kelipatan dari h/2 atau nh/2, dengan n adalah bilangan bulat dan h
tetapan planck.
Kelemahan:
Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.
5. Teori Atom Modern
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum
Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu Tidak mungkin
dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat
bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak
tertentu dari inti atom.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrodinger
x,y dan z
Y
m
E
V
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model
atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar
berikut ini.
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital
menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama
atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk
kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari
beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu
sama.
Ciri khas model atom mekanika gelombang
1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak
stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi
gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling
besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan
kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan
kuantum tersebut)
3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu
yang pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.
Allah menciptakan Alam beseta isinya terdiri dari beberapa macam bentuk. Bentukbentuk ini dapat berupa zat padat, cair maupun gas. Dalam bentuk zat padat umpamanya
batu, kayu, dalam bentuk zat cair contohnya air, minyak, dan dalam bentuk zat gas
umpamanya gas alam. Dapat pula kita amati bahwa bentuk-bentuk itu berupa gejala
contohnya bianglala dan suara. Kesemuanya itu dapat kita amati melalui panca indra kita.
Namun demikian tentunya panca indera kita mempunyai keterbatasan, misalnya saja
untuk melihat benda-benda yang besarnya tidak kurang dari 0,1 mm dapat kita lihat
dengan mata telanjang, sedangkan untuk melihat benda yang ukurannya tidak kurang dari
0,0005 mm dapat digunakan mikroskop, dan benda yang ukurannya besarnya 0,001
mikron.
Alam semesta di sekitar kita terdiri atas berbagai macam bentuk. Bentuk-bentuk ini dapat
berupa benda dan berupa gejala. Tetapi pancaindera kita ini selain dapat mengamati
saksama juga memiliki keterbatasan. Akan tetapi berkat akal yang kita miliki, kita telah
menemukan berbagai macam peralatan yang dapat membantu mengatasi keterbatasan
kemampuan mengindera kelima pancaindera kita itu. Teropong bintang yang ada di
observatorium bosscha misalnya dapat mendekatkan gambaran benda langit ke bumi
sehingga dengan menggunakan alat itu banyak hal yang tadinya tidak kita ketahui
mengenai bintang dapat menjadi lebih jelas. Demikian pula dengan bantuan mikroskop
kuman yang tadinya tidak tampak oleh mata bugil dapat di amati bagian-bagian selnya
digunakan bantuan mikroskop elektron.
Oleh karena itu manusia selalu mencari perkembangan ilmu dan pengetahuannya untuk
lebih mempermudah lagi manusia dalam mengamati benda benda alam ini. Salah satu
pertanyaan yang sejak dulu dikemukakan orang adalah tentang hakikat zat. Mengapa ada
benda berbentuk padat, cair, dan gas misalnya sudah dipertanyakan sejak zaman Yunani
Kuno. Dengan demikian menjadi sangat menarik untuk menelusuri bagaimana pandangan
orang mengenai susunan benda berubah dari masa ke masa.
Teori atom dalam ilmu kimia dan fisika adalah teori mengenai sifat benda. Teori ini
menyebutkan bahwa semua benda terbentuk dari atom-atom. Dasar filsafat untuk teori ini
disebut atomisme. Teori ini dapat diterapkan pada semua fase umum benda seperti yang
ditemukan di bumi, yaitu padat, cair, dan gas. Teori ini tidak dapat diterapkan pada
plasma atau bintang neutron di mana terjadi lingkungan yang tidak standar, seperti
suhu atau densitas ekstrim yang menghambat pembentukan atom.
