Anda di halaman 1dari 27

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan dan memandirikan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan
yang sehat (Depkes, 2000). Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku, yaitu upaya
untuk memotivasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki

masyarakat

kesehatannya.

Istilah

agar
dan

mereka

mampu

pengertian

memelihara

promosi

dan

kesehatan

meningkatkan
ini

merupakan

pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti
Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi). Menurut Notoatmodjo (2005) Promosi Kesehatan dapat diartikan sebagai
upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
2.2 Pendidikan Kesehatan
Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam
pendidikan itu sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau perubahan
kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak
mampu menjadi menjadi mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri.
Selanjutnya dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok yang saling
berkaitan yaitu: (Natoatmodjo, 2004)

Universitas Sumatera Utara

1) Persoalan masukan (input) yang menyangkut sasaran belajar itu sendiri dengan
latar belakangnya,
2) Proses (process) yaitu mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan
pada diri subyek belajar, dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara
berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar, metode dan teknik belajar, alat
bantu belajar dan materi yang dipelajari,
3) Keluaran (out put) adalah merupakan hasil belajar.
Pendidikan kesehatan pada dasarnya ialah suatu proses mendidik
individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan
yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan lainya, pendidikan kesehatan
mempunyai unsur masukan-masukan yang setelah diolah dengan teknik-teknik
tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan
tersebut. Dengan demikian pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang
dinamis. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah satu-satunya cara mengubah
perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam
perubahan pengetahuan setiap individu (Sarwono, 2004). Pendidikan kesehatan
merupakan bagian dari promosi kesehatan, dan merupakan suatu disiplin ilmu
pendidikan yang berwawasan luas.
Menurut Green & Keruter (2000), pendidikan kesehatan merupakan proses
yang menghubungkan informasi kesehatan dengan praktek kesehatan. Cara
penyampaian informasi dalam kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dengan
melibatkan ilmu lain termasuk psikologi sosial yang diperlukan ketika melakukan
promosi (Kemm and Close, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi yang disampaikan kepada remaja


adalah untuk memberikan informasi tentang fungsi organ reproduksi yang mengalami
perubahan secara fisik dan juga perubahan psikologis sesuai dengan kehidupan di
lingkungan sosial budayanya. Hal ini dilakukan agar pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi meningkat, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya perilaku. Adanya pendidikan kesehatan reproduksi yang
disampaikan di sekolah sangat diharapkan oleh remaja (Devy dkk, 2001). Dengan
pengetahuan tentang reproduksi yang cukup, diharapkan remaja tidak mengalami
penyimpangan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya. Sesuai
dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupannya, diharapkan remaja dapat lebih
bertanggung jawab terhadap perilakunya.
Sebagai indikator yang dapat diperoleh dalam mencapai keberhasilan suatu
proses pendidikan kesehatan adalah adanya peningkatan pengetahuan dan sikap
individu yang diaplikasikan dalam perilaku (Sadiman, 2002). Hal ini dapat diartikan
bahwa dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
kepada remaja, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap
remaja terhadap kesehatan reproduksi.
2.3. Media Pendidikan Kesehatan
Dalam proses belajar, pengetahuan seseorang akan diterima dengan
melibatkan semua panca indera. Semakin banyak panca indera yang dilibatkan dalam
menerima sesuatu, semakin kompleks pengetahuan yang didapatkan. Untuk
mendapatkan pengetahuan yang kompleks dalam proses belajar diperlukan
penggunaan media sebagai alat bantu yang disebut media komunikasi (Arsyad, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Media pendidikan kesehatan adalah alat bantu pendidikan dalam bidang


kesehatan yang tersedia secara tepat, baik dalam jumlah maupun mutu yang sangat
membantu kelancaran dan keberhasilan tingkat proses pendidikan (Mudyahardjo,
2001). Media pendidikan merupakan material data dalam berbagai bentuk yang dapat
dipergunakan dalam penyampaian pesan yang berupa kertas, transparansi, disc, pita
perekam dan sebagainya (Greenwood, 2004). Menurut Arsyad (2005), apabila
penggunaan media benar-benar dipahami, akan mendukung peserta didik untuk
memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai. Selain itu media dapat
digunakan dalam proses pendidikan dan dibutuhan untuk meminimalkan hambatan
serta kesulitan dalam pelaksanaan proses pendidikan, termasuk hambatan kultural
(Sadiman dkk, 2002).
Adapun upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam
proses pendidikan perlu adanya perencanaan dalam pembuatan media. Suleman
(1998) menjelaskan bahwa penulisan media yang baik dilakukan melalui beberapa
tahaan yaitu: 1) Menetapkan dan menganalisa target sasaran. 2) Menetapkan masalah
dan topic pesan. 3) Menentukan tujuan. 4) Menetapkan jenis dan strategi pesan. 5)
Penulisan dan evaluasi sebagai langkah terakhir perencanaan media. Dengan
demikian penggunaan media dapat memberikan andil dalam pencapaian tujuan
komunikasi berupa perubahan sikap (attitude change), pendapat (opinion change),
perilaku (behavior change) dan perubahan sosial (social change) (Suleman, 1998).

