Anda di halaman 1dari 16

MATERIAL PABRIKASI BERBAHAN LOGAM DAN NONLOGAM

Material dapat dikategorikan menjadi logam dan non logam. Dalam dunia teknik mesin,
logam (terutama logam besi atau baja) merupakan material yang paling banyak dipakai,
tetapi material-material lain juga tidak dapat diabaikan. Material non logam sering
digunakan karena meterial tersebut mempunyai sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh
material logam. Material-material dalam kelompok logam disusun oleh satu atau lebih unsur
logam (misalnya besi, alumunium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga seringkali
mengandung unsur non logam (misalnya karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang
relatif kecil. Logam merupakan material yang sering dipakai dalam berbagai aplikasi
bidang. Dalam pengembangan menuju industrial estate, penggunaan logam sangat
diperlukan. Misalnya dalam bidang kelautan, penggunaan logam sangat diperlukan untuk
pembuatan kapal, bangunan lepas pantai, maupun pada pintu bendungan.

Kata kunci: Material teknik, logam, logam murni, logam paduan

Berbagai jenis bahan telah kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
industri. Penggunaannya pun sangat bergantung pada sifat-sifat dari bahan tersebut. Didalam
industri manufaktur tidak akan lepas dari dengan satu bidang ilmu teknik yang berhubungan
dengan material. Secara umum meterial teknik diklasifikasikan menjadi 2 (dua) golongan
yakni logam (metal) dan non logam (non metal). Jika ditinjau dari sudut pandang susunan
unsur dasar, logam (metal) dibagi menjadi 2 (dua), yaitu logam murni dan logam alloy
(logam paduan). Sedangkan non logam dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu keramik, komposit, dan
polimer.

Tiga Bahan Material Dasar

BAHAN LOGAM
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar
listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Logam juga merupakan bahan yang dapat
ditempa, mengkilat, magnetis, dan dapat dicampur secara homogen dalam berbagai kadar.
Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni yang hanya terdiri dari satu jenis atom,
seperti besi (Fe) murni, tembaga (Cu) murni dan logam paduan (metal alloy) yang terdiri dari
dua atau lebih jenis atom dan merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang
dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.
Logam murni adalah suatu logam yang memiliki sifat-sifat:

kadar kemurnian 99,9%

kekuatan tarik rendah

titik lebur tinggi

daya hantar listrik baik

daya tahan terhadap karat baik

Contoh-contoh logam murni adalah emas, timah, seng, dan aluminum. Biasanya kaleng
menggunakan aluminium murni, sementara kabel listrik menggunakan tembaga murni.

ALUMINIUM

EMAS

TIMAH
(aplikasi berupa kawat timah)

SENG
Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam murni karena
pada logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan
sebagai material pabrikasi seperti kekerasan pada logam paduan dapat ditingkatkan dari
kekerasan logam asalnya, kekuatan tarik dapat diperbesar, daya pemuaian dapat dikurangkan,
titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya. Sifat-sifat
tersebut itulah yang tidak dimiliki logam murni sehingga dapat tambahkan unsur logam
lainnya untuk mengeluarkan kelebihan-kelebihan dari sifat-sifat tersebut. Material logam
dikelompokan menjadi dua yaitu :
1.

Logam Besi (ferrous)


Logam ferro adalah logam besi (Fe). Besi merupakan logam yang penting dalam

bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, bahan
konstruksi dan lain-lain. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain, terutama
zat arang atau karbon (C). Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan
dasarnya adalah unsur besi (Fe) dan karbon (C), tetapi sebenarnya juga mengandung unsur
lain seperti: silisium, mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah.
Unsur-unsur dalam campuran itulah yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada
umumnya, tetapi unsur zat arang (karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi atau
baja terutama kekerasannya.
Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam dapur tinggi yang
akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar belum dapat digunakan sebagai
4

bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi, oleh karena itu, besi kasar itu masih
harus diolah kembali di dalam dapur-dapur baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur baja
itulah yang dikatakan sebagai besi atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi
maupun setengah jadi. Logam Besi (ferrous) juga terdiri menjadi dua yaitu:

a.

Baja (steel)
Baja adalah logam paduan antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana besi sebagai unsur

dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja kurang dari
1,4% berat sesuai grade-nya. Dalam proses pembuatan baja akan terdapat unsur-unsur lain
selain karbon yang akan tertinggal dalam baja seperti mangan (Mn), silikon (Si), Kromium
(Cr), vanadium (V), dan unsur lainnya. Dalam hal aplikasi, baja sering digunakan sebagai
bahan baku untuk alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif,
kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain. Menurut ASM handbook vol 1:139 (1993), baja dapat
diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimianya seperti kadar karbon dan paduan yang
digunakan. Berikut merupakan klasifikasi baja berdasarkan komposisi kimianya :

Baja Karbon (Carbon Steel)

Baja paduan rendah terdiri dari dari besi dan karbon. Karbon merupakan unsur pengeras
besi yang efektif dan murah. Oleh karena itu, pada umumnya sebagian besar baja hanya
mengandung karbon dengan sedikit unsur paduan lainnya. Perbedaan persentase kandungan
karbon dalam campuran logam baja menjadi salah satu pengklasifikasian baja. Berdasarkan
kandungan karbon, baja paduan rendah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
5

Baja karbon rendah (Low Carbon Steel)

Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung karbon kurang dari 0,25% C, serta
struktur mikronya terdiri atas ferit dan perlit. Dibandingkan dengan jenis baja lainnya, baja
karbon rendah merupakan jenis baja yang diproduksi dalam jumlah terbesar. Baja kabon
rendah merupakan baja yang paling murah diproduksi diantara semua karbon, midah
dimachining dan dilas, serta keuletan dan ketangguhannya sangat tinggi tetapi kekerasannya
rendah dan tahan aus. Sehingga pada penggunaannya, baja jenis ini dapat digunakan sebagai
bahan baku untuk pembuatan komponen bodi mobil, struktur bangunan, pipa gedung,
jembatan, kaleng, pagar, dan lain-lain.

Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel)

Baja karbon menengah adalah baja yang mengandung karbon 0,25% C-0,6% C. Baja
karbon menengah memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon rendah,
kekuatan tarik dan batas regang yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh mesin, lebih sulit
dilakukan untuk pengelasan, dan dapat dikeraskan (quenching) dengan baik. Baja ini lebih
kuat daripada baja karbon rendah, tetapi memiliki keuletan dan ketangguhan yang lebih
rendah, serta dapat diberi perlakuan panas untuk meningkatkan kekuatannya. Baja karbon
menengah banyak digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas, baut, komponen
mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-lain.

Baja karbon tinggi (High Carbon Steel)

Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung karbon 0,6% C-1,4% C dan memiliki
tahan panas yang tinggi, kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah. Biji karbon
tinggi memiliki kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk material tools. Salah
satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja. Berdasarkan
jumlah karbon yang terkandung didalam baja maka baja karbon ini digunakan dalam
pembuatan pegas dan alat-alat perkakas seperti palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu,
6

baja jenis ini banyak digunakan untuk keperluan industri lain seperti pembuatan kikir, pisau,
mata gergaji, cetakan, pisau, dan pegas.

Contoh aplikasi dalam industri

CUP BRUSHES KNOT


(untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan logam yang sudah sangat berat
dan awet dalam pemakaian)

PISAU ZIG ZAG


Pisau ini banyak di gunakan pada industri farmasi

Baja Paduan (Alloy Steel)

Menurut Amanto, 1999, baja paduan didefinisikan sebagai suatu baja yang dicampur
dengan satu atau lebih unsur campuran seperti nikel, mangan, molibdenum, kromium,
vanadium, dan wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki
seperti sifat kekuatan, kekerasan, dan keuletannya. Paduan dari beberapa unsur yang berbeda
memberikan sifat khas pada baja. Misalnya baja yang dipadu dengan Ni dan Cr akan
menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras dan ulet. Berdasarkan kadar paduannya baja
paduan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

Baja paduan rendah (Low Alloy Steel)

Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang dari 2,5% wt
misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

Baja paduan menengah (Medium Alloy Steel)

Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5%-10% wt
misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

Baja paduan tinggi (High Alloy Steel)

Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih dari 10%
wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.
Menurut Amstead, 1993 secara umumnya, baja paduan memiliki sifat yang unggul daripada
baja karbon biasa, diantaranya:

1. Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.


2. Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis paduannya.
8

3. Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisisnya tidak banyak berubah.
4.

Memiliki butiran halus dan homogen.

Contoh aplikasi dalam industri

RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR


(untuk menentukan nilai atau besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen
sensitif dari kawat platina, tembaga, atau nikel murni, yang memberikan nilai tahanan yang
terbatas untuk masing-masing temperatur didalam kisaran suhunya)

MESIN EKSTRAK VACUUM EVAPORATOR MULTI EFFECT


(untuk pennang proses Ekstraksi dan pengkonsentrasian cairan dalam farmasi, kimia,
makanan, susu produk industri, terutama yang berlaku untuk berkonsentrasi obat termal di
bawah system vakum dan suhu rendah)

b.