C. Konsep Atom Zaman Yunani
Salah satu konsep ilmiah yang tertua ialah bahwa setiap zat dapat dipecah menjadi
sekecil-kecilnya sehingga zarah terkecil yang dapat dibuat itu masih tetap memilki sifatsifat zat yang dipecah-pecah tadi.Setelah mencapai ukuran terkecil zarah itu tidak dapat
dipecah lagi tanpakehilangansifat-sifatnya yang asli, oleh ahli filsafat yunani Leucippus
dan muridnya Demokritus dinamakan Atom yang asal katanya dari a yang artinya tidak
dan tomos yang artinya memotong, sehingga atom artinya ialah tidak terbagi
Konsep yang dimunculkan pada abad kelima sebelum masehi itu masih tetap
dikumandangkan beberapa abad berikutnya oleh pemikir-pemikir seperti Riordano
Bruno, Francis Bacon, dan Rene Descartes. Bahkan para ilmuwan utama abad ke-17,
seperti: Galileo, Newton, dan Huygens pun mendukung konsep susunan zat yang terdiri
atas atomatom ini.
D. Teori Atom Dalton
Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang
atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier menyatakan
bahwa Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat
hasil reaksi. Sedangkan Prouts
menyatakan bahwa
Perbandingan massa unsur unsur dalam suatu senyawa selalu tetap. Dari kedua
hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat
dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru. Seperti gambar berikut ini:
Model Atom Dalton seperti bola pejal
Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Dalton
Kelebihan
Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom
Kelemahan
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus
listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik
adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus
listrik.
E. Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 1907) : Tabel Periodik
Pada tahun 1859 seorang ilmuan Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleev menemukan sistem
periodik. Berdasarkan pemikiran dari John Dalton (1805) yang menyatakan bahwa setiap
atom mempunyai massa, maka Mendeleev membagi elemen-elemen yang dituliskan
dalam kartu-kartu berdasarkan pada ukuran berat atom dalam suatu susunan baris dan
kolom, dan dalam satu kolom dituliskan tujuh elemen. Sampai tahun 1971 telah
ditemukan 63 unsur dari 92 elemen yang kita ketahui. Termasuk Helium yang belum
ditemukan. Perkembangan berikutnya terjadi dua puluh tahun kemudian, dimana
Mendeleev menemukan eka-silikon di Jerman, yang telah diprediksinya sebelumnya.
Karena temuan-temuannya itu Mendeleev terkenal dimana-mana.
Hal yang dapat kita ambil dibalik temuan atom tersebut adalah kaitannya dengan angkaangka. Sebagai contoh ukuran berat atom yang merupakan suatu ukuran kompleksitas.
Perkembangan teori atom juga berpengaruh pada karya seni. Pada tahun 1900 pelukispelukis dunia seperti yang dapat dilihat pada lukisan Umberto Boccioni dalam The
Forcest of A street atau Dynamism of cyclisyt, lukisan sinar X oleh Rontgen, Juan Gris
dalam analisis struktur bentuk natural dalam Still Life atau bentuk kemanusiaan dalam
Pierrot.
F. Model Atom Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J.
Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar
katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara
katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
merupakan partikel
penyusun
atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif,
maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif
elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari
teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom
Thomson. Yang menyatakan bahwa:Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif
dan didalamya tersebar muatan negatif elektron Model atom ni dapat digambarkan
sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron
yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom
Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom Thomson dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Thomson
Kelebihan
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom
bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
bola atom tersebut.
G. Model Atom Rutherford
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners
Masreden)melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap
lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang
bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas.Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan
untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola
pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan.
Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada
lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada
penyimpangan sudut kurang dari 1), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta
bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90 bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesimpulan beberapa berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka
didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan
fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan
1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom
kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang
menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam
inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar
tidak saling tolak menolak.
Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:
Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Rutherford
Kelebihan
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi
inti
Kelemahan
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan
teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama
kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati
inti dan jatuh ke dalam inti Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan
sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas
kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan
mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut.
Karena Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti
disebut dengan kulit.
Teori atom Dalton diperkenalkan pada tahun 1808, menjelaskan tentang perilaku atom.
Teori ini umumnya masih berlaku. Teori ini menyatakan bahwa:
Semua zat tersusun atas partikel kecil yang disebut atom.
