Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Andarusni Alfannsyur

NIM

: 06101005029

PRODI

: PPKN

A. TUGAS DAN WEWENANG PRESIDEN BERDASARKAN UUD 1945


1. Kepala Pemerintahan
a. Bidang Eksekutif
- Memegang kekuasaan pemerintahn menurut uud ( pasal 4 ayat 1)
- Menetapkan peraturan pemerintahan untuk menjalankan undang-undang
sebagaiman mestinya(pasal 5 ayat 2)
- Membentuk dewan pertibangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada presiden (pasal 16)
- Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (pasal 17 ayat 2)
b. Bidang Legislatif
- Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR (pasal 5 ayat 1)
- Bersama-sama DPR menyetujui setiap rancanga Undang-undang (pasal 20 ayat 2)
-Mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama dengan DPR
(pasal 20 ayat 4)
-Menetapakan peraturan pemerintah sebagai penganti Undang-undang (pasal 22 ayat
1)
c. Bidang YUdikatif
- Member grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan MA (pasal 11 Ayat 1)
- Member manesti dan abolisi dengan pertimbangan DPR (pasal 14 ayat 2)
2. kepala Negara
a. membuat perjanjian dengan Negara laindengan persetujuan DPR(pasal 11 ayat 1)
b. mengangkat duta dan konsul (pasal 13 ayat 1)
c. menrima duta dari Negara lain. (psal 13 ayat 3)
d. memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan (pasal 15).

B. PERBEDAAN SISTEM PARLEMENTER DENGAN PRESIDENSIAL

Sistem
pemerintahan
Kepala negara dan
kepala
pemerintahan

Parlementer
Terpisah,kepala negara adalah
raja,ratu,sultan atau

Jadi satu dipegang oleh

presiden.kepala pemerintahan

presiden

adalah perdana mentri

Masa jabatan
kepala

Tergantung dukungan parlemen

pemerintahan
Pemilihan kepala
pemerintahan

Kabinet

Presidensial

Perdana mentri dipilih oleh


Parlemen berdasarkan kekuatan
politik di Parlemen

Sudah ditentukan (fix


term)
Presiden dipilih oleh
rakyat

Bertanggung jawab kepada

Bertanggung jawab

parlemen

kepada presiden

C. SUPRA-STRUKTUR DAN INFRA-STRUKTUR POLITIK DI


INDONESIA
1. Supra-struktur
Supra struktur politik sering disebut sebagai bangunan atas politik atau mesin politik
resmi atau lembaga- lembaga pembuat keputusan politik yang sah, lembaga-lembaga tersebut
bertugas mengkonversi input yang terdiri dari tuntutan, dukungan, dan sikap masa bodoh
menjadi outs puts yang berupa ganjaran, deprivasi dan kebijakan-kebijakan. Lembagalembaga tersebut dapat diberi nama yang berbeda-beda ontesquieu memberi nama lembaga
legislatif, eksekutif, dan federatif. Sedangkan menurut teori dikhotomi dikenal sebagai
lembaga pembuat keputusan dan pembuat pelaksana keputusan.
Lembaga Suprastruktur politik di indonesia adalah lembaga-lambaga yang ada pada
kehidupan politik pemerintah atau negara idonesia sebagaimana terdapat dalam UUD
1945,yang meliputi :

1. Majelis permusyawaratan Rakyat


2. Dewan perwakilan rakyat dan dewanperwakilan rakyat
3. Presiden
4. Makamah agung
5. Mahkamah konstitusi
6. Komisi yudisial
7. Badan Peneriksa Keuangan
8. Lembaga lain peyelenggaraan pemerintahan seperti Menteri, Jaksa, Polisi, TNI.
2. Infra-struktur
Infra struktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau mesin politik
informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok yang dibentuk
atas dasar kesamaan social, ekonomi, kesamaan tujuan, serta kesamaan lainnya.
Pengelompokan infra struktur yang paling nyata dalam kehidupan Negara, yakni :
1. Partai Politik
Merupakan suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya memiliki nilai
orientasi, dan cita-cita yang sama. Dengan tujuan mendapatkan kekuasaan politik dengan
cara konstitusi, melalui pemilihan umum ( PEMILU )
Sejarah singkat partai politik
a.

Masa Pra Kemerdekaan


Partai-partai yang berkembang sebelum kemerdekaan dengan 3 aliran

besar yaitu Islam(Sarekat Islam), Nasionalis(PNI, PRI, IP, PI), dan


Komunis(PKI), serta Budi Utomo sebagai organisasi modern yang melakukan
perlawanan tidak secara fisik terhadap Belanda.
b. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1965)
Maklumat Pemerintah(3 Nov 45) yang memuat keinginan pemerintah
akan kehadiran partai politik agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasi
secara teratur membuat tumbuh suburnya partai-partai politik pasca
kemerdekaan. Dan terbagi 4 aliran yaitu : dasar Ketuhanan(Partai Masjumi,
Parkindo, NU, Partai Katolik), dasar Kebangsaan(PNI, PIR, INI, PTI, PWR),
dasar Marxisme(PKI, Partai Murba, Partai Sosialis Indonesia, Permai), dan
dasar Nasionalisme(PTDI, PIN, IPKI). Pada masa Demokrasi Liberal
berakibat mandeknya pembangunan ekonomi dan rawannya keamanan karena

perhatian lebih ditujukan pada pembenahan bidang politik. Hingga Presiden


Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang melahirkan Demokrasi
terpimpin. Dan terjadi pengucilan kekuatan TNI oleh PKI dalam Peristiwa
G30s/PKI dengan jatuhnya 7 perwira tinggi TNI AD. Akhirnya, Kehancuran
Orde Lama ditandai dengan surutnya politisi sipil.
c.