Universitas Sumatera Utara

2.4 Media Booklet


Booklet merupakan media termasuk dalam kategori media lini bawah (below
the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis
pada media tersebut berpedoman pada beberapa kriteria yaitu: menggunakan kalimat
pendek, sederhana, singkat, ringkas, menggunakan huruf besar dan tebal. Selain itu
penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik dan kata yang digunakan
ekonomis (Suleman, 1998).
Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat bantu, sarana dan
sumber daya pendukungnya untuk menyampaikan pesan harus menyesuaikan dengan
isi materi yang akan disampaikan.
Menurut Kemm dan Close (1995) booklet memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Dapat dipelajari setiap saat, karena disain berbentuk buku.
2.

Memuat informasi relatif lebih banyak dibandingkan dengan poster.


Menurut Ewles (1994) Media booklet memiliki keunggulan sebagai berikut :

1. Klien dapat menyesuaikan dari belajar mandiri.


2. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai.
3. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman.
4. Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan.
5. Mengurangi kebutuhan mencatat.
6. Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah.
7. Awet
8. Daya tampung lebih luas

Universitas Sumatera Utara

9. Dapat diarahkan pada segmen tertentu.


Manfaat booklet sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan adalah :
1.

Menimbulkan minat sasaran pendidikan.

2.

Membantu di dalam mengatasi banyak hambatan.

3.

Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.

4. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima


kepada orang lain.
5.

Mempermudah penyampaian bahasa pendidikan.

6.

Mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan.

7. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan akhirnya


mendapatkan pengertian yang lebih baik.
8.

Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.


Booklet umumnya digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan

tentang isu-isu kesehatan, karena booklet memberikan informasi dengan spesifik, dan
banyak digunakan sebagai media alternatif untuk dipelajari pada setiap saat bila
seseorang menghendakinya. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut perlu
dilakukan suatu proses pendidikan kesehatan dengan menggunakan media karena
keberhasilan proses pendidikan kesehatan yang dilakukan tergantung pada beberapa
faktor, di antaranya: kurikulum, sumber bahan ajar, termasuk sarana dan prasarana
(Mudjiono, 1989).
`

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa booklet dapat

digunakan untuk proses pembelajaran secara mandiri. Penggunaan booklet tentang

Universitas Sumatera Utara

pendidikan

kesehatan

reproduksi

remaja

diharapkan

dapat

meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku remaja.


2.5 Perubahan Perilaku Individu
Implisit dari proses perubahan perilaku adalah adanya sesuatu ide atau
gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan diharapkan untuk
diterima/dipakai oleh individu tersebut (Liliweri, 2007). Menurut Rogers (1971)
dalam teori Innovation Decision Process, yang diartikan sebagai proses kejiwaan
yang dialami oleh seorang individu, sejak menerima informasi/pengetahuan tentang
suatu hal yang baru, sampai pada saat dia menerima atau menolak ide baru itu.
Menurut Shoemaker (1971), proses adopsi innovasi itu melalui lima tahap,
yaitu : 1) mengetahui/menyadari tentang adanya ide baru itu (awareness); 2) menaruh
perhatian terhadap ide itu (interest); 3) memberikan penilaian (evaluation); 4)
mencoba memakainya (trial), dan kalau menyukainya; 5) menerima ide baru
(adoption).
Menurut Rogers dan Shoemaker (1971), proses adopsi ini tidak berhenti
segera setelah suatu inovasi diterima/ditolak. Situasi ini kelak dapat berubah lagi
sebagai akibat dari pengaruh lingkungannya. Proses pembuatan keputusan tentang
innovasi ini menjadi empat tahap: 1) individu menerima informasi dan pengetahuan
berkaitan dengan suatu ide baru (tahap knowledge). Pengetahuan ini menimbulkan
minatnya untuk mengenal lebih jauh tentang objek tersebut, dan kemudian petugas
kesehatan mulai membujuk atau meningkatkan motivasinya guna bersedia menerima
objek/topik yang dianjurkan; 2) persuasion (pendekatan), yaitu tahap dimana individu
membentuk suatu sikap kurang baik atau yang baik terhadap inovasi; 3) tahap

Universitas Sumatera Utara

Decision, yaitu tahap dimana individu mengambil keputusan untuk menerima konsep
baru yang ditawarkan petugas kesehatan; 4) tahap Implementation, yaitu tahap
penggunaan, yaitu individu menempatkan inovasi tersebut untuk dimanfaatkan atau
diadopsi; 5) tahap Confirmation, yaitu tahap penguatan, dimana individu meminta
dukungan dari lingkungannya atas keputusan yang diambilnya
2.6. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni melalui mata dan telinga. Pada dasarnya
pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang
dapat memahami sesuatu gejala dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang
disampaikan kepadanya dari buku, teman, orang tua, guru, radio, televisi, foster
majalah dan surat kabar. Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk
dapat menjawab masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan
digunakan untuk menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini
pengetahuan dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2003), domain kognitif pengetahuan mempunyai 6
(enam) tingkatan, yaitu :
1. Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini ialah mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

