Anda di halaman 1dari 17

MASALAH TEKNOLOGI DAN MASALAH KEAMANAN PADA RUANG

TEMPAT YANG DIKUNJUNGI PADA STUDI EKSKURSI


1.
2.
3.
4.
5.
6.

MASJID AGENG SURAKARTA


CANDI SUKUH
MUSEUM PURBAKALA
KERATON MANGKUNEGARA
MUSEUM BATIK DANAR HADI
CANDI PRAMBANAN

SUBSTANSI: TECHNOLOGICAL ISSUES DAN SAFETY ISSUES


1. MASJID AGENG SURAKARTA
Masjid Ageng Surakarta terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kotamadia
Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai masjid Keraton, Masjid Agung Surakarta berada di
dekat alun-alun. Sebelah utara berbatasan dengan
pemukiman penduduk kampung Kauman. Sebelah
selatan terdapat Pasar Klewer. Di sebelah timur
berbatasan

dengan

alun-alun

utara

keraton

Kasunanan Surakarta, sedangkan sebelah barat


terdapat pemukiman penduduk.
Secara arsitektural masjid ini terdiri dari :
Serambi, ruangan serambi merupakan ruang semi terbuka. Ruangan serambi
menggunakan struktur tiang dari kayu.

Ruang Utama, ruang utama merupakan ruang


semi tertutup. Ada tujuh pintu masuk ke ruang
utama dari serambi, yaitu tiga pintu di sisi utara, tiga pintu di sisi selatan, dan satu pintu di
tengah-tengah. Ruang utama ditopang oleh
sakaguru
tambahan).

dari

kayu

Masjid

dan
Agung

sakarawa
Surakarta

(tiang
juga

memiliki kelengkapan yaitu mihrab dan mimbar.


Mihrab adalah tempat imam memimpin shalat, bentuknya relung setengah lingkaran dan
datar ujungnya. Mihrab masjid terdapat di sisi barat.
Pawestren adalah tempat shalat untuk kaum wanita di dalam ruangan masjid yang
termasuk ruang semi tertutup. Pawestren ini mempunyai satu pintu penghubung ke
serambi dan satu pintu di sisi selatan untuk menuju ke tempat wudhu wanita

Menara adzan terletak di timur laut masjid mempunyai corak arsitektur menara Kutub
Minor di Newe Delhi, India. Pagongan adalah bangunan tempat gamelan pada waktu
diadakan upacara sekaten yang diadakan setahun sekali pada bulan Maulud. Upacara
sekaten tersebut dipusatkan di Masjid Agung Surakarta. Di dalam Masjid ini terdapat
makam yang letaknya di belakang masjid. Selain terdapat makam, dalam masjid ini
terdapat tugu jam istiwak. Bangunan ini berbentuk seperti tugu yang pada bagian atasnya
terdapat dua buah alat berbentuk cekungan dari tembaga untuk menentukan waktu
shalat/istiwak.
TECHNOLOGICAL ISSUES
Materials
Material yang digunakan adalah kayu, kaca, marmer dan tegel yang memberikan kesan sejuk
dan nyaman.
Systems

Serambi masjid

merupakan

ruang

semi terbuka (foto sebelah kiri) , sehingga dapat memanfaatkan cahaya matahari, tetapi juga
terdapat lampu. Sementara, ruang utama masjid merupakan ruang semi tertutup (foto tengah) ,
walaupun dapat memanfaatkan cahaya matahari, tapi tidak terlalu maksimal akibatnya pada
siang hari beberapa lampu dinyalakan.
Karena serambi masjid merupakan ruang

terbuka,

pengudaraan alami. Sementara pada ruang

utama

angin

beberapa jendela dalam

walaupun

terdapat

sistem
terdapat

kipas

ruangan tersebut.
Processes
Masjid Agung dibangun oleh

Sunan Pakubuwono

III tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768. Pembangunan masjid ini tidak terlepas dari peran
penting yang dipegang oleh seorang raja pada saat itu yang tidak hanya menjadi pemangku
kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan, tapi juga sebagai penyiar agama. Selain itu,
pemilihan lokasi masjid yang dekat dengan keraton terinspirasi dari
Masjid Agung Demak yang juga dibangun di dekat keraton dan
alun-alun keraton.

Berdiri di atas lahan seluas hampir 1 hektare, bangunan utama masjid yang berukuran 34,2
meter x 33,5 meter mampu menampung sekitar 2.000 jamaah. Sepanjang perjalanannya,
masjid ini telah melalui beberapa penambahan dan renovasi.
Bangunan
pertama

yang
dibuat

adalah bagian utama


masjid. Penambahan
pertama

dilakukan

oleh Pakubuwono IV, yang memberikan kubah di bagian atas masjid. Tidak seperti kubah
pada umumnya yang bergaya Timur Tengah, kubah pada masjid ini bergaya Jawa. Bentuknya
menyerupai paku bumi.
Penambahan berikutnya dilakukan oleh Pakubuwono X yang membangun sebuah menara di
sekitar masjid serta sebuah jam matahari untuk menentukan waktu solat. Pintu masuk masjid
pun mengalami perubahan pada masa Pakubuwono X. Pintu bercorak gapuran bangunan Jawa
beratap limasan diganti menjadi bercorak Timur Tengah terdiri dari tiga pintu, dengan pintu
yang

berada

di

tengah

lebih

luas

dari

kedua

pintu

yang

mengapitnya.

Sementara, Pakubuwono XIII membangun kolam yang mengitari bangunan utama masjid.
Pembangunan kolam ini dimaksudkan agar setiap orang yang akan masuk ke dalam masjid
dalam keadaan bersih. Tapi, karena berbagai alasan, kolam ini tidak lagi difungsikan. Selain
itu, Pakubuwono XIII juga membangun ruang keputren dan serambi di bagian depan.
Penambahan terakhir dilakukan oleh Pemerintah Surakarta. Masih di area masjid,
ditambahkan beberapa bangunan dengan fungsi berbeda. Ada perpustakaan, kantor pengelola,
dan poliklinik.
Sampai saat ini, Masjid Agung Surakarta masih menjadi pusat tradisi Islam di Keraton
Surakarta. Masjid ini masih menjadi tempat penyelenggaraan berbagai ritual yang terkait
dengan agama, seperti sekaten dan maulud nabi, yang salah satu rangkaian acaranya adalah
pembagian 1.000 serabi dari raja kepada masyarakat.

SAFETY ISSUES
Structural

Serambi (foto sebelah kiri) dan ruang utama (foto sebelah kanan) menggunakan struktur tiang
dari kayu yang memberi kesan kokoh.
Fire
Ada beberapa sumber air yang dapat
digunakan apabila terjadi kebakaran. Tidak
terdapat jalur evakuasi karena ruangan di
masjid ageng surakarta bukan merupakan
ruang tertutup.
Chemical
Disediakan beberapa tempat sampah dan untuk pembuangan air limbah cukup mudah karena
air tersebut tidak berbahaya.
Personal
Peraturan yang harus di patuhi apabila di dalam masjid adalah melepas
alas kaki, di dekat serambi disediakan rak sepatu. Dan agar tidak
mengganggu ketenangan saat beribadah, dihimbau untuk menon-aktifkan
handphone. Agar ruang menjadi tenang.
Criminal

Pada sekeliling bangunan terdapat pagar, dan di beberapa


tempat terdapat cctv untuk mengawasi kegian di dalam
bangunan serta memberi rasa aman.

CANDI SUKUH
Candi sukuh adalah suatu kompleks candi agama Hindu yang terletak di wilayah Desa Barjo,
Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah.
Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannua objek lingga dan yoni.
Candi Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu situs Warisan Dunia sejak
tahun 1995.
Candi sukuh merupakan ruang terbuka.
Terdapat 3 teras:
Pada teras pertama terdapat gapura utama yang terdapat sebuah sangkala dalam bahasa Jawa
yang berbunyi gapura buta abara wong yang artinya gapura sang raksasa memangsa manusia.
Pada teras kedua, di sebelah kiri dan kanan gapura terdapat patung penjaga pintu atau
dwarapala. Pada gapura ini terdapat sebuha candrasangkala dalam bahasa Jawayang berbunyi
gajah wiku anahut buntut yang artinya gajah pendeta menggigit ekor.

Pada teras ketiga terdapat pelataran besar dengan candi induk dengan beberapa relief di
sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan. Tepat di atas candi utama di bagian tengah
terdapat sebuah bujur sangkar
untuk menaruh sesajian untuk
sembahyang.
TECHNOLOGICAL ISSUES
Material

Hampir seluruh bangunan dari Candi Sukuh menggunakan material Batu yang memberi kesan
kokoh.
System
karena Candi Sukuh merupakan ruang terbuka, oleh karena itu sistem pencahayaan dan sistem
pengudaraan alami. Namun untuk malam hari pencahayaannya kurang.
Processes
Proses peenemuan Candi Sukuh, dilaporkan pertama kali pada pemerintahan Britania Raya
pada tahun 1815 oleh Johnson yang saat itu di beri tugas oleh Thomas Stanford Raffles untuk
mengumpulkan data data guna menulis bukunya The History of Java. Setelah masa
pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, arkeolog Belanda,
malakukan penelitian. Pemugaran pertama dimulai tahun 1982
SAFETY ISSUES
Struktural
Para pengunjung
yang memasuki
pintu utama lalu
memasuki
gapura terbesar akan melihat bentuk arsitektural khas bahwa batu tidak disusun tegak lurus,
namun agak miring berbentuk trapesium dengan atap di atasnya.
Fire
Tidak terdapat alat pemadam kebakaran dan juga tidak terdapat jalur evakuasi karena Candi
Sukuh merupakan ruang terbuka.
Chemical
Ada beberapa tempat sampah di luar Candi Sukuh.
Personal

Terdapat papan petunjuk untuk memperhatikan keselamatan pengunjung.


Criminal

Di Candi Sukuh terdapat pagar untuk melindungi bangunan serta melindungi relief yang tidak
boleh dilalui pengunjung. Serta ada beberapa papan peraturan yang harus dipatuhi.

KERATON SURAKARTA HADININGRAT

Keraton Surakarta Hadiningrat berlokasi di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar


Kliwon,

Kota

merupakan

Surakarta, Provinsi Jawa tengah. Keraton


tempat kediaman raja atau biasa juga
disebut

kedaton

berarti

istana/kerajaan. Kraton biasanya merupakan bangunan yang unik dan struktur


bangunanya cenderung khusus. Fungsi pokoknya adalah tempat kediaman raja.
Secara fisik bangunan Kraton Surakarta Hadiningrat terdiri dari bangunan inti dan
lingkungan pendukungnya seperti Gapura, alun-alun, masjid , pasar dll.
Technological Issues
Materials

Pada bangunan ini material yang digunakan adalah kayu, semen dan kuningan yang
memberikan kesan kokoh dan bergaya arsitektural zaman dahulu.
Systems
Teras keraton merupakan ruang semi terbuka sehingga dapat
memanfaatkan cayaha matahari dan sistem pengudaraan alami.
Sementara di dalam ruangan menggunakan lampu walaupun dapat
manggunakan cahaya matahari, serta terdapat jendela dan fentilasi.

Processes
Salah satu arsitek istana ini adalah Pangeran Mangkubumi. Keraton Surakarta sebagaimana
yang dapat disaksikan sekarang ini tidaklah dibangun serentak pada 1744-1745, namun
dibangun secara bertahap dengan mempertahankan pola dasar tata ruang yang tetap sama
dengan awalnya. Pembangunan dan restorasi secara besar-besaran terakhir dilakukan oleh
Susuhunan Pakubuwono X (Sunan PB X) yang bertahta 1893-1939. Sebagian besar keraton
ini bernuansa warna putih dan biru dengan arsitekrur gaya campuran Jawa-Eropa.

SAFETY ISSUES
Structural

Struktur pada bangunan keraton menggunakan struktur tiang yang memberi kesan kokoh.
Fire

Terdapat sumber air apabila terjadi kebakaran, namun tidak terdapat jalur evakuasi.

