Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengenalan teknik kimia bertujuan untuk memahami defenisi teknik kimia,
dasar-dasar teknik kimia, peran serta fungsi pada pembangunan dan perkembangan
industri (USU, 2008).
Teknik kimia (chemical engineering) adalah ilmu teknik atau rekayasa yang
mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih berguna, dapat
berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi (Ikhwansyah, 2010).
Teknik kimia ini sangat berbeda dengan kimia dasar, bukan hanya dalam
pengertiannya saja namun juga dalam pelajaran yang diajarkannya. Contohnya saja
dalam hal belajar, di teknik kimia kita tidak akan bertemu dengan pelajaran meneliti
suatu zat atau menemukan zat-zat baru yang biasa dilakukan oleh kimia dasar.
Namun kita akan lebih difokuskan untuk mengaplikasikan dan mengembangkan zatzat yang sudah diketemukan sebelumnya (Ikhwansyah, 2010).
Memang secara tidak langsung teknik kimia tidak menemukan hal baru dalam
dunia zat, namun dalam konteks produksi bahan-bahan jadi, teknik kimialah yang
berperan penting dalam menguasai bidang produksi di dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti halnya membuat sebuah sabun, mungkin banyak orang yang beranggapan
bahwa sabun diketemukan oleh orang kimia dasar, namun sebenarnya orang yang
mengolah bahan menjadi sabun dengan harga ekonomis itu hanya dilakukan oleh
orang teknik kimia. Jadi salahlah anggapan orang yang mengatakan bahwa semua
orang teknik kimia konteksnya tidak jauh dari mencari dan menemukan zat-zat kimia
(Ikhwansyah, 2010).
1.2 Sejarah dan Perkembangan Teknik Kimia
Profesi teknik kimia dimulai pada tahun 1888. Sementara, istilah "insinyur
kimia" telah mengambang sepanjang tahun 1880-an, tidak ada pendidikan formal
untuk insinyur kimia. Insiyur kimia merupakan seorang insinyur mekanik yang telah
memperoleh beberapa pengetahuan peralatan proses kimia, mandor pabrik kimia
dengan pengalaman seumur hidup tetapi dengan pendidikan yang sedikit, atau

pengaplikasian seorang ahli kimia tentang pengetahuan reaksi kimia industri skala
besar.
Upaya pada tahun 1880 oleh George Davis untuk menyatukan para profesional
melalui "Society of Chemical Engineers" terbukti tidak berhasil. Namun, keadaan
diubah pada tahun 1888, ketika Profesor Lewis Norton dari Massachusetts Institute
of Technology (MIT) memperkenalkan "Course X" yang dengan demikian
menyatukan insinyur kimia melalui gelar formal. Sekolah-sekoah lain seperti
Universitas Pennsylvania dan Tulane University menambahkan program empat tahun
teknik kimia mereka masing-masing pada tahun 1892 dan 1894.
Pada perang dunia I, Amerika Serikat menjadi terisolasi dari Jerman. Pewarna
berharga dan obat-obatan yang hanya diproduksi di Jerman dicegah mencapai pantai
Amerika. Tiba-tiba kimia industri Amerika diberi kesempatan untuk memasuki pasar
ini tanpa persaingan asing. Namun, para insinyur kimia tidak sepenuhnya siap untuk
keadaan ini. Mereka dihadapkan pada masalah yang sama sekali baru. Pada tahun
1915 Arthur sedikit menekankan konsep unit operasi. Maka, insinyur kimia dilatih
tentang proses kimia dengan cara yang lebih abstrak. keahlian mereka menjadi
independen yang memungkinkan pembentukan industri baru yang pesat.
Selama Perang Dunia II, insinyur kimia Amerika dipanggil untuk membangun
dan mengoperasikan banyak fasilitas baru. Dengan persaingan asing yang hampir
tidak ada, industri kimia AS terus meroket dengan minyak bumi terus menjadi dasar
dari industri. Dengan tegas Amerika memimpin dunia dalam teknologi kimia dan
pendidikan teknik kimia mulai berubah. Cara terbaik untuk penemuan terbaru dalam
teknologi kimia adalah membuat penemuan-penemuan untuk diri sendiri. Teknik
kimia adalah menjadi lebih fokus pada ilmu rekayasa.
Selama dua puluh tahun terakhir, perubahan besar telah terjadi dalam industri
kimia Amerika. Sebagian besar hambatan rekayasa yang ditemukan dalam
pengolahan minyak bumi telah diatasi, dan minyak bumi menjadi komoditas industri.
Latar belakang ilmiah, matematika, dan teknis yang kuat ditemukan di pendidikan
teknik kimia yang memungkinkan profesinya untuk memasukkan bidang baru
(Pafko, 2000).

1.3 Tugas Utama dan Bidang Kerja Ahli Teknik Kimia


Menurut Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET), teknik
adalah suatu profesi di mana pengetahuan matematika dan ilmu-ilmu alam (natural
sciences) yang diperoleh dengan studi, pengalaman dan praktek, digunakan secara
bijaksana untuk mengembangkan cara-cara memanfaatkan bahan-bahan dan sumber
daya alam secara ekonomis untuk kesejahteraan manusia. Jadi tugas utama ahli
teknik adalah mengembangkan cara-cara tersebut.
Beberapa contoh adalah pembuatan gula pasir dari tebu, pemisahan minyak
bumi dalam kilang menjadi fraksi-fraksi produk seperti bensin, kerosin, solar, LPG,
minyak pelumas, aspal, dan sebagainya, pembuatan asam cuka dari alkohol,
pembuatan vetsin dari tetes, dan lain-lain. Contoh-contoh tersebut menunjukkan
bahwa yang terjadi selama pengolahan adalah proses fisis, proses kimiawi, ataupun
proses mikrobiologi.
Berdasar definisi teknik kimia, bidang kerja teknik kimia mencakup banyak
sekali komoditas, termasuk produk-produk berbasis bahan mentah yang banyak
tersedia di Indonesia, yaitu:
1. Komoditas berbasis pati misalnya adalah glukosa, sukrosa, pentosa, aseton,
butanol, etanol, sorbitol, asam sitrat, asam laktat, asam oksalat, furfural dan
sebagainya.
2. Komoditas yang berbasis selulosa (serat) adalah cellophane, rayon, selulosa
nitrat, selulosa asetat, Carboxyl Methyl Cellulose (CMC), metil/etil selulosa,
dan lain-lain.
3. Komoditas yang berbasis minyak nabati misalnya sabun, margarin, gliserin,
asam-asam karboksilat rantai panjang, alkohol rantai panjang, dan lain-lain.
4. Minyak atsiri yang banyak terkandung dalam hasil-hasil pertanian dan
kehutanan di Indonesia bisa diolah menghasilkan komoditas untuk bahan
industri farmasi, kosmetik, parfum, dan essence.
Selain itu masih banyak komoditas yang berbasis bahan mentah Indonesia
seperti minyak bumi, bahan tambang, batubara, termasuk juga indutri bahan polimer,
keramik, kaca, cat, dan lain-lain.
Selanjutnya, Irandoust (2001) menyatakan bahwa sebaiknya ahli teknik
(termasuk teknik kimia) bercirikan:
1. Tidak hanya sekedar ahli teknologi
2. Tidak hanya sekedar ahli perancangan
3

