1.
4.
Provide remediation
Cooperative Learning
1. Students learning from and with each other
2. Mahasiswa belajar bersama untuk mencapai suatu tujuan belajar tertentu
3. Dosen share authority dengan mahasiswa
4. Mahasiswa bertanggung jawab terhadap pembalajarannya
5. Hubungan dosen- mahasiswa : collaborator
6. Kelas di bagi menjadi kelompok kecil
7. Kelompok melakukan kompetisi dengan kelompok yang lain
8. Anggota kelompok berganti setiap pertemuan
drill and
No
MODEL
BELAJAR
Small Group
Discussion
Simulasi
APA
YANG
BISA
DIPEROLEH
MAHASISWA
membentuk kelompok (5-10)
memilih bahan diskusi
mepresentasikan
paper
dan
mendiskusikan di kelas
KEMAMPUAN
mempelajari
suatu
dan
peran
menjalankan
yang
ditugaskan
kepadanya.
atau
mempraktekan/mencoba
komunikasi
kerjasama
sintesa hasil,
saling menghargai
inisiatif, leadership.
apresiasi
anlogi/ imajinasi
empati
kreativitas
pengalaman, trampil
Discovery
Learning
mencari,
mengumpulkan,
dan
mendeskripsikan
suatu
pengetahuan.
4
Self-Directed
Learning
dan
menilai
Cooperative
Learning
Membahas
dan menyimpulkan
kreatif
inovasi
analisis
inisiatif
menyenangkan
kemandirian
kreatif
bertanggung jawab
percaya diri
ketekunan
teamwork
toleransi
kepemimpinan
komunikasi
Collaborative
Bekerja
sama
dengan
anggota
Learning
tugas
Membuat rancangan proses dan
bentuk
penilaian
berdasarkan
Contextual
Instruction
penghargaan
apresiasi
pendapat/toleansi
networking
share vision
group decision making
time management
sintesis
analisis
responsif
apresiasi
pengalaman
ketaat asas-an
tanggung jawab
inovasi, kreatif
komunikasi
aktualisasi
prioritas
mengambil keputusan
berfikir kritis
selektif
tanggung jawab
kesesuaian teori.
8
Project
Based
Learning
Mengerjakan
tugas
berupa
kinerja
dan
Problem Based
Learning
(inquiry)
serta
memecahkan
faktual/
yang
dosen .
METODE EVALUASI
masalah
dirancang
oleh
A.
Pengertian
Evaluasi adalah tindakan intelektual untk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan,dan pelaksanaannya sudah berhasil di
capai.Melalui evaluasi memungkinkan perawatan untuk memonitor kealpaan yang terjadi
selama tahap pengkajian,analisa,perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Ignatavicius &
Bayne,1994).
Menurut Griffith & (Christensen (1986) evaluasi sebagai sesuatu yang di rencanakan,dan
perbandingan yang sistimatik pada status kesehatan Klien.Dengan mengukur perkembangan
Klien dalam mencapai suatu tujuan,maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan
keperawatan.Meskipun evaluasi di letakkan pada akhir proses keperawatan,evaluasi merupakan
bagian
integral
pada
setiap
tahap
proses
keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk enentukan apakah informasi yang telah di kumpulkan
sudah mencukupi dan apakah perilaku yang di observasi sudah sesuai.Diagnosa juga perlu di
evaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya.
Tujuan dan intervensi di evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut,dapat di
capai secara efektif.
B. Tujuan Evaluasi.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.Hal ini bisa di
laksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang di berikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
1) Mengakhiri rencana tindakan keperawatan ( Klien telah mencapai tujuan yang di tetapkan )
2) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan ( Klien mengalami kesulitan untuk mencapai
tujuan)
3) Meneruska rencana tindakan keperawatan (Klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mencapai tujuan )
C. Proses Evaluasi
Proses evaluasi terdiri dari dua tahap :
1. Mengukur Pencapaian tujuan Klien
klien
terhadap
penyakitnya,mengontrol
gejala-
tersebut bisa di lakukan bisa di lakukan dengan cara observasi secara langsung,interview
dan pemeriksaan fisik.
D. Komponen Evaluasi
Ada 2 (dua ) komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan,yaitu :
1) Proses.(formatif)
Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan
tindakan keperawatan.Evaluasi proses harus di lakukan segera setelah perencanaan keperawatan
di laksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap tindakan.Evaluasi formatif terus
menerus di laksanakan sampai tujuan yang telah di tentukan tercapai.Metode pengumpulan data
dalam evaluasi formatif terdiri dari analisa rencana tindakan keperawatan, open-chart audit,
pertemuan kelompok, interview, dan observasi dengan klien, dan menggunakan form evaluasi.
Sistem penulisan pada tahap evaluasi ini bisa menggunakan sitem SOAP atau model
dokumentasi lainnya.
2) Hasil (sumatif)
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan
perawatan klien. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara
paripurna. Sumatif evaluasi adalah obyektif, fleksibel, dan efisien. Adapun metode
penatalaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari closed-chart audit, interview akhir pelayanan,
pertemuan akhir pelayanan, dan pertanyaan kepada klien dan keluarga. Meskipun informasi
pada tahap ini tidak secara langsung berpengaruh terhadap klien yang dievaluasi, sumatif
evaluasi bisa menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan evisiensi tindakan yang telah
diberikan.
Komponen evaluasi dapat di bagi menjadi 5 komponen menurut (Pinnell & Meneses,1986)
1.
2.
3.
4.
5.
untuk menetukan kesesuain dalam penggunaannya. Contoh pemakain standar dapat dilihat pada
standar praktek keperawatan yang disusun oleh ANA.
c. Evaluative question
Untuk menentukan suatu kriteria dan standart, perlu digunakan pertanyaan evaluative sebagai
dasar mengevaluasi kualitas pelayanan dan respon klien terhadap tindakan.
standar yang
mutunya.
4. Sertifikasi
Merupakan selanjutnya dari perizinan. Pengakuan sebagai ners yang
adalah contoh setifikasi. Di indonesia, perizinan
departemen kesehatan atau dinas
persatuan perawat nasional
kesehatan
tergistrasi
rekomendasi
dari
Indonesia (PPNI).
5.
Akreditasi
Merupakan pengakuan bahwa suatu institusi layanan kesehatan seperti RS telah
memenuhi beberapa standar layanan kesehatan tertentu. Pengukuran mutu prospektif
berfokus pada penilaian, sumber daya, bukan pada kinerja penyelenggaraan layanan
kesehatan.
b. Pengukuran Mutu Retrospektif
Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan setelah
penyelenggaraan layanan kesehatan selesai dilaksanakan. Pengukuran ini biasanya
merupakan gabungan dari beberapa kegiatan seperti penilaian catatan keperawatan (nursing
record), wawancara, pembuatan kuesioner, dan penyelenggaraan pertemuan.
c. Pengukuran Mutu Konkuren
Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan selama
layanan kesehatan dilangsungkan atau diselenggarakan. Pengukuran ini dilakukan
melalui pengamatan langsung dan kadang- kadang perlu dilengkapi dengan peninjauan
pada catatan keperawatan serta melakukan wawancara dan mengadakan pertemuan
dengan klien, keluarga, atau petugas kesehatan.