Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan
daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos.Autos berarti sendiri
dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai kewenangan
untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga
sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah.[1]
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi
tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang
lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan
menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing.
Daerah otonom
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Daerah swantantra atau daerah otonom adalah daerah di dalam suatu negara yang memiliki
kekuasaan otonom, atau kebebasan dari pemerintah di luar daerah tersebut. Biasanya suatu daerah
diberi sistem ini karena keadaan geografinya yang unik atau penduduknya merupakan minoritas
negara tersebut, sehingga diperlukan hukum-hukum yang khusus, yang hanya cocok diterapkan
untuk daerah tersebut.
Menurut jenisnya, daerah otonom dapat berupa otonomi teritorial, otonomi kebudayaan, dan
otonomi lokal.
Di Indonesia, daerah otonom diartikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas
daerah tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.[1]
Tujuan otonomi daerah kerap menjadi pembicaraan dan bahan diskusi yang menarik bahkan hingga
saat ini setelah konsepsi otonomi daerah itu diselenggarakan di Indonesia. Mungkin inilah akibat
belum tercapainya tujuan otonomi daerah itu sendiri sesuai dengan gagasan awal pelaksanaannya
atau mungkin lemahnya indikasi akan tercapainyatujuan otonomi daerah dengan melihat realitas
pelaksanaan otonomi daerah dengan berbagai macam ekses yang telah ditimbulkannya. Hal ini
dikarenakan pembicaraan mengenai tujuan otonomi daerah selalu dibarengi dengan harapan untuk
mewujudkannya.
Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah, dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
Berdasarkan
ketentuan
tersebut
disebutkan
adanya
(tiga) tujuan
otonomi
daerah,
yakni
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
diharapkan
dapat
dipercepat
perwujudannya
melalui
peningkatan
pelayanan di daerah dan pemberdayaan masyarakat atau adanya peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan di daerah. Sementara upaya peningkatan daya saing diharapkan
dapat dilaksanakan dengan memperhatikan keistimewaan atau kekhususan serta potensi daerah dan
keanekaragaman yang dimiliki oleh daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masing-masing daerah dalam menyelenggarakan urusan yang menjadi kewenangannya berhak untuk
membuat kebijakan baik dalam rangka peningkatan pelayanan maupun dalam rankga peningkatan
peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah yang diharapkan bermuara pada cita-cita untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Selain prinsip pemberian otonomi seluas-luasnya kepada masyarakat, diberlakukan pula prinsip
otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Yang dimaksud dengan pemberian prinsip otonomi yang
nyata adalah bahwa kewenangan, tugas dan tanggung jawab pemerintahan daerah dilaksanakan
berdasarkan kondisi obyektif suatu daerah. Sedangkan yang dimaksud dengan otonomi yang
bertanggungjawab adalah bahwa penyelenggaraan otonomi daerah oleh pemerintah daerah di
masing-masing daerah pada dasarnya adalah untuk mewujudkan tujuan otonomi daerah sebagai
bagian dari tujuan nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penyelenggaraan otonomi daerah tidak boleh dilepaskan
dari tujuan otonomi daerah yakni mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan oleh
karena itu, senantiasa harus memperhatikan apa yang menjadi kepentingan dan aspirasi yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat di daerah masing-masing.
Demikian uraian mengenai tujuan otonomi daerah semoga bermanfaat bagi anda.
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara pemerintahan daerah menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi itu dibagi
lagi atas daerahkabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan
daerah kota mempunyai pemerintahan daerahyang diatur dengan undang-undang.
Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah
Kabupaten dan Daerah Kota dipilih secara demokratis. Pemerintah daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Susunan
2 Kepala Daerah
4 Perangkat Daerah
o
Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur dan Perangkat
Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah
Apabila kepala daerah berhenti dalam masa jabatannya maka kepala daerah diganti oleh wakil
kepala daerah sampai berakhir masa jabatannya dan proses pelaksanaannya dilakukan
berdasarkan keputusan Rapat Paripurna DPRD dan disahkan oleh Presiden. Apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil kepala daerah dalam masa jabatannya dan sisa masa jabatannya lebih
dari 18 (delapan belas) bulan, kepala daerah mengusulkan 2 (dua) orang calon wakil kepala daerah
untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD berdasarkan usul partai politik atau gabungan partai politik
yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dalam
hal kepala daerah dan wakil kepala daerah berhenti atau diberhentikan secara bersamaan dalam
masa jabatannya, Rapat Paripurna DPRD memutuskan dan menugaskan KPUD untuk
menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah paling lambat 6 (enam) bulan
terhitung sejak ditetapkannya penjabat kepala daerah.
Pada saat pemilihan kepala daerah pemerintah daerah memberikan kesempatan yang sama
kepada pasangan calon untuk menggunakan fasilitas umum. KPUD berkoordinasi dengan
pemerintah daerah untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah
lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan masyarakat untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang
berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah
setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman tersebut
dilakukan antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.
Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai
investasi yang menghasilkan penerimaan daerah. Pemerintah daerah dalam meningkatkan
perekonomian daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat
dan/atau investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik Pemerintah
dan/atau milik swasta. Penyertaan modal tersebut dapat ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak
lain, dan/atau dapat dialihkan kepada badan usaha milik daerah. Pemerintah daerah dapat memiliki
BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya
ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai kebutuhan tertentu yang
dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun anggaran. Pengaturan tentang dana cadangan
daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun anggaran berjalan. Pemerintah daerah mengajukan
rancangan Perda tentang perubahan APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen
pendukungnya kepada DPRD.
Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola pembangunan di kawasan perdesaan yang
direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan. Pemerintah daerah mengikutsertakan
masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan
pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan. Pemerintah daerah bersama-sama DPRD
mengatur (regelling) urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah
daerah mengurus (bestuur) urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya.
Pemerintah daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah
dan Peraturan Kepala Daerah yang telah diundangkan dalam Berita Daerah.
Pada saat pemilihan kepala daerah pemerintah daerah memberikan kesempatan yang sama
kepada pasangan calon untuk menggunakan fasilitas umum. KPUD berkoordinasi dengan
pemerintah daerah untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah
lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan masyarakat untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang
berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah
setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman tersebut
dilakukan antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.
Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai
investasi yang menghasilkan penerimaan daerah. Pemerintah daerah dalam meningkatkan
perekonomian daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat
dan/atau investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik Pemerintah
dan/atau milik swasta. Penyertaan modal tersebut dapat ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak
lain, dan/atau dapat dialihkan kepada badan usaha milik daerah. Pemerintah daerah dapat memiliki
BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya
ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai kebutuhan tertentu yang
dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun anggaran. Pengaturan tentang dana cadangan
daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun anggaran berjalan. Pemerintah daerah mengajukan
rancangan Perda tentang perubahan APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen
pendukungnya kepada DPRD.
Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola pembangunan di kawasan perdesaan yang
direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan. Pemerintah daerah mengikutsertakan
masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan
pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan.
Kategori:
1.
UUD 1945 PASAL 18
2.
UU NO 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
3.
UU NO 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA
PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH
OTONOMI DAERAH MENURUT UU NO 32 TAHUN 2004
HAK , WEWENANGA DAN KEWAJIBAN DAERAH OTONOM UNTUK MENGATUR DAN
MENGURUS SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
SETEMPAT SESUAI DENAGN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
DAERAH OTONOM
KESATUAN MASYARAKAT HUKUM YANG MEMPUNYAI BATAS BATAS WILAYAH YANG
BERWENANG MENGATUR DAN MENGURUS URUSAN PEMERINTAHAN DAN
KEPENTINGAN MASYARAKATSETEMPAT MENURUT PRAKARSA SENDIRI BERDASARKAN
ASPIRASI MASYARAKAT DALAM SISTEM NKRI
1.
2.
3.
1.
1.
TUGAS PEMBANTUAN : penyerahan urusan , penugasan dari pemerintah
(pusat) kepada daerah dan atau desa / dari pemerintah provinsi kepada daerah dan
atau desa serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu
2.
Asas otonomi
a.
Otonomi luas
b.
Otonomi nyata
c.
Otonomi yang dapat dipertanggungjawakan
a. Otonomi luas
daerah tersebut berwenang menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup
kewenangan yang luas hampir di semua bidang pemerintahan kecuali yang oleh UU
ditentukan sebagai kewenangan pemerintah pusat
b. Otonomi nyata
berarti bahwa pemberian otonomi daerah harus didasarkan pada factor factor
keadaan setempat yang memang benar benar dapat menjamin daerah
bersangkutan mampu secara nyata mengatur rumah tangganya sendiri.
c. Otonomi yang dapat dipertanggungjawakan dalam arti bahwa pemberian otonomi
benar benar sejalan dengan tujuannya untuk melancarkan pembangunan yang
tersebar di seluruh pelosok tanah air, yang pada akhirnya dapat mewujudkan
kesejahteraan rakyat secara adil dan merata
1.
DAMPAK POSITIF
a.
dengan otonomi daerah maka pemerintah daerah akan mendapatkan
kesempatan untuk menampilkan identitas lokal yang ada di masyarakat
b.
Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon
tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di
daerahnya sendiri.
c.
dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur
birokrasi dari pemerintah pusat
d.
memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta
membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata
e.
kebijakan-kebijakan pemerintah akan lebih tepat sasaran, hal tersebut
dikarenakan pemerintah daerah cinderung lebih menegeti keadaan dan situasi
daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di daerahnya daripada pemerintah
pusat.
f.
dengan system otonomi daerah pemerintah akan lebih cepat mengambil
kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu saat itu, tanpa harus melewati prosedur di
tingkat pusat.
g.
Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta
masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
h.
peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan publik, meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dan terwujudnya kemajuan pembangunan di seluruh daerah
secara merata.
2. Dampak negatif
a.
adanya kesempatan bagi oknum-oknum di pemerintah daerah untuk
melakukan tindakan yang dapat merugika Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi
dan nepotisme.
b.
terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan
konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah satu dengan
daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan Negara
c.
dengan system otonomi daerah maka pemerintah pusat akan lebih susah
mengawasi jalannya pemerintahan di daerah
d.
rendahnya kemampuan daerah dalam menyusun regulasi dalam rangka
mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya masing-masing. Orientasi
daerah yang menginginkan adanya peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui
peraturan daerah untuk menambah anggaran pembangunan di daerah ternyata
berpotensi menjadi boomerang yang justru mengurangi tingkat pertumbuhan
ekonomi di suatu daerah.
e.
penyusunan regulasi yang tidak sesuai dengan teknik legal drafting juga
pada akhirnya berpotensi membuat peraturan daerah bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan lainnya.
f.
membuka peluang yang sangat besar bagi terjadinya korupsi, kolusi dan
nepotisme serta memungkinkan terjadinya kontrol yang kuat dari para elit politik di
tingkat lokal (daerah).
g.
dampak otonomi daerah yang negatif karena tidak diimbangi dengan
kesiapan seluruh pihak yang akan berperan dalam penyelenggaraan otonomi
daerah tersebut, serta tidak didahului dengan penyiapan infrastruktur yang
memadai, baik itu berupa sarana dan prasarana fisik maupun regulasi atau
peraturan perundang-undangan yang lebih komprehensif
h.
sistem.otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak
begitu berarti
i.
bergesernya praktik korupsi dari pusat ke daerah
j.
bahwa daerah akan melakukan upaya maksimalisasi, bukan optimalisasi,
perolehan pendapatan daerah.
k.