3.
4.
5.
6.

Makin tidak tergantung teknologi maju yang dikenal


Memanfaatkan konsep pokok teknik sebagai pemikiran strategis
Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang relevan
Mampu menyaring dan melaksanakan ide bagus untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.

Keenam ciri tersebut rasanya sangat relevan untuk kebutuhan masyarakat


Indonesia. Harapan bahwa ahli teknik kimia tidak berorientasi pada aspek ilmiah
namun lebih pada aspek teknik juga dikemukakan Sargent (2002), bahwa teknik
kimia jangan terfokus pada ilmu teknik (engineering science) tetapi pada teknik yang
ilmiah (scientific engineering). Dapat disimpulkan bahwa ahli teknik kimia yang
bermanfaat, terutama bagi masyarakat Indonesia, adalah yang mempunyai
kemampuan teknik yang tinggi dan mempunyai kepekaan serta tanggung jawab
terhadap kebutuhan masyarakat. Dewasa ini, teramati bahwa kegiatan teknik kimia
mencakup banyak sekali aspek. Hal ini tentunya membutuhkan dukungan ilmuilmu
ataupun keahlian-keahlian yang makin banyak.
Sejumlah bidang dan keahlian yang sedang berkembang dalam ruang lingkup
teknik kimia antara lain adalah sebagai berikut:
1. Teknik Produk atau Product Engineering (Molzahn dan Wittstock, 2002) atau
Formulation Engineering (Gillet, 2001)
Mempelajari cara mencapai sifat/ kualitas produk sesuai keinginan
masyarakat, dengan mengatur parameter-parameter proses pengolahannya.
2. Keahlian-keahlian entrepreneural
Kemauan dan keahlian mengorganisir, kemampuan untuk mengambil
inisiatif, menyusun prioritas yang bermanfaat, mengkalkulasi resiko dan
keuntungan, membuat dan melaksanakan keputusan, orientasi pada
masyarakat pelanggan, kemampuan menilai hal-hal penting yang feasible
(Molzahn dan Wittstock, 2002).
3. Teknik Proses (Process Engineering)
Memanfaatkan bioteknologi dan life-sciences (Gillet, 2001).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknik Kimia (Chemical Engineering)

Teknik adalah pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan


dengan hasil industri; cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan
dengan seni atau metode atau teknik mengerjakan sesuatu (Depdiknas, 2001).
Menurut Pandangan Umum serta perkuliahan, teknik kimia atau yang biasa
disebut Chemical Engineering adalah ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari
pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih berguna, dapat berupa barang
jadi ataupun barang setengah jadi. Ilmu teknik kimia diaplikasikan terutama dalam
perancangan dan pemeliharaan proses-proses kimia, baik dalam skala kecil maupun
dalam skala besar seperti perusahaanperusahaan yang berbahan dasar kimia.
Insinyur teknik kimia yang pekerjaannya bertanggung jawab terhadap perancangan
dan perawatan proses kimia pada skala pabrik dikenal dengan sebutan "insinyur
proses" (process engineer) (Ikhwansyah, 2010).
Teknik kimia adalah ilmu dan profesi dimana pengetahuan tentang matematika,
fisika, kimia, dan ilmu pengetahuan lain, yang diperoleh dari studi, pengalaman dan
praktek, diterapkan dengan pertimbangan tertentu untuk mengembangkan cara-cara
yang ekonomis bagi penggunaan bahan dan energi untuk kepentingan kemanusiaan.
Teknik kimia merupakan ilmu dan seni penerapan proses dan berkaitan dengan
proses proses industri serta memiliki hubungan yang erat sekali dengan kehidupan
sehari hari (Dermawan, dkk., 2012).
Teknik kimia tidak hanya mempelajari disiplin kimia tetapi juga mempelajari
ilmu fisika. Sebenarnya bisa dikatakan bahwa fisikalah ilmu yang banyak dipelajari
dalam ilmu teknik kimia. Misalnya tentang besaran dan satuan. Besar-besaran yang
ada dalam fisika juga dipakai dalam disiplin ilmu teknik kimia. Elektrolisa yang
behubungan dengan arus listrik juga berkaitan dengan teknik kimia. Sehingga
hubungan fisika dengan teknik kimia sangat erat sekali dalam penggunaan dan
penganalisaan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan tentang penomena alam (Siregar,
2003).
Selain itu menurut pandangan penulis sendiri, teknik kimia adalah suatu ilmu
tentang rekayasa bahan kimia yang memproses bahan mentah menjadi bahan jadi
dengan mengutamakan unsur ekonomis dan dapat juga dikatakan ilmu ini adalah
induknya semua ilmu yang diketemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Alicezah (2009), contoh bidang teknik kimia ialah pemurnian garam
dapur dan pemurnian air minum. Pemurnian tersebut menggunakan proses
pemisahan. Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa
kimia. Proses pemisahan diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis
atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada
kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis biaya operasinya lebih murah dari
pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui
proses pemisahan mekanis, proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Unsur-unsur teknik kimia menurut Pramudono (2013) diantaranya :
1. Fakta yang teramati
Fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada. Fakta yang diamati
membentuk data dan uraian yang teliti tentang kejadian. Seorang sarjana
teknik kimia dalam hampir semua tahap profesinya, menyadari bahwa
masalah yang ia harus selesaikan mempunyai dasar fakta yang diamati.
Misalnya penurunan aktifitas katalis di dalam laboratorium. Fakta yang
diamati juga dapat menyangkut konstanta fisika dan kimia dari
persenyawaan atau bahan-bahan yang diperlukan untuk perhitungan.
2. Hukum dasar
Hukum adalah suatu ungkapan dari suatu aturan atau hubungan peristiwa
yang sejauh diketahui orang bersifat tidak berubah dalam kondisi tertentu.
Beberapa hukum dasar dalam ilmu teknik kimia adalah neraca massa dan
energi; termodinamika dan kinetika dan satuan operasi
3. Teori
Beberapa teori yang digunakan di teknik kimia antara lain : teori adsorpsi,
teori kinetik, teori kecepatan reaksi, teori transport phenomena.
4. Teknik atau kemahiran
5. Alat
2.2 Perbedaan Kimia dan Teknik Kimia
Kimia adalah ilmu yang mempelajari bahan-bahan pada skala atom sampai skala
makromolekul, dan perubahan-perubahan yang dialaminya, serta energi dan entropi
yang menyertai proses-proses tersebut. Kimia murni itu penemuan sedangkan
teknik kimia itu penerapan atas hasil yang telah di temukan. Kimia murni memakai
alat dengan skala laboratorium sedangkan teknik kimia memakai alat dengan skala
besar. Contohnya menara destilasi pertamina (Dermawan, dkk., 2012).

Jadi salahlah anggapan orang yang mengatakan bahwa semua orang teknik
kimia konteksnya tidak jauh dari mencari dan menemukan zat-zat kimia. Lalu dalam
hal skala yang dipelajarinya juga jauh berbeda, orang-orang kimia dasar biasanya
melakukan percobaan dengan skala yang kecil, berbeda dengan orang-orang teknik
kimia yang biasa melakukan percobaan dengan skala besar dikarenakan percobaan
tersebut akan diterapkan pada bidang industri.
Jadi jelaslah pengertian teknik kimia dan kimia dasar sangat jauh berbeda baik
dalam segi pelajaran maupun pekerjaan yang akan dihadapinya. Kemajuan
kehidupan manusia menuntut

kehidupan

hidup

yang semakin banyak dan

nberagam, seperti pakaian, makanan, obat-obatan, rumah tinggal, alat-alat rumah


tangga, kendaraan dan informasi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu disediakan
dalam jumlah yang cukup dan waktu yang singkat serta harga yang relatif murah.
Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan teknologi proses yang memadai,
sehingga tujuan penyediaan kebutuhan tersebut dapat tercapai. Dalam teknologi
proses inilah peran pendidikan teknik kimia diperlukan. Bidang teknik kimia
mempelajari cara mengubah secara ekonomis suatu bahan melalui proses kimia
ataupun fisika menjadi bahan lain yang bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi.
Jurusan teknik kimia dirancang untuk menghasilkan lulusan yang mampu
merancang, mengoperasikan dan memelihara peralatan proses secara handal, efisien
dan produktif. Bidang aplikasi teknik kimia sangat luas, seperti pada industri
petrokimia, minyak dan gas bumi, tekstil, polimer, makanan dan obat-obatan,
khususnya dalam hal perancangan alat proses, serta produksi dan operasional.
Selain bidang aplikasi tersebut, lulusan jurusan teknik kimia dapat bekerja di bidang
pendidikan dan penelitian teknik kimia, pemasaran peralatan proses dan bahan kimia,
serta sebagai konsultan bidang teknik kimia.
Contoh berikut ini adalah contoh yang mengilustrasikan peran seorang
insinyur teknik di pabrik proses produksi jus jeruk, hal ini menunjukkan perbedaan
antara teknik kimia dan kimia yaitu:
Kimia
Seorang ahli kimia akan berusaha untuk meneliti metode-metode ekstraksi jus
jeruk. Metode yang paling sederhana yang mungkin ditemukan adalah memotong

jeruk menjadi dua bagian dan kemudian memerasnya. Metode yang lebih rumit
adalah dengan cara mengupas kulit jeruk dan kemudian menghancurkan jeruk
untuk memperoleh jusnya.
Teknik Kimia
Sebuah perusahaan kemudian menginstruksikan seorang insinyur teknik kimia
untuk merancang pabrik penghasil jus jeruk dengan kapasitas produksi beberapa
ribu ton jus per tahun. Insinyur tersebut akan menganalisis proses-proses produksi
yang mungkin dan kemudian mengevaluasi keekonomisan setiap proses yang
mungkin. Walaupun metode produksi jus dengan cara memeras sangat sederhana,
proses ini tidak ekonomis karena memerlukan ribuan orang untuk mencapai target
produksi. Oleh karena itu, metode lain akan dipilih (mungkin metode pengupasan
dan penghancuran). Dari contoh ini, dapat dilihat bahwa proses produksi yang
paling sederhana dalam skala laboratorium belum tentu merupakan metode paling
ekonomis pada suatu pabrik (Ikhwansyah, 2010).
2.3 Sejarah dan Perkembangan Teknik Kimia
Profesi teknik kimia dimulai pada tahun 1888. Sementara, istilah "insinyur
kimia" telah mengambang sepanjang tahun 1880-an, tidak ada pendidikan formal
untuk insinyur kimia. Insiyur kimia merupakan seorang insinyur mekanik yang telah
memperoleh beberapa pengetahuan peralatan proses kimia, mandor pabrik kimia
dengan pengalaman seumur hidup tetapi dengan pendidikan yang sedikit, atau
pengaplikasian seorang ahli kimia tentang pengetahuan reaksi kimia industri skala
besar.
Upaya pada tahun 1880 oleh George Davis untuk menyatukan para profesional
melalui "Society of Chemical Engineers" terbukti tidak berhasil. Namun, keadaan
diubah pada tahun 1888, ketika Profesor Lewis Norton dari Massachusetts Institute
of Technology (MIT) memperkenalkan "Course X" yang dengan demikian
menyatukan insinyur kimia melalui gelar formal. Sekolah-sekoah lain seperti
Universitas Pennsylvania dan Tulane University menambahkan program empat tahun
teknik kimia mereka masing-masing pada tahun 1892 dan 1894.
Pada perang dunia I, Amerika Serikat menjadi terisolasi dari Jerman. Pewarna
berharga dan obat-obatan yang hanya diproduksi di Jerman dicegah mencapai pantai

Amerika. Tiba-tiba kimia industri Amerika diberi kesempatan untuk memasuki pasar
ini tanpa persaingan asing. Namun, para insinyur kimia tidak sepenuhnya siap untuk
keadaan ini. Mereka dihadapkan pada masalah yang sama sekali baru. Pada tahun
1915 Arthur sedikit menekankan konsep unit operasi. Maka, insinyur kimia dilatih
tentang proses kimia dengan cara yang lebih abstrak. keahlian mereka menjadi
independen yang memungkinkan pembentukan industri baru yang pesat.
Pada tahun 1917, setelah kehilangan beberapa kapal dan banyak nyawa,
Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman dan Sekutu nya. Salah satu
tindakan pertama dari Pemerintah AS adalah untuk memastikan bahwa ahli kimia
dan insinyur kimia tidak mati di parit seperti yang terjadi pada banyak negara-negara
Eropa. Sebaliknya, mereka meminta untuk membuat bahan diperlukan untuk
berperang.
Selama Perang Dunia II, insinyur kimia Amerika dipanggil untuk membangun
dan mengoperasikan banyak fasilitas baru. Dengan persaingan asing yang hampir
tidak ada, industri kimia AS terus meroket dengan minyak bumi terus menjadi dasar
dari industri. Dengan tegas Amerika memimpin dunia dalam teknologi kimia dan
pendidikan teknik kimia mulai berubah. Cara terbaik untuk penemuan terbaru dalam
teknologi kimia adalah membuat penemuan-penemuan untuk diri sendiri. Teknik
kimia adalah menjadi lebih fokus pada ilmu rekayasa.
Selama dua puluh tahun terakhir, perubahan besar telah terjadi dalam industri
kimia Amerika. Sebagian besar hambatan rekayasa yang ditemukan dalam
pengolahan minyak bumi telah diatasi, dan minyak bumi menjadi komoditas industri.
Latar belakang ilmiah, matematika, dan teknis yang kuat ditemukan di pendidikan
teknik kimia yang memungkinkan profesinya untuk memasukkan bidang baru
(Pafko, 2000).
2.4 Sarjana Teknik Kimia
Individu-individu yang mendapat pengakuan resmi sebagai

orang yang

menguasai dan mempraktikkan ilmu teknik ini disebut insinyur kimia atau sarjana
teknik kimia (Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II, 2012). Sikap
mental ahli teknik berbeda dengan ilmuwan. Seorang ilmuwan cenderung bertanya

mengapa sedangkan engineer cenderung bertanya bagaimana, yang akan


menentukan tindakannya sesuai dengan kebutuhan saat itu.
Beberapa profesi sarjana S-1 Teknik Kimia diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Insinyur Perancang: merancang proses-proses / pabrik-pabrik baru


Insinyur Pengoperasi: mengelola operasi rutin pabrik
Insinyur Proses: memperbaiki & mengembangkan proses yang telah ada
Sales Engineer: menjual produk / jasa berdasarkan rekomendasi teknis
Peneliti: mengembangkan keilmuan inti & pendukung
Evaluator Proyek: menilai kelayakan suatu proyek
Pendidik (perlu melanjutkan ke Pasca Sarjana)

(Samadhi, 2014)
Profil kompetensi yang harus dimiliki lulusan Teknik Kimia adalah :
1. Kemampuan

menerapkan

matematika,

sains

&

engineering

dalam

permasalahan Teknik Kimia


2. Kemampuan merencanakan & melaksanakan percobaan, mengolah &
menginterpretasikan data pengukuran
3. Kemampuan merancang peralatan, sistem & proses untuk mencapai tujuantujuan yang diinginkan, dalam kendala-kendala yang realistis.
4. Kinerja dalam tim multidisipliner / lintas bidang
5. Kemampuan mengenali, merumuskan & menyelesaikan permasalahan
kerekayasaan
6. Pemahaman terhadap tanggung jawab profesional & etik
7. Kecakapan untuk berkomunikasi secara efektif
8. Pengetahuan luas untuk memahami dampak solusi rekayasa dalam aspek
sosial, ekonomi, lingkungan & global
9. Kesadaran akan pentingnya & kapasitas untuk melaksanakan pembelajaran
sepanjang hayat (lifelong learning)
10. Pengetahuan akan isu-isu kontemporer
11. Kecakapan menggunakan peranti-peranti & teknik-teknik kerekayasaan
modern untuk memecahkan masalah Teknik Kimia
(Samadhi, 2014)
2.4.1 Sikap Mental yang Perlu Dimiliki Insinyur Teknik Kimia
Menurut Buku Panduan Sikap Mental dan Etika Profesi Teknik (2008), sikap
mental seorang insinyur teknik kimia, antara lain:
1. Kesediaan untuk bekerja dengan data dan pengetahuan yang kurang dan
bahkan berlawanan.
10

2. Kesadaran perlunya mengembangkan dan memanfaatkan pertimbangan3.


4.
5.
6.
7.
8.

pertimbangan teknik (engineering judgement).


Mempertanyakan kendala setiap informasi, spesifikasi, metoda dan hasil.
Kesadaran bahwa eksperimen adalah arbiter tertinggi.
Kesadaran untuk mempertanggungjawabkan suatu hasil yang bermanfaat.
Pemahaman tentang tanggung jawab professional dan etika.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
Cakupan pengetahuan luas untuk dapat memahami pengaruh suatu tindakan
teknis terhadap masyarakat dan dunia global.