Masa Orde Baru (1966-1998)


Pada era Orde Baru partai Golkar selalu mengalami kemenangan dan

hanya mempergunakan asas Pancasila. Era Orde Baru mengalami antiklimaks


kekuasaan hingga Indonesia mengalami krisi moneter dan berkembang
menjadi krisis multidimensi.
d. Masa Reforfmasi(1999-Sekarang)
Pada masa ini merupakan arus angin perubahan menuju demokratisasi
dan asas keadilan. Dan partai politik diberi kesempatan untuk hidup kembali
dan mengikuti pemilu dengan multi partai.

2. Organisasi Kemasyarakaan ( ORMAS )


Dibentuk dengan tujuan-tujuan dalam bidang social dan budaya. Organisasi ini tidak
melibatkan diri untuk ikut serta dalam dalam peserta untuk memperoleh kekuasaan
dalam PEMILU
3. Kelompok Kepentingan ( Interest Group )
Merupakan kelompok yang berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah tanpa
berkehendak memperoleh jabatan public, kelompok ini tidak berusaha menguasai
pengelolaan pemerintahan secara langsung. Aktivitasnya menyangkut tujuan yang lebih
terbatas, dengan sasaran yang monolitis dan intensitas usaha yang tidak berlebihan serta
mengeluarkan dana dan tenaga untuk melaksanakan tindakan politik di luar tugas partai
politik. Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan diidentifikasi kedalam
jenis-jenis kelompok, yaitu :
a. Kelompok anomik => Terbentuk diantara unsur masyarakat secara spontan
b. Kelompok non-asosiasional => Jarang terorganisir secara rapi dan
kegiatannya bersifat kadang kala

c.

Kelompok institusional => Bersifat formal dan memiliki fungsi politik

disamping artikulasi kepentingan.


d. Kelompok asosiasional => kelompok khusus yang memakai tenaga
professional yang bekerja penuh dan memiliki prosedur teratur untuk
memutuskan kepentingan dan tuntutan.
4. Kelompok Penekan ( Persure Group )
Kelompok yang dapat mempegaruhi atau bahkan membentuk kebijaksanaan pemerintah
melalui cara-cara persuasi, propaganda, atau cara lain yang lebih efektif.
Mereka antara lain : industriawan dan asosiasi-asosiasi lainnya.
5. Tokoh Masyarakat ( Opinion Leaders )
Kelompok yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat baik dari tokoh agama, tokoh adat,
dan budaya.
6. Media Massa ( Pers )
Salah satu instrumen politik yang berfungsi menyampaikan informasi dan persuasi
mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya. Media
massa dalam arti sempit, yang meliputi surat kabar, Koran, majalah, tabloit, dan bulletinbuletin pada kantor. Maupun media massa dalam arti luas yang meliputi: media cetak,
audio, audio visual, dan media elektronik.
Kelompok infra struktur politik tersebut, secara nyata merekalah yang menggerakkan
sistem, memberikan input, terlibat dalam proses politik, memberikan pendidikan politik,
melekukan sosialisasi politik, menyeleksi kepemimpinan, menyelesaikan sengketa politik,
yang terjadi diantara berbagai pihak baik di dalam maupun di luar. Serta mempunyai daya
ikat baik secara ke dalam maupun keluar. Jadi, melalui badab-badan inilah masyarakat dapat
menyalurkan aspirasinya, tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses pembuatan
keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakat diharapkan keputusan yang dibuat
pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak masyarakat

D. GRASI, AMNESTI, ABOLISI DAN REHABILITASI

A. GRASI
Dalam arti sempit berarti merupakan tindakan meniadakan hukuman yang telah
diputuskan oleh hakim. Dengan kata lain, Presiden berhak untuk meniadakan hukuman
yang telah dijatuhkan oleh hakim kepada seseorang.
B. AMNESTI
Merupakan suatu pernyataan terhadap orang banyak yang terlibat dalam suatu tindak
pidana untuk meniadakan suatu akibat hukum pidana yang timbul dari tindak pidana
tersebut. Amnesti ini diberikan kepada orang-orang yang sudah ataupun yang belum
dijatuhi hukuman, yang sudah ataupun yang belum diadakan pengusutan atau pemeriksaan
terhadap tindak pidana tersebut. Amnesti agak berbeda dengan grasi, abolisi atau
rehabilitasi karena amnesti ditujukan kepada orang banyak. Pemberian amnesti yang
pernah diberikan oleh suatu negara diberikan terhadap delik yang bersifat politik seperti
pemberontakan atau suatu pemogokan kaum buruh yang membawa akibat luas terhadap
kepentingan negara.
C.ABOLISI
Merupakan suatu keputusan untuk menghentikan pengusutan dan pemeriksaan suatu
perkara, dimana pengadilan belum menjatuhkan keputusan terhadap perkara tersebut.
Seorang presiden memberikan abolisi dengan pertimbangan demi alasan umum mengingat
perkara yang menyangkut para tersangka tersebut terkait dengan kepentingan negara yang
tidak bisa dikorbankan oleh keputusan pengadilan.
D.REHABILITASI
Rehabilitasi merupakan suatu tindakan Presiden dalam rangka mengembalikan hak
seseorang yang telah hilang karena suatu keputusan hakim yang ternyata dalam waktu
berikutnya terbukti bahwa kesalahan yang telah dilakukan seorang tersangka tidak
seberapa dibandingkan dengan perkiraan semula atau bahkan ia ternyata tidak bersalah
sama sekali. Fokus rehabilitasi ini terletak pada nilai kehormatan yang diperoleh kembali
dan hal ini tidak tergantung kepada Undang-undang tetapi pada pandangan masyarakat
sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai