Anda di halaman 1dari 6

Seringkali obyek menarik datang dalam situasi dimana kita harus memotret dalam kondisi

minim cahaya dan kita tidak ingin (atau tidak bisa) menggunakan flash, padahal kita ingin
menghasilkan foto yang tetap tajam. Obyek seperti view kota saat malam yang indah, konser
musik di malam hari atau suasana pesta sayang dilewatkan begitu saja tanpa kamera
beraksi. Berikut adalah tips untuk bisa tetap menghasilkan foto yang optimum:

1. Usahakan untuk menggunakan aperture sebesar mungkin, jika lensa anda


memiliki batas aperture terbesar f/2.8, pakailah aperture f/2.8
2. Jika dua trik diatas belum cukup, naikkan ISO kamera hingga shutter speed
kita mencapai minimal 1/60 (pada beberapa kamera generasi terbaru bisa
menggunakan setting ISO hingga diatas 1000 dan masih bisa menghasilkan
foto yang rendah noise)
3. Saat menggunakan tips ke-4, sebaiknya aktifkan fitur High ISO Noise
Reduction di kamera untuk mengurangi noise, atau pilihan kelima berikut
lebih baik (dan lebih mahal) yakni:
4. Atau anda bisa melewati tips ke-5 dengan memakai software noise reduction
untuk mengurangi noise pada tahap post production. Software semacamNoise
Ninja, Imagenomic Noiseware atau Niks Dfine lumayan ampuh menjinakkan
noise di hasil akhir foto kita. Jika anda menggunakan Lightroom 4 untuk
mengatur koleksi foto, Lightroom memiliki fitur noise reduction yang sangat
canggih.
5. Baca kembali aturan mengenai shutter speed yang optimum: jika anda
memakai panjang focal Xmm, sebaiknya shutter speed anda diatas 1/X detik.

tips saat memotret di kondisi cahaya yang cukup gelap, misalnya di dalam ruangan atau saat malam
hari.
1. Gunakan ISO tinggi - Saat memotret di kondisi cahaya gelap dan dengan kamera dalam
genggaman, sebaiknya mengunakan ISO tinggi sekitar ISO 800-6400 (tergantung tingkat cahaya
yang ada).
ISO tinggi akan membuat kualitas foto menjadi kurang baik, tapi jika kondisi cahaya sangat gelap dan
kita tidak memiliki alat bantu seperti tripod atau flash, maka satu-satunya cara supaya foto tidak
gelap/tidak tajam adalah mengunakan ISO tinggi.

2. Mode Aperture Priority (A atau Av) - Mode kamera yang saya andalkan adalah mode A / Av. Mode
ini cukup handal untuk berbagai kondisi, termasuk kondisi cahaya gelap.
Jika Anda cukup berpengalaman, mode Manual (M) juga cukup bagus. Mode A ini cukup praktis. Saat
memotret di kondisi cahaya gelap, putar nilai bukaan ke angka yang kecil misalnya f/3.5 atau lebih
kecil lagi.
Semakin kecil angkanya, semakin besar bukaan lensanya. Nilai bukaan ini tergantung lensa yang
terpasang. Ada lensa yang bisa membuka sampai f/1.4 tapi kebanyakan lensa zoom maksimal
bukaannya sekitar f/3.5, f/4 atau f/5.6.
Bukaan ibaratnya adalah jendela dalam ruangan. Semakin besar jendelanya, semakin terang
ruangannya. Saat kondisi cahaya gelap, dibutuhkan bukaan yang besar.

3. Pakai lensa berbukaan besar - Menyambung dari tips di atas, lensa bukaan besar menguntungkan
di kondisi cahaya gelap. Dengan lensa berbukaan besar, seperti 35mm f/1.8 atau 50mm f/1.8, kita
dapat memasukkan banyak cahaya ke dalam kamera.
Saat menggunakan bukaan yang sangat besar, ISO tidak perlu terlalu tinggi, ISO 400-1600 biasanya
sudah cukup. Efek lain dari bukaan besar yaitu latar belakang yang tidak fokus akan terlihat blur,
sementara subjek yang difokus akan tajam. Ideal untuk portrait orang/model.
4. Continuous drive - Memotret berturut-turut dapat membantu dalam kondisi cahaya gelap.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu foto yang tajam. Cara mengaktifkan foto berturut-turut
adalah di menu drive mode.
Pilih simbol kotak-kotak berlapis, lalu saat mengambil foto. Tahanlah tombol shutter/jepret dan
kamera akan mengambil foto berturut-turut. Pilihlah foto yang terbaik dari beberapa foto yang telah
dibuat.
5. Perhatikan arah cahaya yang jatuh ke subjek foto - Amati jatuhnya cahaya ke subjek. Misalnya saat
memotret orang, amati apakah cahaya yang jatuh ke wajah cukup merata? atau wajahnya tertutup
bayangan?
Jika memungkinkan, komunikasikan kepada subjek tersebut untuk menoleh ke arah cahaya.
6. Tunggu momen yang tepat - Jika subjek tidak bisa diatur, maka tunggulah saat yang tepat untuk
memotret. Saat fashion show misalnya, ada waktu 1-2 detik saat subjek berpose dan diam. Saat itu
adalah saat yang tepat untuk memotret.

7. Mantapkan genggaman - Saat memotret di kondisi cahaya yang sangat gelap, biasanya shutter
speed menjadi cukup lambat. Saat tersebut, kita harus mantapkan genggaman kamera dan latihan
pernafasan yang baik.
Tahan nafas dan hembuskan nafas perlahan saat menekan tombol shutter dengan lembut.
Mantapkan posisi tubuh dan jangan sampai kamera bergetar saat kita menekan tombol shutter.
8. Efek gerakan - Kita bisa membuat efek orang yang bergerak dengan memasukkan elemen motion
blur. Caranya yaitu mengunakan shutter speed yang agak lambat kemudian sedikit panning
(menggerakkan kamera) sehingga subjek foto dan latar belakang sedikit blur. Efek gerakan ini kadang
berhasil, kadang gagal karena terlalu blur/goyang.
9. Gunakan tripod - Tripod ideal untuk pemotretan subjek yang tidak bergerak di malam hari,
contohnya seperti foto pemandangan alam, kota, langit atau di dalam ruangan. Dengan mengunakan
tripod, kita tidak kuatir shutter speed lambat menyebabkan foto blur.
Kita juga bisa mengunakan ISO terkecil (100/200) untuk mendapatkan hasil foto dengan kualitas yang
maksimal. Tripod tidak akan membantu saat memotret subjek yang bergerak misalnya foto manusia
atau satwa.
10. Gunakan flash/lampu kilat - Jika cahaya yang menyinari subjek tidak bagus (gelap, merata,
warnanya tidak cocok). Maka solusinya adalah dengan mengunakan flash. Di kamera DSLR biasanya
sudah ada lampu kilat yang terpasang (Built-in flash).
Flash ini bisa membantu menerangi subjek, tetapi biasanya hasilnya keras dan menghilangkan
dimensi subjek. Saya menyarankan mengunakan flash eksternal (speedlight). Jika memotret di dalam
ruangan, arahkan flash ke atas langit-langit sehingga dapat cahaya akan dipantulkan kembali ke
subjek.
Hasilnya adalah cahaya yang lebih lembut dan merata, dimensi subjek juga terlihat lebih nyata dan
alami. Pastikan langit-langit tidak terlalu tinggi atau memiliki warna yang tidak cocok, karena cahaya
yang dipantulkan akan memiliki warna sesuai dengan warna langit-langit.

