(KIA,TB,DBD,KESEHATAN LINGKUNGAN,UKS)
Oleh :
0918011090
0918011057
0918011016
0918011081
I. PENDAHULUAN
yang
setinggi-tingginya,
maka
pemerintah
daerah
perlu
II. ISI
KIA
2.
Keluarga Berencana
3.
4.
Kesehatan Lingkungan
5.
6.
7.
8.
Kesehatan Sekolah
9.
Kesehatan Olahraga
reproduksi
yang
berkualitas
serta
upaya
kelangsungan
hidup,
perkembangan dan perlindungan bayi, anak di bawah lima tahun (Balita) dan anak
usia prasekolah dalam proses tumbuh kembang(1,2).
Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan
diantara ibu, bayi dan anak adalah memberikan pemeliharaan dalam waktu hamil
yang cukup baik dan dimulai sedini-dininya. Penurunan angka kematian ibu
maternal, bayi dan anak balita serta penurunan angka kelahiran merupakan
sasaran prioritas dalam pembangunan di bidang kesehatan(1,2).
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu melahirkan, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Dalam pengertian ini
tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta
2.
yang
merupakan
landasan
bagi
peningkatan
kualitas
manusia
seutuhnya(1,2).
Adapun tujuan khusus dari kesehatan ibu dan anak adalah sebagai berikut(1,2,3) :
1. Meningkatnya kemampuan ibu dalam mengatasi kesehatan diri dan
keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan
kesehatan
keluarga,
penyelenggaraan
posyandu
dan
sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri didalam lingkungan keluarga posyandu dan sebagainya.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
persalinan, ibu nifas dan ibu menyusui.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, persalinan, ibu
nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.
Sasaran
Sasaran pelayanan KIA adalah Ibu, bayi, balita, anak usia prasekolah dan keluarga
yang tinggal dan berada di wilayah kerja Pusksmas serta yang berkunjung ke
Puskesmas(1,2).
Kegiatan
Pelayanan KIA meliputi penyelenggaraan(1,2) :
1. Pembinaan dan pemantauan kegiatan KIA di wilayah kerja Puskesmas
2. Pelayanan Ante natal
3. Persalinan/ pendampingan persalinan
4. Pelayanan masa nifas pasca persalinan dan bayi baru lahir
5. Pelayanan ibu menyusui
6. Pelayanan gawat darurat kebidanan dan neonatal
7. Pelayanan kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang bayi
8. Pelayanan kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang anak balita
2.
Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan bayi, balita dan anak
prasekolah.
3.
4.
5.
6.
Pemberian makanan tambahan bergizi (bubur kacang hijau dan susu murni).
7.
8.
Penyuluhan KB.
9.
10. Penyuluhan kepada suami dan anggota keluarga lainnya untuk berperan serta aktif
dalam menunjang kesehatan ibu dan anaknya.
11. Pengobatan bermacam-macam penyakit ringan bagi ibu, bayi, balita, anak
prasekolah dan keluarga.
3) Hepatomegali
Pembesaran hati umumnya dapat ditemukan pada awal penyakit bervariasi
dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai 2-4 cm dibawah
lengkung iga kanan.
4) Dengan atau tanpa gejala syok
Pada saat atau beberapa saat setelah suhu turun, antara hari sakit ke 3-7,
terdapat tanda kegagalan sirkulasi seperti kulit teraba dingin dan lembab
terutama pada ujung jari dan kaki, sianosis di sekitar mulut, pasien menjadi
gelisah, nadi cepat dan lemah, kecil sampai tak teraba.
Syok merupakan tanda kegawatan yang harus mendapat perhatian serius, oleh
karena bila tidak diatasi sebaik-baiknya dan secepatnya dapat menyebabkan
kematian. Pasien dapat dengan cepat masuk kedalam fase kritis yaitu syok
berat (profound syok), pada saat itu tekanan darah dan nadi tidak dapat terukur
lagi. Syok dapat terjadi dalam waktu singkat, pasien dapat meninggal dalam
waktu 12-24 jam atau sembuh cepat setelah mendapat pengantian cairan yang
memadai. Apabila syok tidak dapat segera diatasi dengan baik akan terjadi
asidosis metabolik, perdarahan saluran cerna hebat atau perdarahan lain, hal
ini pertanda prognosa buruk.
5) Trombositopenia
Penurunan jumlah trombosit menjadi < 100.000/mm3 atau kurang dari 1-2
trombosit/ lapangan pandang besar (lpb) dengan rata-rata pemeriksaan
dilakukan pada 10 lpb, pada umumnya trombositopenia terjadi sebelum ada
peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun.
10
11
maupun di luar rumah di tempat yang agak gelap. Pada malam hari nyamuk
ini beristirahat pada benda-benda yang digantung seperti pakaian, kelambu,
pada dinding dan di bawah dekat tempat berbiaknya, biasanya di tempat yang
lebih gelap. Nyamuk ini mempunyai kebiasaan menggigit berulang ( multiple
biters ) ialah menggigit beberapa orang bergantian. Keadaan ini sangat
membantu nyamuk dalam memindahkan virus Dengue ke beberapa orang
sekaligus sehingga dilaporkan adanya beberapa penderita DBD dalam satu
rumah.
Telur Aedes aegypti berwarna hitam seperti sarang tawon, diletakkan satu
demi satu di permukaan atau sedikit di bawah permukaan air dengan jarak
lebih kurang 2-5 cm dari dinding tempat perindukan. Telur dapat bertahan
sampai berbulan-bulan pada suhu -2 0C sampai +42 0C. Bila kelembaban
terlalu rendah, maka telur akan menetas dalam waktu 4 hari. Dalam keadaan
optimal perkembangan telur sampai menjadi nyamuk dewasa berlangsung
sekurangnya selama 9 hari. Nyamuk betina dewasa yang mulai menghisap
darah manusia, 3 hari sesudahya sanggup bertelur sampai 100 telur. Dua puluh
empat jam berikutnya nyamuk ini menghisap darah lagi, selanjutnya bertelur
lagi. Walaupun umur nyamuk dewasa betina di alam bebas hanya 25 hari,
waktu itu cukup bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Pada saat nyamuk betina menghisap darah pasien DBD, maka bersama darah,
virus masuk ke dalam perut nyamuk. Di perut nyamuk, virus ini
berkembangbiak secara propagatif. Diperlukan waktu 8-10 hari sampai
nyamuk ini dapat menyebarkan DBD kepada orang lain, inilah yang
dinamakan masa tunas ekstrinsik. Virus ini tidak di temukan pada telur
nyamuk jadi tidak ada penularan melalui transovarian (herediter). Jarak
terbang umumnya pendek ialah sekitar 50 meter, sedangkan jarak terjauh
adalah 2 Km.
Tempat perindukan nyamuk A.aegypti ialah tempat-tempat berisi air bersih
(yang tidak berhubungan dengan tanah) yang berdekatan dengan rumah-rumah
penduduk, biasanya tidak melebihi 500 meter dari rumah.
12
Derajat DBD :
1) Derajat I : demam + uji torniquet positif
2) Derajat II : I + perdarahan spontan
3) Derajat III : syok
4) Derajat IV : syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur
13
14
Tindakan Internasional
Karena penyakit DBD termasuk penyakit Wabah, maka harus sampai ke
perwakilan WHO.
15
Dinas Kesehatan
Desa
Keluarga
2. Tuberkulosis Paru(1,2,4,6)
Penyakit tuberkulosis yang selanjutnya disebut penyakit TBC adalah salah
satu penyakit menular yang masih merupakan masalah besar dalam kesehatan
masysarakat di Indonesia yang tak pernah menunjukan perbaikan sampai
dengan saat kita memasuki milenium ketiga saat ini. Penyakit TBC adalah
suatu penyakit menular dengan gejala -gejala sebagai berikut :
1) Batuk yang terus - menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih.
Setiap orang yang datang ke unit pelayanan kesehatan dengan gejala
utama ini harus di anggap sebagai suspek tuberkulosis atau tersangka
penderita TBC dan segera diperiksa dahaknya di laboratorium.
16
Cara Penularan
Cara penularan TBC paru melalui udara pernapasan (aerogen) dengan
menghirup partikel kecil yang mengandung bakteri TBC, sedangkan untuk
TBC usus adalah dengan minum susu sapi yang sakit TBC.
17
Masa Tunas
Masa tunas penyakit TBC paru berkisar antara 4-12 minggu.
Masa Penularan
Masa penularan terus berlangsung selama pasien sputum BTA masih positif.
Pasien meludah di sembarang tempat, kemudian dahak yang mengandung
bakteri TBC tersebut mengering, lalu diterbangkan di udara dan kemudian di
hirup oleh orang lain (aerogen) atau air bone transmission.
