KETERAMPILAN MENYIMAK
Drs. Agus Yuwono, M.Si., M.Pd.
Pendahuluan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, mengisaratkan bahwa setiap sekolah/madrasah
mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum
hasil pengembangan pada tingkat sekolah ini kemudian dikenal dengan
sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pengembangan KTSP (termasuk KTSP Bahasa Jawa) mengacu
pada dua kompetensi dasar yakni kompetensi berbahasa dan kompetensi
bersastra.
Masing-masing
kompetensi
tersebut
terdiri
dari
empat
menyimak.
Padahal
jika
pemerolehan
kompetensi
berbahasa
mengamati
pada
pada
perkembangan
seorang
anak,
lambang-lambang
apresiasi,
lisan
interprestasi
dengan
untuk
penuh
perhatian,
memperoleh
informasi,
1
Dalam berkomunikasi
lisan
dengan
teman, mengikuti
proses
menginterprestasikan
besar
mendengarkan,
lambang-lambang
lisan.
mengenal,
Kegiatan
serta
menyimak
bunyi
bahasa
tersebut,
yaitu
mengenalnya
dan,
mengarahkan
perhatianya
pada
pemerolehan
informasi
(Dawson 1994:46-48)
f. Menyimak selektif (Selective Listening)
Menyimak ini untuk melengkapi menyimak pasif (Tarigan, 1994:49)
Pada hakikatnya menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan dan memahami isi informasi yang didengar. Jadi kegiatan
menyimak merupakan kegiatan disengaja dan direncanakan untuk
mencapai tujuan tertentu yang diharapkan dari pendengar. Tujuan
menyimak menurut Setiawan itu beraneka ragam, di antaranya sebagai
berikut.
a. Menyimak untuk mendapatkan informasi/fakta
Banyak cara untuk mendapatkan informasi/suatu fakta yang dapat
dilakukan oleh seseorang, di antaranya melalui kegiatan menyimak.
Dengan mendengarkan radio, membaca koran, melihat tayangantayangan televisi maupun mengikuti pertemuan-pertemua/seminar, kita
melakukan kegiatan menyimak dengan tujuan mendapatkan informasi.
b. Menyimak untuk mendapatkan inspirasi
Setelah
melakukan
kegiatan
menyimak
biasanya
kita
akan
dijadikan
bahan
pembelajaran
dapat
disesuaikan
dengan
tujuannya, misalnya :
(1)
(2)
Materi yang tujuannya untuk memusatkan perhatian pada gagasangagasan pokok pembicaraan dan gagasan-gagasan penunjangnya.
(3)
(4)
(5)
apresiasi
yang
kuat,
sehingga
pesan
yang
ingin
para
penyimak.
Harus
diingat
bahwa
yang
pembicaraan
paling sedikit buat sementara, pada saat menyimak itu. Oleh sebab
itu sang pembicara harus pandai berkelakar, membuat humor, yang
dapat membuat para penyimak tertawa, kalau perlu terbahak-bahak.
(7) Bahasa sederhana, mudah dimengerti. Banyak orang beranggapan
bahwa suatu ceramah, kuliah, atau pembicaraan yang bermutu harus
diiringi oleh kata kata yang pelik, istilah-istilah baru, dan kalimatkalimat yang panjang serta rumit. Anggapan itu keliru. Dengan
bahasa yang "sederhana" pun pesan dapat disampaikan kepada
para penyimak. Justru dengan bahasa yang sederhana, tema atau
topik pembicaraan lebih mudah dipahami, lebih cepat dimengerti
tanpa kendala kebahasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Koesnandar, Ade. 2003. Prinsip-prinsip Penulisan Program Multimedia.
Jakarta: Pusat Teknologi dan Informasi Pendidikan Depdiknas.
Roestiyah N.K, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Setiawan, Budi. 1990. Buku Teks Menyimak .Jakarta: Pusat Antar
Universitas Terbuka
Sutari KY, Ice, Tiem Kartimi dan Visman S. D. 1997. Menyimak. Jakarta:
Depdikbud
Tarigan, H. G. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Kompetensi Berbahasa.
Bandung: Angkasa
___________. 1990. Teknik-teknik Pengajaran Kompetensi Berbahasa.
Bandung: Angkasa
___________.1991. Materi Pokok Kompetensi Menyimak. Jakarta:
Karunika
___________. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Kompetensi Berbahasa..
Bandung: Angkasa.
Winataputra, Udin S. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta :
PAU-PPAI Universita Terbuka.
PERATURAN
MENTERI
PENDIDIKAN
NASIONAL
REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR
PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH