KAJIAN PUSTAKA
maupun
psikis.
Karakteristik
tunagrahita
sedang
secara
fisik
dalam
melakukan
kecakapan
hidup
sehari-hari
masih
Ahli lain berpendapat yang juga tidak jauh berbeda dan dilengkapi
dengan contoh aktivitas yang menggunakan motorik halus. Yudha M.
Saputra & Rudyanto (2005: 118), menjelaskan bahwa motorik halus
adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus
(kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun
balok dan memasukkan kelereng. Pendapat tersebut lebih dilengkapi oleh
ahli lain dengan melibatkan tujuan yang ingin dicapai yang sesuai dengan
pandangan ahli. Motorik halus adalah keterampilan yang memerlukan
kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai
keberhasilan pelaksanaannya (Sumantri, MS, 2005: 271)
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan motorik halus adalah kemampuan gerakan-gerakan yang
halus, yang dilakukan dengan jari-jari tangan seperti ketepatan gerak
tangan, kelembutan gerak tangan, koordinasi gerakan mata dan tangan
serta kelenturan gerak tangan.
2. Fungsi Motorik Halus
Setiap anak mengalami fase perkembangan motorik. Perkembangan
motorik pada anak meliputi motorik kasar dan motorik halus. Keduanya
mempunyai fungsi yang penting. Motorik halus mempunyai fungsi yang
sangat diperlukan oleh anak tunagrahita sedang dalam melaksanakan
aktivitas kesehariaannya.
Aktivitas yang dilakukan oleh anak guna mendukung kemampuan
motorik halusnya harus dilatih dengan berbagai latihan dan dikemas dalam
15
16
dimiliki
anak
tunagrahita
sedang
akan
dapat
digali
dan
dimaksimalkan dengan baik jika motorik halusnya juga baik. Hal ini
menjadi salah satu yang penting untuk ditingkatkan mengingat fungsinya
bagi kehidupan anak. Motorik halus yang dimiliki anak tunagrahita sedang
harus selalu dilatih dengan terlebih dahulu mengetahui perkembangan dan
kemampuannya.
Suyanto (Mumpuniarti, 2006: 6) berpendapat bahwa perkembangan
motorik normal pada umumnya melalui 4 tahap:
a. Tahap pertama gerakan yang tidak disadari, tidak disengaja dan tanpa
arah.
b. Gerakan yang tidak sesuai perangsangnya.
c. Gerakan yang hampir seluruh tubuhnya ikut bergerak untuk mereaksi
perangsang dari luar.
d. Gerakan yang menggunakan bagian tubuh tertentu.
Gerakan tersebut semakin bertambah usianya gerakannya semakin
dikuasai, terutama gerakan motorik halus. Gerakan motorik halus yang
memerlukan gerakan dari jari-jari atau keterampilan jari sulit dikuasai oleh
anak tunagrahita sedang, demikian juga tahapan perkembangan motoriknya
juga sangat lambat. Tahapan gerakan menggunakan bagian tubuh tertentu
17
19
Pengertian Origami
Sebagian
menggunakan
anak
bahan
tunagrahita
disekitarnya
sedang
untuk
menyukai
bermain.
bermain
dan
Anak
akan
Manfaat Origami
Origami, seni melipat kertas yang sangat populer di negeri sakura
ini, merujuk pada seni melipat kertas menjadi suatu bentuk atau gambaran
tertentu. Bentuk yang dimaksud dapat berupa hewan, tumbuhan, ataupun
benda tertentu. Origami yang mula-mula hanya merupakan pelengkap dari
hiasan-hiasan pesta dan merupakan cara membungkus yang indah,
berkembang menjadi suatu seni yang mengasyikkan, menjadi hobi dari
kalangan intelektual di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.
Perkembangan tersebut semakin pesat seiring dengan semakin dirasakan
kebermanfaatannya. Manfaat origami bagi anak, menurut (Moshimoshi,
2011: 2) adalah sebagai berikut:
a. Melatih motorik halus pada anak sekaligus sebagai sarana bermain
yang aman, murah, menyenangkan dan kaya manfaat.
b. Melalui origami anak belajar membuat mainannya sendiri, sehingga
menciptakan kepuasan dibanding dengan mainan yang sudah jadi dan
dibeli di toko mainan.
c. Membentuk sesuatu dari origami perlu melewati tahapan dan proses
tahapan ini akan mengajari anak untuk tekun, sabar serta disiplin untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan.
d. Melalui origami anak juga diajarkan untuk menciptakan sesuatu,
berkarya dan membentuk model sehingga membantu anak memperluas
imajinasi mereka dengan origami yang dihasilkan sesuai kemampuan
anak.
e. Anak akan merasakan kebanggaan dan kepuasan jika berhasil
menciptakan sesuatu dengan tangan anak sendiri. Terlebih lagi anak
belajar menghargai dan mengapresiasi karya lewat origami.
f. Bermain origami juga melatih anak berkomunikasi, mengungkapkan
apa yang dipikirannya serta memberikan waktu bermain yang
menyenangkan, misalkan dalam mengkomunikasikan bentuk apa yang
tercipta dari selembar kertas yang dilipat atau anak akan berlatih
bertanya bila terganjal kesulitan di tengah jalan.
21
f.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
22
4.
Komponen Origami
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah merupakan suatu sistem yang
berhubungan antara guru dan murid yang menggunakan beberapa
komponen. Komponon pembelajaran dalam kegiatan melipat kertas
meliputi:
23
melipat
kertas
atau
origami
bertujuan
untuk
24
5.
6.
Kelebihan
Kegiatan
Melipat
Kertas
atau
Origami
untuk
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
D. Kerangka Berpikir
Peningkatan kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang
melalui origami. Anak tunagrahita sedang banyak dijumpai mengalami
kerusakan otak, keadaan ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya sehingga sangat lambat dan berpengaruh juga pada keadaan
fisiknya. Anak tunagrahita mempunyai koordinasi (gerakan fisik) dan motorik
lemah. Anak kurang dapat mengkoordinasikan gerakan-gerakan terutama
26
gerakan motorik seperti memperkirakan gerakan agar tidak terlalu cepat atau
terlalu lamban.
Kemampuan fisik dan motorik yang lemah tersebut berpengaruh dalam
kehidupan anak, kurangnya kemampuan motorik menyulitkan anak dalam
melakukan kegiatan yang memerlukan kerapian dan ketelitian khusus. Hal ini
merupakan dasar perlu ditingkatkannya kemampuan motorik anak tunagrahita
sedang.
Origami memiliki keunggulan guna meningkatkan kemampuan motorik
karena dalam kegiatan origami terdapat gerakan-gerakan mengambil kertas,
meletakkan kertas di atas meja, melipat bagian kertas, menekan lipatan dan
menggeser atau memindahkan posisi kertas sehingga selain menghasilkan
benda yang menarik dalam pembuatannya ada kegiatan inti yang
dimanfaatkan untuk melatih gerakan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dengan dilakukannya pembuatan
origami maka dapat dilakukan latihan kemampuan motorik halus. Latihan
kemampuan motorik halus yang dilakukan tentunya dengan prosedur dan cara
yang sesuai dengan program sehingga akan mencapai tujuan yang diharapkan.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah melalui origami dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang di SLB
Negeri 1 Sleman.
27