Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
I. Konsep Puskesmas
Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat
pertama di Indonesia. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, di
mana dibicarakan upaya pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan di tanah
air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang
menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan
sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui
Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat
pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat
Kesehatan Masyarakat(Puskesmas).
Puskesmas pada waktu itu, dibedakan dalam 4 macam, yaitu:
1. Puskesmas tingkat Desa.
2. Puskesmas tingkat Kecamatan.
3. Puskesmas tingkat Kewedanaan.
4. Puskesmas tingkat Kabupaten.
Pada Rakerkesnas ke II tahun 1969, pembagian Puskesmas dibagi menjadi
3 kategori, yaitu:
1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh.
2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh.
3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedik.
Pada tahun 1970, ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan
Nasionaldirasakan pembagian Puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang
sesuai, karena untuk Puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter
penuh atau sama sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam
Puskesmas dengan wilayah kerja tingkat Kecamatan atau pada suatu daerah
dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep ini tetap

dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II pada tahun 1979 yang lalu, dan ini
lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.
Sesuai

dengan

perkembangan

dan

kemampuan

pemerintah

dan

dikeluarkannya Inpres Kesehatan Nomor 5 Tahun 1974, Nomor 7 Tahun 1975 dan
Nomor 4 Tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter
di semua wilayah tingkat kecamatan di seluruh pelosok tanah air, maka sejak
Repelita III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan
penduduk sekitar 30.000 jiwa.
Dan sejak tahun 1979, mulai dirintis pembangunan Puskesmas di daerahdaerah tingkat Kelurahan atau Desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar
30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada di suatu
kecamatan, maka salah satu Puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggung
jawab dan disebut dengan nama Puskesmas Tingkat Kecamatan atau Puskesmas
Pembina. Sedang Puskesmas yang ada di tingkat Kelurahan atau Desa disebut
Puskesmas Kelurahan atau Puskesmas Pembantu. Pengkategorian Puskesmas
seperti ini, hingga sekarang masih digunakan. Dan sejak saat itu Puskesmas
dibagi ke dalam 2 kategori seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu:
1. Puskesmas Kecamatan (Puskesmas Pembina).
2. Puskesmas Desa/ Kelurahan (Puskesmas Pembantu).
II. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang sangat besar dalam
memelihara

kesehatan

masyarakat

di

wilayah

kerjanya

dalam

rangka

meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.

BAB II
ISI
I. Fungsi Puskesmas
Ada tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu:
1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program.
II. Kegiatan Pokok Puskesmas
Kegiatan-kegiatan

pokok

Puskesmas

yang

diselenggarakan

oleh

Puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang, mulai dari 7 usaha pokok


kesehatan, 12 usaha pokok kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang
meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh
Puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap Puskesmas baik
dari segi tenaga, fasilitas dan biaya atau anggaran yang tersedia.

Dua puluh kegiatan pokok Puskesmas:


1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak.
2. Upaya Keluarga Berencana.
3. Upaya Peningkatan Gizi.
4. Upaya Kesehatan Lingkungan.
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena kecelakaan.
7. Upaya Penyuluhan Kesehatan.
8. Upaya Kesehatan Sekolah.
9. Upaya Kesehatan Olahraga.
10. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
11. Upaya Kesehatan Kerja.
12. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
13. Upaya Kesehatan Jiwa.
14. Upaya Kesehatan Mata.
15. Upaya Laboratorium Sederhana.
16. Upaya Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan.
17. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
18. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
19. Upaya Kesehatan Remaja.
20. Dana Sehat
Pelaksanaan kegiatan pokok di atas, diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan unit masyarakat terkecil. Oleh karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat
di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok

tersebut, diperlukan

beberapa fasilitas penunjang, di antaranya:


1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan sederhana
dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan oleh Puskesmas dalam wilayah yang lebih kecil. Setiap

