PELAKSANAAN PROYEK
4.1 Umum
DATA PROYEK :
Nama Perusahaan
NO. SPK
: 002.IIc.UGB.SMKN/Kontral/C.3/Dikpora/V/2014
WAKTU PEL.
HARGA
25
Penyiapan Bahan
Material yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan adalah:
a.
Semen
Semen yang digunakan adalah semen portland kelas 1 merk
Tiga Roda yang memenuhi persyaratan SNI 8 Type 1 menurut
ASTM dan memenuhi S 400 Standart Portland Cement, sesuai
dengan ketetapan peraturan dalam standar Indonesia. Semen
merupakan bahan pengikat antara pasir dan kerikil dalam beton.
Bahan ini diperoleh dari Toko Bahan Bangunan Ahong di
Ampenan.
Agregat Halus
Agregat halus yang digunakan adalah:
1) Pasir alam, yaitu pasir yang telah disediakan oleh kontraktor
dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh
pengawas teknik.
2) Pasir yang digunakan harus bersih dan bebas dari tanah liat,
karang, serpihan, bahan organik dan alkali. Jumlah bahan yang
digunakan tidak boleh melebihi 5 %. Bahan agregat halus yang
berupa pasir diperoleh dari Desa pringgabaya Lombok timur
26
Agregat Kasar
Terdiri dari batu pecah, kasar, bersih dan bebas dari bahan
perusak. Bahan yang merusak tidak boleh lebih dari 3%, berbentuk
baik, keras, padat dan tidak berpori. Besar butiran 2-3 cm. Bahan
agregat kasar yang berupa batu pecah tersebut diperoleh dari Desa
Medas Kec. Gunung Sari-Lombok Barat.
Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih, tawar, dan bebas dari
bahan kimia seperti asam alkali atau bahan organik lainnya yang
dapat merusak beton dan tulangan. Dapat menggunakan air sumur
atau artesis asalkan ada sertifikat laboratorium yang membuktikan
bahwa air tersebut memenuhi syarat untuk campuran beton. Dalam
27
pelaksanaan proyek ini digunakan air yang diperoleh dari air keran
yang ada di sekolah SMKN 9 Mataram.
e.
contoh
kepada
Direksi
untuk
mendapatkan
persetujuan.
Kayu yang digunakan untuk pekerjaan kusen pintu, jendela,
ventilasi kayu adalah kayu kelas II dengan ukuran sesuai gambar
kerja. Kayu untuk begisting menggunakan kayu kelas III,
pembuatan begisting pondasi menggunakan kayu dengan ukuran
28
4/6 cm dan usuk 5/7 cm. Pembuatan begisting sloof, kolom, balok
dan pelat lantai menggunakan papan kayu dengan ukuran 2/20 cm,
usuk 4/5 cm dan usuk 5/7 cm, dan skalfolding sebagai penyangga.
Kayu yang digunakan berasal dari Gunung Sari-Lombok Barat.
Batu Kali
Batu kali harus bersih, tidak kotor (mengandung lumpur).
Batu kali yang digunakan nantinya dimanfaatkan untuk protection
timbunan. Ukuran dari batu kali rata-rata 20 cm. Pada proyek ini
penyediaan material batukali adalah di daerah Lombok Timur
29
i.
Multipleks
Multipleks sejenis dengan tripleks, tebal multipleks yang
digunakan adalah 9 mm. Multipleks ini nantinya digunakan sebagai
begisting untuk pengecoran balok dan pelat lantai. Multipleks yang
digunakan berasal dari Ahong di Ampenan.
Bambu
Bambu digunakan untuk keperluan penyangga pada
pemasangan
Kawat
Kawat yang dimaksud disini adalah kawat yang digunakan
sebagai pengikat antar tulangan pada bangunan. Kawat ini dirajut
sedemikian rupa dengan ukuran panjang x lebar x tinggi adalah
2 x 1 x 0,5 m. Kawat yang digunakan berasal dari Ahong Ampenan.
30
Bata Merah
Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas
dari cacat dan retak, minimum belah menjadi 2 bagian, produk
lokal dan memenuhi persyaratan bahan-bahan PUBI 1970. Bata
merah digunakan sebagai dinding bangunan gedung. Dimensi bata
yang digunakan adalah 20 x 9 x 5 cm. Dalam pemilihan kualitas
bata harus mendapat persetujuan dari Direksi. Bata merah yang
digunakan berasal dari Desa Beleke, Gerung-Lombpk Barat
Alat-alat Kerja
Alat kerja merupakan sarana yang besar dan penting artinya
dalam suatu proyek. Dengan alat kerja yang lengkap maka dihasilkan
kualitas pelaksanaan yang baik, waktu penyelesaian yang singkat dan
biaya yang efisien. Alat kerja dapat berupa alat kerja mekanik atau alat
31
Alat Ukur
Ada beberapa alat ukur yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek ini yaitu:
1) Rollmeter
Fungsi dari rollmeter yaitu untuk mengukur panjang
benda yang akan dijadikan objek pengukuran.
Mollen
Mollen merupakan suatu mesin pengaduk yang berputar
karena motor diesel yang digunakan dengan tujuan untuk
memperoleh suatu adukan beton yang baik dan merata. Kapasitas
mollen tergantung dari volume yang ditargetkan.
32
33
Ember
Ember digunakan untuk mengangkut adukan beton dari
tempat pengadukan ke tempat pengecoran.
