Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KEADILAN DALAM BISNIS

ABSTRAK
Masyarakat tidak mungkin dikatakan diatur dengan baik kalau tidak ditandai dengan keadilan.
Namun alangkah lebih baik keadilan harus berperan pada tahap sosial maupun individual. Juga
dalam konteks ekonomi dan bisnis. Keadilan ekonomis harus diwujudkan dalam masyarakat,
tetapi keadilan merupakan juga keutamaan yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis secara pribadi.
Supaya dapat hidup dengan baik, disamping nilai-nilai ekonomis, pebisnis pun harus memberi
tempat juga kepada nilai-nilai moral yaitu yang terpenting adalah keadilan. Dalam bidang bisnis
dan ekonomi, mensyaratkan suatu pemerintahan yang juga adil pemerintah yang tunduk dan taat
pada aturan keadilan dan bertindak berdasarkan aturan keadilan itu. Yang dibutuhkan adalah
apakah sistem sosial politik berfungsi sedemikian rupa hingga memungkinkan distribusi
ekonomi bisa berjalan baik untuk mencapai suatu situasi sosial dan ekonomi yang bisa dianggap
cukup adil. Pemerintah mempunyai peran penting dalam hal menciptakan sistem sosial politik
yang kondusif, dan juga tekadnya untuk menegakkan keadilan. Termasuk di dalamnya
keterbukaan dan kesediaan untuk dikritik, diprotes, dan digugat bila melakukan pelanggaran
keadilan. Tanpa itu ketidakadilan akan merajalela dalam masyarakat. Jika bicara keadilan pasti
akan selalu ada pihak-pihak yang merasa tidak adil, untuk itu selain sistem politik, pemerintah
juga harus mempunyai Hati agar yang masyarakat kecil dapat merasakan apa arti sebenarnya
dari adil. Karena selama ini yang paling sering dan banyak yang merasakan ketidak adilan adalah
rakyat miskin.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat

kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf
politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama
dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran". Tapi, menurut
kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil".
Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak
gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya
jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari
keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas.
keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya
Pembangunan nasional di Indonesia bertujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur. Masalah keadilan berkaitan secara timbal balik dengan kegiatan bisnis, khususnya
bisnis yang baik dan etis. Terwujudnya keadilan masyarakat, akan melahirkan kondisi yang baik
dan kondusif bagi kelangsungan bisnis. Praktik bisnis yang baik, etis, dan adil akan mewujudkan
keadilan dlm masyarakat. Sebaliknya ketidakadilan yang merajalela akan menimbulkan gejolak
sosial yang meresahkan para pelaku bisnis.
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba. Di dalam dunia bisnis seseorang tidak boleh mengorbankan
hak-hak dan kepentingan-kepentingan orang lain. Definisi keadilan memberikan kepada setiap
orang apa yang menjadi haknya, memberi ciri khas kepada kedilan sebagai norma moral.
Pertama, keadilan selalu tertuju kepada orang lain. Kedua, keadilan harus ditegakkan. Ketiga,
keadilan selamanya menuntut kesetaraan.
Keadilan akan menciptakan stabilitas sosial yang akan menunjang kegiatan bisnis, melainkan
juga dalam pengertian bahwa sejauh prinsip keadilan dijalankan akan lahir wajah bisnis yang
lebih baik dan etis. Tidak mengherankan bahwa hingga sekarang keadilan selalu menjadi salah
satu topic penting dalam etika bisnis.
1.2. Rumusan masalah dan batasan masalah
1.2.1. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Apakah ada keterkaitan pelaku bisnis dengan keadilan / ketidakadilan dalam berbisnis ?
2. Bagaimana bentuk keadilan / ketidakadilan pelaku bisnis ?
1.2.2. Batasan masalah

Penulis membatasi ruang lingkup masalah pada pelaku bisnis baik perseorangan maupun institusi
terhadap bentuk keadilan ataupun ketidakadilan dalam bisnis, sekaligus membahas sub pokok
pembahasan meliputi paham maupun teori berkaitan dengan keadian dalam bisnis.
1.3. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui keterkaitan pelaku bisnis dengan keadilan/ketidakadilan dalam berbisnis
2. Untuk mengetahui bentuk keadilan / ketidakadilan pelaku bisnis

