Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya Kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Kliping ini. Tidak lupa
Kami ucapkan kepada Guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan kliping ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya kliping ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Seni ..................................................................................... 2
2.2 Jenis-jenis Karya Seni Bernuansa Islam................................................. 3
2.3 Pengertian Budaya Lokal...................................................................... 6
2.4 Pendekatan dakwah islam dengan seni budaya lokal............................ 7
2.5 Jenis Seni Budaya dan Tradisi yang bernilai Islam................................ 9
2.6 Perbedaan Seni Budaya Islam dan Bukan Islam.................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 12
3.2 Saran...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Budaya di Nusantara tidak terlepas dai peran penting agama Islam. Pada abd ke VII
M, Indonesia telah mengenal agama islam. Setelah melalui proses akulturasi (perpaduan
budaya), sosialisasi Islam di Nusantaa telah mencapai tahap perkembangan penting terhadap
tumbuhnya pusat peradapan Islam. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Indonesia telah
memberi sumbangan besar dalam bidang kebuadayaan nasional.
Kontirbusi Islam atau pengaruhnya tehadap budaya yang ada di Indonesia tidak
perlu diragukan lagi, seperti dalam bentuk sastra dan bahasa Arab. Konsep ummah[1] yang
menyamakan harkat dan martabat manusia di hadapan tuhan. Kemudian juga penerimaan
Bahasa Melayu sebagai bahasa kesehariaan (lingua franca) dalam menyebarkan Islam.
Pendek kata, Islam telah mewarnai pola hidup dan kehidupan seluruh banga Indonesia dan
telah menjadi kekuatan kebudayaan dan peradaban bangsa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Seni
Kata seni merupakan sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan tingkat pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata sani
yang artinya Jiwa Yang Luhur atau Ketulusan jiwa. Dalam bahasa Inggris dengan istilah
ART (artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian tentang seni seperti Aristoteles, dia
mengemukakan seni yaitu kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu. Kemudian menurut Ki
Hajar Dewantara yang mengemukan seni itu indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan
manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan
jiwa perasaan manusia lainnya. Sedangkan menurut Ensiklopedia seni adalah sebuah
penciptaan benda atau segala hal yang karena kendahan bentuknya, orang senang melihat dan
mendengar.

