Disusun oleh :
XII Multimedia
jaraknya sekitar 7 kilometer berjalan menuju arah timur dan harus menyebrang sungai yang
bisa dicapai lewat jembatan atau pun menggunakan perahu.
Istana kesultanan Kadriah ini memang bukan lokasi wisata yang sangat ramai hingga padat
dikunjungi wisatawan. Namun bukan berarti sepi, istana keraton ini meskipun pengunjungnya
tidak pernah ramai tetapi pengunjung selalu berdatangan dan tidak pernah sepi.
Memasuki pintu gerbang menuju istana keraton akan tampak bangunan 2 tingkat yang
dibangun dari kayu belian, kayu ini sangat terkenal di kalimantan. Kayu ini memiliki struktur
kayu yang sangat keras dan anti rayap oleh karena itu sering disebut-sebut juga sebagai kayu
besi.
sini kita dapat melihat ketiga sungai tersebut yaitu sungai Landak, sungai Kapuas dan sungai
Kapuas Hulu.
Dari sini kita juga dapat kemegahan masjid jami yang merupakan keindahan yang dapat
dibanggakan oleh Pontianak. Memasuki pintu utama istana keraton, pengunjung disambut
dengan fentilasi yang berbentuk 3 bulan bintang besar yang masing-masing didalamnya
disusun oleh 5 bulan bintang kecil.
Dan diatas fentilasi tersebut juga masih ada 1 bulan bintang kecil. Hal ini menunjukan betapa
darah islam sangat mengalir pada diri Sultan Kadriah. Pintu masuknya seperti pintu-pintu
rumah jaman belanda, yang sebagian besarnya adalah kaca yang berbentuk kotak (persegi).
Seperti persegi empat yang dibagi 4 oleh batang kayu horizontal dan vertikal menjadi persegi
yang lebih kecil. Dari pintu masuk utama langsung memasuki ruangan besar yang bisa
dikatakan mungkin sebagai ruang penerima tamu, namun dapat menampung banyak tamu. Di
istana Kadriah juga masih tersimpan singgasana bekas para sultan terdahulu, lengkap dengan
singgasana buat putra-putrinya yang masih tertata dengan baik.
Dibagian dinding juga dipajang foto-foto keluarga sultan yang masih hidup sampai saat ini
yang beberapa diantaranya menjadi penjaga sekaligus tinggal di istana keraton ini. Oya, di
istana keraton ini memang sangat kental nilai islaminya, terdapat juga peninggalan Al-quran
tulis tangan yang benar-benar di tulis sendiri oleh Sultan Syarif Abdurahman Kadriah.
Kesultanan Kadriyah
1771-1950
Bendera
Ibu Kota
: Pontianak
Pemerintahan
Sejarah
-
Didirikan
: 23 Oktober 1771
Penabalan
: 1 September 1778
Tragedi Mandor
: 1950
Nama Sultan
Masa Pemerintahan
* Interregnum
Dokumentasi :
Mewawancarai Pengunjung