(Di kondisi cahaya yang sangat gelap karena matahari belum terbit dan penerangan kuil sangat
remang-remang. Saya menunggu sampai biarawati melihat ke arah cahaya yang berasal dari lampu
diluar ruang kuil. ISO 3200, f/1.4, 1/100 detik)

KETAHUI DAN GUNAKAN APERTURE PALING TAJAM DI LENSA KALIAN

Gunakan aperture 'Sweet-Spot' dari kamera kalian, biasanya berkisar pada f/8 sampai
f/16, tetapi sebelumnya ambillah beberapa foto untuk memeriksa kembali, jika anda
sering memotret Sobat pasti tahu dimana Aperture 'Sweet-Spot' lensa kalian berada.
Bahkan lensa level Pro tidak menghasilkan hasil terbaik ketika digunakan pada aperture
maksimal atau minimal. Dengan menggunakan aperture di tengah-tengah dari range
yang tersedia, itu akan meningkatkan peluang kalian untuk menghasilkan foto tertajam
dari lensa yang kalian miliki.
PENGATURAN UNTUK NIGHT-PHOTOGRAPHY

Memotret dengan mode 'Manual' merupakan cara terbaik dalam mengendalikan


exposure, Sobat bisa memilih aperture kecil paling bagus serta shutter speed lambat
untuk night-photography. Mulailah dengan mencari komposisi dan fokus pada jepretan
kalian, atur ke aperture atau bukaan kecil sekitar f/16, kemudian atur juga shutter speed
yang pas hingga tanda tingkat exposure yang ada di kamera kalian berada di tengah
(Exposure Level Indicator). Ambillah beberapa foto dan lakukan review di LCD kamera
kalian, tetapi harus diingat bahwa itu adalah exposure yang dianggap tepat oleh kamera,
tetapi jika foto kalian terlihat terlalu terang, maka cobalah untuk underexpose sebanyak
1-2 stop sehingga foto tersebut tampak lebih gelap.
BAGAIMANA MENDAPATKAN EFEK 'STARBURST' ATAU 'BINTANG' DARI LAMPU JALAN

Gunakan Aperture kecil (bilangan besar = sekitar f/16) tidak hanya akan menghasilkan
kedalaman depth of field dan mempertajam detail dari foreground sampai background,
tetapi juga akan membuat lampu jalanan memancarkan berkas cahaya di dalam foto
kalian sehingga menambah kesan 'Wow' dalam frame kalian. Lihat foto di bawah ini:

Flash Internal
- Set di Manual
- ISO 800 - 1600
- speed 1/15 - 1/40 (coba aja mana yang paling cocok)
- f tetap 5.6, jangan lewat dari 7
Kalo mau nonjolin suatu objek ya pake bukaan lebar, tapi kalo objek nya banyak kayak tamu
undangan ya pake bukaan sempit, minimum 5.6 lah. Cz katanya semua lensa tajam pada bukaan
segitu ..

Pengaturan untuk Fotografi Indoor

Gunakan pengaturan kamera pada mode Manual. Pengaturan ini memungkinkan kalian untuk
mendapatkan kendali penuh terhadap setting kamera digital kalian.
Atur Aperture semaksimal mungkin contoh : f/4.0 atau f/2.8.
Atur Shutter Speed pada 1/60, karena akan sulit memotret hanya menggunakan tangan pada
kecepatan dibawah 1/60 detik. Sebagai acuan, jangan pernah memotret dengan shutter speed dibawah
ukuran Focal Length yang kalian gunakan saat memotret dengan hanya menggunakan tangan. Contoh:
jangan pernah memotret dengan Shutter Speed dibawah 1/50, jika menggunakanlensa prime 50mm dan
memotret hanya dengan menggunakan tangan (tanpa tripod).
Sobat akan membutuhkan Flash External, jika memungkinkan pantulkan cahaya flash tersebut
ke langit-langit ruangan agar cahaya bisa lebih merata.
Lakukan uji coba dengan memotret beberapa kali serta melihat bagaimana hasilnya.
Jika hasil foto kurang terang atau underexposure, cobalah menaikkan ISO (dari 200 ke 400)
sampai kalian mendapatkan hasil yang kalian inginkan.
Tips memotret diatas akan menghasilkan pencahayaan yang bagus pada portrait, dengan cahaya
ruangan yang tertangkap pada background. Foto tradisional yang hanya mengandalkan flash yang
menghantam subyek akan menghasilkan foto dengan obyek yang over dan background gelap.

Anda mungkin juga menyukai