Besi Cor (cast iron)


Besi cor merupakan paduan Besi-Karbon dengan kandungan C 3-4,5%. Paduan ini

memiliki sifat mampu cor yang sangat baik namun memiliki elongasi yang relatif rendah.
Oleh karenanya proses pengerjaan bahan ini tidak dapat dilakukan melalui proses
pembentukan, melainkan melalui proses pemotongan (pemesinan) maupun pengecoran. Dari
warna patahan, dapat dibedakan 3 jenis besi cor yaitu Besi Cor Putih yang terdiri dari
struktur ledeburit (coran keras), struktur campuran antara perlit dengan ledeburit yang disebut
Besi Cor Meliert dan struktur perlit dan atau ferit serta ledeburit masih terdapat sejumlah
unsur karbon dalam bentuk koloni grafit yang disebut Besi Cor Kelabu. Jenis dari ketiga
besi cor tersebut sangat tergantung dari kandungan dan komposisi antara C dan Si serta laju
pendinginannya, dimana laju pendinginan yang tinggi akan menghasilkan struktur besi cor
putih sedangkan laju pendinginan yang lambat akan menghasilkan pembekuan kelabu.
Contoh material berbahan cast iron :

CAST IRON CENTRIFUGAL PUMP


(Pompa yang biasa digunakan pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang
digunakan dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi
sebelum diolah/dipasarkan)

2.

Logam Non Besi (Non Ferrous)


Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur

besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan
10

dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan.
Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah
memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta
cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi karena harganya mahal,
ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik
proses dan laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan memperbaiki
sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan uintuk paduan baja
antara lain, nikel, kromium, molebdenum, wollfram dan sebagainya. Sedangkan dari logam
non ferro ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan sebagainya.

Molibdenum

11

Magnesium

Titanium

Nikel

12

Wolfram

BAHAN NONLOGAM
Bahan nonlogam adalah suatu bahan teknik yang tidak termasuk ke dalam kelompok
logam yang didapat dari bahan galian, tumbuhan atau hasil dari proses pengolahan minyak
bumi. Bahan bahan nonlogam antara lain asbes, karer, dan plastik.
1. Asbes
Asbes adalah suatu jenis mineral terdiri dari asam kerbik dan magnesium yang
berbentuk serat. Untuk beberapa mineral sangat berbeda dalam komposisi kekuatan,
fleksibilitas, dan kualitas dari serat seratnya. Misalnya jenis krisotil yang bentuk seratnya
bervariasi panjang dan pendek, sedangkan jenis antopilit bentuk seratnya bervariasi, tidak
dapat dipintal tetapi lebih tahan terhadap asam. Asbes dipakai untuk melapisi rem mobil.
Serat asbes yang murni dipakai untuk keperluan kimia. Tali asbes dan kain asbes banyak

13

digunakan untuk bermacam macam keperluan. Misalnya untu kaus tangan, baju tahan api,
isolasi listrik dan panas, bahan paking, bius sumbat dan peredam bunyi.

Contoh aplikasi dalam industry:

2. Karet
Karet diperoleh dari getah pohon Hevea brasiliensis yang tumbuh di daerah tropis.
Pohon pohon itu disayat kulitnya untuk mendapatkan getah putih yang disebut lateks.
Lateks yang diperoleh terdiri dari bola karet dan air. Karet tidak dapat menjadi cair, tetapi
pada suhu 200oC menjadi suatu massa kental yang akan memuai pada pemanasan yang lebih
tinggi. Untuk membuat bahan elastis atau kenyal maka karet itu divulkanisir atau diberi
campuran belerang. Karet dapat ditambahlan bahan pengisi, misalnya arang, kapur, antimon,
dan timbel. Karet tahan terhadap keausan. Karet sintesis atau karet tiruan dibuat dari mineral

14

minyak bumi. Karet sintesis lebih tahan terhadap minyak dan gemuk, tetapi kurang tahan
terhadap temperature tinggi.
Contoh aplikasi dalam industry:

3. Plastik
Kita dapat membagi plastik dalam dua golongan yaitu golongan termoplast dan
golongan termohard. Sifat dari kedua golongan plastik tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. Termoplast, dibentuk dari molekul molekul panjang, jadi termoplast adalah bahan yang
dapat menjadi plastik oleh pemanasan dan dalam keadaan ini bahan tersebut dapat dibentuk.
b. Termohard, terbentuk dari molekul molekul bentuk jaringan besar, jadi termohard adalah
bahan yang dengan pemanasan tidak menjadi lembek dan tidak dapat cair.

Contoh aplikasi dalam industry:

15

Referensi
Amanto, Hari, dan Daryanto. 1999. Ilmu Bahan Cetakan Kedua. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Amstead, dkk. 1993. Teknologi Mekanik Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Anonim.1993. ASM Handbook Volume 1: Properties and Selection: Irons, Steels, and HighPerformance Alloys. ASM International.
Kurniawan, Dhadhang W., dan Sulaiman, Teuku N.S., 2012, Teknologi Sediaan Farmasi,
Laboratorium Farmasetika UNSOED, Purwokerto.

16

Anda mungkin juga menyukai