18
1)
Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
imunisasi BCG pada bayi dan penyuluhan kesehatan. Lakukan upaya
perawatan kesehatan masyarakat dan upaya meningkatkan ekonomi
masyarakat.
2)
Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan dahak tiga kali ( sewaktu, pagi, sewaktu).
Penemuan
Pengobatan
Kategori -1 (2RHZE/ 4H3R3), diberikan untuk
a)
b)
Penderita baru BTA negatif/ Rontgen positif yang sakit berat dan
ekstra paru berat.
Pada fase awal ( intensif ) diberikan setiap hari selam 60 hari (2 bulan)
terdiri dari:
INH 300 mg, satu tablet
Rifampisin 450 mg, satu tablet
Pirazinamid 500 mg, 3 tablet
Ethambutol 250 mg, 3 tablet
Satu minggu sebelum fase awal/ intensif selesai, dahak di periksa ulang,
bila tetap positif diberikan obat sisipan selama 30 hari (satu bulan). Satu
minggu sebelum selesai pemberian obat sisipan, dilakukan kembali
pemeriksaan dahak.
Bila hasil pemeriksaan BTA positif, berarti kategori-1 gagal, pindah ke
pengobatan kategori-2. Bila hasil pemeriksaan BTA negatif, lanjutkan
pengobatan dengan fase intermitten diberikan tiga kali dalam seminggu
selama 54 kali ( 4 bulan ) terdiri dari :
19
2)
3)
Pada fase awal (intensif) diberikan setiap hari selama 3 bulan (90) kali
kecuali streptomisin selama 60 hari setiap hari ( 2 bulan ) :
Injeksi streptomisin 750 mg/ hari selama 2 bulan
INH 300 mg, 1 tablet selama 3 bulan
Rifampisin 450 mg, 1 tablet selama 3 bulan
Pirazinamid 500 mg, 3 tablet selama 3 bulan
Ethambutol 250 mg, 3 tablet selama 3 bulan.
Satu minggu sebelum fase awal/ intensif selesai, dilakukan pemeriksaan
ulang dahak, bila negatif lanjutkan pemberian obat fase lanjutan
(intermiten ) 5H3R3E3 obat ini diberikan selama 5 bulan, 3 kali seminggu
(66 kali).
INH 500 mg, 2 tablet
Rifampisin 250 mg, 1 tablet
Ethambutol 1250 mg, 3 tablet (500 mg 2 tablet, 250 mg 1 tablet)
2)
20
Satu minggu sebelum fase awal intensif selesai dilakukan, periksa ulang
dahak. Bila hasil positif, pindah ke kategori -2. Bila hasil negatif, lanjutkan
ke pengobatan fase lanjutan ( intermiten).
Pada fase awal di berikan setiap hari selama 60 kali (2 bulan)
INH 500 mg, 1 tablet
Rifampisin 450 mg, 1 tablet
Pirazinamide 500 mg, 3 tablet
Dan fase lanjutan (intermiten) diberikan selama 4 bulan 3 kali
seminggu (54 kali)
INH 300 mg, 2 tablet
Rifampisin 450 mg, 1 tablet
Program penanggulangan TBC yang efektif terdiri dari 5 kunci utama yang
merupakan rangkaian proses, yang bila dilaksanakan secara komprehensif,
merupakan kunci keberhasilan penanggulangan TBC.
21
potensi
bahaya
atau
gangguan
kesehatan
serta
mencari
upaya
22
23
24
2)
3)
4)
5)
6)
b.
c.
25
UKS sendiri, adalah strategi penting untuk meningkatkan kesehatan anak usia
prasekolah (TK) dan sekolah. Sekolah adalah kelompok masyarakat yang
terorganisir dimana informasi dapat lebih mudah disebarkan. Sesuai usia murid
di tiap tingkatan pendidikan, dapat ditanamkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Upaya UKS dilakukan lewat Tri Program UKS, yaitu
Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan
Kehidupan Sekolah Sehat.
UKS memiliki daya ungkit yang tinggi untuk rnenumbuhkan kesadaran hidup
sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. UKS dapat pula
dimanfaatkan untuk menjadi perpanjangan tangan bagi program-program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (PP dan PL), pengobatan, promosi kesehatan, dan berbagai upaya
kesehatan lain.
Pelaksanaan UKS bertitik berat pada kegiatan promotif dan preventif.
Dukungan upaya kuratif dan rehabilitatif tentu diberikan oleh tenaga kesehatan
yang terlibat dalam UKS. UKS dapat didukung atau dibina oleh Puskesmas.
