PEMASANGAN INFUS
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD BANYUMAS
Oleh:
Rizka Rahmaharyanti, S.Kep
G4D014001
Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5-6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis
kelamin.Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian
medial bagian atas.Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki,
pungung, bahu, dan bokong. Secara embiologis kulit berasal dari dua lapisan yang
berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari
ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis dan
korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
a. Epidermis
Adalah lapisan luar kulit yang tipis. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk,
mengandung sel melanosit,l angerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda
pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan
kaki.Ketebalan epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi
regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (lapisan yang
paling atas sampai yang terdalam) :
1) Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti.
2) Stratum Lusidum, berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit
tebal telapak tangan dan kaki, tidak tampak pada kulit tipis.
3) Stratum Granulosum, ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya di tengah sitoplasma terdiri oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan
histidin, terdapat pada sel langerhans.
4) Stratum Spinosum, terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan
tonofibril dan memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi
sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus
mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosium dengan
lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosium disebut
5)
kolagen
menebal
dan
sintesa
kolagen
berkurang
dengan
bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan
elastin kulit manusia meningkat kira-kira lima kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut
kolagen sering bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan
kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak banyak keriput. Dermis mempunyai
banyak pembuluh darah, dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel
rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya
derivat epidermis
di dalam dermis.
c. Subcutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hypodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara
trauma
mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme pathogen. Sensasi
telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merangsang raba karena
banyaknya ujung saraf seperti pada daerah bibir, putting, dan ujung jari. Kulit berperan
pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan dan elektrolit, termoregulasi di kontrol
oleh hypothalamus.
marginal, vena fleksus dorsalis. Vena dalam yang menyertai ekstermitas bawah seperti
vena femoralis, vena poplitea.
24) Bersihkan tempat insersi dengan gerakan sirkuler yang kuat menggunakan
larutan alcohol, hindari menyentuh tempat yang telah dibersihkan, biarkan
tempat tersebut mengering selama 30 detik.
25) Lakukan fungsi vena. Tahan vena dengan meletakkan ibu jari diatas vena
dan dengan meregangkan kulit berlawanan arah dengan arah penusukan 57,5 cm ke arah distal tempat penusukan. Jarum kupu-kupu pegang jarum
pada sudut 20-30 dengan bevel ke arah atas sedikit kearah distal terhadap
tempat actual fungsi vena.
26) Perhatikan keluarnya darah melalui slang jarum kupu-kupu atau bilik
fleshback (over the needle catheter) ONC, yang menandakan jarum telah
memasuki vena. Turunkan jarum sampai hampir menyentuh kulit. Dorong
jarum kupu-kupu sampai hubungan menempel dengan tempat fungsi vena.
Dorong catheter ONC 0,06 cm ke dalam vena, lalu lepaskan stiletnya.
Dorong cateter kedalavena sampai hubungan menempel dengan tempat
fungsi vena. Jangan pernah memasukkan kembali stilet setalah
melepaskannya.
27) Tahan catheter dengan satu tangan, lepaskan tourniquet dan lepas stilet
dari ONC. Jangan menutup kembali stilet. Dengan cepat hubungkan
adaptor jarum dari perangkat pemberian heparin lock ke hubungan ONC
atau slang kupu-kupu. Jangan pernah menyentuh tempat masuk adaptor
jarum.
28) Lepaskan klem rol untuk memulai infuse pada kecepatan untuk
mempertahankan potensi aliran IV (tidak diperlukan pada heparin lock).
29) Amankan catheter atau jarum IV (prosedur dapat berbeda, sesuai kebijakan
institusi)
30) Untuk pemberian IV, atur kecepatan aliran sampai tetesan yang tepat per
menit.
31) Tuliskan waktu dan tanggal pemasangan aliran serta ukuran jarum pada
balutan.
32) Lepaskan sarung tangan, rapihkan alat dan cuci tangan
33) Dokumentasikan dan kaji respon pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Price, A & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (Vol 2).
Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah (8 ed)(Vol 2).
Jakarta: EGC.