Mahabharatha
Mahabharatha
saat ini. Dhrestadyumna dan keluarga Prihata sangat mendukung dirimu. Sebaiknya ia dijadikan
panglima bala tentaramu sekarang dan Srikhandi telah ditakdirkan untuk membunuh Bisma.
Setelah
mendengar
kata
Kresna
demikian
itu, Yudistira
segera
menetapkan
Dhrestadyumna sebagai panglima pasukan Pandawa. Hal itu segera disetujui Kresna sendiri,
untuk membantai Kaurawa. Segera Bima, putra Madri, dan putra Drupadi, bersiap-siap memakai
baju zirah bersama-sama melawan Bisma, Drona, Kripa, dan Salya, juga Jayadratta.
Telah tiba waktunya untuk bertempur, segera Yudistira menetapkan susunan gelar perang
dengan nama formasi perang Kraucharuma. Formasi perang ini belum pernah diterapkan.
Arjuna berada di depan bala tentaranya. Tampak sebuah kereta dengan bendera kereta yang
bergambarkan seekor kera yang dikendalikan oleh Kresna. Drupada berada di samping pasukanpasukan Pancala menjadi kepala dalam gelar pasukan..
Dua raja Kuntibhoja dan Saivya sebagai kedua mata sedangkan Prayoga, Daseraka, Anupaka,
Kirata, berada di leher formasi perang itu..
Sedangkan Patashchara, Huna, Pauravaka, dan Nishada, berada di sayap. Dalam pertempuran itu,
Virata, Kekaya, dan raja Chedi dibantai oleh ribuan kereta perang. Setelah formasi lengkap
tersusun, menunggu pertempuran dimulai saat matahari terbit.
Kembali Sanjaya berkata kepada raja Dhrestarasta, setelah melihat susunan gelar perang
yang disusun Pandawa yang bernama formasi perang Kraucharuma, putra-putra Kaurawa segera
mendekati Kripa, Salya, Semandatta, Vikara, dan Aswattama, dipimpin oleh Dussasana. Saat itu
Duryodana berkata menjelaskan semua apa yang terjadi, Dengan bersenjatakan berbagai jenis
senjata, kalian adalah ksatria kereta. Kalian akan mampu menghancurkan putra-putra Pandawa
dalam pertempuran.
Saat itu pasukan Kaurawa dipimpin oleh Bisma sebagai panglima perang. Bisma
dilindungi oleh Vikarna, Nanda, Upanandaka, Chitrasena bersama Manbhadraka bersama
pasukan besar yang tangguh. Drona mengikuti pasukan bersama kelompok Kuntala, Dasarna,
dan Magadha. Saat itu turut juga Vidarbha, Melaka, dan Karna. Duryodana bersatu bersamasama dengan saudaranya juga turut keluarga pemanah-pemanah lainnya, bergembira menantang
pasukan Pandawa. Kembali mereka semua keluar sambil meniup terompet perangnya. Demikian
juga Bisma bersama-sama meniup terompet kerangnya.
Arjuna berada di atas keretanya yang dikusiri oleh Kresna, mulai meniup terompet
kerangnya yang diikuti oleh ksatria-ksatria lainnya. Mereka masing-masing meniup terompetnya.
Melihat pasukan Pandawa banyak terbantai oleh Bisma, Arjuna segera berseru untuk
dibawa ke depan Bisma.
Tolong maju terus ke depan Bisma. Ia berusaha menghancurkan Pandawa. Demikian juga
Drona, Kripa, Salya, Vikarna bahkan akan membunuh aku sekalian.
Kresna segera mengantar Arjuna ke depan Bisma dengan keretanya ingin menyerang Bisma yang
dilindungi oleh Sauvia dan Kekaya. Di sana tampak pula Drona, Kripa, dan Duryodana. Arjuna
menyerang Kaurawa, Bisma, Kripa, dan Drona juga Vikarna, Duryodana yang kena panah tajam
Arjuna.
Satyaki, Virata, Dhristadyumna, putra Drupadi dan Abhimanyu membantu Arjuna menuju ke
tempat Bisma. Dalam serangan ini, Bisma segera menyerang putra Pandu dengan panahpanahnya.
Terjadi pertempuran yang amat hebat antara Arjuna dengan Bisma. Arjuna selalu
didampingi oleh Kresna. Saat itu Duryodana berkata kepada Bisma, Lihat, Arjuna menyerang
pasukan kita sampai ke akar-akarnya. Lihatlah, Karna tak turut bertarung dengan Arjuna dalam
pertempuran ini. Lakukan dengan keras agar Arjuna dapat terbantai.
Mendengar ucapan Duryodana demikian itu, Bisma terus maju menyerang Arjuna. Sebaliknya
Arjuna terus mendesak menyerang Bisma hingga bagian vital Bism kena panah Arjuna. Kembali
Bisma membalas Arjuna dengan panah-panah saktinya, menyerang kereta Arjuna, juga
menyerang Kresna. Melihat pandangan itu Arjuna sangat marah mengetahui Bisma menyerang
Kresna.
Dalam pertarungan antara Arjuna dengan Bisma inkarnasi Wasu Dyu sangat mengerikan
dan hebat. Kedua petarung ini sama-sama tak mampu menghancurkan kereta mereka masingmasing. Pertarungan terjadi sangat berimbang. Sementara kedua ksatria ini bertempur, terjadi
pula pertarungan yang hebat antara Drona dengan Pangeran Panchala. Di istara raja Dhrestarasta
ingin mengetahui jalan pertempuran antara Drona dengan Dhrestadyumna dan menyakan hal itu
kepada Sanjaya. Sanjaya mengatakan bahwa pertarungan antara Drona dengan Dhristadyumna,
Drona telah melepaskan berbagai macam panah yang berbahaya pada musuhnya dan dapat
membunuh kusir kereta kuda putra Drupada itu. Sebaliknya, Dhristadyumna melepaskan panahpanah kepada Drona dibantu oleh pasukan Pandawa, namun semua itu dapat dipatahkan oleh
Drona. Drona membalas lemparan sebuah gada besar Dhrestadyumna namun dapat digagalkan
oleh Drona.
Sanjaya menjelaskan situasi pertempuran antara keluarga Kalingga dengan Bima. Raja
Kalingga didukung oleh bala tentara yang besar maju bergerak menghadapi Bima yang dibantu
oleh keluarga Chedi.
Bersama dengan putra raja Nishada, Ketumat Kalingga mengepung Bima. Melihat serangan itu,
keluarga Chedi, Matsya, Karusha, bersama Bima menyerang Nishada. Pertempuran yang
mengerikan terjadi antara keluarga Chedi di satu pihak dengan keluarga Kalingga dan Nishada di
pihak lain. Selanjutnya Bima sendiri menghadapi keluarga Kalingga bertarung. Saat itu mayat
banyak tergeletak, berserakan dan bertaburan darah.
Bima ngamuk di medan perang. Raja Kalingga beserta pasukannya mengepung Bima dari
semua arah yang tetap berada di atas keretanya. Bima segera melemparkan sebuah gada besi
pada Sakradeva, putra raja Kalingga yang jatuh tersungkur dan mati tak berkutik dari atas
keretanya. Melihat putranya terbantai, raja Kalingga meningkatkan serangannya pada Bimasena.
Bima mengambil sebuah pedang besar. Kembali terjadi pertarungan antara raja Kalingga yang
berada di atas gajak kendaraannya dengan Bima. Raja Kalingga membidikan panahnya pada
Bima namun Bima dapat mematahkan semua senjata raja Kalingga.
Raja Kalingga Bhanumat kembali menyerang Bima dengan panah-panahnya. Bima berteriak lalu
melompat ke atas punggung gajah kendaraan Bhanumat serta memotong leher Bhanumat raja
Kalingga, menyebabkan ia jatuh mati dengan leher terpotong. Selanjutnya Bima menebas
beberapa ekor gajah di semua arah serta menghancurkan pasukan Kalingga. Bima terus berputar
dengan pedang terhunus, menimbulkan ketakutan prajurit-prajurit sekitarnya. Pembunuhan terus
berlanjut dan banyak kematian yang sangat mengerikan.
Bima terus maju. Banyak pasukan Kalingga memilih melarikan diri. Srutayush pimpinan
pasukan Kalingga tetap berdiri di depan pasukannya. Melihat pimpinan pasukannya itu, Bima
langsung menyerang dengan anak panah. Datang Asoka seorang sais kereta membawa keretanya
mendekati Bima.
Bima naik ke atas kereta dan langsung menyerang penguasa Kalingga dan membantainya. Saat
itu, Bima juga membunuh Satyadewa dan Satya yang melindungi raja Kalingga. Bima ngamuk
menyebabkan raturan pasukan yang menentangnya mati. Pasukan Kalingga hancur dan melihat
gerak Bima demikian itu pasukan Kalingga gemetaran ketakutan dan kehilangan kesadarannya.
Pembantaian oleh Bima terus berlanjut menyebabkan pasukan Kalingga makin ketakutan.
Kaurawa dan dipimpin oleh Bisma dan Drona. Arjuna menerobos ke tempat pertempuran ingin
menyelamatkan putranya.
Namun gerak Arjuna dihalangi oleh pasukan berkuda Kaurawa, hingga langkah Arjuna terhalang
tak dapat bergerak lebih lanjut.
Satyaki dan Abhimanyu mengepung prajurit yang dipimpin Drona. Namun Drona dapat
menghancurkan kereta Satyaki. Satyaki segera turun dari keretanya dan naik ke kereta
Abhimanyu, lalu membantai pasukan Drona.
Tampak Bisma dan Gatotkaca anaknya, menyerang Duryodana dan dapat memukul Duryodana
hingga pingsan di atas keretanya. Dengan cepat ia dilarikan keluar arena perang oleh kusir
keretanya. Saat itu Bima menghantam pasukan Kaurawa hingga cerai berai.
Melihat hal itu, Drona dan Bisma membantai pasukan musuhnya yang menyerangnya. Tampak
Arjuna lalu menghujani dengan panah-panah pasukan Kaurawa hingga ksatria Kaurawa banyak
melarikan diri karena ketakutan.
Bisma dan Drona berusaha member perlawanan yang sengit. Saat itu Duryodana telah sadar lalu
member semangat pasukannya agar bersatu