Eksploitasi Pendapatan Daerah
Diluar itu semua , otonomi daerah memang bertujuan baik bagi diri kita semua,
bagi bangsa dan Negara , menyebabkan hal negative karena kita belum siap
dengan hal itu atau bahkan kualitas manusia (masyarakat Indonesia yang harus di
tingkatkan )
Namun , banyak hal positif yang dapat kita ambil dari tujuan otonomi daerah ini
2.daerah mempunyai kewajiban yang diatur dalam Pasal 21, terdapat lima belas
kewajiban yang dimilki oleh daerah yaitu:
-Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan , dan kerukunan nasional,
serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
*Meningkatkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
*Mengembangkan kehidupan demokrasi.
*Mewujudkan keadilan dan pemerataan.
*Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.
*Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
*Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.
*Mengembangkan sistem jaminan sosial.
*Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.
*Mengembangkan sumber daya produktif di daerah.
*Melestarikan lingkungan hidup.
*Mengelolah administrasi kependudukan.
*Melestarikan nilai sosial budaya.
*Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan
kewenangannya.
*Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Hak dan kewajiban daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 22
diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam
bentuk pendapatan, belanja, , dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem
pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah tersebut dilakukan
secara efesien, efektif, transparan, akunrabel, tertib, adil, patut dan taat pada
peraturan perundang-undangan.
4.
1.
e. wakil kepala daerah melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang
diberikan oleh kepala daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah;
Kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah meliputi :
1.
Kota Semarang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Semarang
Jawa
Jawa Tengah
Lambang
Kota Semarang
Lokasi Kota Semarang di Pulau Jawa
Koordinat:
6580LU 110250BT
Negara
Hari jadi
Indonesia
2 Mei 1547
Pemerintahan
Wali kota
Area
Total
Populasi (2006)[1]
Total
1.268.292 jiwa
Kepadatan
Demografi
Suku bangsa
Agama
Bahasa
Jawa, Indonesia
Zona waktu
WIB
Kode telepon
+62 24
Kecamatan
16
Flora resmi
Asam jawa
Fauna resmi
Kuntul perak
Situs web
www.semarang.go.id
1 Geografi
2 Sejarah
5 Pembagian administratif
6 Perwakilan
7 Penduduk
8 Julukan
9 Pariwisata
o
10 Perayaan
11 Kuliner
o
11.1 Masakan
11.2 Jajanan
11.3 Minuman
11.4 Oleh-oleh
12 Media
o
12.2 Televisi
13 Sarana umum
o
13.1 Olahraga
13.2 Transportasi
13.4 Pendidikan
14 Kota kembar
15 Lain-lain
17 Referensi
18 Pranala luar
bagian atas tumbuhnya daerah Banyumanik sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk Kota
Semarang bagian atas menjadikan daerah ini cukup padat. Fasilitas umum dan sosial yang
mendukung aktivitas penduduk dalam bekerja maupun sebagai tempat tinggal juga telah terpenuhi.
Banyumanik menjadi pusat pertumbuhan baru di Semarang bagian atas, dikarenakan munculnya
aglomerasi perumahan di daerah ini. Dahulunya Banyumanik hanya merupakan daerah sepi tempat
tinggal penduduk Semarang yang bekerja di Semarang bawah (hanya sebagai dormitory town).
Namun saat ini daerah ini menjadi pusat aktivitas dan pertumbuhan baru di Kota Semarang, dengan
dukungan infrastruktur jalan dan aksessibilitas yang terjangkau. Fasilitas perdagangan dan
perumahan baru banyak bermunculan di daerah ini, seperti Carefour, Mall Banyumanik, Ada
Swalayan, Perumahan Banyumanik, Perumahan Pucang Gading, dan fasilitas pendidikan baik
negeri maupun swasta, seperti Undip, Polines, Unika, dll, dengan dukungan akses jalan tol dan
terminal moda yang memperlancar transportasi. Cepatnya pertumbuhan di daerah ini dikarenakan
kondisi lahan di Semarang bawah sering terkena bencana rob banjir.
