Anda di halaman 1dari 11

Sumber daya Pesisir Terpadu Daerah Timur

Leste

Kelompok II:
Irfan Simbolon
- Muhammad Abdul Karim
- Mikhael Chael Cesar
- Rahmat Adi Pilipus
- Dimas Ari Pratama

BAB. 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perairan Laut Arafura dan Timor (ATS) merupakan perairan semi-tertutup
yang dimiliki oleh Indonesia, Timor-Leste, Papua Nugini (PNG) dan Australia,
dimana dalam hal pengelolaan sumber daya, perlindungan lingkungan dan penelitian
ilmiah dibidang kelautan perlu melakukan kerja sama (Konvensi PBB tentang Hukum
Laut -Pasal IX).Wilayah ATS memiliki produktivitas tinggi yang menopang baik
perikanan skala kecil dan besar, termasuk beberapa sumberdaya ikan yang bersifat
shared, dan lintas batas yang mempunyai ni lai ekonomis tinggi. Nilai penting
lainnya dari ATS tersebut adalah menyediakan penghidupan bagi jutaan orang di
wilayah tersebut, dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap keamanan pangan
untuk populasi penduduk daerah pesisir ATS dan negara-negara besar tujuan
ekspor.Selain masalah perikanan yang tidak berkelanjutan dan IUU fishing, Laut
Arafura dan Timor juga menghadapi ancaman nyata dari sejumlah tekanan lain
termasuk potensi pe ningkatan ancaman alam yang berkaitan dengan perubahan
iklim, berkembang pesatnya populasi pesisir, meningkatnya urbanisasi, tingka t
kemiskinan yang tinggi dan kesempatan ekonomi yang terbatas yang dapat
meningkatkan tekanan eksploitatif terhadap sumber daya alam, degradasi habitat
pesisir, pencemaran laut yang berasal da ri darat dan laut, serta invasif spesies
aquatic.Dalam menanggapi tantangan pengembangan pengelolaan sumber daya alam
di wilayah ATS, pada tahun 2002 Australia, Indonesia dan Timor -Leste membentuk
Arafura dan Laut Timor Expert Forum (ATSEF), dimana Arafura and Timor Seas
Ecosystem Action (ATSEA) Program merupakan langkah konkret ATSEF dalam
pengelolaan perairan ATS secara regional.

Dobo - Arafura Timur Sea (ATSEA) Ecusistym program dan GhostNet


Australia menggelar, workshop dalam rangka mengelola sumber daya hidup pesisir
dan laut, termasuk perikanan dan keanekaragaman hayati, wilayah laut Arafura-timor
dan peningkatan kondisi sosial-ekonomi yang berkelanjutan dan peluang bagii
masyarakat pesisir di Laut Arafura dan wilayah laut.
Menurutnya, kehadiaran ATS diharapkan, dapat memberikan pemahanan
dalam peningkatan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut guna meningkatkan
ekonomi sosial masyarakat pesisir, dalam sektor perikanan pembudidayaan rumput
laut, kepiting bakau dan pentingnya konservasi hutan bakau. - See more at:
http://www.siwalimanews.com/post/workshop_pengelolaan_sumber_daya_pesisir_di
gelar#sthash.PfNpB8Z9.dpufTimor.-Seemoreat:
http://www.siwalimanews.com/post/workshop_pengelolaan_sumber_daya_pesisirdig
Menurutnya, daerah Arafura dan laut timor adalah daerah yang kaya akan
sumber daya hidup dan non-hidup, seperti ikan dan minyak dan gas. Lautan yang
semienclosed oleh empat negara Indonesia, Timor Leste, Australia dan Papua Nugini
dan banyak masyarakat pesisir bergantung pada sumber daya laut untuk livehoods,
ketahanan

pangan

dan

substansi,

ujarnya.See

more

at:

http://www.siwalimanews.com/post/workshop_pengelolaan_sumber_daya_pesisir_di
gelar#sthash.PfNpB8Z9.dpufelar#sthash.PfNpB8Z9.
Dikatakan, ATS merupakan bagian dari segitiga karang di perairan selatan
Asia Timur, mereka memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, dan
merupakan habitat penting bagi banyak spesies laut seperti paus dugong dan kurakura. Produktivitas tinggi ATS telah memungkinkan populasi manusia untuk eksis
disepanjang pantai negara-negara pesisir, mengandalkan pada sumber daya laut untuk
susutenace,

keamanan

pangan

dan

mata

pencaharian.

See

more

at:

http://www.siwalimanews.com/post/workshop_pengelolaan_sumber_daya_pesisir_di
gelar#sthash.PfNpB8Z9.dpuff

BAB.II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada tahun ke-1 (2010) dan tahun ke-2 (2011) telah dihasil diterbitkan
beberapa tulisan yang dipakai sebagai dasar didalam penyusunan TDA yaitu: (1)
Biophysics profiles of Arafura and Timor Seas region; (2) Socio-Economic profiles of
Arafura and Timor Seas region; (3) Legal and institutional framework; (4) Causal
chain analysis; (5) Stakeholder engagement analysis.
Pada bulan Maret tahun 2012 melalui ATSEA Project Board Meeting, TDA
diterima dan ditanda tangani oleh National Focal Point dari ketiga negara yaitu
Indonesia, Timor-Leste dan Australia. TDA mengidentifikasi isu lingkungan yang
bersifat lintas batas yang perlu diperhatikan sebagai berikut: (1) Perikanan yang
tidak berkelanjutan dan penurunan serta hilangnya sumber daya hayati pesisir dan
laut; (2) Modifikasi, degradasi dan hilangnya habitat pesisir dan laut; (3) Polusi darat
dan laut; (4) Penurunan dan hilangnya keanekaragaman dan jenis tertentu; (5)
Dampak perubahan iklim. Hal tersebut akan menyebabkan hilangnya jasa ekosistem
di wilayah perairan ATS yang mempunyai dampak negatif terhadap kesejahteraan
masyar akat dan akan mempengaruhi keamanan pangan serta mata pencaharian
seperti juga halnya membawa pengaruh terhadap ekonomi dan struktur sosial setiap
negara ATS. Melalui analisis causal-chain, penyebab langsung maupun tidak
langsung secara sektoral terhadap degradasi lingkungan di wilayah ATS dapat
diidentifikasi.
SAP untuk wilayah perairan Laut Arafura dan Timor (ATS) adalah merupakan
dokumen kebijakan yang dapat dinegosiasikan, yang menggambarkan kebijakan
dan reformasi istitusi, pengembangan kapasitas dan investasi yang diperlukan untuk
mengadres masalah masalah utama yang bersifat lintas batas yang telah diidentifikasi
pada TDA d i wilayah perairan ATS. Oleh sebab itu ATS SAP akan memilih
pendekatan berbasis ekosistem untuk menjaga keberlangsungan fungsi ecosistem
yang vital dan jasa ecosistem yang penting untuk kesejahteraan masyarakat. Lima

tujuan kualitas lingkungan jangka menengah dan panjang yang ditetapkan dalam
SAPuntuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan adalah:

(1) Recovery dan

keberlanjutan perikanan; (2) Perbaikan habitat yang rusak untuk


dapat

menyediakan

jasa

lingkungan

yang

berkelanjutan;

(3)

Mengurangi

pencemaran yang berasal dari laut maupun darat; (4) Melindungi key marine
species; (5)Mendukung adaptasi masyarakat/comunitas berbasis ecosistem terhadap
dampak perubahan iklim pada sektor-sektor terkait.
Sumber daya alam dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
dengan tetapmemperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidupnya. Dengan
demikian sumber daya alammemiliki peran ganda, yaitu sebagai modal pertumbuhan
ekonomi (resource based economy)dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan
(life support system)
Hingga saat ini, sumber daya alamsangat berperan sebagai tulang punggung
perekonomian nasional, dan masih akan diandalkan dalamjangka menengah. Hasil
hutan, hasil laut, perikanan, pertambangan, dan pertanian memberikankontribusi 24,8
persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2002, dan menyerap45
persen tenaga kerja dari total angkatan kerja yang ada. Namun di lain pihak,
kebijakan ekonomiyang lebih berpihak pada pertumbuhan jangka pendek telah
memicu pola produksi dan konsumsiyang agresif, eksploitatif, dan ekspansif sehingga
daya dukung dan fungsi lingkungan hidupnyasemakin menurun, bahkan mengarah
pada kondisi yang mengkhawatirkan.
Atas dasar fungsi ganda tersebut, sumber daya alam senantiasa harus dikelola
secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional. Penerapan
prinsip-prinsip

pembangunanyang

berkelanjutan

( sustainable

development ) di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat utamauntukdiinternali


sasikan ke dalam kebijakan dan peraturan perundangan, terutama dalam
mendorong investasi pembangunan jangka menengah (2004-2009). Prinsip-prinsip
tersebut saling sinergis danmelengkapi dengan pengembangan tata pemerintahan
yang baik ( good governance ) yang mendasarkanpada asas partisipasi, transparansi,

dan akuntabilitas yang mendorong upaya perbaikan pengelolaansumber daya alam


dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Tujuan kualitas lingkungan jangka menengah ini dapat dicapai melalui
penetapan tujuh Tujuan operasional, dimana untuk penca paiannya setiap
Tujuan operasional tersebut masing-masing mempunyai Aksi prioritas yang
selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan baik ditingkat regional
maupun nasional.Suatu kelembagaan yang kuat ditingkat regional dan nasional
beserta mekanisme finansial yang berkelanjutan di tingkat regional maupun nasional
adalah diperlukan dan difungsikan untuk mengawal implementasi dari SAP dan
NAP.SAP dan NAP adalah suatu Living document yang adaptif sehingga dapat
berubah sesuai dengan kebijakan pemerintah dan permintaan pemangku kepentingan
atas pertimb angan azas pembangunan yang berkelanjutan baik ekologi maupun
ekonomi.Komitmen yang tinggi dari pemerintah maupun pemangku kepentingan
lainnya termasuk lembaga international terhadap implementasi SAP maupun NAP
sangat merupakan kunci untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dan
disepakati oleh negara-negara pantai sekitar wilayah ATS
Perbatasan antara Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dan Timor Leste
terletak di 3 (tiga) kabupaten, yaitu Belu, Kupang, dan Timor Tengah Utara (TTU).
Garis perbatasan di NTT tersebar di 9 (sembilan) kecamatan. Pintu perbatasan
terdapat di beberapa kecamatan, namunyang sering digunakan sebagai akses lintas
batas adalah di Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. Sarana dan prasarana
perhubungan darat

maupun

laut

ke

pintu

perbatasan

Timor

Lestecukup

baik sehingga akses kedua pihak relatif mudah dan cepat.


Potensi sumber daya alam di wilayah perbatasan NTT tidak terlalu besar.
Kondisi masyarakat umumnya miskin dengan tingkat kesejahteraan rendah dan
bertempat tinggal di wilayah tertinggal dan terisolir. Mata pencarian utama adalah
pertanian lahan kering. Saat ini kondisi masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan
lebih baik dari warga Timor Leste.
Wilayah Perbatasan Laut
Dalam pengelolaan 12 pulau terluarmasih terdapat beberapa permasalahan, yaitu:

Pulau-pulau yang kecil, berbukit dan terisolir, serta terbatas sumber dayanya;
Jumlah penduduk sedikit (pertumbuhan negatif) dan biaya hidup tinggi karena

sangat tergantung dengan wilayah lain;


Sarana dan prasarana terbatas karena fasum terpusat dan tidak merata,

sehingga ada keterbatasan informasi, komunikasi dan listrik;


Wawasan kebangsaan melemah akibat dominannya pengaruh negara tetangga;
Masih ada konflik garis batas yang dikhawatirkan dapat memicu

permasalahan politik antar negara dan mengancam kedaulatan NKRI;


Batas ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) sebagian besar belum ditetapkan
sehingga menyulitkan proses penegakan hukum oleh aparat dan berpotensi

untuk menjadi sumber pertentangan antar negara;


Sebagian besar Batas Laut Teritorial dan Batas Landas Kontinen telah
disepakati, sebagian lainnya belum sehingga perlu segera disepakati untuk

menghindari kekhawatiran timbulnya konflik akibat pelanggaran kedaulatan;


Pulau-pulau terluar yang tidak berpenghuni sangat rawan terhadap abrasi dan
rusak akibat ulah manusia yangakan berdampak serius terhadap keutuhan

NKRI; dan
Banyaknya kriminalitas di laut juga dapat berdampak pada kedaulatan NKRI
. kaum Mestizo juga banyak tersebar di pesisir utara pulau timor (Oekusi) atau

wilayah Timor Leste lainnya karena wilayah ini masih dijajah oleh Portugis hingga
tahun 1975. Jejak Mestizo di pulau Flores pun masih dapat ditelusuri secara pustaka
atau berdasarkan sisa-sisa peninggalan budaya Portugis. Para Mestizo di Timor
maupun Flores Timur sering juga disebut sebagai Topas berasal dari bahasa
Dravida;Tupassie yang berarti penerjemah karena perannya sebagai penerjemah
dalam hubungan dagang antara Portugis dan penduduk setempat. Oleh karena
merupakan hasil perkawinan campur antara bangsa portugis dan penduduk pribumi
yang berasal dari ras weddoid maka keturunanya mewarisi ciri kedua ras tersebut
yaitu berhidung mancung namun berkulit hitam sehingga mereka disebut juga
dengan Portugis Hitam.Mestizo, Topas atau Portugis Hitam menjadi suatu komunitas
merdeka pada abad ke 16 hingga 18 yang memiliki pemimpin dan kepentingan politik
atau ekonomi yang mandiri.

Salah satu deskripsi tentang Portugis Hitam dikemukakan oleh seorang


Antropolog Jerman bernama Ernst Vatter yang tiba di Larantuka kota di ujung timur
pulau Flores yang masuk dalam Keresidenan Timor dan wilayah sekitarnya (Timor en
Onderhorigheden) pada tahun 1929 bersama istrinya. Tujuan mereka adalah ingin
mengeksplorasi kehidupan masyarakat pribumi yang tinggal di kampung-kampung
sekitar Gunung (Ile) Mandiri serta beberapa pulau di sekitarnya dan Larantuka
menjadi base camp mereka.
Vatter mendeskripsikan masyarakat Larantuka sebagai penduduk yang
heterogen karena banyak dipengaruhi budaya Portugis serta menyebarnya etnis Cina,
Ternate, Melayu, Bugis atau Makasar yang mendiami pesisir kota ini. Menurut Vatter,
ciri fisik Portugis atau Eropa Selatan masih tampak pada orang-orang Larantuka
meskipun percampuran darah dengan Portugis suda lama tidak terjadi (Abad ke 1618). Ciri-ciri tersebut berupa wajah yang halus dengan hidung tipis yang agak
melengkung dan menurutnya jika tidak melihat fakta ada yang berbibir tebal,
rambut keriting dan berkulit agak gelap maka mereka dapat digolongkan pada ras
Lautan Tengah.

Hal yang sama juga ditemukan oleh Vatter dalam sebuah pertemuan
politik di rumahSegeler (Kontrolir Larantuka) dengan dua orang raja
besar (Raja Larantuka dan Raja Adonara) serta empat raja kecil lainnya
(Raja Trong, Lamahala, Lamakera dan Lewaiyong). Ia menggambarkan ciri
fisik raja Larantuka yang berbeda dengan raja Adonara serta raja lainnya.
Fisik Raja Larantuka yang bernama Antonius Balantran de Rozari sebuah
nama Portugis dideskripsikannya seperti Portugis Hitam yang berbudaya
dengan postur tubuh yang langsing semampai, berpakain putih cara Eropa
dan memiliki hidung mancung agak melengkung
Berbeda dengan raja Larantuka, ciri fisik Raja Adonara yang selalu
bersitegang dengan pemerintah kolonial merepresentasikan ras pribumi dengan
berpakaian sarong dan jas serta selimut sutera yang lebar dan berwarna-warni
melingkari tubuhnya yang gemuk. Raja yang bernama Arakiang Kamba ini memiliki
wajah yang gemuk namun terlihat kekar dan mengenakan songkok merah. Jari-

jarinya dihiasi dengan sejumlah cincin yang gemerlapan. Ciri fisik keempat raja kecil
lainnya juga sama dengan Raja Adonara ini.
Tujuan kualitas lingkungan jangka menengah ini dapat dicapai melalui
penetapan tujuh Tujuan operasional, dimana untuk penca paiannya setiap
Tujuan operasional tersebut masing-masing mempunyai Aksi prioritas yang
selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan baik ditingkat regional
maupun nasional.Suatu kelembagaan yang kuat ditingkat regional dan nasional
beserta mekanisme finansial yang berkelanjutan di tingkat regional maupun nasional
adalah diperlukan dan difungsikan untuk mengawal implementasi dari SAP dan
NAP.SAP dan NAP adalah suatu Living document yang adaptif sehingga dapat
berubah sesuai dengan kebijakan pemerintah dan permintaan pemangku kepentingan
atas pertimb angan azas pembangunan yang berkelanjutan baik ekologi maupun
ekonomi.Komitmen yang tinggi dari pemerintah maupun pemangku kepentingan
lainnya termasuk lembaga international terhadap implementasi SAP maupun NAP
sangat merupakan kunci untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dan
disepakati oleh negara-negara pantai sekitar wilayah ATS
Dobo - Arafura Timur Sea (ATSEA) Ecusistym program dan GhostNet Australia
menggelar, workshop dalam rangka mengelola sumber daya hidup pesisir dan laut,
termasuk perikanan dan keanekaragaman hayati, wilayah laut Arafura-timor dan
peningkatan kondisi sosial-ekonomi yang berkelanjutan dan peluang bagii
masyarakat pesisir di Laut Arafura dan wilayah laut.
Menurutnya, kehadiaran ATS diharapkan, dapat memberikan pemahanan
dalam peningkatan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut guna meningkatkan
ekonomi sosial masyarakat pesisir, dalam sektor perikanan pembudidayaan rumput
laut, kepiting bakau dan pentingnya konservasi hutan bakau. - See more at:
http://www.siwalimanews.com/post/workshop_pengelolaan_sumber_daya_pesisir_di
gelar#sthash.PfNpB8Z9.dpufTimor.-Seemoreat:
BAB.III
LAMPIRAN

Sumber daya perikanan Timur leste

Kapal nelayan Timur Leste

Sumber daya Pantai Timur Leste

Kondisi Pantai Timur Leste yamg dijadikan daerah pariwisata

Para nelayan yang hendak melaut di daerah timur leste

Anda mungkin juga menyukai