BAB I
KASUS
Nama Penderita
Umur
Jenis Kelamin
Dokter Muda Pembina
:R
: 3,5 tahun
: Perempuan
: Revi Dinayanti, S.Ked
A. Anamnesis
(Alloanamnesis dengan Ibu pasien pada Tanggal 12 Desember 2014)
Keluhan Utama
Batuk sejak 3 hari yang lalu
Keluhan Tambahan
Sesak napas
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke Puskesmas Sematang Borang bersama ibunya dengan keluhan
batuk sejak 3 hari yang lalu. Batuk berdahak berwarna putih kental, tidak bercampur
darah dan sulit untuk dikeluarkan disertai sesak nafas. Pada malam hari ketika tidur
dan menjelang pagi hari pasien mengeluh batuk semakin sering dan berdahak disertai
sesak nafas yang berbunyi ngik-ngik (mengi), demam (-).
Ibu pasien lalu membawa pasien berobat ke Poli MTBS Puskesmas Sematang
Borang Palembang.
Riwayat penyakit Keluarga
Riwayat keluarga pasien menderita penyakit dengan keluhan sesak napas ada
pada ibu dan kakak pasien.
B. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: Tidak dilakukan
Nadi
: 112 x/menit
Pernapasan
: 36 x/menit
Suhu
: 36,80C
Berat badan
: 16 kg
Tinggi Badan: 99 cm
Status Gizi
Keadaan spesifik
Kepala
Kulit kepala
Mata
Hidung
Telinga
Tenggorokan
Leher
Thorax
: Inspeksi
Palpasi
Batas jantung
: d.b.n
Paru
: d.b.n
Auskultasi
Jantung
:
: bunyi jantung I-II reguler,
Paru
: Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Kulit
Ekstremitas
KGB
C. Diagnosis Banding
Asma Bronkial
Bronkiolitis
D. Diagnosis Kerja
Asma Bronkial
E. Terapi
Umum :
Khusus :
Sistemik
F. Prognosis
Quo ad Vitam
: Bonam
Quo ad Functionam
: Bonam
Quo ad Sanationam
: Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Asma merupakan penyakit kronik tersering pada anak dan masih tetap merupakan
masalah bagi pasien, keluarga, dan bahkan para klinisi dan peneliti asma. 1 Asma
dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat
menetap dan mengganggu aktivitas bahkan kegiatan harian. Produktivitas menurun
dan dapat menimbulkan disabilitas (kecacatan), sehingga menambah penurunan
produktivitas serta menurunkan kualitas hidup.
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak
sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan
napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada
terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari.2
Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
negara sedang berkembang. Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor. Prevalensi asma pada anak berkisar antara 2-30%. Di Indonesia prevalensi
asma pada anak sekitar 10% pada usia sekolah dasar, dan sekitar 6,5% pada usia
sekolah menengah pertama.2
Pada laporan kasus ini dilaporkan kasus asma bronkial agar dapat menjadi
pembelajaran dalam manajemen tatalaksana holistik pada pasien ini, yang dilakukan
oleh dokter layanan primer di puskesmas.
B. Epidemiologi
Asma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia, dimana terdapat
300 juta penduduk dunia yang menderita penyakit ini. Asma dapat terjadi pada anakanak maupun dewasa, dengan prevalensi yang lebih besar terjadi pada anak-anak.3
Prevalensi asma pada anak berkisar antara 2-30%. Di Indonesia prevalensi asma pada
anak sekitar 10% pada usia sekolah dasar dan sekitar 6,5% pada usia sekolah
menengah pertama.2
prevalensi asma yang berbeda tergantung umurnya, yaitu 3% pada anak 6 7 tahun
dan 5,2% pada anak 13 14 tahun. Namun Rahajoe NN di Jakarta menemukan
prevalensi yang lebih tinggi, yaitu 6,7% pada anak 13 14 tahun.4
C. Tanda dan Gejala
Klasifikasi Asma
1. Asma saat tanpa serangan
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) mengklasifikasikan derajat asma
menjadi:
1) Asma episodik jarang
2) Asma episodik sering
3) Asma persisten6
Frekuensi serangan
Lama serangan
Intensitas serangan
Diantara serangan
Tidur dan aktifitas
Biasanya ringan
Tanpa gejala
Tidak terganggu
Pemeriksaan fisik
diluar serangan
Obat pengendali(anti
inflamasi)
Uji faal paru(diluar
serangan)
Variabilitas faal
paru(bila ada
serangan)
Tidak perlu
PEFatauFEV1>80%
Variabilitas>15%
>1 kali/bulan
>1minggu
Biasanya sedang
Sering ada gejala
Sering terganggu
Mungkin tergganggu
(ditemukan kelainan)
Perlu
PEFatauFEV1<60-80%
Variabilitas>30%
Sering
Hampir sepanjang tahun, tidak ada periode bebas serangan
Biasanya berat
Gejala siang dan malam
Sangat terganggu
Tidak pernah normal
Perlu
PEVatauFEV<60%
Variabilitas 20-30%.
10
Variabilitas >50%
Keterangan:
PEF=Peak expiratory flow (aliran ekspirasi/saat membuang napas puncak),
FEV1=Forced expiratory volume in second (volume ekspirasi paksa dalam 1 detik)
(DepKes, 2008).
2. Asma saat serangan
Global Initiative for Asthma (GINA) membuat pembagian derajat
serangan asma berdasarkan gejala dan tanda klinis, uji fungsi paru, dan
pemeriksaan laboratorium. Derajat serangan menentukan terapi yang akan
diterapkan. Klasifikasi tersebut meliputi asma serangan ringan, asma serangan
sedang dan asma serangan berat.6
Tabel 2. Klasifikasi asma menurut GINA5
Parameter klinis, fungsi faal paru, laboratorium
Ringan
Sedang
Berat
Ancaman henti napas
Sesak (breathless)
Berjalan
Bayi :
Menangis keras
Berbicara
Bayi :
-Tangis pendek dan lemah
-Kesulitan minum/makan
Istirahat
Bayi :
Tidak mau
makan/minum
Posisi
Bisa berbaring
Lebih suka duduk
Duduk bertopang
lengan
Bicara
Kalimat
Penggal kalimat
Kata-kata
Kesadaran
11
Mungkin iritabel
Biasanya iritabel
Biasanya iritabel
Kebingungan
Sianosis
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Nyata
Wheezing
Sedang, sering hanya pada akhir ekspirasi
Nyaring, sepanjang ekspirasi inspirasi
Sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop
Sulit/tidak terdengar
Penggunaan otot bantu respiratorik
Biasanya tidak
Biasanya ada
Ada
Gerakan paradok
torako-abdominal
Retraksi
Dangkal, retraksi interkostal
Sedang, ditambah retraksi suprasternal
Dalam, ditambah napas cuping hidung
Dangkal / hilang
Frekuensi napas
Takipnea
Takipnea
Takipnea
Bradipnea
Pedoman nilai baku frekuensi napas pada anak sadar :
Usia (Frekuensi napas normal per menit)
< 2 bulan (<60 )
2-12 bulan (< 50)
1-5 tahun (< 40)
6-8 tahun (< 30)
12
Frekuensi nadi
Normal
Takikardi
Takikardi
Bradikardi
Tidak ada
(< 10 mmHg)
Ada
(10-20 mmHg)
Ada
(>20mmHg)
>60%
>80%
40-60%
60-80%
<40%
<60%, respon<2 jam
SaO2 %
>95%
91-95%
90%
PaO2
Normal (biasanya
tidak perlu
diperiksa)
>60 mmHg
<60 mmHg
PaCO2
<45 mmHg
<45 mmHg
>45 mmHg
(DepKes, 2008)
D. Tatalaksana
Tujuan tata laksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin
tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal. 5
13
Serangan
Ringan
(nebulisasi 1x,
respons baik,
gejala hilang)
observasi 1-2 jam
jika efek bertahan,
boleh
pulang
jika gejala timbul
lagi
Serangan Sedang
Serangan Berat
(nebulisasi 2-3x,
respons
parsial)
berikan oksigen(3)
nilai kembali derajat
serangan, jika sesuai
dengan
serangan sedang,
observasi
di ruang rawat sehari
RUJU
Boleh Pulang
Bekali dengan obat agonis
(hirupan/oral)
Jika sudah ada obat
pengendali, teruskan
Jika infeksi virus
sebagai
pencetus, dapat diberi
steroid oral
Dalam 24-48 jam,
Ruang Rawat
Sehari
Oksigen teruskan
Catatan:
1. Jika menurut penilaian serangan berat, nebulisasi
cukup 1x
langsung dengan agonis + antikolinergik
2. Jika tidak tersedia, nebulisasi dapat diganti dengan
adrenalin
subkutan 0,01ml/kgBB/kali, maks 0,3ml/kali
3. Untuk serangan sedang dan terutama berat,
Ruang Rawat
Inap
Oksigen diteruskan
Atasi dehidrasi dan
asidosis jika ada
Steroid IV tiap 6 8
jam
Nebulisasi tiap 1 2
jam
Aminofilin IV awal,
lanjutkan rumatan
Jika membaik dlm 4
6x
nebulisasi, interval
jadi 4 6 jam
Jika dalam 24 jam
perbaikan
klinis stabil, boleh
pulang
Jika dengan steroid
14
Nama
generik
Golongan agonis (kerja
pendek)
Nama
dagang
Sediaan
Keterangan
Bricasma,
sirup, tablet,
0,05
15
(profilaksis)
terbutalin
salbutamol
.
orsiprenalin
heksoprenalin
fenoterol
trimetokuinol
Golongan
santin
teofilin
Bronsolvan,
Golongan
antiinflamasi
non-steroid
nedokromil
kromoglikat
Brasmatic,
Bintasma,
Fartolin,
Lasmalin, dll.
Ventolin,
Salbuven,
Suprasma
rotahaler,
Salbron,
Dilatamol,
diskhaler
Asmacel,
Librentin, dll
Alupent,
Ipradol
Berotec
Inolin
Amilex,
Bronchophylin
Kalbron
MDI
Turbuhaler
mg/kgBB/x
tablet 2,5 mg
Respolin,
sirup, tablet,
MDI,
tablet 2 mg
sirup, tablet,
MDI
tablet
MDI
ped.drop,
tablet
sirup, tablet
MDI
MDI
Intal-5
Tilade
,
MDI
MDI, Diskhaler
Golongan
antiinfalamasi
steroid
budesonid
Turbuhaler
flutikason
beklometason
Becotide
Pulmicort
Inflammide
Flixotide
Meptin
Bambec
Serevent
Spiropent
MDI,
Rotahaler,
diskhaler
ijin di
indonesia
untuk
>12
tahun
16
salmeterol
klenbuterol
Golongan
obat lepas
lambat /
lepas
terkendali
terbutalin
salbutamol
teofilin
Golongan
antihistamin
ketotifen,
Astifen,
Asthmoprotec
t Retard
Volmax
Quibron SR,
Euphyllin
Retard,
Phyllocontin
continus
sirup, tablet,
MDI
tablet
MDI,
Disk
haler
sirup, tablet
kapsul
tablet
tablet salut
Zaditen,
Profilas
Intifen, dll
sirup,
tablet
<3 th: 2 x 0,5
mg
3 th: 2 x 1,0
mg
E. Prognosis
Beberapa studi kohort menemukan bahwa banyak bayi dengan mengi tidak
berlanjut menjadi asma pada masa anak dan remajanya. Proporsi kelompok tersebut
berkisar antara 45 hingga 85%, tergantung besarnya sampel studi, tipe studi kohort,
dan lamanya pemantauan. Peningkatan IgE serum dan uji kulit yang positif
khususnya terhadap tungau debu rumah pada bayi, dapat memperkirakan mengi
persisten pada masa anak. Adanya dermatitis atopik merupakan prediktor terjadinya
asma berat.5
17
BAB III
PENCEGAHAN/PEMBINAAN
A. Genogram Keluarga Tn. Herman Burnawi
Tn. M/ 50 tahun
Ny. Y/ 32 tahun
M/ 9 th
M/ 6th
R/ 3,5th
18
keluarga ini berperan aktif dalam setiap kegiatan dan kehidupan sosial di
masyarakat.
2. Fungsi fisiologis keluarga diukur dengan APGAR score. APGAR score
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut
pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota
keluarga yang lain. APGAR score meliputi:
Adaptation : keluarga ini sudah mampu beradaptasi antar sesama anggota
keluarga, saling mendukung, saling menerima dan memberikan saran satu
dengan yang lainnya.
Partnership : Komunikasi dalam keluarga ini sudah baik, mereka saling
membagi, saling mengisi antar anggota keluarga dalam setiap masalah yang
dialami oleh keluarga tersebut.
Growth: Keluarga ini juga saling memberikan dukungan antar anggota
keluarga akan hal-hal yang baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut.
Affection: interaksi dan hubungan kasih sayang antar anggota keluarga ini
sudah terjalin dengan cukup baik.
Resolve: keluarga ini memiliki rasa kebersamaan yang cukup tinggi dan
kadang-kadang menghabiskan waktu bersama dengan anggota keluarga
lainnya.
Adapun skor APGAR keluarga ini adalah 7,3, dengan interpretasi Cukup.
(data terlampir).
3. Fungsi Patologis dinilai dengan SCREEM score.
Social, interaksi keluarga ini dengan tetangga sekitar sudah cukup baik.
Culture, keluarga ini memberikan apresiasi dan kepuasan yang cukup
terhadap budaya, tata karma, dan perhatian terhadap sopan santun.
Religious, keluarga ini cukup taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya.
19
20
9. Fungsi outdoor
Gambaran lingkungan luar rumah belum cukup baik, jarak rumah dengan jalan
raya cukup jauh, tidak ada kebisingan disekitar rumah, jarak rumah dengan
sungai juga cukup jauh, dan tempat pembuangan umum jauh dari lokasi
rumah.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Akib, Arwin AP. 2002. Asma pada Anak. Jakarta: Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2,
September 2002: 78 82.
2. mki.idionline.org
3. www.ginasthma.org
4. UKK Pulmonologi PP IDAI. Pedoman Nasional Asma Anak. Indonesian
Pediatric Respiratory Meeting I: Focus on asthma, Jakarta; 2003.
5. UKK PIDAI. 2000. Konsensus Nasional Asma Anak. Jakarta: Sari Pediatri,
Vol. 2, No. 1, Juni 2000: 50-66.
6. www. Repository.usu.ac.id
7. Supriyatno, Bambang. 2005. Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma
pada Anak. Jakarta: Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 3, Maret 2005.
22
Lampiran 1
Kondisi Rumah
k.
mandi
gudan
g
dapur
k.
tidur
k.
tidur
R.
keluarg
R.
tamu
Lampiran 2
Lokasi
Puskesmas Sematang
Borang
23
Lampiran 3
APGAR Score
0 : jarang/tidak sama sekali
1 : kadang-kadang
Variabe
Penilaian
Adaptation
Partnership
Growth
Affection
Resolve
APGAR
Ayah
2
2
1
1
1
APGAR
Ibu
2
1
2
1
2
APGAR
Anak 1
2
2
1
1
1
Total
2 : sering/selalu
Lampiran 4
APGAR
Anak 2
2
2
1
1
2
APGAR
Anak 3
2
1
1
1
2
24
SCREEM score.
Variabel Penilaian
Penilaian
Social
Culture
Religious
Economic
Educational
Medical
Lampiran 5
Bagan Struktur Organisasi Puskesmas Sematang Borang
Pimpinan Puskesmas
Dr. Hj. Dhanita Amir, M.Kes
25
Bendahara
Penerima
Kalsum, AM.Keb
Bendahara
Penerima
Kalsum, AM.Keb
Pelayanan
Kesehatan
Wajib
Petugas Promkes
Yuniar, SKM
Petugas KesLing
Meilianti, AMKL
Petugas Gizi
Nurmalia, AMG
Petugas KIA
dan KB
Nuraijah, AmKeb
Petugas
P2p/P2TM
Pelayanan
Kesehatan
Pengembangan
Petugas
Perkesmas
Lisca Agususanti,
Petugas Usila
Sherly Molvinas,
AmKep
Petugas Kes.
Olahraga
Indriyati, AmKep
Petugas Kes.
Batra
Petugas UKK
Astuti, SKM
Petugas
Pengobatan
Petugas
UKS/UKGS
Maidah
Giyanti
Petugas Kes.
Jiwa
Lisca Agususanti,
Nurjannah, AmKeb,
H. Nasrul Efendi,
AmKep
Bendahara
Barang/Inventaris
Kalsum, AM.Keb
Pelayanan
kesehatan
wajib
Pelayanan
Kesehatan
Pengembangan
Petugas
Perkesmas
Lisca Agususanti,
Petugas Kesling
Meilianti, SKM
Petugas Indra
H. Nasrul Efendi,
AmKep
Petugas Gigi dan
Mulut
Hj. Jamilah Alwie
Petugas Kes. Jiwa
Nurjannah, AmKeb
Petugas Promkes
Yuniar, SKM
Petugas Gizi
Nurmalia, AMG
Petugas
Petugas
KesKes
Ibu
Nuraijah,
Ibu
AmKeb
Nuraijah, AmKeb
Petugas
MTBS/MTBM
Rohma
Petugas Kes
Remaja
Titik Sandora, SE
Petugas KB
Nurhayati
Petugas Usila
Sherly Molvinas,
AmKep
Petugas Kes
Batra
Petugas Kes.
Olahraga
Indriyati, AmKep
Petugas Labor
Petugas
P2M/P2TM
H. Nasrul Efendi,
AmKep
Titin Yeni
Petugas Kamar
Obat
Petugas
Pengobatan
Arsin, AMF
Lisca Agususanti,
Pustu Srimulya
Hj. Yuli Harwati,
PJ Poskeskel L.
Gajah
Hauriyah Rosita
Poskeskel Srimulya
Lusi Belawati, AmKeb
Kepegawai
an
Windriani,
Poskeskel Karya
Mulya
Dyah Ayu Puspitasari,