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama
Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian darikerajaan Mataram Kuno. Daerah
tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil.
Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang
menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan
demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu
sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng
Ho bersandar pada tahun 1435 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan
kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po
Kong (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal
sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari
perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu
muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau
nama daerah itu menjadi Semarang.
Kantor KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) di Semarang (1918-1930)
Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelarKyai Ageng Pandan
Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II
(kelak disebut sebagai Sunan Bayat atauSunan Pandanaran II atau Sunan Pandanaran
Bayat atau Ki Ageng Pandanaranatau Sunan Pandanaran saja). Di bawah pimpinan Pandan Arang
II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik
perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi,
maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2
Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun
954 H disahkan oleh SultanHadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei
kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan
Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari
pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I
menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk
merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian
Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente.
Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan
ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan
pendudukan Jepang.
Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalaiMiliter (Shico) dari
Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan
seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober
1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan
balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik.
Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari.
Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini
terjadi pada tanggal l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda
menangkap Mr. Imam Sudjahri, wali kota Semarangsebelum proklamasi kemerdekaan. Selama
masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di
bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah
pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindahpindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta.
Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan.
Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali
pemerintahan Gemeente seperti pada masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto.
Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada
Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi,
Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr
Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun
kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.
Mr. Moch.lchsan
Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674
-1701)
Surohadimenggolo IV (1773-?)
Pemerintahan kemudian dibagi dua, yakni Kota Praja dan Kabupaten. Penguasa pribumi kemudian
menjadi Bupati Semarang:
RM Soebiyono (1897-1927)
D. de Jongh (1916-1927)
A. Bagchus (1928-1935)
Kecamat
an
Kelurahan
Candisari
Genuk
Mijen
Ngaliyan
Semarang Barusari, Bulustalan, Lamper Kidul, Lamper Lor, Lamper Tengah, Mugassari,
Selatan
Peterongan, Pleburan, Randusari, Wonodri
Semarang Bulu Lor, Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor, Plombokan,
Utara
Purwosari, Tanjungmas
Tugu
Partai
Kursi
PDI-P
15
Partai Gerindra
PKS
Partai Demokrat
Partai Golkar
PKB
PAN
PPP
Partai NasDem
Total
50
Kota Lumpia
Lumpia adalah makanan khas Semarang, yang terbuat dari akulturasi 2 budaya yaitu budaya Jawa
dan China.
Kota Atlas
Semarang memiliki semboyan Kota ATLAS akronim (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat), sebagai
slogan pemeliharaan keindahan kota.
Pada tahun 2009 dari wacana beberapa pihak, Walikota Semarang menyetujui slogan "SPA",
dimana konsekuensinya, dilakukan pembersihan dan pembangunan dimana mana, (perbaikan
saluran, jalan, trotoar, taman, penataan pkl)
Dugderan
Semarang Expo
Bandeng presto
Mie Kopyok
Sega Becak
Sega Lunyu
Pecel Koyor
Tahu Petis
Tahu Gimbal
Lunpia Semarang
Madu Semarang
Lunpia Semarang
Wingko Babat
Spekoek
Jongkong Singkong
Gandos
Kue Moci
Blanggem
Mentho
Timus
Gilo-gilo
Bakpia
Tahu Gimbal
Es Cao
Es Congklik
Wedang tahu
Wedang Jahe
Wedang Ronde
Wedang Durian
Wedang Lengkeng
Kolak Setup
Lumpia
Mari Wijen
Nama
Jenis
Jaringan
Perusahaan
Bahasa
Koran SINDO
SINDOMedia
(melalui MNC)
Republika
MAHAKA
Kompas
KG
Bisnis Indonesia
JAG
Media Indonesia
MEDIA
Koran Tempo
Tempo Media
Jawa Pos
Suara Merdeka
Suara Merdeka
Kompas
KG
Bisnis Indonesia
JAG
Nasional
Radar Semarang
Meteor
Suara Merdeka
Lokal
Wawasan
Tribun Jateng
Bisnis Semarang
Indonesia
Kana
l
Signal
Frekuen
si
UHF
23
25
27
29
31
Nama
502.250
-MHz
518.250
-MHz
534.250
-MHz
550.250
-MHz
Nama
perusahaan
Pemilik
Status
TVRI
Pemerintah Nasion
Nasional
Indonesia
al
Lembaga
486.250
-MHz
Jaringa
TVRI
TVRI
Penyiaran
Publik TVRI
Pemerintah
Jawa
Jawa
Tengah
Tengah
PT Cakrawala
antv
VIVA
Andalas
Nasion
VIVA
Televisi
Indosiar
Trans TV
MNCTV
EMTEK
Trans
Corp
MNC
PT Indosiar
Visual Mandiri
PT Televisi
Transformasi
Indonesia
PT Cipta
Televisi
Pendidikan
Indonesia
Lokal
SCM
Trans
Media
MNC
al
Negara
Indonesi
a
33
35
37
39
566.250
-MHz
582.250
-MHz
PT Rajawali
RCTI
SCTV
Global
-MHz
TV
-MHz
Citra Televisi
MNC
Indonesia
598.250
614.250
MNC
tvOne
EMTEK
PT Surya
Citra Televisi
SCM
PT Global
MNC
Informasi
MNC
Bermutu
VIVA
PT Lativi
Media Karya
VIVA
PT Duta
41
630.250
-MHz
Trans7
Trans
Visual
Trans
Corp
43
646.250
-MHz
MetroTV
Media
Group
PT Media
Televisi
Indonesia
Media
Group
PT Global
Lokal
Telekomunika
45
662.250
-MHz
Pro TV
SINDOtv
si Terpadu
SINDOMedi
PT Sun
Televisi
Network
47
678.250
Kompas
Kompas PT Televisi
-MHz
TV Jawa
Semarang
Kompas
Indonesia
Tengah
TV
PT Gramedia
Media
Gramedia
Nusantara
PT Televisi
Kampus
Universitas
49
694.250
TVKU
-MHz
Rajawali Dian
Televisi
Nuswantoro
PT
ABS-CBN
News
Channel
Metropolitan
Televisindo
53
726.250
Semaran
-MHz
g TV
Indonesi
a
Network
PT Mataram
Cakrawala
Televisi
Indonesia
Kelompok
Media Bali
Post
Aora TV
Astro Nusantara
BiG TV
Centrin TV
Groovia TV
UseeTV
Indovision
Top TV
