Latar Belakang
Pembangunan Ekonomi dalam periode jangka panjang, pada dasarnya
memiliki empat dimensi pokok antara lain:
1. Pertumbuhan
1. Penanggulangan Kemiskinan
Dalam menganalisis struktur ekonomi terdapat dua teori utama, yaitu teori
Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollins Chenery (teori transformasi
struktural).
Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara
pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di
pedesaan yang didominasi sektor pertanian dan perekonomian modern di
perkotaan dengan industri sebagai sektor utama. Di pedesaan, pertumnuhan
pertumbuhan penduduknya tinggi sehingga terjadi kelebihan suplai tenaga
kerja. Akibat over supply tenaga kerja ini, tingkat upah menjadi sangat
rendah. Sebaliknya, di perkotaan, sektor industri mengalami kekurangan
tenaga kerja. Hal ini menarik banyak tenaga kerja pindah dari sektor
pertama ke sktor kedua sehingga terjadi suatu proses migrasi dan
urbanisasi.selain itu tingkat pendapatan di negara bersangkutan meningkat
sehingga masyarakat cenderung mengkonsumsi macam-macam produk
industri dan jasa. Hal ini menjadi motor utama pertumbuhan output di
sektor-sektor nonpertanian.
Teori Chenery memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses
perubahan ekonomi di suatu negara yang mengalami transformasi dari
pertanian tradisional ke sektor industri sebagai mesin utama pertumbuhan
ekonomi.
Faktor-faktor penyebab transisi ekonomi:
1. Kondisi dan Struktur awal ekonomi dalam negeri
Suatu negara yang pada awal pembangunan ekonomi sudah memiliki
industri-industri dasar yang relatif kuat akan mengalami proses
industrialisasi yang lebih pesat.
2. Besarnya pasar dalam negeri
Pasar dalam negeri yang besar merupakan salah satu faktor insentif bagi
pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industri, karena menjamin
adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi.
3. Pola distribusi pendapatan
Merupakan faktor pendukung dari faktor pasar. Tingkat pendapatan
tidaklah berarti bagi pertumbuhan industri-industri bila distribusinya
sangat pincang.
4. Karakteristik Industrialisasi
Mencakup cara pelaksanaan atau strategi pembangunan industri yang
diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri,
dan insentif yang diberikan.
5. Keberadaan sumber daya alam
Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya SDA mengalami
pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, terlambat melakukan
industrialisasi, tidak berhasil melakukan diversifikasi ekonomi (perubahan
struktur) daripada negara yang miskin
SDA.
6. Kebijakan perdagangan luar negeri
Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward looking
policy), pola hasil industrialisasinya akan berkembang tidak efisien
dibandingkan negara-negara yang menerapkan outward looking policy.
Kasus di Indonesia
Ø Perubahan struktur ekonomi boleh dikatakan cukup pesat. Periode
sejak tahun 1983 hingga krisis ekonomi peran sektor-sektor primer
cenderung menurun sedangkan sektor sekunder (seperti industri
manufaktur; listrik, gas, dan air; serta kontruksi) dan sektor tersier
(perdagangan, hotel, dan restoran, transport& komunikasi, bank&
keuangan, dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya) terus meningkat.
Ø Pada sektor pertanian sendiri juga telah terjadi perubahan struktur
ekonomi antar subsektor yang tidak seimbang dengan perubahan
struktur pangsa penyerapan tenaga kerja. Beban penumpukan tenaga
kerja yang terjadi saat ini pada sektor pertanian tidak terdistribusi
dengan merata pada masing-masing subsektor, dimana hampir
semuanya ditanggung subsektor tanaman pangan sehingga kondisi
keluarga petani tanaman pangan semakin memprihatinkan.
Ø Secara umum telah terjadi perbaikan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia, terbukti komposisi penduduk dengan pendidikan setara
pendidikan setara pendidikan menengah ke atas semakin besar,
sebaliknya komposisi penduduk dengan tingkat pendidikan sekolah
dasar ke bawah berkurang. Namun, perbaikan kualitas sumber daya
manusia tersebut tidak diikuti oleh adanya kemampuan dari
pemerintah Indonesia untuk menciptakan kesempatan kerja sesuai
dengan kualifikasi dari perbaikan kualitas sumberdaya manusia
tersebut.
Solusi Masalah
1) Untuk mengatasi terjadinya penumpukan tenaga kerja di sektor
pertanian yang pada umumnya berada di daerah pedesaan dapat
dilakukan melalui pengembangan industri berbasis pedesaan, dengan
harapan di satu sisi mampu menyerap kelebihan tenaga kerja
tersebut, dan di sisi lain mampu mendatangkan nilai tambah bagi
produk pertanian. Sehingga pada akhirnya proses percepatan
pemiskinan di sektor pertanian bisa diperlambat.
2) Pengembangan teknologi pertanian terutama pada daerah-daerah
yang kelebihan tenaga kerja sebaiknya diarahkan pada inovasi
teknologl sarat tenaga kerja, sehingga masalah kelebihan tenaga kerja
pada daerah tersebut dapat dikurangi.
3) Perlu adanya restrukturis asi industri di Indonesia yang mengarah pada
kesesuaian denga kualitas dan kualifikasi tenaga kerja yang ada
sekarang. Sebaliknya, jenis pendidikan yang harus dikembangkan
harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, khususnya
pasar tenaga kerja pada sektor industri.