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Paham Tradisional mengenai Keadilan
a. Keadilan Legal
Menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan negara. Intinya
adalah semua orang atau kelompok masyarakat diperlakukan secara sama oleh negara di hadapan
hukum.
b. Keadilan Komutatif
Mengatur hubungan yang adil atau fair antara orang yang satu dengan yang lain atau warga
negara satu dengan warga negara lainnya. Menuntut agar dalam interaksi sosial antara warga satu
dengan yang lainnya tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Jika
diterapkan dalam bisnis, berarti relasi bisnis dagang harus terjalin dlm hubungan yang setara dan
c.

seimbang antara pihak yang satu dengan lainnya.


Keadilan Distributif

Keadilan distributif (keadilan ekonomi) adalah distribusi ekonomi yang merata atau yang
dianggap merata bagi semua warga negara. Menyangkut pembagian kekayaan ekonomi atau
hasil-hasil pembangunan. Keadilan distributif juga berkaitan dengan prinsip perlakuan yang
sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
2.2. Keadilan Individual dan Struktural
Keadilan dan upaya menegakkan keadilan menyangkut aspek lebih luas berupa penciptaan
sistem yang mendukung terwujudnya keadilan tersebut. Prinsip keadilan legal berupa perlakuan
yang sama terhadap setiap orang bukan lagi soal orang per orang, melainkan menyangkut sistem
dan struktur sosial politik secara keseluruhan. Untuk bisa menegakkan keadilan legal,
dibutuhkan sistem sosial politik yang memang mewadahi dan memberi tempat bagi tegaknya
keadilan legal tersebut, termasuk dalam bidang bisnis. Dalam bisnis, pimpinan perusahaan
manapun yang melakukan diskriminasi tanpa dasar yang bisa dipertanggungjawabkan secara
legal dan moral harus ditindak demi menegakkan sebuah sistem organisasi perusahaan yang
memang menganggap serius prinsip perlakuan yang sama, fair atau adil ini.
2.3. Teori Keadilan Adam Smith
a. Prinsip No Harm
Yaitu prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak dan kepentingan
orang lain. Prinsip ini menuntuk agar dlm interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan
dirinya untuk tidak sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia sendiri
tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun.
b. Prinsip Non-Intervention
Yaitu prinsip tidak ikut campur tangan. Prinsip ini menuntut agar demi jaminan dan
penghargaan atas hak dan kepentingan setiap orang, tidak seorangpun diperkenankan untuk ikut
campur tangan dlm kehidupan dan kegiatan orang lain. Campur tangan dalam bentuk apapun
akan merupakan pelanggaran terhadap hak orang tertentu yang merupakan suatu harm (kerugian)
c.

dan itu berarti telah terjadi ketidakadilan.


Prinsip Keadilan Tukar
Atau prinsip pertukaran dagang yang fair, terutama terwujud dan terungkap dlm mekanisme
harga pasar. Merupakan penerapan lebih lanjut dari no harm secara khusus dalam pertukaran
dagang antara satu pihak dengan pihal lain dalam pasar..