OkeVision
Max3
Nexmedia
OrangeTV/Skynindo
Transvision
YesTV
Topas TV
Viva+
Frekuensi Sinyal
666 KHz
AM
Nama
Stasiun
720 KHz
Radio Silaturahim
Islam
801 KHz
Radio Programma 1
RRI
936 KHz
Polaris Media
1062 KHz
Radio Unisa
1152 KHz
Radio Pertiwi
1170 KHz
Radio Programma 4
RRI
1476 KHz
(tidak aktif)
87,8 MHz
FM
Star Network
88,2 MHz
Radio Programma 3
RRI
88,2 MHz
Radio Hot
88,6 MHz
Radio Rhema
Katolik
89,0 MHz
Radio Programma 1
RRI
89,4 MHz
Radio EduTop
89,8 MHz
90,2 MHz
Radio Trax
90,5 MHz
Centrabuana Media
90,6 MHz
Radio Programma 2
RRI
91,0 MHz
Radio Sinergi
91,4 MHz
Radio Programma 4
RRI
91,8 MHz
92,2 MHz
Radio SPS
92,4 MHz
92,6 MHz
Radio Idola
93,4 MHz
Radio Semarang
94,0 MHz
94,5 MHz
Radio Agape FM
Radio Bandido
94,7 MHz
Radio Cipta
MBC
94,9 MHz
UCB Indonesia
95,3 MHz
Radio Programma 2
RRI
95,7 MHz
96,1 MHz
Radio Delta
Radio Delta
96,5 MHz
Radio Ichthus
ABC Network
96,9 MHz
97,7 MHz
Indomedia
98,5 MHz
Radio Gaya
Almarhum
98,7 MHz
Radio Bass
Almarhum
98,9 MHz
Radio Sonora
99,3 MHz
Radio Best
CPP RadioNet
100,1 MHz
Radio Rasika
Rasika
101,2 MHz
Candra Taruna
101,6 MHz
IBC
102,0 MHz
Radio Prambors
102,4 MHz
Gajahmada Media
102,8 MHz
Bombo
103,2 MHz
Radio Kis
Ramako Group
103,6 MHz
Radio Pop
104,4 MHz
105,2 MHz
Saksi Media
105,6 MHz
Radio Borobudur
Borobudur 25
106,0 MHz
PAS FM Jakarta
106,8 MHz
Radio Cakrawala
Bloomberg Radio
107,0 MHz
Bloomberg Radio
107,1 MHz
Radio Keruxon
107,2 MHz
Radio Be
Sky Network
107,3 MHz
Radio Suaka
NBN Radio
107,5 MHz
NBN Radio
107,7 MHz
107,9 MHz
Islam
kususnya Jawa Tengah menjadi minim juara. Th 2010 (2009 s/d sekarang) Perubahan nama sasana
menjadi Sasana Tinju Temujin Rambing sebagai wujud mengenang meninggalnya putra, pelatih
sekaligus promotor tinju penggerak roda pertinjuan tanah air dan Jawa Tengah
(Semarang)khususnya.
Untuk memperlancar jalur transportasi ke arah kota/kabupaten di Jawa Tengah di Bagian Selatan
terutama jalur padat Semarang-Solo, saat ini sedang dibangun Jalan Tol Semarang-Solo. Pada
tahap pertama, pembangunan jalan tol tersebut telah dioperasikan sebagian, yaitu SemarangUngaran yang telah mulai digunakan tahun 2011. Saat ini, pembangunan jalan tol ruas UngaranBawen sedang dilakukan.
RSU Tlogorejo
IAIN Walisongo
Universitas STIKUBANK
Universitas Semarang
Kolese PIKA
SMA Karangturi
Brisbane, Australia
Da Nang, Vietnam[6]
Tegucigalpa, Honduras
Semarang memiliki slogan sebagai Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat).
Beberapa pasar besar anatara lain pasar Johar,pasar Peterongan, pasar Jatingaleh, pasar
Banyumanik, pasar Kobong, pasar Karangayu, pasar Bulu, pasar Gang Baru, dll.
Perusahaan Farmasi antara lain Phapros, Saka Farma, DGPharm, dan Zenith.
Pabrik Jamu antara lain Jamu Jago, Sido Muncul, Nyonya Meneer, Jamu Leo, dll.
Tukul Arwana, pelawak dan presenter talkshow Bukan Empat Mata di stasiun televisi Trans
7.
Ki Nartosabdho, dalang Wayang kulit asal Kota Semarang kelahiran Klaten yang meninggal
pada tahun 1985 lalu.
Nedly Andrew Girke Elstak, komponis, peniup terompet, dan pianis jazz Belanda
Willem Einthoven (18601927), dokter dan peneliti Belanda. Usaha penelitiannya mengarah
kepada Elektrokardiogram(mendapatkan hadiah Nobel bidang kedokteran 1924)
Muklis Sutan Rambing, pemilik dan pelatih Sasana Tinju Tugu Muda Semarang sekarang
berubah Sasana Tinju Temujin Rambing di Kampung Lasipin 339A, Kota Semarang Timur.