Menurut Subekti, kontrak adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis. Dasar yuridisnya mengacu kepada hukum
perjanjian. Dalam hukum perjanjian yang menganut suatu sistem terbuka, maka dalam pembuatan kontrak masih tetap
diizinkan memasukkan klausul-klausul yang telah disepakati para pihak. Hal ini dikenal dengan kebebasan berkontrak.
Kebebasan ini tetap mempunyai rambu-rambu, yaitu tidak boleh bertentangan dengan UU, ketertiban umum, dan
kesusilaan. Jika hal ini tetap terjadi, maka kontrak dianggap batal demi hukum.
Syarat sahnya suatu kontrak terdapat pula dalam hukum perjanjian. Berupa: sepakat, cakap, hal tertentu dan causa
yang halal 1320 BW
ASAS-ASAS HUKUM DALAM KONTRAK
1. Asas Konsensualitas = Asas di mana persetujuan dapat terjadi sesuai dengan kehendak (persesuaian pendapat). Ini
terdapat dalam pasal 1320 KUHPerdata.
2. Asas Mengikat Sebagai UU (pacta sunt servanda) = Asas ini menjadi tidak ada dalam 3 hal:
a. Ada paksaan
b. Ada kekhilafan
c. Ada penipuan
3. Asas Itikad Baik
Menurut Subekti, itikad baik di waktu membuat suatu perjanjian berarti berkenaan dengan kejujuran.
Menurut Prof. Wry, Bahwa kedua belah pihak harus berlaku yang satu terhadap yang lain seperti patut, sopan, tanpa tipu
daya, tanpa akal-akalan, tidak melihat kepentingan sendiri saja tetapi juga dengan melihat kepeningan orang lain.
Itikad baik yaitu suatu sikap batin atau kejiwaan manusia yang jujur, terbuka dan tulus ikhlas. Sedangkan jika
dihubungkan dengan pasal 1338 (3) dapat disimpulkan bahwa itikad baik harus digunakan pada saat pelaksanaan kontrak.
Hal tersebut berarti bahwa selain ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak yang wajib dilaksanakan oleh para pihak,
juga ketentuan yang tidak tertulis yang berfungsi sebagai penambah dari ketentuan atau kontrak tersebut.
KONTRAK
Kontrak adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh dua orang pihak, yang dimana orang di dalamnya dituntut untuk
melakukan suatu hal yang biasa disebut prestasi. Kontrak sama dengan perjanjian.
Muatan kontrak:
- Selalu komersial
- Selalu tertulis
- Berkaitan dengan dunia internasional
- Ditentukan oleh kontraknya sendiri
KONTRAK BISNIS
Kontrak bisnis adalah:
a. Perjanjian dalam bentuk tertulis yang substansinya disetujui oleh para pihak yang siisnya bermuatan bisnis.
b. Perjanjian dua belah pihak atau lebih yang isinya bermuatan komersial
3. Komparisi (Perbandingan)
Istilah ini sebenarnya digunakan untuk menandai suatu bagian pembukaan dari akta-akta notaris, dan karena
bagian itu memang menyebutkan pihak-pihka yang menghadap notaris. Komparisi memuat identifikasi dari para pihak
yang melibatkan dan mengikatkan diri di dalam suatu kontrak. Yang dapat menjadi pihak dalam kontrak adalah subjek
hukum, yang diklasifikasikan sebagai manusia dan badan hukum.
Untuk dapat menjadi subjek hukum, manusia dan badan hukum harus memenuhi syarat kecakapan bertindak
(bekwaamheid). Kecakapan manusia harus dibuktikan dengan identitasnya. Akan tetapi untuk menjadi pihak dalam suatru
kontrak, seseorang yang mewakili suatu badan hukum sebagai subjek hukum harus memenuhi syarat tambahan, yaitu
bahwa dia juga memiliki kewenangan bertindak (bevoegdheid).
4. Recitals (Pertimbangan-Pertimbangan Umum Kontrak)
Berisikan kondisi umum dari para pihak yang akan membuat suatu kontrak, berisikan kemampuan modal,
teknologi, pengalaman yang handal, pangsa pasar dan sebagainya.
Contoh kontrak franchise:
v Tempat di mana franchisor membangun sistem yang unik dan berhasil bertahan untuk mengoperasikan bisnis,
identifikasi dari bisnis serta sistem franchise.
v Menggambarkan merek dagang, jasa, dan tanda-tanda lain, copy rights, logo, pembeda lainnya.
NEGOSIASI KONTRAK
Menurut Balcks law Dictionary, Proses untuk menyerahkan dan mempertimbangkan penawaran-penawaran
sampai suatu penawaran diterima
Sifat Negosiasi Kontrak
1. Positif
Negosiasi yang kooperatif, jika para pelaku negosiasi hendak mencapai suatu kontrak yang bersifat kerja sama. Jadi, sifat
positif itu diperoleh dari maksud orang memulai sesuatu yang baru dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
2. Negative
Negosiasi yang kompetitif, jika para pelaku negosiasi hendak mencapai suatu perdamaian. Suatu negosiasi untuk
mencapai perdamaian bersifat negative karena melalui negosiasi itu orang hendak mengakhiri sesatu yang negative, yaitu
perselisihan atau sengketa itu.
Win-Win Attitude
Suatu sikap yang dilandasi oleh itikad bahwa negosiasi kontrak itu sedapat mungkin pada akhirnya akan menghasilkan
suatu kontrak yang menguntungkan secara timbal balik.