Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada postingan kali ini kita akan membahas tentang macam-macam Metode pembelajaran
yang sering diterapkan di dunia pendidikan. Memang tugas guru adalah menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan dengan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang
paling tepat kadang tidak sama untuk setiap siswa dan waktu belajar yang berbeda. Berikut ini
adalah macam-macam metode pembelajaran, antara lain :
1. Metode debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro
dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat
orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya
dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masingmasing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada
guru.Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi
kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif,
setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan
mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk
menyelesaikan tugas. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus
dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat
diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok.
Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder),
pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan
peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
2. Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini
pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Kelebihan metode Role Playing sebagai berikut.
a. Seluruh siswa mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama.
b. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu
yang berbeda.
d. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan
permainan.
e. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi
atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
4. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi
siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan
dan dialog.
Langkah-langkah:
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi
siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data,
hipotesis, pemecahan masalah.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka gunakan.
5. Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar.
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide
pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ideide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta
lakukan seperti di atas.
f. Kesimpulan guru.
g. Penutup.
6. Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan /
diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
d. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-
siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah.
Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika
diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan
merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah
dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas
mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan
kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau
kelompok, atau keduanya.
9. Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponenkomponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif
yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap
penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari
masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk
kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan
menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik
bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke
kelompok masing-masing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting
dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa.
Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh
materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus
menguasai topik secara keseluruhan.
10. Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif
yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan
reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja
sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada lima komponen utama dalam komponen
utama dalam TGT yaitu:
a. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan
dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat
penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan
pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b. Kelompok
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari
prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih
mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
c. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu
akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
d. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan
presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru
membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
e. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat
julukan Super Team jika rata-rata skor 45 atau lebih, Great Team apabila rata-rata mencapai
40-45 dan Good Team apabila rata-ratanya 30-40.
11. Model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain
sampai mengerti.
Langkah-langkah:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi,
jenis kelamin, suku, dll.).
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota
yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
d. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu.
e. Memberi evaluasi.
f. Penutup.
12. Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contohcontoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan/
menganalisis gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat
pada kertas.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai.
g. Kesimpulan.
13. Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya
disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di
Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
14. Metode ceramah
Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan
secara lisan kepada siswa. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan
guru. Hal ini karena metode ceramah mudah disajikan dan tidak banyak memerlukan media.
15. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari
guru kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui
jawaban lisan guru atau siswa. Dalam metode tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif.
Siswa dituntut untuk aktif agar mereka tidak tergantung pada keaktifan guru.
16. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain
yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.
17. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara memecahkan masalah yang dipelajari melalui urun pendapat dalam
diskusi kelompok. Dalam pembelajaran dengan metode diskusi ini makin lebih memberi peluang
pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih menjadi kendali
utama.
18. Metode Simulasi
Simulasi adalah pembelajaran untuk menguasai konsep atau keterampilan melalui kegiatan atau
latihan dalam situasi tiruan.
i. Keterampilan tertentu dari peserta didik. Metode yang kita tetapkan dalam
mengajar hendaklah sedemikian rupa dapat membangkitkan keterampilan
tertentu.
4. Pemilihan variasi metode mengajar pada prinsipnya perlu
Bertitik tolak dari corak komunikasi yang ditimbulkan oleh pemakaian metode
itu.
5. Interaksi yang terjadi di antara guru - peserta didik bisa meliputi dua jenis
komunikasi.
a. Satu arah, yaitu pihak guru kepada peserta didik.Termasuk dalam metode ini
adalah: ceramah, kuliah, cerita, demonstrasi, metode audio visual: film, video,
poster, dll.
b. Satu arah, yaitu dari pihak peserta didik kepada
gurunya. Termasuk ke dalam metode ini antara lain:
b. Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu untuk
melatih kehidupan yang demokratis, dengan demikian siswa melatih diri untuk
menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah bersama.
c. Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam
pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.
Diskusi baik dilaksanakan bila mempermasalahkan :
- Hal-hal yang menarik minat dan perhatian siswa/urgen. Siswa akan memiliki
motivasi yang kuat dalam memecahkan soal, kalau mereka berminat dan menaruh
perhatian terhadap masalah itu.
- Masalah itu harus mengandung banyak kemungkinan jawaban, dan masingmasing jawaban dapat dijamin kebenarannya.
- Harus merangsang pertimbangan, kemampuan berpikir logis dan usaha
memperbandingkan.
Jenis tehnik diskusi :
- Whole Group ; Suatu diskusi dimana anggota kelompok yang melaksanakan
tidak lebih dari 15 orang.
- Buzz Group : Satu kelompok besar dibagi menjadi 2 sampai 8 kelompok yang
lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil ini diminta melaporkan apa hasil diskusi itu
pada kelompok besar.
- Panel : Pada panel dimana satu kelompok kecil ( antara 3 sampai 6 orang)
mendiskusikan suatu subjek tertentu, mereka duduk dalam siusunan semi
melingkar dihadapkan pada satu kelompok besar peserta lainnya.
I. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dikelas dan dievaluasi
oleh guru.
Agar penggunaan tehnik eksperimeni itu efisien dan efektif, perlu pelaksanaan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan
atau mungkin hasilnya tidak membahayakan maka kondisi alat dan mutu bahan
percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam
mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek eksperimen.
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan
keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat,
sehingga masalh itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur
sebagai berikut ;
a. Perlu dijelaskan kepada siwa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen
b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang : alat-alat serta bahan-bahan
yang akan digunakan dalam percobaan, agar tidak mengalami kegagalan siswa
perlu mengetahui varibel-variabel yang harus dikontrol dengan ketat, urutan yang
akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung, seluruh proses atau hal-hal yang
penting saja yang akan dicatat, perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan
berupa uraian, perhitungan, grafik.
c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa, bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempeurnaan jalannya
eksperimen
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan dikelas dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.
Tehnik eksperimen memiliki keunggulan yaitu :
a. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang
belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia
membuktikan kebenarannya.
b. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki oleh
kegiatan mengajar belajar yang modern dimana siswa lebih banyak aktif belajar
sendiri dengan bimbingan guru.
c. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu
pengetahuan, juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam
menggunakan alat-alat percobaan.
d. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran sesuatu teori
sehigga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa peristiwa yang
tidak masuk akal.
Tehnik eksperimen juga meiliki kelemahan yaitu :
a. Tidak cukupnya alat alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatn
mengadakan eksperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini sesuai untuk menyajikan bidang ilmu dan tehnologi.
II. METODE KERJA KELOMPOK
Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana siswa didalam kelas
dipandang sebagai kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri 5 atau 7 siswa, mereka berkerja sama dalam memecahkan
masalah, atau melaksanakna tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan
pengajar yang telah ditentukan oleh guru.
Adapun pengelompokan itu biasanya didasarkan pada :
a. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya. Agar penggunaanya
dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikan kelompok-kelompok kecil.
Karena bila seluruh siswa sekaligus menggunakan alat-alat itu tidak mungkin
b. Kemampuan belajar siswa. Didalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak
sama, siswa yang pandai didalam bahasa Ingris, belum tentu sama pandainya
dalam pelajaran sejarah dengan adanya perbedaan kemampuan itu, maka perlu
dibentuk kelompok menurut kemampuan belajar masing-masing.
c. Minat khusus. Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan,
hal mana yang satu pasti berbeda dengan yang lain, tetapi tidak menutup
kemungkinan dibentuknya kelompok agar mereka dapat dibina dan
mengembangkan bersama minat khusus.
d. Memperbesar partisipasi siswa. Disekolah pada setiap kelas biasanya jumlah
siswa terlalu besar, dan kita tahu bahwa jumlah jam pelajaran adalah sangat
terbatas sehingga jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar sekali untuk guru
akan ikut sertakan setiap murid dalam kegiatan itu, karena itu bila berkelompok,
maka banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta melaksanakan dan
memecahkannya.
e. Pembagian tugas atau pekerjaan. Didalam kelas bila guru menghadapi suatu
masalah yang meliputi bebagai persoalan, maka perlu tugas membahas masingmasing kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang akan dibahas. Dengan
demikian masing-masing kelompok harus membahas tugas yang diberikan itu.
f. Kerja sama yang efektif. Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama,
mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk
kepentingan bersama, sehingga mencapai suatu tujuan untuk bersama pula.
Keuntungan penggunaan kerja kelompok ialah :
a.Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengunakan keterampilan bertanya dan membahas
suatu masalah
b.Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan
mengajar keterampilan berdiskusi.
c.Para siswa lebih aktif tergabung dalm pelajaran mereka,
dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
Kelemahan penggunaan tehnik kerja kelompok ialah :
a. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu
sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
b. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbedabeda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
c. Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa
memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.
Bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah :
a. Kerja kelompok berjangka pendek.
Bentuk ini dapat disebut rapat kilat karena hanya mengambil waktu 15 menit, yang
mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah khusus yang terdapat pada
sesuatu masalah.
b. Kerja kelompok jangka panjang.
Pembicaraan ini memakan waktu yang panjang, lamanya tergantung pada luas dan
banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa.
c. Kerja kelompok campuran.
Disini siswa dibagi menjadi kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan belajar
siswa.
IV. METODE DEMONSTRASI
Metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur/ tim guru
menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses, sehingga seluruh siswa dalam kelas
dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan
proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
- Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
- Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari.
- Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih
melekat dalam diri siswa (Daradjat,1985).
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
- Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atu kerja suatu benda.
- Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
- Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan
menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah,
2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a.Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda
yang akan dipertunjukkan.
b.Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c.Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang
kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful
Bahri Djamarah,2000).
III.
METODE CERAMAH
Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah
pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah, sejak dulu guru dalam usaha
menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah, cara ini
kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaanya memerlukan
keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik
perhatian murid.
Tujuan menggunakan tehnik ceramah ialah agar siswa mendapatkan informasi
tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.
Keunggulan tehnik ceramah ialah ;
a. Guru lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam mendengarkan pelajaran
b. Guru memberikan perhatiannya tidak terbagi-bagi atau terpecah-pecah, anakanak serempak mendengarkan guru.
Kelemahan menggunakan tehnik ceramah ialah :
a. Guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami uarainya.
b. Apakah ketenangan / kediaman mereka dalam mendengarkan pelajaran itu
berarti bahwa mereka telah memahami pelajaran yang diberikan guru ?
IV. METODE KARYA WISATA
Metode karya wisata ialah cara mengajar yang dilaksanakn dengan mengajak siswa
ke suatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari/ menyelidiki
sesuatu sperti meninjau pabrik sepatu, bengkel mobil
Tujuan dari tehnik karya wisata ialah :
a. Siswa diharapkan mendapatkan pengalaman langsung dari objek yang
dilihatnya.
b. Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang
c. Dapat bertanya jawab, mungkin dengan jalan demikian mereka mampu
memecahkan persoalan yang dihadapinya agar nanti dapat mengambil kesimpulan
dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata
pelajaran.
Keunggulan tehnik karya wisata ialah :
a. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
petugas pada obek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung
apa pekerjaan mereka.
b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individual maupun
secara kelompok dan dihayati secara langsung, yang akan memperdalam dan
memperluas pengalaman mereka.
c. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber
informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,
sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya atau mencoba
teori dalam praktek.
METODE FOXFIRE
Ada satu metode mengajar yang sangat unik. Yang sebenarnya sangat mungkin
dicoba untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar didalam kelas, karakteristik
siswa aktif amat menonjol dalam letode ini. Demikian juga dengan karakteristik
menyenangkan, pendek kata metode ini dapat diterapkan didalam proses belajar
mengajar yang menggunakan pendekatan PAKEM, metoda ini dikenal dengan nama
FOXFIRE
Pengertian dari FOXFIRE ialah merupakan metode penugasan atau pemberian tugas
kepada peserta didik untuk melakukan kajian kemasyarakat kesuatu daerah,
kemudian hasil kajian itu disusun dalam bentuk laporan. Tentu saja materi
penugasan tersebut adalah terkait dengan materi yang diajarkan.
Tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan metode ini adalah :
1. Meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga warisan sosial dan
budaya masyarakat.
2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pengumpulan data
3. Meningkatkan kemampuan menulis.
a. Memerlukan waktu yang cukup lama sehingga menyulitkan bagi wakil kepala
sekolah bidang kurikulum untuk membuat jadwal yang dapat
mengakomodasikanpelaksanaan metode ini
b. Memerlukan guru yang benar-benar memiliki kemampuan menulis.
Langkah-langkah metode foxfire ialah :
Langkah-langkah pembelajaran dengan meggunakan pendekatan PAKEM dapat
dilakukan sebagai berikut :
a. Persiapan sudah barang tentu, pendidik telah menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (rpp) sebagai persiapan formal untuk menetapkan metode mengajar
ini. Guru juga telah mempersiapkan semua perangkat media, alat, dan persyaratan
lain yang diperlukan untuk melaksanakan metode ini, misalnya surat perijinan jika
diperlukan, contoh instrumen wawancara yang akan digunakan oleh siswa, contaoh
tulisan tentang kisah seorang pekerja kersa yang berhasil disuatu desa, metode ini
mengajarkan siswa untuk mengikuti outbond ke suatu daerah pedesaan , ana-anak
selama sehari atau dua hari untuk mengumpulkan data dan informasi tentang
pencaharian penduduk, kemudian menuliskan tentang apa yang dapat diperoleh
dari kegiatan tersebut, langkah persiapan ini dilakukan oleh guru jauh sebelum
proses pembelajaran dimulai.
b. Membuka pelajaran, beritahukan kepada siswa untuk pelajaran kali ini, para
siswa akan diajak untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan metode
yang belum pernah dilakukan, yakni yang disebut foxfire.Berikan kepada siswa
penjelasan yang jelas tentang metode ini,dan metode ini efektif untuk dapat
dilaksanakan siswa kelas tinggi di SD misalnya kelas V dan VI, ada beberapa
informasi yang harus disampaikan kepada siswa:
1. Guru menjelaskan bahwa para siswa dalam waktu singkat akan diajak untuk
mengumpulkan data dengan cara wawancara dengan masyarakat desa,bahkan kalu
perlu melakukan observasi partisipatif, kalau perlu untuk melaksanakan kegiatan ini
dibentuk panitia kecil, atau pembagian tugas yang dapat dilakukan oleh siswa
dengan didampingi pendidik.
2. Untuk dapat menulis tentang data yang dihasilkan, siswa diberikan
keterampilan dasar tentang menulis.
3. Hal yang sangat penting untuk dijelaskan kepada siswa tentang rencana
penerbitan semua tulisan yang dihasilkan dari kegiatan ini, kalau ada penerbit yang
akan menerbitkan tulisan ini, maka sekolah akan menerbitkan dalam buletin
sekolah.
c. Guru dan siswa berangkat kedaerah yang ditetapkan, dengan bimbingan guru,
siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen
wawancara yang telah diberikan kepada siswa , kegiatan ini akan lebih dapat
memberikan pengalam yang menyenangkan dan mengesankan bagi siswa, setelah
kegiatan mengumpulkan data selesai, siswa dan guru kembali kesekolah .
d. Pengolahan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan, oleh siswa
dimasukkan kedalam tabel yang telah disiapkan oleh guru, dari hasil itulah dapat
dibuat tulisan dengan bimbingan guru.
METODE PENEMUAN
MACAM-MACAM PENDEKATAN
I.PENDEKATAN KOMUNIKATIF
Pendekatan ini banyak digunakan dalam pengajaran bahasa, yang mengarahkan
pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi. Siswa dibimbing unutk dapat menggunakan bahasa bukan sekedar
mengetahui tentang bahasa, tetapi bertujuan membentuk kompetensi yakni
kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai konteks komunikasi.
II PENDEKATAN KEBERMAKNAAN
Pendekatan ini dipandang paling cocok untuk mendukung tujuan utama
pengajaran bahasa Inggris. Beberapa konsep penting yang mendasari pendekatan
kebermaknaan ini adalah :
a. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui
struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai
alat pengungkapan makna ( gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan).
b. Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun situasi yang merupakan
konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan terhadap pengajaran bahasa yang
harus didukung oleh pemahaman lintas budaya.
c. Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan
maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung
pada situasi saat kalimat itu digunakan. Jadi keragaman ajaran diakui keberadanya
dalam bentuk lisan maupun tertulis.
d. Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut
sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi
ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
e. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
belajarnya, kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahwa
pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan , dengan kata lain
kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang
amat penting dalam keberhasilan belajar siswa.
f. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa
jika hal itu berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan
pengalaman, minat, tata nilai dan masa depannya. Harus dijadikan pertimbangan
pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran
lebih bermakna bagi siswa.
g. Dalam prose belajar mengajar, siswa merupakan subjek utama dan bukan
hanya sebagai objek belaka. Oleh karena itu ciri-ciri dan kebutuhan mereka
dipertimbnagkan dalam segala keputusan yang terkait dengan pengajaran.
h. Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang
membantu siswa mengembangkan keterampilan bahasanya. Dengan demikian
untuk mencapai tujuan mengembangkan keterampilan berbahsa Ingris yang
dikehendaki, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk
mempraktekkan bahasa ingris secara memadahi tanpa merasa bosan, meskipun
ada pengulangan dalam mempraktekkan hal-hal yang sama.
III PENDEKATAN INDUKTIF
Pendekatan ini bertitik tolak dari hal-hal yang sederhana/khusus konkrit menuju
ke abstrak/umum dan dari contoh-contoh yang kemudian digenerasikan menjadi
rumus umum.
Contoh pengajaran menggunakan pendekatan induktif yaitu pada pelajaran
matematika pada hukum komutatif perkalian.
IV. PENDEKATAN DEDUKTIF
Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari pendekatan induktif, yaitu
pengajaran dimulai dari umum ke yang khusus, dari abstrak ke khusus, dari rumus
ke contoh contoh.
Contoh pengajaran dengan pendekatan deduktif adalah pada pelajaran
metematika hukum komutatif perkalian.
V. PENDEKATAN KONSEP
Pendekatan ini merupakan pendekatan belajr bermakna dengan melalui
generalisasi konsep atau menghubung-hubungkan antar konsep sehingga lebih
bermakna.
Pendekatan konsep ini digunakan agar pemahaman siswa lebih bermakna tidak
berlepas-lepas sehingga bertahan dari ingatannya dan siswa benar-benar
memahami suatu konsep, ia akan menerapkan pada situasi baru.
VI. PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah merupakan suatu proses yang mengharuskan siswa unutk
menemukan suatu generalisasi dari konsep-konsep yang sudah dipelajari, kemudian
menerapkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
VII PENDEKATAN LINGKUNGAN
Dalam menggunakan pendekatan ini harus diperhatikan bahwa materi pelajaran
hendaknya mempunyai hubungan erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga lebih
konkrit, mudah dipahami dan mengetahui manfaatnya. Pengajaran disesuaikan
DAFTAR PUSTAKA
1.Diktat Akta IV Strategi Belajar Mengajar
Dosen H.Aca Kartakusumah
2.Strategi Belajar Mengajar
Dra. Roestiyah N.K
3.Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa
Adrian Mahasiswa S3 PPs UN Yoygakarta
4.Foxfire : metode mengajar yang mengasyikan, menyenangkan,
dan menghasilkan.
Suparlan
5.Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar Mengajar.
Prof.Dr.S.Nasution,M.A