Universitas Sumatera Utara

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu dapat
diukur dari kemampuan orang tersebut menyebutkannya, menguraikan, dan
mendefenisikan;
2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
terhadap objek yang dipelajari;
3. Aplikasi, yaitu diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dalam konteks atau situasi lain;
4. Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain;
5. Sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formalisasi dari formulasi-formulasi yang telah ada;
6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Universitas Sumatera Utara

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket


yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur. Pengetahuan
dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan jenis kuesioner yang bersifat
self administrated questioner yaitu jawaban diisi sendiri oleh responden. Dan bentuk
pertanyaannya berupa pilihan berganda, dimana hanya ada satu jawaban yang benar.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penilaian yang bersifat subyektif.
2.7. Sikap
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap adalah reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku
yang tertutup. Dengan kata lain sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Menurut Ahmadi (2004) sikap dibedakan menjadi : a) sikap positif , yaitu :
sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima, menyetujui terhadap norma
-norma yang berlaku dimana individu itu beda; b) sikap negatif, yaitu : menunjukkan
penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-normayang berlaku dimana individu
itu berbeda.
Menurut Alport (1954) dalam Achmadi (2004) sikap mempunyai 3
komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek;
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek;
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Universitas Sumatera Utara

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan,
yakni (Notoatmodjo, 2003) :
1. receiving ( menerima), bila seseorang atau subyek mau memperhatikan
stimulus yang diberikan obyek;
2. responding (merespon), yaitu apabila ditanya memberikan jawaban,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Ini adalah suatu
indikasi dari sikap;
3. valuing (menghargai), bila seseorang atau mendiskusikan suatu masalah.
Ini adalah indikasi dari sikap tingkat tiga;
4. bertanggung jawab (reponsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Ini adalah tingkatan sikap
yang paling tinggi.
Menurut Sax (1980) dalam Saifuddin (2008), bahwa beberapa dimensi dari
sikap yaitu arah, intensitas, keluasaan, konsistensi, dan spontanitasnya. Pengukuran
sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat
dinyatakan pendapat atau pernyataan respon terhadap suatu objek, secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan pertanyaan hipotesis, kemudian
ditanyakan pendapat responden.
2.8. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi (KR) secara umum didefenisikan sebagai kondisi
sehat dari sistem, fungsi dan proses alat reproduksi yang kita miliki. Pengertian sehat
tersebut tidak semata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga
sehat secara mental serta sosial-kultural. Ada beberapa hal yang harus diketahui

Universitas Sumatera Utara

dalam perkembangan kesehatan reproduksi remaja, antara lain : Pengenalan sistem,


proses dan fungsi alat reproduksi.
2.8.1. Organ Reproduksi
Organ reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang menjalankan fungsi
reproduksi. Organ-organ reproduksi itu juga bisa disebut dengan organ seks. Baik
remaja laki-laki maupun perempuan mempunyai organ seks bagian luar dan bagian
dalam.
A. Organ Reproduksi Laki-laki
1. Zakar/Penis, Penis mempunyai beberapa fungsi yaitu untuk melakukan
sanggama, untuk mengeluarkan air kencing dan sebagai alat reproduksi ketika
mengeluarkan sperma. Penis akan menegang dan membesar karena terisi darah,
bila terangsang (disebut ereksi)
2. Kepala Zakar/penis, adalah bagian ujung penis yang mempunyai lubang untuk
menyalurkan air kencing dan sperma. Kepala penis merupakan bagian yang
sangat sensitif dan bagian yang paling mulah terangsang karena mengandung
banyak pembuluh darah dan syaraf.
3. Kantong Pelir, Testis dan Sperma. Kantung pelir adalah tempat dua biji pelir
atau testis. Testis berfungsi memproduksi sperma setiap hari degan bantuan
hormon testosteron. Sperma, adalah set yang berbentuk seperti berudu
berekor. Sperma dapat membua sel telur yang matang dalam tubuh perempuan
dan menyebabkan perempuan tersebut hamil.

Universitas Sumatera Utara

4.

Saluran kemih, berfungsi untuk menyalurkan cairan kencing dan juga saluran
air mani yang mngandung sperma. Keluarnya kencing dan air mani diatur
olehj sebuah katub sehingga tidak bisa keluar secarar bersamaan.

5.

Epididimis, berfungsi mematang sperma yang dihasilkan oleh testis . Setelah


matang, sperma akan masuk dalam saluran sperma. Epididimis berbentuk
saluran yang lebih besar dan berkelok-kelok

6.

