Anda di halaman 1dari 17

Korpus Alienum Kornea

Benda Asing pada Kornea

A. Defenisi
Korpus alienum kornea adalah benda asing yang
terdapat pada kornea seperti serpihan logam,
serpihan kaca, ataupun serpihan benda-benda
organik.

B. Anatomi dan Fisiologi Kornea


Kornea adalah selaput bening mata yang
menutupi mata bagian depan, berupa jaringan
transparan dan avaskuler yang berbentuk
seperti kaca arloji.
Ketebalan bagian sentral pada dewasa sekitar
550 mikrometer, diameter horisontal 11,75 mm,
vertikal 10,6 mm.

Lapisan kornea dari luar ke dalam dapat diba


gi menjadi :
Epitel
Membrana Bowman
Stroma ( Substansia Propia )
Membrana Descement
Endotel

Kornea dipersarafi banyak saraf sensoris terutama berasal dari


saraf siliar longus, saraf nasosilier. Seluruh lapis epitel dipersarafi
sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf.
Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi 43
dioptri.

Gambar 1. Anatomi Lapisan Kornea

C. Patogenesis
Benda asing pada kornea biasanya terdapat pa
da lapisan epitel atau stroma
reaksi inflamasi sehingga terjadi dilatasi pemb
uluh darah di sekitarnya
- serta udem palpebra, konjungtiva, dan
korne
a
- jika tidak segera dikeluarkan infeksi atau nekro
sis jaringan

Defek pada epitel kornea merupakan tempat m


asuknya mikroorganisme ke dalam lapisan stro
ma kornea yang akan menyebabkan ulserasi
Selama fase inisial, sel epitel dan stroma pada
area defek akan terjadi udem dan nekrosis
Sel-sel neutrofil mengelilingi ulkus dan menye
babkan nekrosis lamela stroma
Difusi sitokin ke posterior (kamera okuli anteri
or) menyebabkan terbentuknya hipopion

Toksin dan enzim yang dihasilkan bakteri dapa


t merusak substansi kornea
Bakteri yang pada umumnya dijumpai adalah
Streptococcus, Pseudomonas, Enterobacteriace
ae, dan Staphylococcus sp

C. Patogenesis
Benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja, biasanya tanpa disengaja. Mekanisme
trauma dapat membantu membedakan trauma superfisial atau dalam (intraokular).
Beberapa benda yang dapat mengenai seperti serpihan kayu, logam, plastik, serpihan
daun, atau pasir. Trauma biasanya terjadi pada cuaca berangin atau bekerja dengan benda
yang dapat menimbulkan angin
Untuk benda asing yang berasal dari serangga atau tumbuh-tumbuhan, memerlukan
perhatian khusus karena dapat meningkatkan resiko infeksi serta bersifat antigenik yan
dapat menimbulkan reaksi inflamasi kornea. Oleh sebab itu pada pasien seperti ini harus
dilakukan follow up ketat untuk komplikasi infeksi.

1. Anamnesis

D. Diagnosis

.Aktifitas pasien, keadaan lingkungan, waktu dan mekanisme trauma sangatlah


penting ditanyakan. Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan pasien adalah : Nyeri,
Sensasi benda asing, Fotofobia, Air mata yang mengalir terus (tearing), Mata
merah

2. Pemeriksaan Fisik
.Tajam penglihatan normal atau menurun
.Injeksi konjungtiva
.Injeksi silier
.Tampak benda asing pada mata
.Rust ring, terutama jika logam tertanam sudah beberapa jam atau hari
.Defek epitel yang jelas dengan penggunaan fluoresens
.Udem kornea Sel pada kamera okuli anterior (flare)
.Pada beberapa kasus juga dapat asimptomatik jika benda asing tersebut kecil dan
berada di bawah lapisan epitel atau permukaan konjungtiva.

3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan jika ada infeksi/ulkus
kornea atau curiga adanya benda asing intraokular.
Kultur dan sensitivitas tes digunakan pada kasus dengan infeksi
atau ulkus.
CT Scan, B-Scan ultrasound, dan ultrasound biomicroscopy
(UBM) dapat digunakan jika ada kecurigaan benda asing
intraokular.

E. Komplikasi
Rust ring :
Biasanya terjadi jika benda asing tersebut adalah besi.
Onsetnya 2-4 jam pertama dan komplit dalam 8 jam.
Dapat dibuang dengan bantuan slit lamp menggunakan jarum halus
ataupun burr.

Gambar 2. Ophthalmic Burr

Infeksi kornea :
terjadi jika dibiarkan lebih 2-4 hari
Menyebabkan terbentuk ulkus dan jaringan parut.
Hal ini memerlukan terapi antibiotik topikal yang
agresiv dan penanganan dokter mata lebih lanjut.
Perforasi bola mata pada trauma yang disebabkan
logam atau kecepatan tinggi, bisa juga jika telah t
erjadi ulkus yang tidak ditangani, hal ini memerlu
kan terapi pembedahan.

F. Penatalaksanaan

Tujuan dari penatalaksanaan adalah mengurangi nyeri, mencegah infeksi,


dan mencegah kerusakan fungsi yang permanen.

Benda asing yang terletak di permukaan kornea dapat dihilangkan dengan


berbagai cara seperti menggunakan usapan cotton-bud secara halus,
menggunakan jarum spuit 1 cc, atau menggunakan magnet.

Setiap pasien dengan benda asing di kornea dilakukan langkah-langkah


penatalaksanaan awal sebagai berikut :
Periksa tajam penglihatan sebelum dan sesudah pengangkatan.
Berikan anastesi topikal pada mata yang terkena.
Cobalah mengeluarkan benda asing dengan irigasi NaCl 0,9% steril.
Cobalah menggunakan cotton bud secara halus.
Cobalah menggunakan jarum halus.
Pengangkatan benda asing harus dilakukan dengan bantuan slit lamp.
Jika tidak berhasil segera rujuk ke dokter mata.
Berikan antibiotik topikal untuk profilaksis 4x1 hari sampai regenerasi epitel.
Berikan analgetik topikal seperti cycloplegic jika terdapat abrasi > 3 mm, jangan
berikan steroid atau anastesi topikal karena menghambat regenerasi epitel dan
menigkatkan resiko infeksi jamur.
Reevaluasi dalam 24 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi dan ulkus kornea.

Indikasi Rujuk
Benda asing sulit dikeluarkan.
Terbentuk formasi rust ring pada kornea
Ada tanda-tanda perforasi bola mata
Ada tanda pembentukan ulkus kornea seperti kabur pada dasar
defek, noda pada tes fluorosensi bertahan > 72 jam.
Defek pada bagian sentral kornea.
Hyfema
Kerusakan kornea difus
Laserasi kornea atau sklera
Udem kelopak mata
Perdarahan subkonjungtiva yang difus
Bentuk pupil yang abnormal
Kamera okuli anterior yang dalam.

Pada kasus tanpa komplikasi dimana benda asing dapat dikeluarkan, dapat
diberikan terapi antibiotik spektrum luas dan obat-obatan cycloplegic. Jika terjadi
komplikasi ulkus maka penanganannya sama seperti ulkus kornea.
Penanganan lebih lanjut pada benda asing yang sulit dikeluarkan harus
dilakukan oleh dokter spesialis mata seperti menggunakan jarum halus yang
steril, burr, Alger brush, rust ring drill, dan sebagainya yang memerlukan
pengalaman dan keahlian tertentu.
Sebelum mengeluarkan benda asing, seorang klinisi harus menilai seberapa
dalam penetrasi kornea, jika mencapai KOA pengankatan harus dilakukan di
kamar operasi dengan alat pembesar yang cukup, penerangan cukup, anastesi
adekuat, dan peralatan yang cukup

Anda mungkin juga menyukai