Metode potensial diri/self potential (SP) merupakan salah satu metode geofisika yang
prinsip kerjanya adalah mengukur tegangan statis alam (static natural voltage) yang berada di
kelompok titik titik di permukaan tanah. Aktivitas elektrokimia dan mekanik adalah penyebab
dari Potensial Diri (SP) di permukaan bumi. Faktor pengontrol dari semua kejadian ini adalah
air tanah. Potensial ini juga berhubungan erat dengan pelapukan yang terjadi pada tubuh
mineral, variasi sifat batuan (kandungan mineral), aktivitas biolistrik dari bahan organik,
karatan (proses korosi), gradien tekanan, panas dalam permukaan cairan, serta fenomena lain
dari alam yang proses kejadiannya mirip. Prinsip mekanisme yang menghasilkan potensial
diri ini adalah proses mekanik serta proses elektrokimia. Proses mekanik menghasilkan
potensial elektrokinetik atau disebut dengan streaming potential. Sedangkan proses
elektrokimia menghasilkan potensial liquid junction, potensial serpih dan potensial
mineralisasi.
Pada proses pengukuran SP digunakan porous pot, yaitu perangkat khusus pengganti
elektroda logam yang berfungsi untuk menghubungkan alat ukur/injeksi arus dengan tanah
melewati kabel. Porouspot akan memiliki kontak yang baik apabila bagian berpori yang akan
bersentuhan dengan tanah nampak basah (lembab), menunjukkan bahwa pori-pori keramik
yang dipergunakan dapat berfungsi menghubungan cairan di dalam dan di luar porouspot.
Pengukuran SP dalam rangka analisis distribusi potensial di permukaan bumi dilakukan
sebagai fungsi ruang (x, y, z). Distribusi potensial ini merupakan pengaruh dari kondisi
litologi, geologi, lingkungan dan bahkan sifat-sifat kimia, fisika, biologi yang berada di
bawah permukaan bumi. Berdasarkan distribusi potensial ini, dapat diperkirakan lokasi-lokasi
yang secara kelistrikan memiliki sifat potensial yang sama. Pengukuran SP sebagai fungsi
posisi dilakukan dengan mengukur nilai potensial pada beberapa titik yang telah diukur
dengan cara;
a.
b. Leap Frog
Dalam pengukuran potensial sebagai fungsi posisi ini, apabila pengukuran dilakukan
hanya dengan beberapa porouspot, maka akan ada variabel waktu yang berperan, karena
titik ke satu diukur pada waktu yang berbeda dengan titik ke dua. Perubahan waktu akan
memberikan perubahan potensial, sehingga diperlukan koreksi potensial akibat perubahan
waktu. Asumsi yang dipergunakan dalam pengukuran SP fungsi posisi adalah bahwa
perubahan potensial sebagai fungsi waktu adalah sama di setiap titik, atau dV(t) bukan
sebagai fungsi (x, y, z).
Sumber :
Hartantyo, Eddy & Umar, Darwis. 2012. Buku Panduan Praktikum Metode Geoelektrisitas
dan Elektromagnetik. Program Studi Geofisika, FMIPA UGM