Saluran sperma, berfungsi untuk menyalurkan spema dari testis menuju ke


prostat. Kelenjar prostat, berfungsi untuk menghasilkan caian mulai yang ikut
mempengaruhi kesuburan sperma.

B. Organ Reproduksi Perempuan


1. Indung Telur (Ovarium), berfungsi mengeluarkan sel telur satu bulan satu
kali. Organ ini ada dalam rongga pinggul, terletak di kiri dan kanan rahim.
2. Saluran indung telur (tuba fallopi), berfungsi untuk menyalurkan sel telur
setelah keluar dari indung telur (proses ovulast) dan tempat dimana terjadi
pembuahan (konsepsi) atau bertemunya sel telur dan sperma.
3. Rahim (Uterus), berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentukny
seperti buah alpukat denan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil,
besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Dindingnya terdirid
adari lapisan parametrium, lapisan metomtrium dan lapisan endometrium
4. Vagina/Liang Kemaluan, adalah lubang tempat masuknya penis saat
bersanggama, vagina juga merupakan jalan keluar darah haid dan bayi yang
dilahirkan. Dalam vagina terdapat mikro oganime yang sangat bermanfaat
kalau keseimbangannya tidak terganggu. Keseimbangannya terganggu bila

Universitas Sumatera Utara

perempuan terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik, makan obat


antibiotika yang membunuh kuman, atau terlalu sering berhubungana seks
berganti pasangan. Keputihan adalah salah satu akibat dari terganggunnya
keseimbangan organisme tersebut dalam vagina.
5. Selaput dara (Hymen) adalah lapisan tipis yang berada dalam liang kemaluan,
tidak jauh dari mulut vagina. Ada selaput yang sangat tipis dan mudah robek
dan ada selaput dara yang kaku dan tidak mudah robek. Selaput dara yang
tipis tidak hanya akan robek karena hubungan seks, tetapi bisa robek karena
hal lain seperti kecelakaan, jatuh, olah raga, dan lain-lain.
6. Bibir kemaluan (Labia), berada di bagian luar vagina. Ada yang disebut bibir
besar dan bibir kecil. Bibir besar adalah bagian yang paling luar yang
biasanya ditumbuhi bulu. Bibir kecil terletak di belakang bibir besar dan
banyak mengandung saraf pembuluh darah.
7. Kelentit (Klitoris), berada di bagian atas di antara bibir kemaluan. Bentuknya
seperti kacang. Kelentit mempunyai syaraf yang sangat banyak.
8. Saluran kemih, berguna untuk mengeluarkan air kencing, terletak di antara
kelentit dan mulut vagina.
2.8.2. Pubertas dan Kematangan Seksual pada remaja
Pubertas adalah situasi yang dialami remaja dalam masa peralihan dari anakanak menuju dewasa. Masa pubertas ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik
yang cukup menyolok maupun perubahan perasaan, pergaulan, pikian dan perilaku.
Masa pubertas berlangsung beberapa tahun. Selama itu remaja seringkali merasa
bermasalah dengan dirinya sendiri maupun dengan orang sekitarnya. Bila orangtua

Universitas Sumatera Utara

dan dewasa bisa memahami pubertas yang sedang yang dialami remaja, maka hal itu
bisa sangat membantu remaja menghadapi masalahnya. Pubertas pada anak
perempuan biasanya dimulai sekitar usia sembilan, sepuluh atau sebelah tahun
sedangkan pada laki-laki dimulai pada usia sebelas atau dua belas tahun.
Beberapa ciri pubertas pada laki-laki seperti perubahan fisik, yaitu : Otot
menguat, dan pertumbuhan tinggi dan besar badan pesat, tumbuh jakun, tumbuh bulu
di ketiak, kemaluan dan sekitar wajah atau dada, kulit berminyak dan mulai
berjerawat, lebih banyak berkeringat dan mengeluarkan bau badan, suara menjadi
besar. Sedangkan perubahan pada fungsi organ reproduksi yaitu : hormon Testosteron
mulai lebih banyak berperan terhadap organ reproduksi, organ reproduksi mulai
memproduksi sperma yang bisa keluar melalui ejakulasi dan mimpi basah,
penis/zakar dan pelir membesar. Perubahan emosi/psikologis yang dialami seperti
:timbul perhatian pada lawan jenis, ingin lebih diperhatikan dan diakui kedewasaanya
mulai lebih banyak memperhatikan penampilan diri, relatif lebih mudah terangsang
secara seksual dan lain-lain
Pada perempuan juga terjadi ciri pubertas perubahan fisik seperti : tumbuh
payudara/buah dada, puting mulai menonjol keluar, bentuk tubuh mulai berlekuk
sekitar pinggal dan pinggul, tumbuh bulu diketiak dan sekitar kemaluan, kulit
berminyak dan mudah berjerawat, lebih banyak berkeringat dan mengeluarkan bau
badan. Sedangkan perubahan pada fungsi organ reproduksi antara lain : hormon
estrogen dan progesteron mulai lebih banyak berperan terhadap organ reproduksi
mulai mengalami haid menstrusi setiap bulan, indung telur membesar, dari vagina
mulai keluar cairan putih bening agak kental. Pada perubahan emosi/psikologis

