Anda di halaman 1dari 6

Hasil Pengamatan

N
O
1
2
3
4
5

Titik
A
B
C
D
E

T. Alat
1.30
1.30
1.30
1.30
1.30

Jarak (S)
20
30
25
29
22

BA
1.420
1.440
1.820
1.880
1.390

BT
1.320
1.290
1.710
1.740
1.280

Perhitungan
A. Rumus Kebenaran Benang Tengah
Titik A
= (BA+BB)/2
= (1.420 + 1.220)/2
=1.320

Titik B

Titik C

=(BA+BB)/2
=(1.440 + 1.150)/2
=1.295
= (BA+BB)/2
= ( 1.820 + 1.580)/2
= 1.700

Titik D

Titik C

= (BA+BB)/2
= (1.880 + 1.590)/2
= 1.735
= (BA+BB)/2
= (1.390 + 1.170)/2
=1.280

B. Perhitungan Jarak (S)


Titik A
= (BA-BB) X 100
= (1.420 - 1.220) X 100
= 20 meter

Titik B

= (BA-BB) X 100
=(1.440 -1.150) X 100
= 29 meter

BB

Sudu

1.220
1.150
1.580
1.590
1.170

t
123
145
298
251
35

Titik C

= (BA-BB) X 100
= ( 1.820 - 1.580) X 100

Titik D

= 24 meter
= (BA-BB) X 100
= ( 1.820 -1.580) X 100
= 29 meter

Titik C

= (BA-BB)X 100
= ( 1.820 - 1.580) X 100
= 22 meter

Pembahasan
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian
atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting
gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan
ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk
perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung
yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah,
penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan,
yaitu Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum
dianggap sama dengan garis unting-unting. Bidang mendatar adalah bidang yang
tegak lurus garis vertikal pada setiap titik. Bidang horisontal berbentuk
melengkung mengikuti permukaan laut. Datum adalah bidang yang digunakan
sebagai bidang referensi untuk ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.
Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap
datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal
adalah nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat yaitu,
Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo. Garis arah nivo harus
tegak lurus sumbu I. Dan benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu
ukur (baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya
harus betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di
samping itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak
rambu ukur berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo
rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur
secara perlahan-lahan ke depan, kemudian ke belakang, kemudian pengamat

mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Cara ini tidak cocok bila
rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi.
Adapun :
BT = Bacaan benang tengah waterpass
BA = Bacaan benang atas waterpass
BB= Bacaan benang bawah waterpass
Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau
pembagian skala pada rambu ukur tersebut tidak benar.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ada dua macam pengukuran waterpass yang
dilaksanakan, yaitu :
1.

Pengukuran Waterpass Memanjang

2.

Pengukuran Waterpass Melintang

Rumus-rumus yang digunakan dalam pengukuran waterpass adalah


a.

Pengukuran Waterpas Memanjang


Beda tinggi antara titik A dan B adalah :
hP1P2 = BTP1 BTP2

Adapun :
hP1P2 = beda tinggi antara titik P1 dan P2
BTP1 = bacaan benang tengah di titik P1
BTP2 = bacaan benang tengah di titik P2

Jarak antara A dengan P1 adalah :


do = 100 (BAP1 BBP1)

Adapun :
dAP = jarak antara titik A dan P
BAA = bacaan benang atas di titik A
BBA = bacaan benang bawah di titik A
Dalam pengukuran waterpass memanjang, pesawat diletakkan di tengahtengah titik yang akan diukur. Hal ini untuk meniadakan kesalahan akibat tidak
sejajarnya kedudukan sumbu teropong dengan garis arah nivo.

b.

Pengukuran Waterpass Melintang

Beda tinggi antara titik 1 dan 2 adalah :


h12 = BT1 BT2
Adapun :
h12 = beda tinggi antara titik 1 dan titik 2
BT1 = bacaan benang tengah di titik 1
BT2 = bacaan benang tengah di titik 2

Beda tinggi antara titik 1 dan titik P adalah :


h1P = BT1 TP
Adapun :
h1P = beda tinggi antara titik 1 dan titik P
BT1 = bacaan benang tengah di titik 1
TP

= tinggi pesawat

kesalahankesalahan yang biasa dilakukan di lapangan yaitu: Pembacaan


yang salah terhadap rambu ukur. Hal ini dapat di sebabkan karena mata si
pengamat kabur, angka rambu ukur yang hilang akibat sering tergores, rambu ukur
kurang tegak dan sebagainya, penempatan pesawat atau rambu ukur yang salah,
pencatatan hasil pengamatan yang salah. Dan menyentuh kaki tiga (tripod)
sehingga kedudukan pesawat / nivo berubah.
Pada saat praktikum titik A memiliki BA 1.420 dan BB 1.220 jika di
lakukan perhitungan maka jarak ke titik A yaitu 20 meter. Titik B memiliki BA
1.440 dan BB 1.150 jika di masukan rumus perhitungan jarak maka, jarak ke titik
B yaitu 29 meter. Titik C memiliki BA 1.820 dan BB 1.580 jika di masukan ke
rumus perhitungan jarak, jarak ke titik C yaitu 24 meter. Titik D pada waterpass
memiliki BA 1.880 dan BB 1.590 dan jaraknya 29 meter. Dan yang terakhir yaitu
titik E pada waterpass menunujukan BA 1.390 dan BB 1.170 dan jarak hasil
peritunganya yaittu 22 meter.

Kesimpulan
1. Pengukuran waterpass

adalah pengukuran untuk menentukan

ketinggian atau beda tinggi antara dua titik.


2. Ada dua macam pengukuran waterpass yaitu pengukuran waterpass
memanjang dan pengukuran waterpass melintang.
3. Nivo tabuung, sebagai petunjuk pengaturan sumbu kedua atau sumbu
mendatar gelembung nivo berada di tegah berarti sumbu kedua dalam
keadaan mendatar.
4. Pemokus diafragma, berfungsi memperjelas keberadaan benang
diafragma.
5. Titik A memiliki BA 1.420 dan BB 1.220 jika di lakukan perhitungan
maka jarak ke titik A yaitu 20 meter.
6. Titik B memiliki BA 1.440 dan BB 1.150 jika di masukan rumus
perhitungan jarak maka, jarak ke titik B yaitu 29 meter.
7. Titik C memiliki BA 1.820 dan BB 1.580 jika di masukan ke rumus
perhitungan jarak, jarak ke titik C yaitu 24 meter.
8. Titik D pada waterpass memiliki BA 1.880 dan BB 1.590 dan
jaraknya 29 meter.
9. Titik E pada waterpass menunujukan BA 1.390 dan BB 1.170 dan
jarak hasil peritunganya yaittu 22 meter.

Anda mungkin juga menyukai