Anda di halaman 1dari 9

3.

Intervensi / Rencana Keperawatan


No
Dx
1

Tujuan & Kriteria Hasil


Setelah diberikan askep
selama
3x24
jam
diharapkan tidak terjadi
kelebihan volume cairan
sistemik , dengan KH :
1. Menunjukkan
haluaran urine
tepat dengan berat
jenis/ hasil lab
mendekati normal.
2. Edema ekstremitas
berkurang

Intervensi
Pre HD
1. Kaji status cairan ( timbang
BB tiap hari,catat intake
output, vena turgor kulit
dan adanya edema, distensi
leher, tekanan darah, denyut
dan irama nadi)
2. Batasi masukan cairan

Rasional
1.

2.

Pengkajian
adalah
dasar dan data dasar
berkelanjutan untuk
memantau perubahan
dan
mengevaluasi
intervensi.
Pembatasan
cairan
akan
menentukan
berat tubuh ideal,
haluaran urine, dan
respon
terhadap
terapi
Sumber
kelebihan
cairan
yg
tdk
diketahui
dapat
diidentifikasi

3. Identifikasi
sumber
potensial cairan
Medikasi dan cairan
yg digunakan
Makanan
4. Jelaskan pd pasien &
keluarga
rasional
pembatasan cairan

3.

5. Bantu
pasien
dalam
menghadapi
ketidaknyamanan
akibat
pembatasan cairan
6. Tingkatkan dan dorong
hygiene oral dengan sering.

5.

Setelah diberikan asuhan 1. Kaji


status
nutrisi
keperawatan selama 3x 24
(perubahan
BB,
jam diharapkan kebutuhan
pengukuran antropometrik,
nutrisi terpenuhi dengan
nilai
elektrolit
serum,
criteria :
BUN, Kreatinin, protein,
1. Mempertahankan /
transperin dan kadar besi.)
meningkatkan BB
yang diindikasikan 2. Kaji pola diet nutrisi pasien
sesuai
situasi
(riwayat diet, makanan
individu.
kesukaan,hitung kalori)
2. Edema (-)

1.

Menyediakan
data
dasr untuk memantau
perubahan
dan
mengevaluasi
intervensi.

2.

Pola diet dahulu dan


sekarang
dapat
dipertimbangkan
dalam
menyusun
menu.
1

4.

6.

Pemahaman
dapat
meningkatkan
kerjasama pasien &
keluarga
dlm
pembatasan cairan.
Kenyamanan pasien
meningkatkan
kepatuhan terhadap
pembatasan cairan.
Higiene
oral
mengurangi
kepekaan
terhadap
membran
mukosa
mulut.

3. Kaji factor yang berperan


dalam merubah masukan
nutrisi
(anoreksia,mual,muntah,
diet yg tdk menyenangkan,
depresi, kurang memahami
pembatasan
diet,
stomatitis)
4. Menyediakan
makanan
kesukaan pasien dalam
batas-batas diet.

3.

Menyediakan
informasi mengenai
factor lain yang dapat
diubah
atau
dihilangkan
untuk
meningkatkan
masukan diet.

4.

Mendorong
peningkatan
nmasukan diet.

5. Tingkatkan
masukan
protein yang mengandung
nilai biologis tinggi spt
telur, produk susu,daging

5.

6. Anjurkan camilan tinggi


kalori
rendah
protein
rendah natrium diantara
waktu makan.
7. Ubah jadwal medikasi
sehingga medikasi tidak
segera diberikan sebelum
makan
8. Jelaskan
rasional
pembatasan
diet
dan
hubungannya dgn penyakit
ginjal dan peningkatan urea
& kreatinin.
9. Ciptakan
lingkungan
yang
menyenangkan
waktu
makan

10. Kaji bukti masukan protein


tdk adekuat (terjadi edema,
penyembuhan
lambat,
penurunan kadar albumin
serum)

Protein
lengkap
dipakai
untuk
mencapai
keseimbangan
nitrogen
yang
diperlukan
untuk
pertumbuhan
dan
penyembuhan.
6. Mengurangi
makanan dan protein
yang dibatasi &
menyediakan kalori
untuk energy
7. Ingesti
medikasi
sebelum
makan
menyebabkan
anoreksia & rasa
kenyang.
8. Meningkatkan
pemahaman pasien
tentang
hubungan
diet, urea & kreatinin
dgn pembatasan diet.
9. Faktor yang tidak
menyenangkan
waktu
makan
berperan
dalam
menimbulkan
anoreksia
dihilangkan.
10. Masukan protein yg
tdk
adekuat
menyebabkan
penurunan albumin
&
protein
lain,
edeme
&
perlambatan
penyembuhan.
2

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan curah
jantung klien adekuat
dengan KH :
1. Tek. Darah dalam
batas
normal
(120/80mmhg)
2. denyut
jantung
dalam batas normal
(60-100x/menit)
3. Nadi perifer kuat

1. Awasi tekanan darah dan


frekuensi jantung

1.

2. Observasi EKG

2.

3. Auskultasi bunyi jantung

3.

4. Kaji warna kulit, membrane


mukosa, dan dasar kuku.
Perhatikan waktu pengisian
kapiler

4.

5. Perhatikan terjadinya nadi


lambat, hipotensi,
kemerahan, mual/muntah,
dan penurunan tingkat
kesadaran.

5.

6. Laksanakan tindakan
kolaborasi untuk :
a.
Awasi pemeriksan

6.

Kelebihan
volume
cairan
,disertai
dengan
hipertensi
dan efek uremia
dapat meningglatkan
kerja jantung dan
dapat menimbulkan
gagal jantung.
Perubahan
pada
fungsi
elektromekanis dapat
menjadi bukti pada
respons
terhadap
berlanjutnya
gagal
ginjal/akumulasi
toksin
dan
ketidakseimbangan
elektrolit
Terbentuknya S3/S4
menunjukkan
kegagalan.
Friksi
gesekan perikardial
mungkin
hanya
manifestasi
perikarditis uremik,
memerlukan upaya
intervensi/kemungki
nan dialisis akut.
Pucat
mungkin
menunjukkan
vasokonstriksi atau
anemia.
Sianosis
mungkin
berhubungan dengan
kongesti paru dan
atau gagal jantung.
Penggunaan
obat
(
mis
:antasida
mengandung
magnesium
dapat
mengakibatkan
hipermagnesemia,
potensial disfungsi
neuromuskuler dan
resiko
henti
jantung /nafas.
a.Selama fase oliguri,
hiperkalemia
dapat terjadi tetapi
3

laboratorium, misal :
- Kalium

- Kalsium

- Magnesium

b. Berikan /batasi cairan


sesuai indikasi

c. Berikan tambahan
oksigen tambahan sesuai
indikasi

d. Berikan obat-obatan
sesuai indikasi
e. Siapkan / bantu dialisis
sesuai keperluan.

menjadi
hipokalemia pada
fase diuretik atau
perbaikan . nilai
kalium
berhubungan
dengan
EKG
mengubah
intervensi
yang
diperlukan.
- Selain efek pada
jantung
,defisit
kalsium
meningkatkan
efek
toksik
kalium.
Dialisis
atau
pemberian
kalsium
diperlukan untuk
melawan
efek
depresif SSP dari
peningkatan kadar
magnesium
serum.
b.Curah
jantung
tergantung pada
volume sirkulasi
( dipengaruhi oleh
kelebihan
dan
kekurangan cairan
) dan fungsi otot
miokardial.
c.Memaksimalkan
sediaan oksigen
untuk kebutuhan
miokardial
sehingga
menurunkan kerja
jantung
dan
hipoksia seluler
d.Pemberian
obatobatan diberikan
sesuai
dengan
kondisi pasien
e. Diindikasi untuk
disritmia menetap,
gagal
jantung
progresif
yang
4

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama 3x24
jam diharapkan klien dapat
berpartisipasi
dalam
aktivitas
yang
dapat
ditoleransi dengan KH :
1. Berpartisipasi
dalam
meningkatkan
aktivitas
dan
latihan
2. Melakukan
istirahat
dan
aktivitas
secara
bergantian
3. Berpartisipasi
dalam
aktivitas
perawatan mandiri
yang dipilih
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 3x24
jam diharapkan klien dapat
memperbaiki konsep diri
dengan KH :
1. Pasien
dan
keluarga
dapat
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
perasaan
dan
reaksinya terhadap
penyakit
2. Klien melaporkan
kepuasaan dengan
metode
ekspresi
seksual

Setelah diberikan asuhan


keperawatan
selama
3x24jam diharapkan tidak
terjadi kerusakan integritas
kulit dengan KH:
1. Kulit tidak kering
2. Hiperpigmentasi
berkurang

1. Kaji
faktor
yang
menimbulkan keletihan.

1.

2. Tingkatkan
kemandirian
dalam perawatan diri, bantu
jika keletihan terjadi.

2.

3. Anjurkan
aktifitas
alternative sambil istirahat.

3.

1. Kaji respon pasien dan


keluarga tentang penyakit
dan penangannya.

1.

2. Kaji pola koping pasien dan


keluarga.
3. Ciptakan diskusi terbuka
tentang perubahan dalam
hidup
pasien
akibat
penyakit
4. Gali alternative ekspresi
seksual selain hubungan
seksual
5. Diskusikan peran memberi
&
menerima
cinta
kehangatan dan kemesraan

Menyediakan data ttg


masalah pasien & klg
dlm
menghadapi
perubahan.
2. Pola
koping
yg
efektif di masa lalu
dapat
menjadi
destrksif saat ini.
3. Pasien
dapat
mengidentifikasi
masalah & langkah
yg diperlukan.
4. Bentuk
alternative
ekspresi
seksual
dapat diterima.
5. Seksualitas memiliki
arti berbeda bagi tiap
individu
sesuai
tingkat maturitasnya.

1. Kaji terhadap kekeringan


kulit, Pruritis, Excoriations
dan infeksi.

1.

2. Kaji

2.

terhadap

adanya

tidak
responsif
terhadap
terafi
lain.
Menyediakan
informasi indikasi tk
keletihan
Meningkatkan
aktifitas
ringan/sedang, dan
memperbaiki harga
diri.
Mendorong aktifitas
dalam batas toleransi
dan istirahat yang
adekuat.

Perubahan mungkin
disebabkan
oleh
penurunan aktivitas
kelenjar keringat atau
pengumpulan kalsius
dan phospat pada
lapiran cutaneus.
Perdarahan
yang
5

3. Memar pada kulit


berkurang

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama 3x24
jam diharapkan klien tidak
mengalami tanda /gejala
perdarahan dengan KH :
1. Mempertahankan /
menunjukkan
perbaikan
nilai
laboratorium

petechie dan purpura

abnormal
sering
dihubungkan dengan
penurunan
jumlah
dan fungsi platelet
akibat uremia.
Area- area ini sangat
mudah
terjadinya
injuri.
Untuk
mencegah
injuri dan infeksi
Untuk mengurangi
stimulus gatal pada
kulit

3. Monitor Lipatan kulit dan


area yang oedema.

3.

4. Lakukan perawat kulit


secara benar.
5. Berikan
pengobatan
antipruritis sesuai indikasi

4.

1.

Awasi tingkat kesadaran


dan perilaku

2.

Evaluasi respons terhadap


aktivitas ,kemampuan
untuk melakukan tugas.
Bantu sesuai kebutuhan
klien

3.

Observasi terjadi nya


pendarahan terus menerus

1. Anemia
dapat
menyebabkan
hipoksia
serebral
dengan
perubahan
mental ,orientasi dan
respons prilaku
2. Anemia menurunkan
oksigenasi jaringan
dan
meningkatkan
kelelahan
sehingga
memerlukan
intervensi , perubahan
aktivitas dan istirahat
3. Perdarahan
dapat
terjadi dengan mudah
karena
kerapuhan
kapiler
/gangguan
pembekuan darah.

5.

Setelah diberikan asuhan 1. Pantau


eritrosit
& 1. Untuk mengetahui tk
keperawatan selama 3x24
hematokrit sesuai indikasi.
keparahan anemia.
jam diharapkan klien tidak 2. Berikan medikasi sesuai 2. Eritrosit
mengalami tanda /gejala
resep mencakup suplemen
membutuhkan
anemia dengan KH :
besi & asam folat, epogen
besi,asam folat &
Hb meningkat, pasien
& multivit.
vitamin
utk
melaporkan tidak lemas
produksinya, epogen
merangsang sumsum
tulang memproduksi
eritrosit.
3. Hindari
pengambilan 3. Anemia
dicetuskan
specimen darah yang tidak
oleh
pengambilan
perlu.
specime
4. Instruksikan cara mencegah 4. Perdarahan di setiap
perdarahan : menghindari
tempat
di
tubuh
olah raga berat, & anjurkan
memperburuk anemia.
penggunaan sikat gigi yg
6

lembut.
5. Beri terapi komponen 5. Terapi
komponen
darah sesuai indikasi.
darah
mungkin
diperlukan jika pasien
simptomatik.
Intra HD
1

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan syock tidak
terjadi dengan criteria :
klie
n mengatakan mata
tidak
kabur
dan
berkunang
Klie
n mengatakan badan
tidak lemas
Akr
al hangat,tanda vital
dalam batas normal
TD 120/80 mmHg
Nadi 60-100 X/
menit

1. Monitor/ kaji tanda-tanda 1.memantau


vital dan tanda syock
perkembangan
klien
sehingga tidak terjadi
masalah yang aktual
2. Beri klien minum the manis 2.asupan glukosa dapat
mencegah
terjadinya
3. Ultrafiltrasi rate dan aliran
syock
darah diturunkan
3.penurunan UFR akan
mencegah
penurunan/pengeluaran
cairan
berlebihan
4. Beri klien O2 sesuai sehingga tidah terjadi
kebutuhan dan drip NaCl
syock
4.Syock
akan
menyebabkan
aliran
darah seluruh tubuh
5. Bila sudah tenang naikan
menurun sehingga O2
perlahan UFR dan aliran kurang terpenuhi dan
darah
NaCl untuk mengganti
cairan yang keluar

Setelah dilakukan tindakan

1. Observasi
perdarahan

keperawatan,
tidak

terjadi

perdarahan
dengan

2. Lakukan punksi dengan


hati-hati dan benar

Tida
k ada tanda-tanda
perdarahan seperti:
Akral hangat
Wajah
klien
kemerahan
TD 120/80 mmHg
Klien tidak pusing

3. Bila
perdarahan
berlanjut,kurangi
dosis
heparin ( sesuai BB,
sirkulasi 500 unit,bolus :
2500 unit.
4. Bila
perdarahan
terus
terjadi,kembalikan darah
ketubuh klien
5. Tekan punksi dengan kasa
betadine steril.

criteria:
-

tanda-tanda

1.

Mencegah secara
dini
perdarahan
massif/terus menerus
2.
Punksi yang benar
dan
hati-hati
menurunkan
resiko
perdarahan
3.
Heparin
merupakann
antikoagulan sehingga
harus dikurangi.
4.

Perdarahan yang
terus menerus akan
mengakibatkan syock
5.
Membantu
mempercepat terjadinta
clotting darah.
Setelah dilakukan tindakan 1.
Kaji tingkat dan skala 1.
Mengetahui
keperawatan nyeri akut
nyeri
tingkat nyeri untuk
klien berkurang dengan
menentukan tindakan
7

criteria :
2.
Kompres dengan kapas 2.
Membantu
- klien menyatakan nyeri
alcohol diatas daerah punksi
memblock
saraf
berkurang
sehingga
nyeri
- ekspresi wajah klien 3.
Ajarkan
teknik
berkurang
tenang dan tenang
relaksasi napas dalam
3.
Memberi
rasa
nyaman dan rileks
serta
dapat
4.
Sebelum
melakukan
mengalihkan perhatian
punksi sebaiknya lakukan
klien dari nyeri
pembiusan
dan
punksi 4.
Membantu
dengan hati-hati serta tepat
mengurangi
nyeri
dengan
memblock
saraf dengan obat.
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda infeksi
1.
Mencegah infeksi
secara dini
keperawatan infeksi tidak
2. kaji tanda-tanda vital
2.
Perubahan tanda
terjadi dengan criteria :
vital
terutama
peningkatan suhu dan
tida
nadi merupakan tanda
k terjadi tanda-tanda
awal terjadi infeksi
infeksi:
3. tutup luka punksi dengan 3.
Menghindari
demam,bengkak,kem
teksnik steril
kontaknya luka punksi
erahan, timbul pus
dengan
pada luka punksi
mikroorganisme
Tan
pathogen
da vital dalam batas
4. Pada
saat
melakukan 4.
Teknik
aseptic
normal ( suhu 36-37`
prosedur HD lakukan
mencegah masuknya
C, nadi 60-100X/
dengan teksik aseptic.
kuman saat dilakukan
menit )
pinksi, selama hd dan
post hd
Post HD

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan,
tidak

terjadi

perdarahan

1. Observasi
perdarahan

dengan

2.

Tida
k ada tanda-tanda
perdarahan seperti:
Akral hangat
Wajah
klien
kemerahan
TD 120/80 mmHg
Klien tidak pusing

3.

criteria:
-

4.
5.

tanda-tanda 1.

Mencegah
secara
dini
perdarahan
massif/terus menerus
Lakukan punksi dengan 2. Punksi yang benar
hati-hati dan benar
dan
hati-hati
menurunkan
resiko
Bila
perdarahan
perdarahan
berlanjut,kurangi
dosis 3. Heparin merupakann
heparin ( sesuai BB,
antikoagulan sehingga
sirkulasi 500 unit,bolus :
harus dikurangi.
2500 unit.
Bila
perdarahan
terus
terjadi,kembalikan darah 4. Perdarahan
yang
ketubuh klien
terus menerus akan
Tekan punksi dengan kasa
mengakibatkan syock
betadine steril.
5. Membantu
mempercepat
terjadinta
clotting
8

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan infeksi tidak

1. Kaji tanda-tanda infeksi

1.

2. kaji tanda-tanda vital

2.

terjadi dengan criteria :


-

tida
k terjadi tanda-tanda
infeksi:
demam,bengkak,kem
erahan, timbul pus
pada luka punksi
Tan
da vital dalam batas
normal ( suhu 36-37`
C, nadi 60-100X/
menit )

3. tutup luka punksi dengan 3.


teksnik steril

4. Pada
saat
melakukan 4.
prosedur HD lakukan
dengan teksik aseptic.

darah.
Mencegah
infeksi
secara dini
Perubahan tanda vital
terutama peningkatan
suhu
dan
nadi
merupakan tanda awal
terjadi infeksi
Menghindari
kontaknya luka punksi
dengan
mikroorganisme
pathogen
Teknik
aseptic
mencegah masuknya
kuman saat dilakukan
pinksi, selama hd dan
post hd

Anda mungkin juga menyukai