Atom tidak dapat diciptakan, dimusnahkan, atau dibagi. (ini sudah disanggah
berdasarkan radioaktivitas, yang dikenal dengan proses peluruhan
radioaktif yaitu proses disintegrasi berantai (suatu rangkaian peluruhan)
yang dialami inti suatu unsur radioaktif untuk menjadi inti unsur lain yang
stabil).
Semua atom unsur yang sama mempunyai sifat dan massa yang sama (ini
disanggah melalui penjelasan mengenai isotop, yaitu suatu atom dari
sebuah unsur yang jumlah neutronnya berbeda dengan atom lain dari
unsur yang sama. Isotop suatu unsur mempunyai nomor atom sama tetapi
nomor massa berbeda. Isotop dibedakan dengan penulisan nomor massa,
dengan nama atau lambang unsur, contoh: 12C, 13C, 14C).
Atom dari unsur yang berbeda mempunyai perbedaan sifat dan perbedaan
massa.
Ketika senyawa terbentuk, atom unsur yang terlibat akan berkombinasi dalam
perbandingan bilangan bulat sederhana. (meskipun kita tahu, ada molekul
organik besar tidak selalu berkombinasi dalam perbandingan angka yang
bulat).
MODEL ATOM THOMSON
Menurut Thomson: atom merupakan bola bermuatan positif, ditempat tertentu terdapat
elektron (penemuan elektron).
MODEL ATOM RUTHERFORD
Dari percobaan penghamburan sinar alfa oleh lempeng logam dan pembelokan sinar alfa
oleh oleh inti atom seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut:
Dari gambar dapat disimpulkan:
Atom terdiri dari:
Inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif.
Elektron merupakan bagian dari atom yang mengelilingi inti dan
bermuatan negatif.
Jari-jari inti lebih kecil (10-13 cm) dibandingkan dengan jari-jari atom (10-8
cm).
Inti bermuatan positif karena mengandung proton. Pada atom netral jumlah
proton sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi inti.
Kelemahan model atom Rutherford, yaitu tidak dapat menerangkan mengapa
elektron dapat stabil mengelilingi inti atom. Teori ini disempurnakan dengan teori
Bohr.
dalam eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya
buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa
menjadi kunci penting dalam merubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan
memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan
studi kuantitatif transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa semua
proses dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.
[sunting] Penyimpangan
Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka dengan proses
yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti reaksi nuklir. Salah satu
contoh reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan energi dalam jumlah
besar pada bintang. Hubungan antara massa dan energi yang berubah dijelaskan oleh
Albert Einstein dengan persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang terlibat, m
merupakan jumlah massa yang terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan cahaya.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pada sistem tertutup, karena energi tidak keluar dari
sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.
Kekekalan energi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang meliputi
energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama dalam
termodinamika.
Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika)berbunyi: "Energi dapat berubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan
(konversi energi)".
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari nama
kimiawan Perancis Joseph Proust) adalah hukum yang menyatakan bahwa suatu senyawa
kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu tepat sama.
Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur yang
tetap. Misalnya, air terdiri dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa hidrogen. Bersama dengan
hukum perbandingan berganda (hukum Dalton), hukum perbandingan tetap adalah
hukum dasar stoikiometri.
[sunting] Sejarah
Perbandingan tetap pertama kali dikemukakan oleh Joseph Proust, setelah serangkaian
eksperimen di tahun 1797 dan 1804.[1] Hal ini telah sering diamati sejak lama sebelum itu,
namun Proust-lah yang mengumpulkan bukti-bukti dari hukum ini dan
mengemukakannya[2] Pada saat Proust mengemukakan hukum ini, konsep yang jelas
mengenai senyawa kimia belum ada (misalnya bahwa air adalah H2O dsb.). Hukum ini
memberikan kontribusi pada konsep mengenai bagaimana unsur-unsur membentuk
senyawa. Pada 1803 John Dalton mengemukakan sebuah teori atom, yang berdasarkan
pada hukum perbandingan tetap dan hukum perbandingan berganda, yang menjelaskan
mengenai atom dan bagaimana unsur membentuk senyawa.
Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik untuk ekspansi Hess dalam siklus
Hess. Hukum ini digunakan untuk memprediksi perubahan entalpi dari hukum kekekalan
energi (dinyatakan sebagai fungsi keadaan H).
[sunting] Penjelasan
Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari suatu
reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh
produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh
terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak dapat
diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika pada
beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan
reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan
menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau
dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika
persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi
-H).
Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai H juga dapat diketahui dengan
pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan
reaktan. Secara matematis
.
Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum
.
[sunting] Kegunaan
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi keseluruhan dari suatu proses hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, dan tidak tergantung kepada rute atau
langkah-langkah diantaranya. Dengan mengetahui Hf (perubahan entalpi pembentukan)
dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan
rumus
H=HfP-H fR
Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan entalpi pembakaran
reaktan dan produk, dengan rumus
H=-HcP+HcR
Hf /KJ.mol-1
-75
0
-394
-286
Dengan menggunakan data entalpi pembentukan diatas dapat diketahui perubahan entalpi
untuk reaksi-reaksi dibawah ini:
CH4(g)+2O2(g) CO2(g) + 2H2O(l)
Hc+-75+0=-394+2x-286
Hc-75=-966
Hc=-891KJ.mol-1
Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan fungsi
keadaan lainnya, seperti entropi dan energi bebas. Kedua aplikasi ini amat berguna
karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara langsung, sehingga
perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara menentukannya.
So = (Sfoproduk) - (Sforeaktan)
S = (Soproduk) - (Soreaktan).
Go = (Gfoproduk) - (Gforeaktan)
G = (Goproduk) - (Goreaktan).
Hokum charles
Dalam termodinamika dan kimia fisik, hukum Charles adalah hukum gas ideal pada
tekanan tetap yang menyatakan bahwa
pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus
terhadap temperaturnya (dalam Kelvin).
Secara matematis, hukum Charles dapat ditulis sebagai:
dengan
V: volume gas (m3),
T: temperatur gas (K), dan
k: konstanta.
Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun 1802,
namun dalam publikasi tersebut Gay-Lussac mengutip karya Jacques Charles dari sekitar
tahun 1787 yang tidak dipublikasikan. Hal ini membuat hukum tersebut dinamai hukum
Charles. Hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac merupakan hukum gas
gabungan. Ketiga hukum gas tersebut bersama dengan hukum Avogadro dapat
digeneralisasikan oleh hukum gas ideal.
Hukum Gay-Lussac
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
atau
where:
P adalah tekanan gas.
T adalah temperatur gas (dalam Kelvin).
k adalah sebuah konstanta.
Hukum ini dapat dibuktikan melalui teori kinetik gas, karena temperatur adalah ukuran
rata-rata energi kinetik, dimana jika energi kinetik gas meningkat, maka partikel-partikel
gas akan bertumbukan dengan dinding/wadah lebih cepat, sehingga meningkatkan
tekanan.
.
dimana:
V adalah volum gas.
n adalah jumlah mol dalam gas tersebut.
k adalah tetapan kesebandingan.
Akibat paling penting dari hukum Avogadro adalah bahwa Konstanta gas ideal
memiliki nilai yang sama bagi semua gas. Artinya, konstanta
dimana:
p adalah tekanan gas
T adalah temperatur
memiliki nilai yang sama untuk semua gas, tidak tergantung pada ukuran atau massa
molekul gas. Hipotesis Avogadro dibuktikan melalui teori kinetika gas.
Satu mol gas ideal memiliki volum 22.4 liter pada kondisi standar (STP), dan angka ini
sering disebut volum molar gas ideal. Gas-gas nyata (non-ideal) memiliki nilai yang
berbeda.