Namum seni dalam konteks ini, diarahkan kepada seni yang mengangkat nilai-nilai
islam dan ajarannya. Sebab, sampai saat ini seni hanya dipahami sebatas pengertian lahiriah.
Sementara pengertian yang mengarah kepada dunia (dalam batin), belum mendapat perhatian
para peminat, para ahli dalam bidang ke-islaman dan kesenian itu sendiri.
Ada beberapa pendapat para ahli seni yang berlatar belakang Islam dan memiliki
aqidah yang kuat karena telah teruji pada perjalanan ruang dan waktu, anatara lain :
a)
Ibnu arabi[2]
Seni Islam adalah usaha untuk menciptakan keharmonisan hubungan antara kemurnian dan
spiritualitas.
b)
Muhammad Qutub (ulama besar)
Seni Islam adalah ekpresi tentang keindahan dan perwujudan fitrah manusia dalam memaknai
alam dan hidup secara benar dan sempurna.
c)
Imam Ghazali
Seni adalah keterkesanan hati seseorang dalam memahami alam dunia dan keindahannya,
sehingga getaran nada music hatinya tersentuh secara fitrawiyah.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa seni menurut
kaum muslimin, adalah seni yang melahirkan sebuah kepribadian muslim yang utuh antara
lahir dan batinnya, antara dirinya, dan kedekatannya kepada Allah (fitrah dan takwanya) .
sehingga seni Islam selalu berusaha mengembangkan bagi pemeluknya untuk mencapai
kesempurnaan hidup ( memperbaiki ahlak).
2.2 Jenis-jenis Karya Seni Bernuansa Islam
Nuansa seni Islami yang telah digarap dan dipopulerkan masyarakat Islam di
Indonesia berpuluh-puluh tahun antara lain:
a.
Seni kaligrafi Al-Quran dan Al-Hadits
Seni Kaligrafi yang artinya karya tulis tangan indah hasil kreasi estetik[3] seseorang
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan jiwa muslim (rohani) dalam mencintai Al-Quran
dan As-Sunah Nabi. Karena keindahannya, seni kaligrafi ini dapat difunsikan untuk hiasan,
logo, stempel, sampul kitab, pesan-pesan tauhid dan moral untuk kaum muslimin, penulisan
ayat-ayat Al-Quran, dan masih banyak lagi fungsi-fungsinya.
Di Indonesia, seni Kaligrafi ini telah berkembang mulai abad 12 masehi atau
semenjak kerajaan Islam muncul dan berdiri dibeberapa wilayah Indonesia, seperti Aceh,
Demak, Ternate, Tidore, Maluku, Cirebon, Banten, Madura, Nusa Tenggara barat, dan
sebagainya.
Adapun corak atau gaya seni Kaligrafi, yang berkembang di Indonesia, antara lain,
seperti gaya kufi[4], gaya Naskhi, gaya Riqi, gaya Farisi, dan gaya Diwani.
Gaya kufi ini terdiri dari bentuk-bentuk geomatris kaku dan matematik. Biasanya
digunakan untuk mengias masjid, gedung-gedung pemerintah, tembok-tembok dinding istana
raja, gapura masjid, majalah, benda-benda senjata dan sebagainya.
b. Hiasan (ornament) Arabeska
Ragam hias Arabeska,yaitu jenis hiasan yang salin jalin menjalin simpai, lilit melilit
tumpang tindih seperti irama huruf Arab. Ragam hias ini sebenarnya isinya berupa sederetan
huruf Arab, tetapi dibentuk seperti bentuk binatang, (burung, singa, kuda) manusia maupun
buah-buahan, dan sebagainya.
c.
Seni music (Handasah al-Shawt)

Istilah music berasal dari bahasa arab musiqa artinya suara. Dalam pengertian
Islam, music atau Handasah al Shawt adalah terbatas pada kualitas suara untuk jenis irama
atau lagu dalam pembacaan ayat-ayat Al-Quran. Jadi pembahasan music Islam tidak
bertalian dengan keberadaan kualitas instrumentalnya atau kualitas vokalitasnya.
d. Seni Arsitektur
Kehadiran Islam telah mendorong lahirnya ciptaan-ciptaan baru dalam seni
bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Islam, misalnya bangunan masjid
sebagai pusat beribadah dan berkumpulnya umat Islam. Masjid di Aceh, Demak, Kudus dan
di daerah lain di Nusantara merupakan kekayaan seni arsitektur yang terus berkembang
sampai sekarang. Karya seni arsitektur pengaruh Islam juga tampak dalam bangunan keratonkeraton kerajaan Islam. Disamping itu, seni arsitektur juga tampak dalam makam-makam
para raja kerajaan Islam di Nusantara.
e.
Seni Tari
Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk-bentuk tarian yang berkaitan
dengan bacaan shalawat. Misalnya pada seni rebana diikuti dengan tari-tarian zipin[5],
bacaan shalawat dengan menggunakan lagu-lagu tertentu.
f.
Seni Sastra
Seni sastra yang berkembang pada zaman Islam umumnya berkembang di daerah
sekitar Selat Malaka (daerah Melayu) dan di Jawa. Ditinjau dari corak dan isinya,
kesusastraan zaman Islam dibagi menjadi beberapa jenis, meskipun pembagian itu tidak dapat
dilakukan secara tegas sebab sering terjadi suatu naskah dapat dimasukkan ke dalam dua
golongan sekaligus. Jenis-jenis karya sastra zaman Islam di antaranya adalah sebagai berikut:
1)
Hikayat
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan keajaiban dan
keanehan. Tidak jarang hikayat berpangkaI pada tokoh-tokoh sejarah atau peristiwa yang
benar- benar terjadi.
2)
Babad
Babad adaIah dongeng yang sengaja diubah sebagai cerita sejarah. DaIarn babad,
tokoh, tempat, dan peristiwa harnpir semua ada daIam sejarah, tetapi penggarnbarannya
diIakukan secara berlebihan. Contohnya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Giyanti,
dan Babad Pakepung. Di daerah Melayu, babad dikenaI dengan nama sejarah sarasilah
(siIsilah) atau tambo, yang juga diberi juduI hikayat. Contohnya Tambo Minangkabau,
Hikayat Raja-raja Pasai, dan Hikayat Sarasilah Perak.

3)
Suluk
SuIuk adaIah kitab-kitab yang menguraikan soaI tasawuf. Kitab suluk sangat
rnenarik karena sifatnya pantheisme, yaitu menjeIaskan tentang bersatunya rnanusia dengan
Tuhan (mangunggaling kawulo lan Gusti). Pujangga-pujangga kerajaan dan para waIi banyak
menghasiIkan karya-karya sastra jenis suIuk ini, antara lain ; sunan Bonang
(mengernbangkan iImu suIuk daIam bentuk puisi yang dibukukan daIam Kitab Bonang),

Hamzah Fansuri[6] (menghasilkan karya sastra dalam bentuk puisi yang bernafaskan
keislaman), misalnya Syair Perahu dan Syair dagang.
2.3 Pengertian Budaya Lokal
Budaya memiliki arti yang berbeda dengan seni. Kalau budaya merupakan hasil budi
dan daya manusia dalam rangka memenuhi seluruh kehidupan hidupnya. Sedangkan seni
merupakan bagian dari hasil proses manusia berbudaya, yang menghasilkan sesuatu yang
indah dan menarik hati atau diri sendiri dan orang lain.
Dalam bahasa Sanskerta budaya yaitu buddhayah yang berarti budi (akal) dan daya
(kekuatan). Hasil budi daya manusia tidak hanya seni saja, tetapi bisa berbentuk teknologi,
ekonomi, bahasa, system religi, system bermasyarakat dan sebagainya.
Beberapa pendapat para ahli kebudayaan yang merumuskan pengertianpengertiannnya, yaitu:
a.
Dr. J. Verkuyl
Budaya dari bahasa sanskerta yaitu budaya merupakan bentuk jamak dari budi
menjadi budaya, yang berarti roh atau akal. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang
diciptakan oleh akal budi manusia,
b. Prof. Dr. koencaraningrat
Budaya berasal dari kata budayyah bentuk jamak dari budhi. Jadi kebudayaan
adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal.
c.
Prof. Selo Sumardjan
Kebudayaan adalah rasa yang meliputi jiwa manusia dalam mewujudkan kaidahkaidah dan nilai-nilai kemasyarakatan secara luas. Seperti agama, ideology, kebatinan
kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia yang hidup
dalam suatu masyarakat.
Sedangkan pengertian budaya local adalah sebuah hasil usaha manusia yang berupa
cipta, rasa, karsa yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik lahir maupun
batiniyah dalam masyarakat tertentu yang bersifat tradisional lokal dan kesederhanaannya.
Karena kelokalan dan kedaerahannya, budaya lokal bentuknya beragam. Keragaman budaya
lokal disebabkan karena persoalan geografis.
Walaupun bersifat lokal dan bersifat tradisional, tetapi dengan datangnya Islam
keragaman budaya tersebut dapat diterapkan untuk kepentingan nilai-nilai ketauhidtan
masyarakat tersebut. Islam bernilai ketahuhidan yang akan membentuk manusia untuk
berlaku penuh dengan kesucian, kefitrahan pengagungan kepada Allah SWT.
Dengan demikian apa yang dikatakan oleh para ahli (pendapat) di atas, kalau
disimpulkan sebenarnya menuju kepada kemuliaan hidup manusia. Walau hanya dilakukan
sekelompok lokal manusia.
2.4 Pendekatan dakwah islam dengan seni budaya lokal
Beberapa peneliti mengemukakan, berkembangnya islam di Indonesia secara
perlahan tetapi pasti dan menghasilkan sesuatu yang menakjubkan dalam hal kesuksesan
dakwah islam dalam hal kesuksesan dakwah Islam, dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
a.
Pengaruh Ulama

Ulama adalah orang yang diberi kelebihan oleh Allah SWT dalam bidang keilmuan
Islam. Keilmuan yang dimiliki para ulama mulai dari ilmu fiqh, ushuludin, muamalah,
akhlaq, keimanan (aqidah), ketasawufan, sampai ahli dalam penciptaan peralatan kebutuhan
hidup manusia, seperti; alat pertanian, transportasi, dan perdagangan menjadi daya tarik
masyarakat untuk masuk Islam.
Metode yang dilakukan para ulama pada masa itu, para ulama tidak menghapus
secara total adat yang sudah berlangsung di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran
islam dalam adat-adat tersebut. Dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan
ajaran Islam dapat diterima. Dengan demikian, budaya Islam yang ada di Indonesia bukan
merupakan ajaran Islam yang harus diamalkan, tetapi sebagai metode dakwah pada masa itu.
Pengaruh para Wali Songo di Jawa, para Anjengan di Sunda, para Kyai di Jawa Tengah, Para
Tuan Guru[7] di Nusa tenggara. Mereka rata-rata memiliki ilmu yang tinggi, berahlaq mulia,
dan bermata pencaharian sendiri dengan hasil olah cipta alat-alat teknologi sederhana sendiri.
Dimata masyarakat, Ulama ini memiliki kewibaan tersendiri.
b. Pengaruh para tokoh Empu
Empu[8] adalah orang yang diberi kelebihan dalam olah jiwa dan kreasi daya cipta
seni budaya di berbagai bidang keahlian, seperti; karya sastra, tulis menulis, kesenirupaan,
keahlian lain; kesufian dan kefilsafatan. Para empu ini mendapat kedudukan yang tinggi
dimata masyarakat dan para pemegang istana. Untuk mengembangkan keilmuan dan
keahliannya, para empu dibantu para cantrik dan mentrik[9]. Karena keahliannya dalam hal
teknis dan artistic inilah, para empu menjadi tempat bertanya sekaligus sebagai guru
masyarakat.

2.5 Jenis Seni Budaya dan Tradisi yang bernilai Islam


Berbagai karya seni budaya tradisi Islam yang berkembang di Indonesia, yang
menjadi kekuatan untuk menjaga kesatuan dan pergaulan, mengandung ajaran akhlaq mulia,
yang digarap para dai, mubaalik, para wali, dan juga dorongan para raja-raja di Nusantara,
antara lain :
a.
Karya Seni Rupa lokal Tradisional
1)
Seni Arsitektur Keraton dan Kasultanan
Arsitektur keratin dan kasultanan di Nusantara, rata-rata bercorak tradisi religiomagis, yang terdiri dari: ruang pasebahan, sitihinggil, alun-alun, pasar, dan masjid.
Contohnya seperti istana keratin Surakarta, Kasultanan Cirebon, Kasultanan Demak, dan
sebagainya.
2)
Makam atau nisan
Makam dalam tradisi Islam di Indonesia berbentuk mar,era tau batu dan bermahkota
seperti kubah masjid (maesan), terkadang berhiaskan tulisan kaligrafi atau arabeska.
Contohnya seperti Makam Sultan Malikus Shaleh di Samudra Pasai, makam para Wali di
Jawa.
3)
Bentuk Arsitek bangunan Masjid, Surau, Langgar khas Indonesia
Masjid di Indonesia beratap tumpang mirip pura pada masa hindu, atap ini menjadi
prototype sebagian besar masjid di Indonesia. Perbedaannya hanya pada jumlah atap

tumpangnya, ada yang bertumpang 3, 5, dan 6. Bentuk bangunan Masjid di Indonesia


merupakan gabungan antara konsep pura dan bangunan kelenteng.
4) Wayang
salah satu budaya Jawa hasil akulturasi dengan budaya India. Cerita-cerita
pewayangan diambil dari kitab Ramayana dan Bharatayudha. Setelah terjadi akulturasi
dengan Islam tokoh-tokoh dan cerita pewayangan diganti dengan cerita yang bernuansa
Islam. Bagi orang jawa, wayang bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga tuntunan
karenasarat dengan pesan-pesan moral yang menjadi filsafat hidup orang Jawa.
b. Karya Seni Musik lokal
1)
Shalawatan
Music Shalawatan merupakan music perkusi terbang yang dipukil bergantian dengan
sair dan puisi yang dilagukan dengan irama Arab atau Jawa.
2)
Macapat
Macapatan[10], berupa jenis lagu Jawa yang sudah diatur komposisinya. Penampilan
tanpa iringan music, tetapi hanya vocal saja.
3)
Orkes Gambus
Musik gambus mirip dengan Shalawatan, tetapi alat-alat musiknya ditambah dengan
viola accordion, mandolin, dan bahkan beberapa alat music elektrik.
4)
Gamelan Sekaten
Gamelan jawa yang ditabuh saat upacara sekaten peng-islaman bagi yang akan
masuk agama islam dengan pembacaan syahadat. Sekaten ini dilaksanakan pada bulan
maulud.
2.6 Perbedaan Seni Budaya Islam dan Bukan Islam
a.
Seni Budaya Islam
1)
Menyuarakan nilai-nila ketauhidan
2) Ajakan terhadaop kemakrufan dan melarang kemudharatan
3) Tidak bertentangan dengan Quran dan sunnah
4) Tdak membawa kearah kemaksiatan
5)
Bernilai kesalehan social dan keteladanan amaliyah
6)
Menggerakkan ukhuwah islamiyyah
b. Seni budaya bukan Islam
1)
Menyuarakan nilai-nila keduniaan
2)
Bernuansa kemusrikan dan kekufuran
3)
Bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah
4)
Menyuarakan dan membangkitkan nafsu
5)
Melupakan adanya Allah dan nama-nama-Nya
6)
Merusak budi pekerti manusia dan mengarah kepada kesyaitanan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah membahas berbagai seni dan budaya lokal ini, kita telah mengetahui
bagaimana Islam berpengaruh besar terhadap peradaban budaya di Nusantara ini. Metodemetode dakwah yang dilakukan para ulama telah berhasil secara jelas. Dimana seni budaya di
Nusantara telah menjadi seni yang religious (islam) tanpa merubah total budaya itu sendiri.
Seperti alam hal tahlilan. Tahlilan termasuk budaya hindu untuk menghormati orang yang
telah mati, atau merayakan dengan dupa dan sebagainya. Namun dalam Islam di ubah atau
diisi dengan membaca yasin dan surat-surat pendek. Kemudian dupa diganti jajan atau
makanan untuk dibawa pulang.
3.2 Saran
Dipungkiri atau tidak, budaya lokal suku-suku di Nusantara masih menjadi
kebiasaan masyarakat. Bila pandang dari sisi budaya, maka upacara-upacara tersebut
memperkaya khasanah kebudayaan lokal di Nusantara.
Untuk itu, siapapun orangnya, sebagai manusia Indonesia yang berbudaya
diharapkan dalam menyikapi adanya keragaman budaya tersebut, memiliki landasan-landasan
yang arif dan bijaksana, dengan tetap berusaha menyempurnakan dan berusaha menjaga
kemurnian aqidah islam yang benar. Agar budaya tersebut melahirkan sikap-sikap
menyekutukan Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah taufik,sejarah lokal di Indonesia, gadjah mada: Jakarta 2005
Soekmono R. pengantar sejarah kebudayaan i8ndonesia 2 , kanisius: yogjakarta 1979
http://ujungkulon22.blogspot.com/2012/03/sejarah-tradisi-islam-di-nusantara.html
issiniyatun, sejarah kebudayaan islam,MGP jepara: 2008

Anda mungkin juga menyukai