34
Drum
Drum digunakan sebagai wadah untuk menyimpan air yang
akan digunakan pada saat pelaksanaan pengecoran.
Vibrator
Vibrator adalah alat yang digunakan untuk mengecilkan
pori adukan beton. Sehingga tidak terjadi penumpukan kerikil atau
rongga kosong yang menyebabkan kondisinya akan merata. Hal ini
akan membantu mengurangi proses pengeroposan.
35
Kotak Kayu
Kotak kayu ini digunakan sebagai takaran dalam pekerjaan
pengadukan beton. Ukuran panjang x lebar x tinggi untuk pasir
adalah 40 x 60 x 15,8 cm. Ukuran panjang x lebar x tinggi
untuk kerikil adalah 40 x 60 x 15,6 cm.
36
Dum Truk
Dum truk berfungsi sebagai alat pengangkut bahan/agregat
atau bahan timbunan.
37
38
minimal
berisikan
tulisan:
Instansi
Pemberi
Kerja,
39
hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk timbunan harus dibuang ke
lokasi pembuangan yang telah disetujui Direksi.
40
2.
3.
41
kuat
tekan
slump/kekentalan/viskositas)
beton
dan
pengujian
3.
a.
b.
Pasir
: 2 kotak
c.
Kerikil
: 3 kotak
Lantai Kerja
Pada lapisan bawah struktur pondasi terdapat lapisan yang
diberi nama lantai kerja yang digunakan untuk mempermudah
pekerjaan, misalnya agar tempat menjadi rata dan pemasangan
tulangan pondasi bisa berjalan dengan baik.
4.
5.
42
Pengecoran Pondasi
Sebelum pengecoran dimulai, sisi dalam papan begisting
harus bebas dari segala macam kotoran dan harus tersiram dengan
air sampai merata. Setelah itu adukan beton yang telah dicampur
dituang ke dalam papan peluncur yang telah diatur posisinya tepat
di atas pondasi yang dicor. Agar tidak terjadi rongga-rongga pada
pondasi maka ditumbuk-tumbuk dengan kayu, sehingga seluruh
bagian pondasi terisi oleh campuran beton yang dicor tadi. Untuk
meratakan adukan beton digunakan papan kayu sesuai dengan
tebal dan ketinggian pondasi.
7.
43
2.
44
Penulangan Sloof
Tulangan sloof diletakkan memanjang dan melintang
bangunan. Tulangan sengkang sloof dipasang melalui bagian
ujung batang arah mendatar dan saling tegak lurus dengan
jarak sengkang sesuai dengan rencana. Untuk sloof S1
menggunakan tulangan 3 D16 dengan tulangan sengkang 8150 untuk tulangan tumpuan, sedangkan untuk tulangan
lapangan menggunakan tulangan 3 D16 dengan tulangan
sengkang 8-150. Untuk sloof S
menggunakan tulangan
45
3.
Pengecoran Sloof
Untuk pekerjaan pengecoran sloof, proses pengecoran
menggunakan perbandingan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl.
Sebelum
pengecoran
dimulai,
pemborong
harus
meminta
persetujuan
untuk
memulai
pengecoran.
Adukan
beton
dibawa
secara
estafet
ke
tempat
pengecoran.
b.
c.
4.
46
47
lupa menyiapkan stek, serta kolom harus berdiri tegak lurus agar
beban dapat terdistribusi dengan baik.
Pekerjaan kolom meliputi pekerjaan sebagai berikut:
1.
Penulangan Kolom
Tulangan
kolom
dipasang
sebelum
pemasangan
8-150
pada
lantai
I.
Untuk
kolom
K2
48
Pengecoran Kolom
Sebelum pengecoran dimulai terlebih dahulu dilakukan
penyetelan begisting kolom dan kemudian dilanjutkan dengan
pembersihan pada sisi dalam begisting dari kotoran antara lain
potongan-potongan kayu, serbuk gergaji. Proses pengecoran
kolom menggunakan perbandingan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3
Krl dengan menggunakan alat pengaduk mollen.
Adapun urutan pelaksanaan pengecoran sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
4.
49
50
penampang
beton
sesuai
dengan
yang
diharapkan.
2) Struktur perancah dan begisting harus mampu menahan
beban beton segar, beban sendiri, beban akibat getaran
vibrator dan beban angin.
3) Kerapatan sambungan pada panel harus terjamin
sehingga tidak terjadi kebocoran pada sambungan antar
panel (misal: polywood) serta pada sudut pertemuan
antar panel ketika beton telah dicorkan.
Dalam hal ini bahan yang digunakan pada proyek
Pembangunan UGB SMK 9 Mataram adalah bambu aur
sebagai tiang penyangga (perancah), dan multipleks t = 6
mm yang diberi tulangan usuk 4/5 cm sebagai begisting
pada baloknya.
b. Perancah dan Begisting Pelat Lantai
Seperti halnya pada perancah dan begisting balok,
perancah dan begisting pelat lantai memiliki perlakuan yang
sama seperti:
1) Perancah dan begisting pelat harus kokoh dan kuat agar
bentuk
penampang
beton
sesuai
dengan
yang
diharapkan.
2) Struktur perancah dan begisting pelat harus mampu
menahan beban beton segar, beban sendiri, beban
akibat getaran vibrator dan beban angin.
51
52
campuran
beton
harus
sesuai
dengan
53
pencampuran
sampai
lantai
II
dengan
c.
d.
mollen
saja.
Sehingga
pekerjaan
4.
54
55