Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(summary)
Oleh
PENGUKURAN SIKAP
1. Pengertian Pengukuran Sikap
Attitude as the degree of positive or negative affect associated with some psychological
object (Allen L. Edward, 1957) sikap adalah afeksi positif atau negatif yang berhubungan
dengan beberapa objek psikologis. Objek sikap dapat berupa simbol, ungkapan, slogan,
orang, institusi, ideal, ide, dsb.
Sikap sebagai suatu kesatuan kognisi yang mempunyai valensi dan akhirnya berintegrasi ke
dalam pola yang lebih luas. Dari sudut motivasi, sikap merupakan suatu keadaan kesediaan
untuk bangkitnya motif (Marat, 1981). Sikap belum merupakan tindakan/aktivitas,
melainkan berupa kecenderungan (tendency) atau predisposisi tingkah laku.
Menurut George J. Mouly (1967) sikap memiliki tiga komponen :
a. Komponen afektif kehidupan emosional individu, yakni perasaan tertentu (positif
atau negatif) yang mempengaruhi penerimaan atau penolakan terhadap objek sikap,
sehingga timbul rasa senang-tidak senang, takun-tidak takut.
b. Komponen kognitif aspek intelektual yang berhubungan dengan bilief, idea atau
konsep terhadap objek sikap.
c. Komponen behavioral kecenderungan individu untuk bertingkah laku tententu
terhadap objek sikap.
Sikap dapat diukur dengan metode/teknik :
a. Measurement by scales pengukuran sikap dengan menggunakan skala
munculah skala sikap.
b. Measurement by rating pengukuran sikap dengan meminta pendapat atau penilaian
para ahli yang mengetahui sikap individu yang dituju.
c. Indirect method pengukuran sikap secara tidak langsung yakni mengamati
(eksperimen) perubahan sikap/pendapat ybs.
1) Skala Likert
Skala Likert menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu
gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang
umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan
dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidik
dan ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala
untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Skala Likert itu aslinya untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang
terhadap sesuatu objek, yang jenjangnya bisa tersusun atas:
Semua aitem yang favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat
setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang Sangat Tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya,
untuk aitem yang unfavorabel nilai skala Sangat Setuju adalah 1 sedangkan untuk yang
sangat tidak setuju nilainya 5. Skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala
interval sama (equal-interval scale).
Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala
dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa
karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata
sangat mirip. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik
tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga
kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah
satu kutub karena pilihan netral tak tersedia.
Berapa jenjang skala dibuat dalam Skal Likert? Itu amat tergantung pada kata-kata
yang digunakan di dalam butir (item) Skala Likert. Kalau digunakan model verbal
(kata-kata) setujutidak setuju, maka paling tidak ada tiga, yaitu setujunetraltidak
setuju. Perubahan lebih banyak tentu akan mengikuti kutubnya (kutub setuju dan kutub
tidak setuju). Jadi, jika ditambah, akan menjadi, misalnya: sangat setujusetujunetral
tidak setujusangat tidak setuju (ada 5 skala). Tentu bisa jadi tujuh jika ditambahi lagi
dengan sangat setuju sekali dan sama sekali tidak setuju. Atau tambahannya berupa
agak setuju (sebelum setuju) dan agak tidak setuju (sebelum tidak setuju). Jika
digabungkan, maka jadi sembilan skala (jenjang).
Menganalisis data Skala Likert
1) Analisis Frekuensi (Proporsi)
Skala Likert berkait dengan setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu. Jadi, ada dua
kemungkinan. Pertama, datanya data ordinal (berjenjang tanpa skor). Angka-angka
hanya urutan saja. Jadi, analisisnya hanya berupa frekuensi (banyaknya) atau
proporsinya (persentase). Contoh (pilihan netral dalam angket ditiadakan) dengan
responden 100 orang:
Jika digabungkan menurut kutubnya, maka yang setuju (gabungan sangat setuju dan
setuju) ada 80 orang (80%), dan yang tidak setuju (gabungan sangat tidak setuju dan
tidak setuju) ada 20 orang (20%).
2) Analisis Terbanyak (Mode)
Analisis lain adalah dengan menggunakan mode, yaitu yang terbanyak. Dengan
contoh data di atas, maka jadinya Yang terbanyak (50%) menyatakan setuju (Dari
data yang sangat setuju 15%, setuju 50%, netral 20%, tidak setuju 10%, sangat tidak
setuju 5%).
Skala Likert Sebagai Skala Penilaian
Skala Likert kerap digunakan sebagai skala penilaian karena memberi nilai terhadap
sesuatu. Contohnya skala Likert mengenai produk komputer di atas, komputer yang
baik atau tidak. Terhadapnya bisa diberlakukan angka skor. Jadi, yang dianalisis
skornya. Dalam contoh di atas angka 7 sebagai skor tertinggi. Datanya bukan ordinal,
melainkan interval.