Agar berhasil, pelaksanaan UKS juga harus memperhatikan perkembangan
fisik dan psikologis murid sesuai usia dan tingkat pendidikan. Setiap tingkatan
pendidikan memiliki kemampuan penyerapan, jenis masalah kesehatan, dan
jenis perilaku yang harus dibentuk. Untuk anak usia TK/RA dan SD/MI, PHBS
dimulai dengan membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci
tangan, serta membersihkan kuku dan rambut. Pada tingkat SMP/MT dan
SMA/MA murid remaja antara lain berisiko terhadap penyalahgunaan Napza,
kehamilan yang tidak diingini, abortus yang tidak aman, penyakit menular
seksual, stress, dan trauma, Murid usia remaja perlu dibina agar manjalankan
hidup sehat lewat pendidikan ketrampilan kehidupan sehari-hari (life-skill
education).
Usaha kesehatan di sekolah bukanlah ranah kerja Departemen Pendidikan
Nasional atau Departemen Kesehatan saja, tetapi merupakan upaya terpadu
lintas program dan lintas sektor. Diperlukan kerjasama berbagi' program dan
26
2)
3)
27
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup UKS tercermin dalam tri program UKS
(trias UKS)
yangmeliputi :
1) Pendidikan Kesehatan
a) Intrakurikuler : pelaksanaan jam pelajaran sesuai ketentuan mulai dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah
b) Ekstrakurikuler : kegiatan di luar jam pembelajaran biasa ( termasuk
pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah,
dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan
keterampilan peserta didik, serta melengkapi upaya pembinaan
manusia seutuhnya.
Kegiatan ini berupa :
a)
b)
28
b) Bina
lingkungan
mental
sosial
sehingga
tercipta
hubungan
Pola dasar
1) Keterpaduan fungsional
Pelayanan kesehatan dalam rangka UKS merupakan upaya terpadu antara
kegiatan pokok kesehatan sekolah dengan kegiatan pokok sebagai berikut :
1)
Perbaikan gizi
2)
Kesehatan lingkungan
3)
4)
Penyuluhan kesehatan
5)
Pengobatan
6)
7)
Kesehatan jiwa
8)
Kesehatan reproduksi
9)
Laboratorium sederhana
10)
Pencatatan pelaporan
Keterpaduan fungsional antar kegiatan pokok terkait dalam pelayanan
kesehatan UKS mencakup : keterpaduan fungsional teknik/ intervensi dan
keterpaduan kegiatan pendukung.
2) Intervensi
Sesuai masalah kesehatan di sekolah masing-masing kegiatan pokok
melaksanakan intervensi pokok yang mempunyai kegiatan utama sebagai
berikut :
1)
Intervensi perorangan
2)
Intervensi lingkungan
3)
Intervensi perilaku
3) Jangkauan
Puskesmas perlu menjangkau semua sekolah dalam wilayah kerjanya
dengan suatu standar pelayanan tertentu. Standar tertesebut ditetapkan
29
Standar minimal
Paket minimal yang terdiri dari :
d)
Penyuluhan kesehatan
e) Imunisasi pada ana SD kelas I (DT) dan anak kelas II dan III
(TT)
f)
Pelayanan Standar
Paket standar yang terdiri dari paket minimal ditambah :
g) Kader kesehatan sekolah (dokter kecil/ KKR)
h) P3K dan P3P
i) Penjaringan penyakit
j) Pemeriksaan kesehatan periodik setiap 6 bulan : BB, TB,
Visus,Hb
k) UKGS tahap II
l) Pengawasan terhadap warung sekolah.
3)
Standar optimal
Paket optimal ditambah :
m) Konseling kesehatan remaja
n) UKGS tahap III
o) Kebun sekolah
p) Dana sehat
4)
Standar Paripurna
Paket optimal ditambah :
Memantau kesegaran jasmani.
30
2)
5) Pembinaan
Pembinaan mencakup aspek manajemen dan KIE
6) Pengembangan
Pengembangan pelayanan kesehatan dalam rangka UKS mencakup
pengembangan jaringan pelayanan kesehatan yang mengaitkan pelayanan
kesehatan di sekolah dengan daerah tangkapan, yaitu kelompok 10
keluarga maupun keluarga itu sendiri, dengan sasaran utama ibu dan
peserta didik.
7) Pelaksana pelayanan Kesehatan
Pelaksana pelayanan kesehatan dalam rangka UKS:
1)
2)
3)
31
III. PENUTUP
Kesimpulan
1. Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dan membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan, baik
berupa kegiatan pokok maupun kegiatan pengembangan.
2. Program kegiatan yang dapat dilaksanakan di puskesmas meliputi KIA;
Keluarga Berencana; Usaha Peningkatan Gizi; Kesehatan Lingkungan;
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular; Pengobatan termasuk
Pelayanan Darurat karena Kecelakaan; Penyuluhan Kesehatan Masyarakat;
Kesehatan Sekolah; Kesehatan Olahraga; Perawatan Kesehatan Masyarakat;
Kesehatan Kerja; Kesehatan Gigi dan Mulut; Kesehatan Jiwa; Kesehatan
Mata; Laboratorium Sederhana; Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka
Sistem Informasi Kesehatan; Kesehatan Usia Lanjut dan Pembinaan
Pengobatan Tradisional.
3. Beberapa kegiatan puskesmas yang dibahas lebih lanjut pada makalah ini
antara lain Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular (P2M), Kesehatan Lingkungan (Kesling) dan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS)
4. Pemahaman terhadap kegiatan puskesmas sangatlah penting dalam upaya
membantu terwujudnya visi Indonesia Sehat tahun 2015
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
Adapun sedikit gambaran mengenai beberapa program puskesmas rawat inap
Panjang, Bandar Lampung pada tahun 2013, tempat kelompok kami menjalani
kepaniteraan sebagai berikut:
KUNJUNGAN PUSKESMAS
Cakupan Kunjungan Puskesmas
Target
(40%)
Sasaran
18.668
Cakupan
55.005
Prosentase
294,64%
Program KIA
KESGA
SSasaran
TTarget
Pencapaian
Absolut
Persen
1.190
99,6
1.159
96,9
1.088
99,5
235
98,3
Kunjungan K1
Kunjungan K4
Cakupan Linakes
Cakupan Bumil Resti yang
1.195
1.195
1.093
239
90%
90%
90
100
dirujuk
Cakupan Yankes Remaja
Cakupan Peserta KB aktif
Cakupan Bumil Resti yang
3.989
3.278
259
100
70
100
GIZI
% balita naik berat badannya
% cakupan balita bawh garis merah
% cakupan balita mendapat kapsul vit A
Sasaran
65
<15
90
Cakupan
63,6
0,6
80,5
2x
% cakupan bumil mendapat 90 tablet Fe
% cakupan pemberian MPASI pada
100
100
99,5
100
100
100
100
100
70
100
3790
2.032
259
95
62
100
ditangani
34
90
90
90
100
baik
IMUNISASI
Cakupan Imunisasi TT1
Cakupan Imunisasi TT2
Cakupan Imunisasi BCG
Cakupan Imunisasi DPT1-HB1
Cakupan Imunisasi DPT3-HB3
Cakupan Imunisasi Polio 1
Cakupan Imunisasi Polio 4
Cakupan Imunisasi Campak
Cakupan Imunisasi Hep 0-7 Hr
Sasaran
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Cakupan
99,6
96,9
100
100
100
100
100
100
100
Program P2M
PEMBERANTASAN PENY.MENULAR
Program TB Paru
Tahun
2010
2011
2012
Sembuh
Pengobatan
Kambuh
Meninggal
66
57
61
Lengkap
40
6
4
2
1
2
1
2
3
Program ISPA
Tahun 2010
Target
518
Persentase
10%
Cakupan
229
Persentase
44,2
Campak
Tahun
2010
2011
2012
Jumlah kasus
10
10
7
Diare
35
Tahun
2010
2011
2012
Jumlah
Kasus
yang Kasus pada balita
mendapatkan Oralit
1.781
1.153
1.521
734
2.119
808
Kasus rawat
117
211
124
DBD
Tahun
2010
2011
2012
Jumlah Kasus
45
36
45
Meninggal
1
1
1
Malaria
Tahun
2010
2011
2012
Kasus rawat
25
15
5
HIV AIDS
Tahun
2010
2011
2012
Jumlah Kasus
1
8
9
Kesehatan Lingkungan
Promosi Kesehatan
Dalam pelaksanaan kegiatan promkes, dilakukan kegiatan seperti penyuluhan di
posyandu setiap bulan, penyuluhan ke sekolah tentang penyakit menular,
kesehatan gigi, NAPZA dan Rokok. Gerakan menuju desa sehat pada 8
kelurahan dimana pada 8 kelurahan tersebut Poskeskel sudah aktif dan ada bidan
masing-masing 1.
36