2.4.2 Kode Etik Insinyur Teknik Kimia


Adapun kode etik insinyur menurut ABET dalam Dewan Akreditasi Rekayasa
dan Teknologi (2012), yaitu:
1. Menggunakan

pengetahuan

dan

keterampilan

untuk

peningkatan

kesejahteraan manusia.
2. Bersikap jujur dan tidak memihak, dan melayani dengan kesetiaan
masyarakat, petinggi mereka dan klien.
3. Berjuang untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian profesi rekayasa.
4. Mendukung masyarakat profesional dan teknis disiplin ilmu mereka.
2.4.3 Tugas Insinyur Teknik Kimia
Tugas-tugas insinyur teknik kimia yang berkenaan dengan penerapan reaksi
kimia di dalam praktik/industri adalah:
1. Menentukan ukuran-ukuran dan kondisi operasi reaktor kimia yang diperlukan
untuk menghasilkan sejumlah tertentu produk reaksi.
2. Mengendalikan, mengevaluasi, dan mengoptimumkan kinerja (performance)
reaktor yang beropersi di dalam pabrik.
(Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II, 2012).
Untuk memudahkan memahami aktivitas Insinyur Teknik Kimia, kita dapat
memandang bahwa profesi tersebut berurusan dengan 2 bidang utama:
1. Proses
2. Produk
Kedua bidang tersebut tentunya saling terkait erat, karena fungsi dari proses adalah
menghasilkan produk (Samadhi, 2014).
Contoh rekayasa proses menurut Samadhi (2014) dapat dilihat pada tabel
berikut:

11

Tabel 2.1 Contoh Rekayasa Proses (Process Engineering)


PROSES
1. Memproduksi bahan-bahan

REKAYASA PROSES
1. Menemukan proses baru

petrokimia
2. Memproduksi obat-obatan &

2. Merancang alat untuk suatu proses

farmasetika
3. Mengolah polimer menjadi berbagai

3. Mengoperasikan proses

produk
4. Mengolah bahan makanan

4. Memperbaiki / menyempurnakan
proses

5. Mengolah air limbah


6. Memproduksi energi listrik

Contoh rekayasa produk menurut Samadhi (2014) dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.2 Contoh Rekayasa Produk (Product Engineering)
PRODUK

REKAYASA PRODUK

1. Bahan-bahan kimia : BBM, ammonia,

1. Memilih produk untuk aplikasi

methanol, NaOH, dsb.


2. Polimer : polietilen, PVC, polistiren,

tertentu
2. Merancang produk baru

serat sintetik
3. Produk konsumen : sabun, pasta gigi,

3. Memperbaiki/menyempurnakan

shampoo, dsb.
4. Bahan-bahan pangan : coklat,

produk

margarin, minuman, dsb.


5. Farmasetika : parasetamol, penisilin,
amoksisilin, dsb.
2.4.5 Profil Kompetensi Insinyur Teknik Kimia
Menurut Samadhi (2014) Profil kompetensi yang harus dimiliki lulusan Teknik
Kimia adalah :
1. Kemampuan

menerapkan

matematika,

sains

&

engineering

dalam

permasalahan Teknik Kimia


2. Kemampuan merencanakan & melaksanakan percobaan, mengolah &
menginterpretasikan data pengukuran

12

3. Kemampuan merancang peralatan, sistem & proses untuk mencapai tujuantujuan yang diinginkan, dalam kendala-kendala yang realistis.
4. Kinerja dalam tim multidisipliner / lintas bidang
5. Kemampuan mengenali, merumuskan & menyelesaikan permasalahan
kerekayasaan
6. Pemahaman terhadap tanggung jawab profesional & etik
7. Kecakapan untuk berkomunikasi secara efektif
8. Pengetahuan luas untuk memahami dampak solusi rekayasa dalam aspek
sosial, ekonomi, lingkungan & global
9. Kesadaran akan pentingnya & kapasitas untuk melaksanakan pembelajaran
sepanjang hayat (lifelong learning)
10. Pengetahuan akan isu-isu kontemporer
11. Kecakapan menggunakan peranti-peranti & teknik-teknik kerekayasaan
modern untuk memecahkan masalah Teknik Kimia
2.5 Kurikulum Teknik Kimia
Kurikulum Teknik Kimia USU memiliki komposisi sebagai berikut :
Mata Kuliah Studi Umum
Mata Kuliah Matematika Umum
Mata Kuliah Sains Dasar
Mata Kuliah Prinsip Keteknikan dan Teknologi Informasi
Mata Kuliah Spesialisasi Disiplin Keteknikan
Mata Kuliah Disiplin dan Proyek Keteknikan
Mata Kuliah Aspek Praktis dan Profesional
Mata Kuliah Pilihan
Total
(Departemen Teknik Kimia FT USU, 2008)

: 12 SKS
: 15 SKS
: 24 SKS
: 22 SKS
: 34 SKS
: 24 SKS
: 7 SKS
: 6 SKS
: 144 SKS

2.6 Perbedaan Proses Skala Laboratorium dan Industri


Proses-proses dan peralatan-peralatan yang digunakan dalam skala industri
umumnya jauh berbeda dengan proses-proses dan peralatan-peralatan untuk skala
kecil atau skala laboratorium. Pengembangan proses dari skala laboratorium menjadi
skala industri merupakan tugas utama teknik kimia. Pengembangan tersebut, yang
mencakup studi dan perancangan, terdiri atas berbagai tahapan yang akan dibahas
lebih luas pada bagian kedua pidato ini. Perlu dikemukakan pula bahwa hanya
sebagian kecil proses yang ditemukan pada skala laboratorium bisa layak secara
teknis dan ekonomi untuk skala industri atau komersial.
Perbedaan proses dan peralatan skala laboratorium dan skala industri
ditunjukkan pula dengan contoh berikut, yaitu proses pembuatan gula pasir mentah
(raw sugar) dari tebu. Pada prinsipnya, proses yang dilakukan adalah pengambilan
13

nira dari tebu dengan cara pengepresan, lalu diikuti pembersihan/penjernihan nira
dengan penambahan susu kapur (suspensi Ca(OH)2 dalam air) sehingga kotoran
mengendap. Setelah itu nira jernih dipekatkan dengan penguapan airnya, dan diikuti
pendinginan sehingga terbentuk kristal gula pasir mentah yang bisa dipisahkan dan
dikeringkan. Pada skala laboratorium, proses itu bisa dijalankan dengan mudah.
Namun pada skala industri, proses-proses dan peralatan-peralatan yang dipakai jauh
lebih kompleks (Sediawan, 2004).
2.7 Proses dalam Teknik Kimia
Proses dirancang untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bermanfaat
bagi masyarakat. Untuk itu, setiap proses yang dirancang & dioperasikan para
Insinyur Teknik Kimia harus berjalan secara:
1. Aman/selamat
2. Berdampak lingkungan yang terkendali
3. Menghasilkan keuntungan
(Samadhi, 2014)
Dalam skala industri, tentunya akan mempunyai interpretasi produk dalam skala
yang besar (baik kuantitas maupun kualitas) sehingga dalam memproduksi suatu
bahan dalam skala industri tentunya mempertimbangkan kuantitas dan juga kualitas.
Untuk menjaga kualitas dari suatu produk, maka diperlukan instrumen.
Dapat dilihat bahwa proses dan peralatan pada skala industri lebih rumit dan
kompleks dibandingkan dengan skala laboratorium yang sederhana.
Beberapa variabel proses yang berkaitan erat dengan teknik kimia adalah :
1. Massa dan Volume.
2. Spesifik gravity (SG), merupakan perbandingan densitas suatu fluida terhadap
fluida standar (reference). SG suatu fluida dinyatakan dalam angka dengan 4
digit di belakang koma dan tidak bersatuan. Fluida standar untuk zat cair
adalah air dengan densitas 1 g/cm3 atau 1000 kg/m3. Sedangkan untuk gas,
fluida standarnya adalah udara dengan berat molekul 28,964 g/mol. SG zat cair
diukur dengan hydrometer.
3. Laju Alir, adalah banyaknya zat yang mengalir dengan kecepatan tertentu
persatuan waktu. Alat ukur nya ialah venturimeter, nozzle, pitot tubes, flat
orifice.
4. Komposisi kimia

14

5. Tekanan, merupakan suatu ukuran yang terdiri dari besarnya gaya yang bekerja
pada suatu benda. Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan
dari suatu cairan atau gas.Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan
satuan volume (isi) dan suhu. Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat
dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat digunakan
untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada di
dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi. Jenis alat ukur
tekanan, antara lain :
1. Manometer
Untuk mengukur tekanan udara tertutup.
2. Barometer
Untuk mengukur tekanan udara luar.
6. Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda
2.8 Tahapan Pendirian Pabrik Kimia
Seperti disebutkan di awal, agar bisa bersaing seara ekonomis, industri kimia
umumnya perlu berskala besar, dalam bentuk pabrik. Meskipun pabrik kimia itu
bervariasi dari skala kecil sampai besar, namun tetap harus skala industri yang jauh
lebih besar daripada skala laboratorium. Ada pabrik kimia yang dikembangkan dari
proses skala laboratorium dan ini memerlukan sejumlah tahapan pengembangan,
adapula yang merupakan pengembangan dari pabrik yang sudah ada. Tahapan
pengembangan yang diperlukan tentunya berbeda.
Tahapan menurut simposium American Institute of Chemical Engineers
(A.I.Ch.E.) tahun 1953 di Philadelphia, USA (Harper, 1954), yaitu:
2.8.1

Penelitian explorative
Merupakan penelitian dalam rangka usahausaha pembuatan suatu bahan

kimia baru, penggunaan bahan bakubaru, proses baru, katalisator atau pelarut
yang baru, dan sebagainya. Termasuk juga penelitian mengenai struktur bahan
kimia dan mekanisme reaksi. Penelitian jenis ini banyak dilakukan di perguruan
tinggi dan lembaga penelitian pada skala laboratorium.
Penelitian fundamental bertujuan untuk mencari nilai besaranbesaran fisis
atau kimia (kapasitas panas, panas reaksi, tetapan kecepatan reaksi, dan lain-lain),
persamaan-persamaan fungsional dan juga pengembangan teori yang berlaku

15

umum (relatif). Penelitian ini berorientasi kuantitatif. Hasil penelitiannya bisa


bermanfaat untuk tahap-tahap pengembangan pabrik selanjutnya dan juga
bermanfaat untuk ahli teknik kimia maupun profesi-profesi lain.
2.8.2 Penelitian Proses dan Pengembangan Proses
Bertujuan untuk mencari data yang cukup dan secukupnya saja untuk tahap
pengembangan proses (perancangan pilot plant) atau perancangan pabriknya.
Penelitian dimulai dengan mencoba merancang pabriknya dan membayangkan
perancangan alat-alat yang akan dipakai. Perhitungan untuk perancangan tersebut
memerlukan data/informasi. Selanjutnya dirancang penelitian proses untuk
mencari data/informasi yang kurang tersebut. Jadi jelas penelitian proses bisa
dijalankan setelah dibayangkan pabrik dan perancangannya. Setelah tahap ini,
proses meliputi kegiatan:
a.
b.
c.
d.
2.8.3

perencanaan kegiatan selanjutnya


perancangan pilot plant
operasi pilot plant,
pengolahan data pilot plant untuk keperluan tahap-tahap selanjutnya
(perancangan pabrik)
Teknik Proses
Teknik proses adalah perancangan proses untuk pabriknya. Perancangan ini

meliputi deskripsi proses, kebutuhan bahan dan energi (neraca massa dan energi),
kebutuhan dan penyediaan utilitas, jenis dan ukuran alat-alat proses serta
spesifikasinya, kondisi operasi, material untuk konstruksi, prinsip pengendalian
proses, dan lain-lain. Kegiatan ini memerlukan bekal kemampuan yang paling
menyeluruh dari ahli teknik kimia. Dapat dikatakan bahwa kegiatan ini menjiwai
kegiatan pada tahap-tahap lainnya.
2.8.4

Analisis Ekonomi
Tahap berikutnya adalah analisis ekonomi. Hasilnya adalah kebutuhan

modal, biaya produksi dan pengeluaran umum, keuntungan dan nilai parameter
kelayakan ekonomi (Return on Investment, Pay Out Time, Break Even Point,
Discounted Cash Flow, dan lain-lain) serta analisis sensitivitas dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan apakah pabrik yang dirancang menarik dari segi ekonomi.
Analisis ekonomi pada tahap ini sudah cukup teliti karena perancangan proses
pabriknya sudah selesai. Namun perlu dicatat bahwa analisis ekonomi secara
kasar harus selalu dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya, sehingga kalau pabrik

16

tidak menarik dari segi ekonomi, tahap pengembangan dihentikan seawal


mungkin, agar tidak perlu dijalankan tahap-tahap lebih lanjut yang membutuhkan
biaya besar. Kemampuan melakukan analisis ekonomi pabrik baik secara kasar
sampai cukup teliti perlu dikuasai oleh ahli teknik kimia.
2.8.5

Teknik Proyek
Tahap selanjutnya, yaitu teknik proyek, dimaksudkan untuk menjembatani

informasi proses menjadi informasi konstruksi. Dapat dikatakan bahwa sebelum


teknik proyek, segala sesuatunya masih dipikirkan sebagai proses, namun sesudah
teknik proyek, dipikirkan sebagai pabrik. Pada tahap teknik proyek, tenaga ahli
proses bekerja sama dengan tenaga ahli konstruksi untuk merundingkan
konstruksi yang feasible.
2.8.6

Teknik Konstruksi
Pada tahap teknik konstruksi, dirancang konstruksi alat secara detail

(termasuk mechanical design), juga termasuk platform, fondasi, dan lain-lain,


serta proses pendiriannya. Setelah itu dilakukan konstruksi pabriknya. Pada tahap
ini, tenaga ahli teknik kimia memantau kegiatannya, untuk melihat apakah proses
konstruksi sudah sesuai dengan perancangan prosesnya.
2.8.7 Teknik Operasi
Setelah pabrik didirikan, dilakukan teknik operasi, yaitu menjalankan
pabrik. Pada tahap ini, optimalisasi dan penyempurnaan selalu dilakukan, karena
umumnya pabrik tidak bisa terancang tepat pada kondisi optimumnya.
Peningkatan kapasitas dimungkinkan pula pada tahap ini. Sering dijumpai bahwa
pabrik bisa ditingkatkan kapasitasnya menjadi lebih tinggi dari kapasitas
terancangnya. Keahlian teknik kimia juga sangat diperlukan pada tahap operasi.
Selama pabrik beroperasi, umumnya dijumpai pula hambatan-hambatan teknis
yang perlu diatasi juga oleh ahli teknik kimia.
2.8.8

Teknik Penelitian Pasar


Teknik penelitian pasar bertujuan mengetahui kebutuhan masyarakat dan

sekaligus peluang pasar untuk produk baru atau penyempurnaan produk pabrik
yang sudah berjalan. Dari kegiatan ini bisa muncul ide untuk memodifikasi pabrik
yang sudah ada atau ide untuk mengembangkan pabrik baru.

17

2.9 Satuan Operasi dan Satuan Proses


Satuan-satuan kegiatan dalam teknik kimia dikelompokkan menjadi dua
golongan besar, yaitu yang tidak menyangkut reaksi kimia, disebut operasi teknik
kimia (unit operations) dan yang menyangkut reaksi kimia, disebut proses industri
kimia (unit processes). Yang termasuk operasi teknik kimia adalah misalnya distilasi,
absorbsi, kristalisasi, adsorpsi, filtrasi dan sebagainya , sedang yang termasuk
kelompok proses industri kimia adalah misalnya oksidasi, sulfonasi, nitrasi,
hidrogenasi, esterifikasi, dan sebagainya.
Dengan penguasaan operasi teknik kimia dan proses industri kimia dengan
cukup mantap, ahli teknik kimia diharapkan mempunyai keyakinan diri yang sama
baik dalam merancang proses-proses untuk komoditas baru dan dengan teknologi
baru, maupun yang sudah lama (Sediawan, 2004).
Perubahan yang bersifat fisik disebut dengan satuan operasi (unit operation),
sedangkan yang bersifat perubahan kimia disebut dengan satuan proses (unit process)
(Rahayu, 2008).
Satuan operasi terutama digunakan untuk melaksanakan langkah-langkah fisika
untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan direaksikan, atau memisahkan dan
memurnikan hasil, mendaur-ulang zat pereaksi yang belum mengalami perubahan,
mengendalikan perpindahan energy ke dalam reactor kimia atau dari dalamnya.
Satuan operasi dapat diterapkan baik kepada proses-proses fisika maupun prosesproses kimia. Umpamanya, proses yang digunakan untuk membuat garam dapur
terdiri dari rangkaian satuan operasi berikut : transportasi zat padat dan zat cair,
perpindahan kalor, evaporasi, kristalisasi, pengeringan dan pengayakan (screening).
Tidak satupun terdapat reaksi kimia dalam langkah-langkah itu.
Satuan proses penekanannya pada perubahan yang bersifat kimiawi. Salah satu
yang perlu diperhatikan dalam sistem proses adalahproses kontinyu dan proses tidak
kontinyu. Proses tidak kontinyu (batch) atau disebut dengan tumpak merupakan
suatu sistem proses dimanaselama proses berlangsung tidak ada masukkan (input)
maupun keluaran (output). Sedangkan proses dengan sistem kontinyu atau
sinambung merupakan suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung
terdapat masukkan dan keluaran. Apabila hanya ada masukkan saja atau hanya ada

18

keluaran saja atau kadang-kadang ada yang dikeluarkan atau ditambahkan selama
proses, maka proses disebut dengan semi tumpak (semi-batch).
Satuan proses kimia merupakan proses yang melibatkan reaksi kimia dan katalis.
Reaksi kimia merupakan suatu proses dimana bahan sebelum diproses disebut
dengan reaktan dan hasilnya produk. Lambang dari reaksi kimia sebelum dan
sesudah proses menggunakan tanda panah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi adalah ukuran partikel/zat, suhu dan katalis. Jenis-jenis reaksi kimia
yang banyak digunakan di industri adalah reaksi katalitik (reaksi dengan katalis) dan
reaksi netralisasi. Salah satu contoh proses kimia dengan reaksi katalitik pada
industri kecil menengah adalah Industri pembuatan biodiesel dari bahan alami yang
terbarukan (minyak nabati) dan katalis kimia atau biologis. Sedangkan industri
minyak jagung adalah contoh untuk proses kimia yang melibatkan reaksi netralisasi
(McCabe, 1999).
Tabel 2.3 Jenis Operasi Beserta Alatnya
N

Jenis Operasi

Nama Alat

o
1
2

Aliran Fluida
Transfer panas

Pompa, tangki
Heat exchanger, boiler, heat cooler, klin, rotary klin,

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Penguapan
Humidifikasi
Absorpsi
Ekstraksi pelarut
Adsorpsi
Distilasi
Pengeringan
Pencampuran
Sedimentasi
Filtrasi
Screeming
Kristalisasi
Centrifuge
Size reduction
Material handling

furnace, burner, condenser


Evaporator
Humidifier
Absorbsi, absorbsiving tower, purifier tower, shelves
Extraxtor perforator, tower
Tangki
Rectifier, bubble tower, fractionation column
Dryer, rotary and fan dryer, flow stage heated cylinder
Mixer, mixing water
Benefication equipment
Plate and frame filter
Screem, vibrating screem
Tangki, crystalizer
Centrifuge
Mill, fiber making, ball mill
Conveyer

Sedangkan kode peralatan dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel 2.4 Kode Peralatan

19

Kode Pada Alat


J
K
L
M
N
P
Q
R
S
V
X
(Rahayu, 2008)

Jenis Alat
Konveyor
Instrumentasi (katup kendali, indikator, recorder, analiser)
Pompa
Agitator, Pencampur
Motor, turbin, penggerak (drive)
Unit paket (refrigerator, generator uap, menara pendingin)
Tungku (furnace), process heater
Reaktor
Size enlargement equipment
Vaporizer dan evaporator
Lain-lain

BAB III
KESIMPULAN
1. Teknik kimia adalah suatu ilmu tentang rekayasa bahan kimia

yang

memproses bahan mentah menjadi bahan jadi dengan mengutamakan unsur


ekonomis dan dapat juga dikatakan

ilmu

ini

adalah

induknya semua

ilmu yang diketemukan dalam kehidupan sehari-hari.


2. Perbedaan kimia dan teknik kimia sangat jauh berbeda baik dalam segi
pelajaran maupun pekerjaan. Kimia murni lebih kepada penemuan sedangkan
teknik kimia itu penerapan atas hasil yang di temukan.
3. Sejarah perkembangan teknik kimia berawal dari revolusi industri, periode
revolusi ilmiah, zaman informasi.

20

4. Sikap mental yang perlu dimiliki insinyur teknik kimia antara lain, kesediaan
bekerja, bertanggungjawab, profesional, dan komunikatif.
5. Kode etik insinyur teknik kimia menurut ABET yaitu berpengetahuan,
berketerampilan, bersikap jujur, berkopetensi, profesional, dan disiplin.
6. Tugas-tugas insinyur teknik kimia menentukan ukuran-ukuran dan kondisi
operasi reaktor kimia yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah tertentu
produk reaksi, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengoptimumkan kinerja
(performance) reaktor yang beropersi di dalam pabrik.
7. Profesi insinyur teknik kimia antara lain perancang, pengoperasi, proses, sale
engineer, peneliti, evaluator proyek, pendidik, dll.
8. Badan pengetahuan teknik kimia yaitu neraca massa dan energi,
termodinamika, proses pemisahan, perancangan proses, dll
9. Tahapan pendirian pabrik terdiri atas penelitian exploratif, penelitian proses,
pengembangan proses, teknik proses, analisis ekonomi, teknik proyek, teknik
konstrusi, dan teknik penelitian pasar.
10. Proses dalam teknik kimia antara lain ekstraksi, absorpsi, humidifikasi,
transesterifikasi, dll

DAFTAR PUSTAKA
Alicezah, Pemisahan Campuran, 2009.
Austin, G. T., 1984, Shreves Chemical Process Industries, 5ed., McGraw-Hill
Book Co., Singapore. Buku Panduan Sikap Mental dan Etika Profesi Teknik
(2008).
Departemen Teknik Kimia FT USU, Buku Pedoman Departemen Teknik Kima,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Sumatera Utara.
Medan, 2008.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Dermawan, Agung., Michael Fano, Avianto Hidayat, dan Zikri Rachman, Makalah
Pengenalan Teknik Kimia Rangkumam Bab 1-3, Institut Teknologi Nasional.
Jakarta, 2012.

21

Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


2012.
Distantina, Sperisa, Pengantar Transfer Massa, 2009.
Effendi, Asnal, Besaran, Satuan dan Pengukuran, Bahan Ajar, 2006.
Harper, J. I., Chemical Engineering in Practice, Reinhold Publishing Corporation,
New York, 1954.
Ikhwansyah, Arbhy Indera, Ruang Lingkup Profesi Teknik Kimia serta Aplikasi
Bidang Teknik Kimia, Universitas Riau. Pekanbaru, 2010.
McCabe, Warren L., Julian C Smith dan Peter Harriot, Operasi Teknik Kimia, Jilid
1, Edisi Keempat, Jakarta : Erlangga, 1999.
Pafko, Wayne, The History of Chemical Engineering, 2000.
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II. Kinetika Reaksi Fasa Cair.
Departemen Teknik Kimia ITB. 2012.
Pramudono, Bambang. Pengenalan Teknik Kimia. Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik. Universitas Diponegoro. 2013.
Rahayu, Suparni Setyowati. Kimia Industri. Jilid 2. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.
Samadhi, Dr. Tjokorde Walmiki, Pengenalan Prodi Sarjana Teknik Kimia Fakultas
Teknologi Industri ITB, Kaprodi Sarjana Teknik Kimia ITB, 2014.
Sediawan, Wahyudi Budi. Teknik Kimia dan Peranannya Dalam Peningkatan
Pemanfaatan Bahan Mentah Indonesia, Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta, 2004.
Siregar, Harrys, Peranan Fisika pada Disiplin Ilmu Teknik Kimia, Program Studi
Teknik Kimia, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, 2003.
Sulistiadji, Koes dan Joko Pitoyo. Alat Ukur dan Instrumen Ukur, Staf Perekayasa
pada BBP Mektan, Serpong. 2009.
Widyatmiko, Endang Dwi Siswani, Prarancangan Suatu Industri Kimia,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2005.

22

Anda mungkin juga menyukai