Universitas Sumatera Utara

seperti : menjadi lebih perasa/sensitif, ingin lebih diperhatikan, mulai lebih banyak
memperhatikan penampilan diri, timbul perhatian pada lawan jenis, relatif lebih
mudah terangsang secara seksual dan lain-lain.
2.8.3. Hormon Seks dan Peranannya
Pada masa pubertas, otak memproduksi hormon khusus yang mengirim
pesan kepada organ-organ reproduki untuk mulai memproduksi hormon seks.
Hormon seks pada permepuan disebut hormon estrogen dan progestrone yang
menghasilkan sel-sel telur. Hormon pada laki-laki adalah hormon testosteron yang
menghasilkan sperma. Dengan bekerjanya hormon-hormon seks, pada masa pubertas
ini beberapa kejadian khusus yang alamiah dan normal akan dialami oleh remaja,
seperti :
1. Haid/Menstruasi/Datang Bulan pada remaja perempuan
Masa pubertas pada perempuan ditandai dengan adanya haid satu bulan
sekali. Hormon estrogenlah yang menyebabkan sel telur dan indung telur matang.
Setiap bulan satu sel telur tersebut dilepaskan. Pelepasan sel telur disebut ovulasi
yang berasal dari kata ovum artinya telur. Apabila dalam perjalanan di saluran indung
telur, sel telur tidak bertemu dengan sperma, maka sel telur akan sampai di rahim
tanpa dibuahi.
Bersama lapisan dinding rahim, sel telur yang dibuahi akan pecah dan keluar
bersama dengan darah yang berasal dari dinding rahim. Sel telur yang luruh bersama
darah itulah yang disebut dengan haid. Masa haid biasanya berkisar kurang lebih 5-7
hari. Haid yang pertama kali pada remaja perempuan disebut Menarche. Sejak haid

Universitas Sumatera Utara

pertama, perempuan akan mengalami siklus haid sekitar satu buan sekali, berkisar
antara 21 hari sekali sampai 28 hari sekali..
2. Mimpi Basah pada remaja laki-laki
Mimpi basah adalah suatu kejadian ketika remaja laki-laki bermimpi
mengenai sesuatu yang menyenangkan sampai mengeluarkan cairan yang agak
lengket dari penisnya tanpa disadarinya. Mimpi basah adalah tanda laki-laki memulai
masa pubertasnya. Mimpi basah umumnya terjadi setiap 2-3 minggu sekali. Tetapi
tidak perlu khawatir bila itu tidak terjadi. Cairan yang keluar dari penis disebut air
mani yaitu campuran antara semen dengan sperma. Sperma adalah sel yang
dihasilkan laki-laki di dalam testis atau pelirnya atas perintah hormon testosterone.
Testosterone adalah hormon yang paling berperan dalam pertumbuhan tubuh lakilaki. Jumlah sperma yang ada di dalam testis laki-laki berjuta-juta.
2.8.4. Kebersihan dan Kesehatan Diri
Setiap remaja pasti akan mengalami masa akil balig dan mengalami banyak
perubahan, baik fisik, mental maupun sosial. Beberapa perubahan yang terjadi pada
tubuh selama akil balig, antara lain: keringat bertambah, mulai muncul yang namanya
Bau Badan, rambut jadi lebih berminyak, muncul jerawat pada wajah, tumbuh bulubulu halus (di ketiak, kaki dan daerah kemaluan). Dengan memelihara kebersihan dan
kesehatan diri, akan mencegah timbulnya penyakit dan meningkatkan kondisi kesehatan
tubuh.
Kebersihan dan kesehatan diri yang perlu diperhatikan remaja antara lain
mencakup pemeliharaan: rambut, kulit, mandi dan menggosok gigi, merawat alat

Universitas Sumatera Utara

kelamin, kebersihan tangan dan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan di rumah dan
tempat istirahat. Selain itu, untuk meningkatkan kondisi tubuh/ juga dengan cara
berolahraga dan istirahat yang cukup.
2.8.5. Dampak Negatif Reproduksi
1. Kehamilan Tak Diinginkan dan Aborsi
Hubungan seks pra nikah yang dilakukan remaja secara tidak bertanggung
jawab terbukti telah banyak mengakibatkan Kehamilan Tidak Diharapkan (KTD).
Banyak KTD diakhiri dengna aborsi. Aborsi selain dapat merusak organ reproduksi
remaja perempuan, juga bisa menyebabkan kematian ibu. Menurut Prof. Biran
Affandi, sekitar 2,1 2,4 juta perempun setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi
30% diantarannya remaja. Aborsi di kalangan remaja seringkali dilakukan dengan
cara-cara tidak aman seperti memijat, minum jamu dan memasukkan benda ke dalam
jalan lahir. Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan oleh remaja jika mengalami
KTD: mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan (aborsi).
2. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS
Hubungan seks di luar nikah yang dilakukan secara tidak aman juga terbukti
telah menyebabkan infeksi/penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS yang
mengakibatkan kematian. Sampai akhir Maret 2003, jumlah orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di Indonesia adalah 3.614 orang (sebagian besar ditularkan melalui jarum
suntik), diantarannya remaja berusia 15-19 Tahun berjumlah 147 orang, terdiri dari
79 orang HIV dan 68 orang dengan AIDS (Sumber : Subdit PMS & AIDS Ditjen
PPM & PL. Depkes RI).