2.4. Teori Keadilan Distributif John Rawls

Pasar memberi kebebasan dan peluang yg sama bagi semua pelaku ekonomi. Kebebasan
adalah nilai dan salah satu hak asasi paling penting yg dimiliki oleh manusia, dan ini dijamin
oleh sistem ekonomi pasar. Pasar memberi peluang bagi penentuan diri manusia sbg makhluk yg
bebas. Ekonomi pasar menjamin kebebasan yg sama dan kesempatan yg fair.
Prinsip-prinsip Keadilan Distributif Rawls, meliputi:
1. Prinsip Kebebasan yg sama.
Setiap orang hrs mempunyai hak yg sma atas sistem kebebasan dasar yg sama yg paling luas
sesuai dg sistem kebebasan serupa bagi semua.
2. Prinsip Perbedaan (Difference Principle).
Bahwa ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus diatur sedemikian rupa shg ketidaksamaan
tsb:
a. Menguntungkan mereka yg paling kurang beruntung
b. Sesuai dengan tugas dan kedudukan yg terbuka bagi semua di bawah kondisi persamaan
kesempatan yg sama.
2.5. Jalan Keluar Atas Masalah Ketimpangan Ekonomi
Harus kita akui bahwa pasar adalah sistem ekonomi terbaik hingga sekarang, karena dari
kacamata Adam Smith maupun Rawls, pasar menjamin kebebasan berusaha secara optimal bagi
semua orang. Karena itu kebebasan berusaha dan kebebasan dalam segala aspek kehidupan harus
diberi tempat pertama.
Negara dituntut utk mengambil langkah dan kebijaksanaan khusus tertentu yang secara
khusus dimaksudkan untuk membantu memperbaiki keadaan sodial dan ekonomi kelompok yang
secara obyektif tidak beruntung bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Dengan mengandalkan kombinasi mekanisme pasar dan kebijaksanaan selektif pemerintah
yang khusus ditujukan untuk membantu kelompok yang secara obyektif tidak mampu
memanfaatkan peluang pasar secara maksimal. Dalam hal ini penentuan kelompok yang
mendapat perlakuan istimewa harus dilakukan secara transparan dan terbuka. Langkah dan
kebijaksanaan ini mencakup pengaturan sistem melalui pranata politik dan legal, sebagaimana
diusulkan oleh Rawls, tetapi harus tetap selektif sekaligus berlaku umum. Jalan keluar ini sama
sekali tidak bertentangan dengan sistem ekonomi pasar karena sistem ekonomi pasar
sesungguhnya mengakomodasi kemungkinan itu.
2.6. Ekonomi dan Keadilan
Ekonomi dan keadilan selalu terkait atau sekurang-kurangnya seharusnya terkait. Keadilan
menjadi kata hampa belaka, bila tidak tersedia barang yang cukup (kemakmuran) untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Tetapi kemakmuran saja tidak menjamin adanya keadilan, bila
1.

2.
a.
b.
c.
3.

kekayaan tidak terbagi dengan seimbang.


Hakikat keadilan
Tiga ciri khas penanda keadilan :
Keadilan tertuju pada orang lain
Keadilan harus ditegakan
Keadilan menuntut persamaan.
Pembagian Keadilan
Jenis-Jenis keadilan :
Pembagian Klasik
Pembagian pengarang Modern
Keadilan Individual dan Keadilan Sosial
Keadilan ekonomis
Keadilan memegang peranan penting dalam konteks ekonomi dan bisnis, karena menyangkut
barang yang diincar banyak orang untuk dimilki atau dipakai. Sejarawan ide sosial dan politik
yang berkebangsaan Kanada, C.B. MacPherson, berpendapat bahwa dalam zaman modern
keadilan ekonomis tidak banyak diperhatikan, sampai muncul lagi dengan kuatnya sekitar
pertengahan abad ke 19 dan berperang penting dalam demokrasi-demokrasi parlementer
sepangjang abad ke 20.
Masyarakat tidak mungkin dikatakan diatur dengan baik kalau tidak ditandai dengan
keadilan. Namun alangkah lebih baik keadilan harus berperan pada tahap sosial maupun
individual. Juga dalam konteks ekonomi dan bisnis. Keadilan ekonomis harus diwujudkan dalam
masyarakat, tetapi keadilan merupakan juga keutamaan yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis
secara pribadi. Supaya dapat hidup dengan baik, disamping nilai-nilai ekonomis, pebisnis pun
harus memberi tempat juga kepada nilai-nilai moral yaitu yang terpenting adalah keadilan.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hakikat Keadilan
Keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Ada 3 (tiga) ciri
1.

khas yang selalu menandai keadilan, yaitu :


Keadilan selalu tertuju pada orang lain atau keadilan selalu ditandai other-directedness (J.
Finnis). Masalah keadilan atau ketidakadilan hanya bisa timbul dalam konteks antar-manusia.
Untuk itu diperlukan sekurang-kurangnya dua orang manusia. Bila pada suatu saat hanya tinggal

2.

satu manusia di bumi ini, masalah keadilan atau ketidakadilan sudah tidak berperanan lagi.
Keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan. Jadi, keadilan tidak diharapkan saja atau
dianjurkan saja. Keadilan mengikat kita, sehingga kita mempunyai kewajiban. Ciri kedua ini
disebabkan karena keadilan selalu berkaitan dengan hak yang harus dipenuhi. Kalau ciri pertama
tadi menyatakan bahwa dalam konteks keadilan kita selalu berurusan dengan orang lain, maka
ciri kedua ini menekankan bahwa dalam konteks keadilan kita selalu berurusan dengan hak

3.

orang lain.
Keadilan menuntut persamaan (equality). Atas dasar keadilan, kita harus memberikan kepada
setiap orang apa yang menjadi haknya, tanpa kecuali.

4.2. Contoh Kasus


Kasus I :

Pemerintah Diminta Adil soal Kebijakan Tambang


JAKARTA - Pemerintah diminta untuk tidak terlalu tinggi menaikkan royalti pertambangan
mineral dan batubara (minerba). Pemerintah sejatinya harus lebih adil dalam membuat kebijakan
termasuk dalam membuat kebijakan kenaikan royalti.
"Pemerintah harus melihat kondisi lapangan. Saya kira harus ada bahwa keadilan itu harus
ditegakkan," ujar peneliti Indonesian Resourches Studies (IRESS), Marwan Batubara, Kamis
(27/2/2014).
Dia menambahkan, pembuat kebijakan semestinya tidak hanya berdasarkan ego sepihak, baik
dari sisi pengusaha maupun pemerintah.
"Jadi tidak bisa juga kebijakan itu berdasarkan pokoknya jadi itu aturan. Tapi harus ada dasar,"
imbuhnya.

Menurutnya, yang terpenting saat ini kata Marwan, kebijakan yang dibuat pemerintah harus adil
untuk semua pihak. "Saya rasa yang adil kalau baik negara dan pemerintah diuntungkan, kalau
itu ya silakan," tandasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Bidang Umum Forum Komunikasi Pengusaha Tambang Aceh,
Zen Zaeni Ahmad. Pihaknya mengaku tidak keberatan dengan Qanun (Perda) Pemprov NAD
berkaitan dengan royalti pertambangan sebesar 3,5 sampai enam persen diterapkan.
"Prinsipnya kita setuju Qanun, tapi kita minta pusat jangan menaikkan royalti. Alih-alih
menciptakan situasi yang semakin kondusif. Rencana ini akan semakin menambah beban royalti
pengusaha di Aceh," kata dia beberapa waktu lalu.

Kasus II :

Pemerintah Diminta Adil ke Petani Tembakau soal FCTC


Liputan6.com, Jakarta - Kelompok antirokok dan tembakau terus mendesak Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono untuk segera mengaksesi Framework Convention on Tobacco Control
(FCTC).
Atas desakan itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana
menegaskan, jika Presiden SBY memutuskan mengaksesi FCTC bisa diartikan sebagai tindakan
abai pemerintah terhadap kesejahteraan rakyatnya.
Kalau Pemerintah ingin mewujudkan kesejahteraan rakyat, salah satu yang dapat dilakukan
adalah berlaku adil terhadap kelompok petani, termasuk dari komoditas tembakau, kata
Hikmahanto, ditulis Rabu (15/10/2014).
Dia menambahkan, bertani tembakau sudah menjadi tradisi turun temurun sebagian masyarakat
Indonesia dalam mencapai kesejahteraan.

Dukungan Pemerintah terhadap kelangsungan pertanian tembakau adalah bagian dari


perwujudan kesejahteraan tersebut. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat adalah kewajiban
bersama yang harus melibatkan semua stakeholders. Maka Kementerian Kesehatan dan
sekutunya tidak berkompeten untuk meratifikasi FCTC, papar dia.
Sementara itu, Ketua Komite Tetap Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Kamar Dagang
Industri (Kadin), Thomas Darmawan menegaskan, saat ini seluruh industri menolak
ditandatanganinya FCTC karena akan berdampak negatif pada industri rokok. "Industri rokok
skala kecil dan besar menolak ratifikasi," tegasnya.
Dijelaskannya, FCTC sekarang ini semangatnya pelarangan dan bukan pengendalian atau
pembatasan lagi. Alhasil, semua industri kompak menolak dan meminta pemerintah
membatalkan rencana ratifikasi. Mudah-mudahan mampu menjelaskan posisi industri," ujarnya.
(Nrm)
Kasus III :

Pemerintah Harus Adil Dalam Wacana Kenaikan BBM


Medan | Jurnal Asia
Pemerintahan Jokowi-JK harus bersikap adil di dalam memutuskan rencana kenaikan bahan
bakar minyak (BBM) sebelum Januari 2015. Meski dalam posisi sulit masyarakat meminta
pemerintah mampu memberikan solusi untuk meningkatkan penghasilan seperti menaikkan gaji
serta mencegah lonjakan harga di pasaran sebagai dampak dari kenaikan harga BBM tersebut.
Harus adil jugalah pemerintah, jangan hanya menaikkan harga BBM tapi penghasilan tetap
sama, gaji juga harus naik biar nggak makin susah masyarakat, kata Djuni, seorang pedagang di
Jalan Adinegoro Medan, Jumat (30/10).
Djuni menyebutkan, selain kenaikan gaji, pemerintah juga harus mampu menjaga stabilitas harga
komoditas di pasaran. Sebab, biasanya harga barang-barang kebutuhan langsung melonjak naik
akibat kenaikan harga BBM. Sekarang saja sudah naik harga-harga, padahal kenaikan tersebut
masih wacana, ungkapnya.
Sementara, Yulizar Parlagutan Lubis selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara meminta
wacana kenaikan BBM dipertimbangkan optimal, mengingat banyak persoalan yang bakal
dihadapi bila putusan itu dikeluarkan.

Kita cuma minta tolong dipertimbangkan dan diperhitungkan kembali, sebut Yulizar
menanggapi wacara kenaikan BBM yang dampaknya ke masyarakat.
Menurutnya, pemerintahan sekarang harus benar-benar membahas keputusan itu, jangan hanya
sekadar biar tak populer tapi kenyataannya naik juga.
Apalagi, Presiden Jokowi sangat pro rakyat, tentu masalah ini harus disikapi. Artinya,
kompensasi pro ke rakyat itu apa, itu yang belum nampak, kata Sekretaris DPW PPP Sumut itu.

4.3. Bentuk Ketidakadilan


Kasus I :
Kebijakan yang pemerintah buat dirasa membebani para pengusaha di aceh karena tingkat royalti
yang di taikan hanya akan menguntungkan satu pihak saja
Kasus II :
Sebelumnya penulis akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu FCTC yang berkaitan dengan
Kasus II
Konvensi

mengenai

Kerangka

Kerja

Pengendalian

Tembakau

(FCTC, Framework Convention on Tobacco Control) merupakan traktat


internasional pertama yang dibahas dalam forum Organisasi Kesehatan
Sedunia (WHO, World Health Organization) yang berisi seluruh negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. FCTC berbasis data ilmiah yang
menegaskan kembali hak semua orang untuk memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. FCTC menandai suatu pergeseran paradigma
dalam mengembangkan strategi dalam mengendalikan dan mengatasi zat
adiktif; yang berbeda dengan traktat pengendalian obat masa lalu. Pasalpasal dalam FCTC menegaskan pentingnya strategi pengurangan permintaan
terhadap produk tembakau. Karena itu fokus FCTC adalah mencegah orang
merokok ketimbang mengobati kecanduan. FCTC dibuat untuk menghadapi
globalisasi epidemi tembakau. Penyebaran epidemi tembakau difasilitasi
melalui sejumlah faktor yang kompleks dengan efek lintas batas, termasuk
perdagangan bebas dan investasi asing secara langsung. Faktor lain seperti
pemasaran global, iklan, promosi, sponsor tembakau yang bersifat lintasnegara, dan pergerakan internasional rokok ilegal dan palsu juga telah

berkontribusi pada meledaknya peningkatan penggunaan tembakau. Semua


faktor itu kini tengah berlangsung di negara-negara berkembang karena
aturan pengendalian tembakau masih sangat longgar, termasuk Indonesia.
Intinya FCTC dibuat untuk mencegah orang0orang untuk merokok, sperti kita semua tahu bahan
utama pembuatan rokok adalah tembakau. Dalam kasus II dikatakan jika Bapak Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono diminta mengaksesi FCTC yang dimana dinilai tidak adil untuk petanipetani tembakau karena secara otomatis pekerjaan mereka sebagai petani akan mati.

Kasus III :
Pemerintahan Jokowi-JK dinilai tidak adil dalam menaikan harga bbm tanpa dibarengi dengan
meningkatnya gaji karyawan. Seperti kita tahu jika harga bbm naik otomatis harga bahan pokok
dan kebutuhan lainnya juga akan ikut naik. Untuk itu pemerintahan saat ini diminta tidak hanya
memikirkan tentang kenaikan bbm dan pengalihan subsidi namun juga kesejahteraan rakyat serta
dampak dari kenaikan bbm itu sendiri.
Dari ke-3 contoh kasus diatas terdapat permasalahan yang sama yaitu ketidakadilan yang

Menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan negara. Yang artinya

berlawanan dengan Paham Tradisional Keadilan Legal.


Dasar moral :
Semua orang adalah manusia yang mempunyai harkat dan martabat yang sama dan harus

diperlakukan secara sama.


Semua orang adalah warga negara yang sama status dan kedudukannya, bahkan sama kewajiban
sipilnya, sehingga harus diperlakukan sama sesuai dengan hukum yang berlaku.
Konsekuensi Legal :

Semua orang harus secara sama dilindungi hukum, dalam hal ini oleh negara.
Tidak ada orang yang akan diperlakukan secara istimewa oleh hukum atau negara.
Negara tidak boleh mengeluarkan produk hukum untuk kepentingan kelompok tertentu.
Semua warga harus tunduk dan taat kepada hukum yang berlaku.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pemerintah masih memiliki kekurangan dalam hal keadilan terutama untuk masyarakat. Dalam
membuat kebijakan pemerintah masih terkesan egois. Dilihat dari contoh kasus II dan III
dimana yang menjadi korban tetaplah rakyat rakyat kecil.
5.2. Saran
Dalam bidang bisnis dan ekonomi, mensyaratkan suatu pemerintahan yang juga adil
pemerintah yang tunduk dan taat pada aturan keadilan dan bertindak berdasarkan aturan keadilan
itu. Yang dibutuhkan adalah apakah sistem sosial politik berfungsi sedemikian rupa hingga
memungkinkan distribusi ekonomi bisa berjalan baik untuk mencapai suatu situasi sosial dan
ekonomi yang bisa dianggap cukup adil.
Pemerintah mempunyai peran penting dalam hal menciptakan sistem sosial politik yang
kondusif, dan juga tekadnya untuk menegakkan keadilan. Termasuk di dalamnya keterbukaan
dan kesediaan untuk dikritik, diprotes, dan digugat bila melakukan pelanggaran keadilan. Tanpa
itu ketidakadilan akan merajalela dalam masyarakat.
Jika bicara keadilan pasti akan selalu ada pihak-pihak yang merasa tidak adil, untuk itu
selain sistem politik, pemerintah juga harus mempunyai Hati agar yang masyarakat kecil dapat
merasakan apa arti sebenarnya dari adil. Karena selama ini yang paling sering dan banyak yang
merasakan ketidak adilan adalah rakyat miskin.

Sumber : http://febrianieflin.blogspot.com/2014/11/jurnal-keadilan-dalam-bisnis-tugas-ke-2.html

Anda mungkin juga menyukai