Anda di halaman 1dari 32

Kebijakan Dewan Teknologi Informasi dan

Komunikasi Nasional (DETIKNAS) terhadap


Pengembangan TIK di Kementerian Agama Pusat
dan Daerah

Oleh: Zainal A. Hasibuan


Wakil Ketua Tim Pelaksana Harian

Agenda
Latar Belakang Kebijakan TIK Nasional
Permasalahan TIK Nasional
Arah Kebijakan TIK Nasional
Program Strategis TIK Nasional
Penerapan E-Government: Dari Perencanaan
ke Program Implementasi
Optimalisasi Pemanfaatan TIK untuk Instansi
Pemerinah
Rencana Aksi Setiap Instansi Pemerintah

Latar Belakang Kebijakan TIK Nasional


Ada korelasi positif antara Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) dengan daya saing bangsa
Semakin tinggi investasi dan penetrasi TIK semakin
tinggi daya saing suatu bangsa Kesejahteraan.

Kompleksitas implementasi Triple-Track Strategy


Pertumbuhan, lapangan kerja, dan pengentasan
kemiskinan yang dicanangkan pemerintah,
memerlukan dukungan TIK TIK Sebagai enabler.

Sinergi dan Koordinasi


Berbagai Kegiatan Pemerintah dalam Mereformasi
Birokrasi, memerlukan TIK Layanan prima untuk
publik.
3

Latar Belakang Kebijakan TIK Nasional


Negara Kesatuan Republik Indonesia
Terdiri dari pulau-pulau memerlukan infrastruktur TIK,
untuk menjamin interconnectivity antar pulau
(daerah), antar masyarakat, dan antar instansi
(integrasi sektoral dan regional) Menjaga
Kedaulatan.

Jati diri bangsa, karakter bangsa, dan kekayaan


bangsa
Harus dipertahankan dan dilestarikan dengan
menggunakan TIK melalui pengembangan sistem eCultural Heritage & Natural History Budaya bangsa
4

Trend TIK
Pita Lebar

Roadmap dan Evolusi Teknologi Pita-lebar

Telekomunikasi pita

lebar merupakan pipa


arus informasi dunia.
Pembangunan
infrastruktur pita lebar
akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
E-Government yang
terintegrasi
membutuhkan
bandwidth berpita
lebar: Government
Internet Exchange (GIX),
Government Integrated
Data Center (GIDC), dll.

Sumber: ICT Wihte Paper 2010, Kominfo

Oleh karena itu, perlu suatu


kebijakan TIK nasional yang terpadu
TIK bukan hanya sebagai
pendukung tetapi harus menjadi
bagian penting dalam kegiatan Egovernment
6

TIK Sebagai Pemungkin (Enabler) Untuk


Melakukan Koordinasi dan Sinkronisasi
Konteks

Indonesia

potensi terbesar terjadi di tingkat kabupaten/kota


daerah ini akan menjadi hub horisontal dan vertikal
kondisi lokal dapat mengecil atau mengembang
kinerja akan bergantung pada kapabilitas kompetisi
TIK adalah tulang punggung keberhasilan berkompetisi
seberapa siapkah kota/kabupaten di Indonesia ???
Rapat Pleno Dewan TIK Nasional

Permasalahan TIK Nasional


Visi TIK belum
terpadu
Kesadaran
Keamanan TIK
masih kurang
Konten Lokal
berbasiskan TIK
masih sedikit

Sumber daya
manusia TIK
masih terbatas

Berdampak
Terhadap:
ICT Index
E-government Index
Competitive Index
E-literacy Index

Infrastruktur,
aplikasi, dan data
belum terintegrasi

Kebijakan dan
regulasi TIK
belum lengkap
Pengembangan
industri TIK masih
lambat

Koordinasi antar
instansi dalam
memanfaatkan TIK
masih lemah
8

Normalitas Data Indeks Kesiapan


(Sumber ICT Pura,Kemenkominfo)
Statistics
Kesiapan
N

Valid
Missing

160
0

Mean

2.1316

Std. Deviation

.73881

Variance

.546

Skewness

1.144

Std. Error of Skewness


Kurtosis
Std. Error of Kurtosis

.192
1.296
.381

Nilai kurtosis dan skewness diluar


interval -2 dan 2 sehingga kurva
mendekati distribusi normal.
Uji normalitas memberikan nilai Sig.
0.000 (uji Kolmogorov-Smirnov dan
Shapiro-Wilk), sehingga 99% diyakini
sebaran data Indeks ICT Pura
berdistribusi normal

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Kesiapan

df

.132

Lilliefors Significance
Correction
Rapat Plenoa.Dewan
TIK Nasional

Shapiro-Wilk
Sig.

160

Statistic
.000

.916

df

Sig.
160

.000

Peringkat e-Gov di Departemen (2009)


(Sumber: Dir. Egov Kemenkominfo)

Rapat Pleno Dewan TIK Nasional

10

Indeks Pengembangan TIK

Rapat Pleno Dewan TIK Nasional

Dikembangkan berdasarkan:
Kerangka konseptual
Obyektif yang ingin dicapai
Ketersediaan data
Rekomendasi stakeholder
11

Arah Kebijakan TIK Nasional


Misi DETIKNAS: Mandat DETIKNAS (Keppres No. 20 Tahun 2006)
KEBIJAKAN

Merumuskan kebijakan umum dan arahan strategis


pembangunan nasional, melalui pendayagunaan TIK

Melakukan pengkajian dalam menetapkan langkahPENYELESAIAN langkah penyelesaian permasalahan strategis yang
timbul dalam rangka pengembangan TIK

12

KOORDINASI

Melakukan koordinasi nasional dengan berbagai instansi


pemerintah dan swasta dalam pengembangan TIK

PERSETUJUAN

Memberikan persetujuan atas pelaksanaan program TIK


yang bersifat lintas departemen

Arah Kebijakan TIK Nasional


Menyusun kebijakan TIK secara bertingkat: nasional,
organisasi (instansi pemerintah) sampai ke unit-2
pelaksana.
Agar terbentuk keselarasan kebijakan top-down, bottom-up
Agar ada komitmen berkelanjutan untuk membiayai
pemanfaatan TIK

Menyelesaikan masalah-2 TIK nasional agar terjadi


koordinasi dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya yang terbatas.
Merangkum semua pembelanjaan TIK yang bersifat
nasional agar tidak terjadi tumpang tindih dan sekaligus
mengoptimalkan manfaat.
Arah kebijakan TIK nasional ini diwujudkan dalam egovernment dengan 10 program strategis.

13

Roadmap TIK 2010 2020


(Sumber: Kemenkominfo)

14

Kerangka Strategis Indonesia e-Government Master


Plan-

Program Strategis (Flagship DeTIKNas)


Flagship

Penanggung Jawab

National Single
Window

Kemenkeu

e-Pendidikan

Kemendiknas

Palapa Ring

Kemenkominfo

Bapenas, Kemenkeu, Kemenperin, KNRT

Software Legal

Kemenkominfo

Bappenas, Kemendag, Kemenkeu, Kemenperin, KNRT,


Kemeneg PAN

e-Procurement

LKPP

e-Anggaran

Kemenkeu

Nomor Identitas
Nasional

Kemendagri

e-Health*

Kemenkes

e-Cultural Heritage*

Kemenbudpar

e-Agriculture*

Kementan

* Pengembangan Flagship baru (2010)

Anggota
Kemenkominfo, Kemendag, Kemenhub, Kementan,
Kemenhukham, Kemenlu, Kemenperin, KNRT, Kemeneg
PAN
Bappenas, Kemenkominfo, Kemenperin, KNRT, Kemeng PAN

Bappenas, Kemenkominfo, Kemenkeu, Kemenperin, KNRT,


Kemeneg PAN
Bappenas, Kemenkominfo, Kemenperin, KNRT, Kemeneg
PAN
Bappenas, Kemenkominfo, Kemenkeu, Kemenperin, KNRT,
Kemeneg PAN
Bappenas, Kemendiknas, Kemendagri, Kemenkominfo,
Kemenkeu, Kemenakertrans, KKI, IDI, PDGI
Bappenas, Kemendiknas, Kemenkeu, Kemenfominfo, PNRI,
ANRI
Bappenas, Kemendiknas, Kemenkominfo, Kemenkeu,
Kemendag

10 Program Strategis DeTIKNas Menjawab


Permasalahan Bangsa

16

Penerapan E-Government dan Pengertiannya

TIK di Kementerian = e-Government

17

Definisi e-Government
Merupakan pemanfaatan TI oleh lembaga pemerintahan
sehingga memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan
masyarakat, dunia bisnis, dan lembaga pemerintahan lainnya.
(World Bank)
Merupakan penggunaan internet dan world-wide-web untuk
memberikan informasi pemerintahan dan layanan kepada
masyarakat. (United Nations)

18

Tujuan & Manfaat e-Government


Meningkatkan produktivitas lembaga pemerintahan
Membantu pencapaian outcome tertentu bagi lembaga
pemerintahan
Membantu pelaksanaan reformasi birokrasi di lembaga
pemerintahan
Membangun kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat
Mengintegrasikan berbagai layanan antar lembaga
pemerintahan
19

Prinsip-prinsip e-Government
Reliable
Menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat berjalan
dengan handal, robust terhadap kesalahan pemasukan
data, perubahan sistem operasi dan bug free
Interoperable
Menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat saling
berkomunikasi serta bertukar data dan informasi dengan
sistem aplikasi lain untuk membentuk sinergi sistem
Scalable
Menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat dengan mudah
ditingkatkan kemampuannya, terutama penambahan fitur
baru, penambahan user dan kemampuan pengelolaan data
yang lebih besar
20

Prinsip-prinsip e-Government
User Friendly
Menjamin bahwa sistem aplikasi akan mudah dioperasikan
dengan user interface (antar muka pengguna) yang lazim
berlaku di pemerintahan dan sesuai dengan kebiasaan
bahasa dan budaya penggunanya
Integrateable
Menjamin bahwa sistem aplikasi mempunyai fitur untuk
kemudahan integrasi dengan sistem aplikasi lain, terutama
untuk melakukan transaksi pertukaran data dan informasi
antar sistem aplikasi e-Government, baik dalam lingkup
satu pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lain.

21

Dimensi e-Government
Gover
nment
G2G

Citizen

E-Government
G2C

Emplo
yee

Busine
ss G2B

G2E

22

Kerangka Pengembangan eGovernment


E-Government Development Framework
Leadership &
Governance

Program
Manageme
nt

Public
Value

Country
Readiness

Leadership & Governance Dimension

Funding
Government
Readiness

Leadership &
Governance

Planning

23

Executive/
Political
Leadership

Structure

Strategy

Konteks
dan Motivasi
E-government
Untuk Pelayanan Publik:
Landasan Hukum
Menurut Inpres No 3/2003:

Pengembangan e-government merupakan upaya untuk


mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang
berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka
meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan
efisien.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik
Keputusan Menteri PAN No. 63 Tahun 2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
24

Pengembangan e-Government
E-Government
Project

Concrete,
Specific,
Practicable

Action Plan

Strategy

E-Government
Vision

Abstract,
Conceptual
Strategic
25

Pengembangan e-Government: Dari


Perencanaan ke Program

26

Strategi Impementasi Pengembangan Egovernment


Untuk Pelayanan Publik
Konteks
dan Motivasi
Peraturan dan
Kebijakan

Organisasi dan
Lembaga

Aplikasi

Infrastruktur

Merumuskan dan mengharmonisasikan peraturan dan kebijakan yang


ada saat ini terkait dengan pelayanan publik
Menguatkan dan memperbaiki proses bisnis
Menetapkan standar pelayanan
Membuat Standard Operation Procedures
Mengembangkan survey kepuasan publik dan layanan pengaduan
Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Mengembangkan aplikasi back office dan front office yang berorientasi G2G,
G2B, G2C
Mengembangkan enkripsi data
Standarisasi Metadata

Mengembangkan infrastruktur berbasis TIK untuk memberikan akses


publik pada layanan yang akan diberikan
Mengembangkan secure network protocol
27

Government 2.0
Mendapatkan lingkungan pengembangan

sistem e-Government dengan sifat yang adaptif


dengan ciri: time to market, scalability dan
extensibility.
Meningkatkan peluang inovasi yang berakibat
pada citizen engagement, dengan engagement
akan meningkatkan keberhasilan
penyelenggaraan e-Government
Keberhasilan implementasi e-Government
dengan konsep Government 2.0 akan menuju ke
arah pemerintahan yang lebih transparan, lebih
partisipatif dan lebih kolaboratif.
Cara meningkatkan inovasi secara dramatis
hanya akan dapat dilakukan dengan cara
mengubah government menjadi platform. (Tim
OReilly, TechCrunh.com)
Apabila di Indonesia government telah menjadi
platform akan banyak pengembang software
lokal yang berkontribusi dalam membangun
aplikasi pelayanan publik.

Sumber: gov2.net.au

28

Solusi TIK untuk Kementerian-kementerian di


Indonesia: Konsolidasi Internet Akses
Government Internet Exchange (GIX)

Dep A
Dep B

PROXY / GIX

Dep C
ISP 2
Dep D
ISP 3

Dep E

Gateway internet
Dep F
ISP 4

Dep G
Dep H
29

Optimalisasi TIK untuk Kementerian-kementerian di


Indonesia: Interoperabilitas & Koneksitas
E-Government Services Bus

30

Langkah Aksi Setiap Instansi Pemerintah


Sinkronisasi investasi
TIK nasional
Kebijakan fiskal
multiyears & multiyears
contract
Penggunaan komponen
TIK lokal industri TIK
Peningkatan
kualitas SDM
TIK dg
kerjasama R&D
institusi
pendidikan
Peningkatan
kualitas SDM TIK
utk industri TIK

Kebijakan

Penguatan unit
pengelola TIK di
lembaga-2 (CIO)
Pemerintah
Penguatan lembaga
koordinator
program strategis
TIK dan cyber
security nasional

Kelembagaan
SDM

31

Zainal A. Hasibuan
Wakil Ketua Tim Pelaksana
2011

32

Anda mungkin juga menyukai