Chemical

Terdapat tempat pembuangan sampah, untuk di halaman banyak daun berserakan yang
dibersihkan oleh petugas.

Personal

Terdapat beberapa papan petunjuk dan peraturan yang harus di patuhi pengunjung.
Criminal

Pada sekeliling dan beberapa tempat di keraton terdapat pagar, tali pemisah dan kaca untuk
melindungi benda benda bersejarah.
MUSEUM PURBAKALA SANGIRAN
Museum Purbakala Sangiran adalah museum arkeologi yang terletak di Klijambe, Kabupaten
Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini berdekatan dengan area situs fosil purbakala
Sangiran yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs Sangiran memiliki
luas 56 km2 meliputi tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta
KecamatanGondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Situs ini berada di
dalam
kawasan
Kubah
Sangiran yang
merupakan
bagian

dari

depresi Solo, di kaki Gunung Lawu. Museum ini beserta situs arkeologinya, selain menjadi
objek wisata yang menarik juga merupakan arena penelitian tentang kehidupan pra sejarah
terpenting dan terlengkap di Asia, bahkan
dunia.
TECHNOLOGICAL ISSUES

Materials
Material yang digunakan pada museum ini adalah
batu, aumunium, keramik, kaca dan kayu yang
memberi kesan kokoh.
Systems

Pada ruang outdoor (lorong) sistem pencahayaan dapat menggunakan cahaya matahari, tetapi
juga terdapat lampu, untuk sistem pengudaraan alami karena ruang terbuka. Pada ruang
indoor, ruang yang tercipta adalah semi tertutup sehingga membutuhkan lampu, untuk untuk
sistem pengudaraan menggunakan pendingin ruangan dan terdapat beberapa fentilasi.

Processes
Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola kehidupan
manusia purba di Jawa yang menyumbbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti
Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk
pertama

kalinya

ditemukan fosil rahang


bawah
erectus

Pithecantropus
oleh

arkeolog

German, Profesor Von


Koenigswald.di area situs ini pula jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200.000 tahun
masih dapat ditemukan hingga kini. Sehingga para ahli dapat merangkai sebuah benang
merah sebuah sejarah yang pernah terjadi di Sangiran secara berurutan.

SAFETY ISSUES
Structural

Pada museum ini terdapat beberapa kolom pada lorong yang memberikan kesan sempit. Dan
terdapat susunan batu yang memberikan kesan kokoh.
Fire

Pada museum ini terdapat hydrant yang memberikan rasa aman pada pengunjung dan terdapat
jalur evakuasi.

Chemical
Disediakan beberapa tempat sampah agar ruangan dapat terlihat lebih rapih.

Personal

Benda benda yang terdapat di ruang indoor atau ruang pameran pra sejarah, di berikan tali
pembatas dan beberapa di beri kaca agar benda benda yang di pamerkan di ruangan aman.
Serta terdapat beberapa papan petunjuk.
Criminal

Terdapat kamera cctv untuk mengawasi kegiatan dalam ruang dan terdapat pagar yang
mengelilingi museum yang memberikan rasa aman.

TUGAS UJIAN AKHIR


SEMESESTER
PENGANTAR ARSITEKTUR

MASALAH TEKNOLOGI DAN MASALAH


KEAMANAN PADA RUANG

Nama

Allisha Vindya

S.
Nim

: 052.14.008

Kelas

:A

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESESTER


PENGANTAR ARSITEKTUR

RUANG DAN TEKNOLOGI

Nama

Annisa Nabila

Nim

052001400019

Kelas

:A

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESESTER


PENGANTAR ARSITEKTUR

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP


SUATU RUANG

Nama

Haq
Nim

: 052001400026

Kelas

:A

KESIMPULAN

Bella Zastia

Setiap bangunan mempunya issues. Issues yang mencangkup technological issues dan safety
issues dapat memberikan kesan ruang tersendiri. Seperti material, sistem dan struktur
memberikan kesan dan rasa ruang yang berbeda beda pada setiap tempat.

Anda mungkin juga menyukai