Universitas Sumatera Utara

Infeksi menular seksual adalah infeksi yang biasanya disebabkan oleh


hubungan seksual dengan orang yang sudah terjangkit salah satu PMS. PMS dapat
menular melalui cairan tubuh yaitu : cairan vagina, cairan sperma, dan cairan darah.
Setiap orang bisa tertular IMS. Orang yang paling berisiko terkena IMS adalah orang
yang suka berganti pasangan seksual. Kebanyakan yang terkena IMS berusia 15-29
tahun, tapi ada pula bayi yang lahir membawa IMS karena tertular dari ibunya.
Bahaya infeksi menular seksual dapat mengakibatkan kemandulan,
keguguran yang menimbulkan kanker leher rahim, merusak penglihatan, otak dan
hati, bisa ditularkan kepada bayi, lebih mudah tertular HTV/AIDS, bisa menyebabkan
kematian. Berikut ini merupakan jenis IMS dan gejala-gejalannya :
1. Clamidia, gejalanya pada laki-laki seperti nyeri saat kencing, keluar cairan lendir
dan bening dari kemaluan, bewarna kuning kehijauan, dan bau, terasa gatal.
Gejala pada perempuan nyeri pada kemaluan, tetapi kadang tidak ada keluhan,
keputihan yang disertai nyeri pada saat kencing dan pendarahan setelah
melakukan hubungan seksual.
2. Gonorhae/Kencing Nanah, gejalanya pada laki-laki seperti rasa sakit waktu buang
air kecil atau ereksi, keluar nanah dari saluran kencing terutama waktu pagi hari,
gejalanya timbul dalam waktu satu minggu. Pada perempuan muncul gejala
seperti sering tanpa gejala apapun atau gejala sulit dilihat, nyeri di daerah perut
bagian abwah, kadang-kadang disertai keputihan dan berbau, alat kelamin terasa
sakit atau gatal, rasa sakit atau panas waktu kencing dan pendarahan waktu
melakukan hubungan seksual. Nyeri saat kencing (tidak seberat pada pria)

Universitas Sumatera Utara

3. Sifilis/Raja Singa, gejala pada laki-laki seperti bintil-bintil berair seperti cacar
disertai timbulnya luka yang terasa nyeri disekitar kelamin pada stadium lanjut
akan nampak, seperti koreng berwarna merah (luka terbuka) kadang-kadang
disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu. Sedangkan gejala pada
perempuan sama seperti pada laki-laki.
4.

Herpes Kelamin, gejala pada laki-laki seperti badan lemas, nyeri sendi pada
daerah terinfeksi, dema. Tampak kelamin kulit yang berbenjol-benjol, bulat atau
lonjong kecil, kadang-kadang ada rasa seperti terbakar atu gatal pada kelamin,
diikuti timbulnya bintil-bintil berisi air di atas kulit dengan warna kemerahan.
Sedangkan pada perempuan muncul gejala sama seperti pada laki-laki. Pada
perempuan biasanya timbul di sekitar kelamin, dinding kemaluan dan kadangkadang di sekitar anus.

5. Jengger Ayam/kutil kelamin, gejala pada laki-laki seperti timbul kutil pada daerah
terinfeksi, dalam kasus lanjut, kutil bergerombol, seperti jengger ayam di daerah
kemaluan dan anus. Pada perempuan dapat mengenai kulit di daerah kelamin
sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim,
pada perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali.
6. Hepatitis B dan C, gejala pada laki-laki tidak terlihat pada daerah kelamin, tetapi
penularannya bisa lewat hubungan seksual, dengan tanda-tanda badan lemas,
kurang gairah, kadang demam. Pada kasus parah tampak kulit selaput mata
berwarna kuning. Sedangkan gejala pada perempuan sama seperti gejala pada
laki-laki.

Universitas Sumatera Utara

7. HIV/AIDS , Walaupun virus sudah ada di dalam darah, tidak tampak gejala sama
sekali. Pada penderita yang sudah menunjukkan gejala (AIDS) nampak gejala
yang sangat kompleks, yang sulit dibedakan dengan penderita kanker stadium
lanjut, sedangkan gejala pada perempuan sama seperti laki-laki.
2.9. Remaja
Perkataan remaja merupakan terjemahan dari bahasa inggris. Menurut Sebald
(1992) kata remaja berasal dari adolescence dan berasal dari kata latin, adolescere
yang berarti tumbuh

menjadi dewasa atau perkembangan menuju kematangan.

Dalam arti yang lebih luas lagi, Piaget (1969) mengatakan pengertian remaja
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Ahmadi, 2002).
Rice (1999) mendefinisikan remaja sebagai suatu periode antara masa
kanak-kanak menuju kedewasaan. Pandangan serupa dikemukakan Lerner dan
Hultsch (1983) bahwa perkembangan remaja

adalah

periode diantara

rentang

waktu dimana saat ia dianggap masa anak-anak menuju ke masa dewasa. Dimasa
remaja terjadi proses perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional. Perubahan
fisik

dan perkembangan

seksual yang terjadi secara

cepat

juga

disertai

bertambahnya tuntutan masyarakat. (Ahmadi, 2002)


Dari beberapa

definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa masa remaja

merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dan dalam
prosesnya

terjadi perkembangan

kematangan

fisik,

psikis

dan sosial serta

bertambahnya tuntutan masyarakat. Remaja adalah masa peralihan antara tahap anak
dan dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial budaya.

Universitas Sumatera Utara

Cirinya adalah alat-alat reproduksi mulai berfungsi, libido mulai muncul,


inteligensi mencapai puncak perkembangannya, emosi sangat labil, kesetiakawanan
yang kuat terhadap teman sebaya dan belum menikah. Kondisinya yang belum
menikah ini menyebabkan remaja secara sosial budaya (termasuk agama) dianggap
belum berhak atas informasi dan edukasi, apalagi pelayanan medis untuk kesehatan
reproduksi. Sementara itu dalam kondisi tertentu (perkotaan, kelas sosial ekonomi
menengah ke atas) rentang masa remaja bisa mencapai belasan tahun dan dalam masa
yang panjang itu remaja dihadapkan pada paparan media massa yang merangsang
libido. Dampaknya adalah makin aktifnya perilaku seksual pranikah yang disertai
ketidaktahuan yang pada gilirannya bisa membahayakan kesehatan reproduksi remaja
(dalam hal KIE dan pelayanan kesehatan reproduksi) dengan orang-orang dewasa lain
karena kedua kelompok usia itu sama-sama sudah beraktivitas seksual. Kendala sosial
budaya (termasuk agama) perlu diatasi melalui upaya-upaya sosialisasi masalahmasalah kesehatan reproduksi remaja dan penanggulangannya (Ahmadi, 2002).
Usia remaja sering disebut sebagai periode peralihan, yaitu periode peralihan
antara anak-anak dengan masa dewasa yang penuh gejolak. Gejolak ditimbulkan baik
oleh fungsi sosial remaja dalam mempersiapkan diri menuju kedewasaan (mencari
indetitas diri, memantapkan posisi dalam masyarakat tersebut dsb.) maupun oleh
pertumbuhan fisik (perkembangan tanda-tanda seksual sekunder, pertumbuhan tubuh
yang tidak proporsional) dan perubahan emosi lebih peka, lebih cepat marah, agresif
dsb, serta perkembangan inteligensinya makin tajam bernalar, makin kritis
(Ahmadi,1998).

Universitas Sumatera Utara

Usia remaja berbeda-beda panjangnya dari waktu dan dari tempat ke tempat
lain. Di lingkungan masyarakat yang masih sederhana (primitif), kurun usia remaja
ini bisa sangat singkat, beberapa hari sehingga 1-2 tahun, karena begitu anak
menunjukkan tanda-tanda akil balig, dilakukan upacara inisiasi tertentu dan setelah
itu, anak itu langsung berstatus sosial dewasa (menikah bekerja, berburu, menjadi
prajurit, diundang kenduri, wanitanya langsung hamil, mempunyai anak dan
mengerjakan perkerjaan-pekerjaan rumah tangga). Hal ini dimungkinkan karena di
lingkungan masyarakat yang sederhana, persyaratan untuk menjadi dewasa pun tidak
terlalu berat (cukup asal sudah bisa membantu ayah di sawah atau membantu ibu di
dapur).
Di kalangan masyarakat yang sudah lebih canggih (masyarakat modern,
kalangan menengah ke atas) kurun usia remaja bisa lebih panjang, bisa mencapai
belasan tahun (di Indonesia antara 11-24 tahun). Penyebabnya adalah makin awalnya
tanda-tanda akil balig (karena gizi yang baik, rangsangan dari lingkungan dsb.)
Sementara persyaratan untuk menjadi dewasa justru semakin berat (harus sekolah
dulu, punya pekerjaan dulu), sehingga memerlukan waktu yang makin lama (usia
rata-rata perkawinan meningkat dari usia 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk
pria dalam UU Perkawinan 1974 sampai mendekati umur 26 tahun bagi wanita dan
30 tahun bagi laki laki (Ahmadi, 2002).
2.9.1 Pembagian dan Batasan Usia Remaja
Berbagai batasan usia dan pembagian masa remaja yang telah dikemukakan
para ahli. Stone dan Church (1973) membagi masa remaja menjadi remaja awal,
remaja akhir dan dewasa muda. Remaja awal adalah suatu periode dari mulainya

Universitas Sumatera Utara

masa pubertas hingga kurang lebih satu tahun sesudah pubertas yaitu pada saat pola
fisiologis berfungsi dengan stabil. Remaja akhir adalah periode sesudahnya dari
remaja awal hingga usia yang dibolehkan untuk ikut pemilu, menyetir kendaraan atau
saat mulai masuk kuliah. Dewasa muda adalah periode dari permulaan kuliah
hingga usia awal duapuluhan (Ahmadi, 1998).
Menurut Hurlock (1980) secara umum masa remaja dibagi menjadi dua
bagian yaitu awal masa remaja dan akhir masa remaja. Awal masa remaja
berlangsung kira-kira dari 13 tahun hingga 16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa
remaja bermula dari usia 16 tahun atau 17 tahun hingga usia 18 tahun, yaitu usia
matang secara hukum.
Santrock (2001) juga membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa
remaja awal dan masa remaja akhir. Hanya saja, Santrock (2001) mengatakan usia
remaja awal sekitar 10-13 tahun dan usia remaja akhir berkisar antara 18-22 tahun.
Monks, dkk (2001) beranggapan bahwa usia remaja berlangsung antara umur
12 tahun dan 21 tahun dan terbagi atas tiga bagian, yaitu masa remaja awal antara
12-15 tahun, masa remaja pertengahan antara 15-18 tahun dan masa remaja akhir
antara 18-21 tahun.
2.9.2 Perkembangan Masa Remaja
Berbagai perkembangan pada masa remaja dapat dilihat dari berbagai aspek.
Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan fisik

Universitas Sumatera Utara

Perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja merupakan gejala utama dari
perkembangan remaja karena ada hubungannya dengan aspek lain dari
perkembangan remaja.
2. Perkembangan kognitif
Piaget dalam Turner dan Helms (1995) menyebutkan perkembangan kognitif
remaja ke dalam tahap formal operasional yaitu saat pemikirannya menjadi
semakin rasional. Pada tahap ini remaja mulai mengembangkan pemikiran
yang bersifat abstrak, hipotesis serta mampu melihat berbagai kemungkinan
dalam pemecahan masalah yang dihadapi serta mulai memikirkan bagaimana
pandangan orang lain terhadap dirinya.
3. Perkembangan kepribadian
Pada tahap ini terjadi suatu konflik yang disebut konflik antara identity vs
role confusion (Morgan, dkk, 1986). Dimasa ini remaja sedang dalam proses
pembentukan identitas diri yang merupakan masa dimana individu berharap
dapat mengatakan siapa dirinya saat ini dan apa yang dikehendakinya di
masa mendatang. Ciri-ciri yang mencolok dari tahap ini adalah adanya
sublimasi dari perasaan-perasaan oedipal melalui ekspresi libido, yaitu
dengan cara jatuh cinta dengan lawan jenis.
4. Perkembangan emosi
Secara tradisional, pada masa remaja dianggap sebagai periode badai dan
tekanan, yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai
akibat dari

perubahan fisik

dan

kelenjar (Hurlock, 1980). Pada masa

perkembangan emosi terjadi ketidakstabilan

emosi

dimana individu

Universitas Sumatera Utara

mengalami perasaan-perasaan yang kontradiktif sifatnya (Pikunas, 1976),


seperti sinis terhadap orang lain maupun terhadap kejadian tertentu, benci,
perasaan cinta, apatis, peduli dan sebagainya (Ahmadi, 1998).
5. Perkembangan sosial
Salah satu tugas perkembangan

masa remaja yang tersulit adalah yang

berhubungan dengan penyesuaian sosial (Hurlock, 1980). Diterangkan


Greenberger, dkk (1975) bahwa upaya yang terpenting dan tersulit adalah
penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh

kelompok sebaya,

perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai


baru dalam seleksi persahabatan ataupun dukungan dan penolakan sosial
serta seleksi pemimpin. Karena remaja lebih banyak berada di luar rumah
bersama teman-teman sebaya sebagai suatu kelompok, maka pengaruh teman
sebaya lebih besar daripada pengaruh keluarga (Ahmadi,1998).

Universitas Sumatera Utara

2.9. Kerangka Konsep


Kerangka konsep ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah
pengaruh media booklet terhadap pengetahuan dan sikap santri tentang kesehatan
reproduksi, namun untuk mengetahui pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan
intervensi diukur dengan pretest dan untuk melihat sejauh mana pengaruh metode
tersebut diukur dengan postest.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Media Pendidikan Kesehatan
(Booklet) Tentang Kesehatan
Reproduksi

PRE-TEST

Pengetahuan dan Sikap


Santri Tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja

POST-TEST

Pengetahuan dan Sikap


Santri Tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai