Anda di halaman 1dari 23

EO D A

ID
V AR CC
N D H
A AN S
IM ST ES
R
C
I
G AN AC
N K E
E
P NA D
3
4
O
A
U T
J
02
E
R
G
1
E G M
1
1
N
N
0
I
K ME AN
11
S C
G
N
I
A
N
S
AW
L I / SV D E
I
A
N
R
N 64 1e
U
A .2 .1
K
I
H 02
H
D
8
A
A
V
E

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Populasi dunia yang semakin meningkat mengakibatkan
kebutuhan manusia yang semakin meningkat pula. Salah satu
kebutuhan manusia yang sekarang ini menjadi kebutuhan
sekunder adalah akses akan internet. Dalam beberapa tahun
terakhir ini, teknologi broadband telah berkembang dengan
cepat, terutama teknologi tanpa kabel yang semakin
dibutuhkan akibat pertumbuhan mobilitas manusia. Teknologi
broadband tanpa kabel yang sekarang ini banyak digunakan
adalah wireless personal area network, seperti bluetooth,
infrared dan wireless local area network (Wlan).
Dalam tugas akhir ini diinvestigasikan kualitas video yang
dapat dicapai dalam menstreaming video H.264 melalui
jaringan IEEE 802.11e.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana mengukur performansi transmisi video melalui
jaringan WLAN dengan topologi sederhana menggunakan
simulator NS-2.
Menegetahui input parameter apa yang diperlukan untuk
dapat mengukur performansi video streaming dari beberapa
skenario.

BATASAN MASALAH
Pada tugas akhir ini penulis akan membahas mengenai QOS
pengiriman video streaming dengan menggunakan jaringan
HCCA dengan codec H264 dengan resolusi 3840 x 2160
(Ultra High Definition) 4K.
Dengan Parameter QOS yang digunakan adalah : Packet
loss, delay, jitter, throughpout

TUJUAN
Untuk memahami dan memperdalam pengetahuan di bidang
jaringan khususnya pada teknologi IEEE 802.11
Untuk mempelajari karakteristik streaming video dengan
membangun simulasi transmisi data streaming video
menggunakan simulator NS-2.
Untuk membuat simulasi pengiriman video H.264
menggunakan jaringan HCCA supaya dapat mengetahui
Quality Of service (QoS).

METODOLOGI
Kajian literatur
Pada tahap ini akan dilakukan studi literatur mengenai konsep dari teknologi
802.11, pembelajaran format dan kompresi video, serta mempelajari cara
pengguanaan NS-2.
Analisis permasalahan
Pada tahap ini dilakukan analisi permasalahan yang akan diangkat sebagai
topik penyusunan tugas akhir. Analisis yang dilakukan meliputi input
parameter yang akan digunakan untuk simulasi video streaming pada
jaringan Wlan.
Perancangan dan simulasi
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan dan simulasi video streaming
melalui jaringan Wlan pada NS-2 menggunakan input parameter pengukuran
yang telah dipilih berdasarkan hasil proses analisis permasalahan.
Analisis hasil perancangan dan simulasi
Pada tahap ini akan dilakukan proses analisis terhadap hasil perancangan
dan simulasi video streaming melalui jaringan Wlan.
Penarikan kesimpulan dan saran
Pada tahap ini akan dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil analisis
perancangan dan simulasi serta saran untuk perkembangan Wlan dan NS-2
lebih lanjut.

LANDASAN TEORI
Wireless Local Area Network
Jaringan wireless merupakan teknologi jaringan komuikasi
yang tidak membutuhkan kabel untuk beroperasi. Terdapat
beberapa media yang digunakan untuk melakukan transmisi
tanpa kabel, yaitu spektrum elektromagnetik, gelombang
radio, gelombang mikro, gelombang infra merah dan militer
serta laser.
Protokol Sistem
Standar IEEE 802.11 hanya meliputi physical layer dan
medium access layer. physical layer dibagi menjadi sublayer
physical layer convergance protocol (PLCP) dan physical
layer medium dependent (PMD )

Medium Access Control Layer


Tugas dari medium access control layer adalah mengontrol medium
access, roaming, otentikasi, alokasi kanal, pengalamatan protocol
data unit (PDU), frame formatting, pengecekan error, fragmentasi,
reassembly, dan penyimpanan daya.
Pada setiap metode akses dibutuhkan parameter untuk mengontrol
waktu tunggu sebelum mengakses medium. Parameter tersebut
antara lain: 2
Short inter frame spacing (SIFS)
Waktu tunggu terpendek untuk akses medium (prioritas tertinggi),
ditetapkan untuk short control messages, seperti pemberitahuan
paket data atau tanggapan polling.
PCF inter frame spacing (PIFS)
Waktu tunggu antara DIFS dan SIFS ( prioritas sedang ), digunakan
untuk layanan time bounded.
DCF inter frame spacing (DIFS)
Waktu tunggu terlama ( prioritas akhir ), digunakan untuk layanan
data asinkron dengan contention period.

Distributed Coordination Function


Sub lapisan distributed coordination function menggunakan
algoritma CSMA sederhana. Bila statsiun memiliki sebuah frame
medium access control layer untuk ditransmisikan, ia akan
memperhatikan media. Bila media dalam keadaan tidak sibuk, stasiun
bisa melakukan transmisi. Sebaliknya, sebelum melakukan transmisi,
stasiun harus menunggu sampai transmisi yang sedang terjadi
selesai dilakukan. Distribution coordination function tidak mencakup
fungsi pendeteksian tubrukan karena pendeteksian tubrukan tidak
bisa diterapkan pada jaringan nirkabel. Dinamika rentang sinyal pada
media sangat besar, sehingga statiun pentransmisi tidak bisa
membedakan sinyal-sinyal lemah yang datang dari derau dan dari
dampak-dampak transmisi yang dilakukan secara efektif.
Point Coordination Function
Point Coordination Function adalah sebuah metode akses alternatif
yang diimplementasikan pada jaringan infrastruktur bukan pada adhoc

KETERBATASAN QOS PADA FUNGSI LAYER MAC ADALAH :


1. Keterbatasan QoS dari DCF
Layanan video streaming membutuhkan penentuan bandwidth, delay
dan jitter. Namun, tidak dapat menghadapi beberapa kehilangan
paket.
2. Keterbatasan QoS dari PCF
point coordination function telah dirancang untuk mendukung aplikasi
time bounded multimedia, namun Point coordination function masih
belum mendukung kinerja QoS dengan baik.

ENHANCED DISTRIBUTED CHANNEL ACCESS


(EDCA)
Kelemahan utama dari DCF, tentang ketentuan QoS adalah, bahwa
EDCA hanya dapat mendukung akses acak dan tidak bisa
memberikan layanan diferensiasi. EDCA dirancang untuk
menyediakan QoS dengan menambahkan fungsi pada distributed
coordination function. Pada medium access control layer, EDCA
mendefinisikan empat FIFO queue yang dinamakan Access Category
(AC) yang memiliki parameter EDCA tersendiri.

HYBRID COORDINATION FUNCTION


CONTROLLED CHANNEL ACCESS (HCCA)

Untuk memberikan batasan dan dukungan parameter QoS tanpa


memandang kondisi trafik, mekanisme HCF Controlled Channel
Access (HCCA) diusulkan oleh 802.11e working group. HCCA
menggunakan mekanisme polland-response yang sama dengan
Point Coordiantion Function(PCF), tetapi ada banyak perbedaan
atara kedua mekanisme tersebut. Sebagai contoh, HCCA lebih
fleksibel dibanding PCF, dalam hal QoS-enabled Access Point (QAP)
dapat menjalankan HCCA baik pada Contention-free Period (CFP)
dan Contention Period (CP) sedangkan Point Coordination Function
(PCF) hanya diijinkan pada Contention-free Period (CFP). Kemudian,
HCCA memecahkan tiga masalah yang muncul pada PCF. Yang
pertama adalah adanya link langsung antara stasiun peer
diperbolehkan pada 802.11e, dimana stasiun-stasiun dapat
berkomunikasi dengan yang lain tanpa melalui Access Point (AP).

H.264/SCALABLE VIDEO CODING


Scalable Video Coding (SVC) merupakan perluasan dari H.264/AVC
yang secara luas digunakan untuk transmisi video seperti pesan
multimedia, video telephony, dan video conference. SVC
memberikan fitur skalabilitas yang mampu untuk meningkatkan
fitur dari video coding sebelumnya seperti H.262/MPEG-2, H.263,
MPEG-4, dan H.264/AVC.
Temporal scalability
Temporal scalability menggunakan pengkodean yang dapat
mengurangi jumlah frame pada lapisan dasar. Frame yang dihapus
dikodekan ke dalam lapisan tambahan. Pada lapisan dasar dan
lapisan tambahan terdapat pola frame yang berbeda kombinasi.
Pada gambar 1 lapisan tambahan yang terdiri dari semua lapisan
frame-B yang diberikan telah digunakan dalam lacak video.

Spatial scalability
Spatial scalability yang berada dalam domain spasial resolusi yang
menerapkan peningkatan lapisan. Misalnya, urutan asli dalam format CIF
(352 x 288) lapisan dasar downsampled kedalam format QCIF (176 x144)
sebelum pengkodean. Oleh karena itu spatial scalability juga dikenal
sebagai pengkodean piramida. Selain penerapan resolusi yang berbeda.
SNR Scalability
SNR scalability menyediakan dua atau lebih video yang berbeda lapisan,
resolusi yang sama tetapi dengan kualitas yang berbeda. Lapisan dasar
dikodekan dengan sendirinyadan memberikan kualitas dasar dalam
kaitannya (P) SNR. Lapisan peningkatan dikodekan untuk memberikan
kualitas tambahan ketika ditambahkan kembali kelapisan dasar.

QUALITY OF SERVICE
Quality Of Service (QoS) merupakan kemampuan suatu network untuk
menyediakan service yang lebih baik untuk user dalam membagi
bandwidth sesuai kebutuhan data dan voice yang digunakan.
Quality of Service (QoS) digunakan untuk mengukur tingkat kualitas
koneksi jaringan TCP/IP internet atau intranet. Ada beberapa metode
untuk mengukur kualitas koneksi seperti konsumsi bandwidth oleh
user, ketersediaan koneksi, latency, packet loss, jitter dll. Sekarang
kita bahas istilah istilah dalam Quality of Service.
Throughput
Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam
suatu hari menggunakan rute Internet yang spesifik ketika sedang mendownload suatu file,
yang dalam Tugas Akhir ini adalah file video. Dengan kata lain, throughput merupakan ratarata jumlah bytes dari paket yang berhasil terkirim setiap detik. Throughput dihitung dengan
membagi jumlah ukuran file atau paket yang terkirim dengan waktu download tipikal.

Delay
Delay adalah akumulasi waktu pemrosesan transmisi hingga
pemrosesan sistem akhir dari sumber ke tujuan. Delay untuk paket
yang berhasil terkirim di definisikan sebagai interval waktu dari saat
paket berada pada antrian teratas yang siap untuk dikirim, hingga
acknowledgment dari paket tersebut telah diterima.
Packet Loss
Packet Loss adalah jumlah paket yang hilang saat pengiriman paket
data ke tujuan, kualitas terbaik dari jaringan LAN / WAN memiliki
jumlah losses paling kecil.
Jitter
Jitter merupakan gangguan pada komunikasi digital maupun analog
yang disebabkan oleh perubahan sinyal karena referensi posisi
waktu. Jitter juga didefinisikan sebagai variasi didalam delay pada
paket yang terkirim. Jitter dapat menyebabkan kehilangan data,
terutama pada pengiriman data dengan kecepatan tinggi.

NETWORK
SIMULATOR
Network simulator
merupakan simulator yang bekerja pada level paket,
dan merupakan discreate event simulator,dimana penggunaan waktu
pada event dikelola oleh scheduler.
Simulator NS-2 dibangun dengan dua bahasa yaitu object oriented
simulator, yang ditulis menggunakan 2 bahasa pemrograman, yaitu:
C++
Compiled C++ bekerja untuk meningkatkan efisiensi pada simulasi dan
mempersingkat waktu eksekusi, berguna untuk pendefinisian agen,
protokol dan framework, manipulasi byte, implementasi algoritma,
pemrosesan paket, serta manajemen waktu pemrosesan paket dan
event. Event merupakan sebuah objek pada hirarki C++ yang memiliki
identitas (ID) unik, jadwal waktu, dan pointer menuju objek yang
menangani event.
Otcl (object oriented extension of Tcl)
Interpreter Otcl bekerja untuk mengeksekusi command scripts dari
pengguna. Otcl berfungsi untuk mendefinisikan topologi jaringan,
skenario, aplikasi yang akan disimulasikan, dan bentuk keluaran dari hasil
simulasi.

Evalvid Tools
Evalvid tools merupakan sebuah aplikasi yang dapat
digunakan untuk evaluasi unjuk kerja transmisi video.
Video Sender
Evaluade Trace
Fix Video

ALUR PERANCANGAN

Topologi Perancangan
Pada tugas akhir ini pengiriman video disimulasikan
menggunakan network simulator2. Pada tugas akhirini lebih
banyak menggunakan fitur wireless dan mobile yang
disediakan oleh network simulator 2. Simulasi dibangun
pada network simulator 2 dengan sistem jaringan
infrastruktur.

PERANCANGAN
Berikut ini adalah struktur dari kerangka kerja pengiriman
video streaming menggunakan tool dari evalvid pada tugas
akhir ini akan diimplementasikan menggunakan network
simulator 2dan jaringan wireless 802.11e.

Berikut adalah kerangka kerja HCCA pada simulator network


simulator 2. Adapun tahap-tahap yang dilakukan oleh HCCA
didalam simulator NS-2
Classifier digunakan untuk menetapkan paket yang datang
dari lapisan transport dengan lalu lintas yang sesuai traffic
stream Identifier (TID). TID merupakan tambahan pada
802.11e di bidang header MAC untuk membedakan paket
sesuai dengan persyaratan QoS.
HCCA scheduler dimanfaatkan baik pada QoS Access Point
(QAP), dan QoS Stasiun (QSTAs) untuk mengendalikan
paket HCCA dengan QoS parameter traffic stream.
Modifikasi modul MAC merupakan perpanjangan dari
warisan MAC kelas 802.11.

Sistem operasi yang digunakan adalah Windows Xp. Adapun


software yang akan digunakan adalah Network Simulator
(NS) versi 2.28 dan Cygwin.
Berikut ini adalah proses instalasi cygwin:

Anda mungkin juga menyukai