Ingat! Pilihan ordinal setujuagak setujunetralkurang setujutidak setuju tak bisa
diskor. Misalnya setuju diberi skor 5, agak setuju 4, netral 3, kurang setuju 2, dan tidak
setuju 1.
Kenapa?
Pertama, tidak logis, yang netral lebih tinggi skornya dari yang tidak setuju. Padahal
yang netral itu sebenarnya tidak berpendapat. Kedua, coba jika ada dua orang yang
ditanya, yang satu menjawab setuju (skor 5), yang satu lagi menjawab tidak setuju (skor
1). Berapa reratanya? [5 + 1] : 2 = 3. Skor 3 itu sama dengan netral. Lucu, kan?!
Simpulannya kedua orang responden bersikap netral. Padahal realitanya yang satu
setuju, yang satu tidak. Nah, ini bisa terjadi juga dengan yang sangat setuju (skor 5) 20
orang, setuju (skor 4) 25 orang, netral (skor 3) 10 orang, tidak setuju (skor 2) 25 orang,
dan sangat tidak setuju (skor 1) 20 orang. Berapa rerata skornya? Pasti 3 (netral). Jadi,
semua orang (diwakili 100 orang sampel) bersikap netral. Lucu, kan?!!! Padahal yang
netral hanya 10 orang (10%)!!!
Skala Penilaian
Di atas dicontohkan Skala Likert untuk penilaian (menilai produk komputer).
Sebenarnya tidak perlu menggunakan Skala Likert, cukup skala penilaian (rating scale).
Responden diminta menilai produk itu dengan membubuhkan nilai (skor) jika ada
kolom kosong untuk menilai, atau memilih skor tertentu yang sudah disediakan. Jadinya
skornya bisa bergerak dari 0 sampai dengan 10 sebagai skor tertinggi.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Analisisnya bisa menggunakan dua macam, proporsi (persentase) dan mode (terbanyak
menilai berapa), dan rerata atau means (rerata skornya berapa), dan termasuk
pengkateorian puas atau tidak puas.
Jelasnya:
Pertama, dihitung banyaknya responden yang memberi nilai pada skor tertentu secara
keseluruhan (seluruh butir pernyataan). Lihat yang terbanyak (mode) dari responden
memilih pada skor berapa.
Kedua, hitung skor dari keseluruhan butir (responden yang menjawab dikalikan skor),
lalu disusun reratanya. Rerata skor itu (bilangannya tentu akan 0 10) termasuk
kategori tinggi atau rendah. Sebelumnya tentu sudah disusun kategorisasinya. Jadi, jika
rerata skornya misalnya 7,76, angka 7,76 itu termasuk kategori rendah, sedang, ataukah
tinggi? Ingat, skor terendah berapa, dan skor tertinggi berapa! Jadi, 7,76 dari rentangan
skor 1 10 tentu termasuk tinggi (tapi tidak sangat tinggi, kan?!)
Contoh Lain Skala Likert
Ini contoh Skala Likert yang menggali taraf kepercayaan diri (rasa harga diri)
karyawan.
Skala Self-Esteem Karyawan
Ini contoh Skala Likert yang terdiri atas 10 butir pernyataan yang berusaha mengukur
taraf harga-diri seseorang dari pekerjaannya. Perhatikan bahwa instrumen ini
dhilangkan titik tengah atau netralnya, sehingga responden mau tidak mau harus
memberikan pernyataan tegas apakah ia setuju atau tidak setuju dengan isi butir
pernyataan.
[Petunjuk: Berikan penilaian seberapa setuju atau tidak setuju Anda dengan isi
pernyataan berikut dengan cara membubuhkan tanda centang pada kotak kolom yang
sesuai].
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sangat setuju
Sangat setuju
Sangat setuju
Sangat setuju
Sangat setuju
Sangat setuju
Sangat setuju
Sangat setuju
Sangat setuju
Sangat setuju
2) Skala Guttman
Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Skala ini mempunyai ciri penting,
yaitu merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel
yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat undimensional. Skala
Guttman yang disebut juga metode scalogram atau analisa skala (scale analysis) sangat
baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang
diteliti, yang sering disebut isi universal (universe of content) atau atribut universal
(universe attribute).
Skala Guttman disebut skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti
tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan
atribut universal. Skala Gutman merupakan skala yang digunakan untuk jawaban yang
bersifat jelas dan konsisten, yaitu benar-salah, pernah-tidak pernah, dan ya-tidak. Untuk
jawaban positif seperti benar, ya, tinggi, baik, dan semacamnya diberi skor 1;
sedangkan untuk jawaban negatif seperti salah, tidak, rendah, buruk, dan semacamnya
diberi skor 0. Skala ini dapat dibuat dengan bentuk centang maupun pilihan ganda.
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu ya atau
tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positf atau negatif, dan lain-lain. Data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau
pada skala Likert terdapat interval 1,2,3,4,5 interval, dari kata sangat setuju sampai
sangat tidak setuju, maka dalam skala Gutmann hanya ada dua interval yaitu setuju
atau tidak setuju. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan.
Dalam prosedur Guttman, suatu atribut universal mempunyaidimensi satu jika
menghasilkan suatu skala kumulatif yang sempurna,yaitu semua responsi diatur
sebagai berikut:
Pada pertanyaan yang lebih banyak pola ini tidak ditemukan secara utuh. Adanya
beberapa kelainan. Dapat dianggap sebagai error yang akan diperhitungkan dalam
analisa nantinya. Cara membuat skala guttman adalah sebagai berikut:
Setuju dengan
dengan
Skor
4
3
2
1
4
x
3
x
x
2
x
x
x
tidak setuju
1
x
x
x
x
x
x
x
x
x
a. Susunlah sejumlah pertanyaan yang relevan dengan masalah yang ingin diselidiki.
b. Lakukan penelitiaan permulaan pada sejumlah sampel dari populasi yang
akan diselidiki, sampel yang diselidiki minimal besarnya 50.
c. Jawaban yang diperoleh dianalisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang. Jawaban
yang ekstrim adalah jawaban yang disetujui atau tidak disetujui oleh lebih dari
80% responden.
d. Susunlah jawaban pada tabel Guttman.
e. Hitunglah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.
Koefisien Reprodusibilitas, yang mengukur derajat ketepatan alat ukur yang telah
dibuat (yaitu daftar pertanyaan tadi) dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
3) Skala Thurstone
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala
interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai
yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan
yang relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40)
orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak
diukur.
Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada rentangan kontinum dari yang
sangat unfavorabel hingga sangat fafovabel terhadap suatu obyek sikap. Caranya
dengan memberikan orang tersebut sejumlah aitem sikap yang telah ditentukan derajad
favorabilitasnya. Tahap yang paling kritis dalam menyusun alat ini seleksi awal
terhadap pernyataan sikap dan penghitungan ukuran yang mencerminkan derajad
favorabilitas dari masing-masing pernyataan. Derajat (ukuran) favorabilitas ini disebut
nilai skala.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11
menyatakan sangat relevan.
Prosedur dalam membuat skala Thurstone:
a. Peneliti mengumpulkan beratus-ratus pernyataan yang dipikirkan berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
b. Pernyataan-pernyataan tsb kemudian dikumpulkan dan diminta untuk dinilai
oleh 50-300 juri yang bekerja secara independen.
c. Juri diminta mengelompokkan pernyataa-pernyataan tsb dalam 11 kelompok,
dan memberi skor 1 sampai 11. yang paling relevan diberi skor 1 dan yang
paling tidak relevan diberi skor 11.
d. Pernyataan yang nilainya sangat menyebar dibuang sedangkan pernyataanpernyataan yang mempunyai nilai yang agak bersamaan dari para juri digunakan
dalam membuat skala. Nilai skala dari tiap pernyataan dihitung, yaitu median
dari nilai-nilai yang telah diberikan oleh juri.
Hasil dari skala Thurstone adalah sejumlah pertanyaan, biasanya kira-kira 20 buah,
yang mana posisi pertanyaan-pertanyaan tersebut telah diketahui berdasarkan penilaian
juri.
Kekurangan dari skala Thurstone :
a.
Terlalu banyak yang perlu dikerjakan untuk membuat skala oleh para juri.
b.
Jika item yang disuruh cek pada responden jumlahnya lebih dari 2 maka nilai
untuknya pada skala adalah median dari nilai-nilai yang terdapat pada skala
yang telah dibuat.
c.
Nilai pada skala yang dibuat para juri sangat dipengaruhi oleh sikap si juri
sendiri terhadap masalah yang disuruh nilai.
Pentingnya mengetahui skala pengukuran ini akan memberi manfaat pada sebuah
penelitian. Dalam proses penelitian akan dilakukan analisis, pada saat analisis akan
sangat dibutuhkan skala pengukuran apa yang dipakai dan alat analisis apa
yang fit untuk menjawab tujuan penelitian.
4) Semantik Diferensial
Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan
ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban
yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative
terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Skala perbedaan semantik berisikan
serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), seperti: panas-dingin, popular-tidak
popular, baik-tidak baik dan sebagainya. Karakteristik bipolar tersebut mempunyai tiga
dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu :
a. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek
b. Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu objek
c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data
interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik
tertentu yang dimiliki seseorang. Berikut contoh penggunaan skala semantic differential
mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah.
Contoh :
NO.
PERTANYAAN
1.
2.
INTERVAL JAWABAN
3.
4.
No.
Jumlah
12
10
10
1.
2.
3.
4.
2
10
10
5.
Jumlah
52
20
STB
35
KB
55
70
SB