Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Kelompok 3
PENGERTIAN
Definisi asma yang saat ini banyak dipakai di
indonesia yaitu Asma adalah penyakit paru dengan
karakteristik :
Obtruksi saluran nafas yang bersifat reversible baik
secara
spontan maunpun secara farmakologis.
Inflamasi saluran pernafasan bersifat kronis
peningkatan respon saluran nafas terhadap
berbagai
rangsangan.
EPIDEMIOLOGI
Insiden
Perbandingan
PATOGENESIS
Patogenesis dan etiologi dari asma masih
belum banyak diketahui dengan pasti
tetapi beberapa literatur mencoba
menawarkan hipotesis yang mungkin
dapat menjelaskan terjadinya asma.
Dasar hipotesis yang berkembang saat ini
adalah mekanisme inflamasi dan
mekanisme respon saluran pernafasan
yang berlebihan.
PATOFISIOLOGI
Obstruksi saluran nafas pada asma merupakan kombinasi
dari spasme otot bronkus, sumbat mukosa, edema dan
inflamasi dinding bronkus. Obstruksi bertambah berat
selama periode ekspirasi karena secara fisiologis saluran
nafas pada fase tersebut. Sehingga udara pada distal
terperangkap dan tak dapat di ekspirasikan, kemudian
terjadi peningkatan volume residu, kapasaitas residu
fungsional dan penderita akan bernafas dengan volume
yang tinggi mendekati kapasitas paru total. Keadaan ini
kita sebut dengan hiperinflasi yang bertujuan agar saluran
nafas tetap terbuka dan pertukaran gas dapat terjadi,
hiperinflasi memerlukan bantuan otot bantu pernafasan.
KLASIFIKASI
Asma
GEJALA KLINIK
Gambaran asma secara klasik adalah episodik batuk,
mengi dan sesak nafas. Pada periode awal gejala
sering tidak jelas seperti rasa berat di dada, dan pada
asma tipe alergenik sering disertai bersin-bersin dan
pilek. Walaupun awalnya batuk tanpa sekret dalam
perjalanannya terjadi sekret yang berwarna mukoid
sampai dengan purulen. Pada sebagian penderita
gejala klinis hanya batuk tanpa disertai mengi atau
dikenal dengan cough variant asthma bila hal ini
muncul maka konfirmasi dengan pemeriksaan
spirometri dan lakukan bronkodilator tes atau uji
provokasi bronkus dengan metakolin.
PEMERIKSAAN FISIK
Perhatian pertama adalah pada keadaan
umum pasien, pasien dengan kondisi yang
sangat berat akan duduk tegak. Selain itu
pada pemeriksaan fisik didapatkan ;
penggunaan otot-otot bantu pernafasan
Frekuensi nafas > 30 kali per menit
Takikardia > 120 x/menit
Pulsus Parokdoksus >12 mmHg
wheezing ekspiratoar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Spirometri
Uji
provokasi bronkhus
Tes ini jarang dilakukan di indonesia. Tes ini untuk
memprovokasi bronkus agar efek asma bisa dibaca, tes ini
menggunakan histamin, metakolin, kegiatan jasmani, udara
dingin, larutan garam hipertonik. Bila terjadi penurunan VEP1
sebesar 20% maka dianggap bermakna. Uji jasmani dilakukan
dengan meminta penderita berlari cepat selama 6 menit
sehingga mencapai denyut jantung 80 sd 90 % kemudian
dievaluasi. Jika terjadi penurunan arus puncak ekspirasi minimal
10% maka dapat dinyatakan positip.
Pemeriksaan sputum
Sputum eosinofil merupakan ciri dari asma, menggunakan kristal
Charcot-leyden, dan spiral Curschmann.
TERIMA KASIH