Puskesmas memiliki beberapa Pustu di dalam wilayah kerjanya. Namun ada


kalanya Puskesmas tidak memiliki Pustu, khususnya di daerah perkotaan.
2. Puskesmas Keliling
Puskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor dan
peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga dari
Puskesmas. Kegiatan puskesmas keliling antara lain:
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil
yang tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Pustu dengan
frekuensi 4 kali dalam seminggu atau disesuaikan dengan kondisi geografis
tiap Puskesmas.
b. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa (KLB).
c. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka
rujukan bagi kasus darurat.
3. Bidan Desa
Pada setiap Desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya,
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di Desa tersebut dan
bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas. Wilayah kerja Bidan
Desa adalah satu Desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000 jiwa. Tugas
Utama Bidan Desa adalah membina peran serta masyarakat melalui Posyandu
dan pembinaan kelompok Dasawisma, di samping memberikan langsung
pelayanan di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain
itu juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga Dasawisma
untuk diberi pelayanan seperlunya untuk dirujuk lebih lanjut ke Puskesmas
yang fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
III. Pelayanan Dasar Puskesmas
Semua program pokok yang dilaksanakan di puskesmas dikembangkan
berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar seperti yang di anjurkan
oleh World Helath Organization (WHO) yang dikenal dengan Basic Six. Basic Six
tersebut terdiri atas Maternal and child Health Care, Environmental Sanitation,
5

Health Education (untuk kelompo-kelompok masyarakat), Simple Laboratory,


Communicable Disease Control, dan Simple Statistic (pencatatan-recording atau
pelaporan-reporting).
IV. Program Pokok Puskesmas
Program pokok puskesmas tertuang dalam 6 kegiatan, yaitu:
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
- Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
- Sosialisasi Program Kesehatan
- Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
- Surveilens Epidemiologi
- Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS
(Infeksi Menular Seksual), Rabies
3. Program Pengobatan :
- Rawat Jalan Poli Umum
- Rawat Jalan Poli Gigi
- Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
- Unit Gawat Darurat (UGD)
- Puskesmas Keliling (Puskel)
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
- ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),
- Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun
5. Upaya Peningkatan Gizi
- Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi
6. Kesehatan Lingkungan :
- Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber
air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi
pemerintah
- Survey Jentik Nyamuk.

V. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan (Desa atau Kelurahan). Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas
merupakan perangkat Pemerintah Daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah
kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota dengan saran teknis dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Sehingga Puskesmas bertanggung
jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan
Dati II.
Luas Puskesmas 338m2 untuk 120 ha (luas wilayah). Wilayah kerja
Puskesmas pada tahun 1970 ditetapkan I jenis Puskesmas saja dengan wilayah
kerja tingkat Kecamatan atau daerah dengan jumlah penduduk 30.000 50.000
jiwa. Namun, pada tahun 1979 sesuai dengan Inpres Kesehatan Nomor 5 Tahun
1974, Nomor 7 Tahun 1975 dan Nomor 4 Tahun 1976, maka dirintislah
pembangunan Puskesmas di tingkat

Kelurahan atau Desa dengan jumlah

Penduduk sekitar 30.000 jiwa dan sejak itulah Puskesmas dibedakan atas 2
kategori yaitu: Puskesmas Kecamatan (Puskesmas Pembina) dan Puskesmas
Kelurahan (Puskesmas Pembantu).
VI. Peran Perawat Di Puskesmas
Perawat di Puskesmas diharapkan dapat menjalankan 6 peran dan
fungsinya sebagai berikut:
1. Pemberi Pelayanan Kesehatan
Perawat puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok/ masyarakat yang utuh/ holistik, komprehensif meliputi
pemberian asuhan pada pencegahan tingkat pertama, tingkat kedua maupun
tingkat ketiga. Asuhan keperawatan yang diberikan baik asuhan langsung (direct
care) kepada klien, maupun tidak langsung (indirect) di berbagai pelayanan
kesehatan antar lain klinik Puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas, Puskesmas
pembantu, dan Puskesmas Keliling.
7

2. Pendidik Kesehatan
Pembelajaran

merupakan

dasar

dari

pendidikan

kesehatan

yang

menghubungkan semua tahap kesehatan dan semua tingkat pencegahan. Sebagai


pendidik kesehatan, perawat Puskesmas mampu mengkaji kebutuhan klien,
mengajarkan agar melakukan pencegahan tingkat pertama dan peningkatan
kesehatan klien kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat, pemulihan
kesehatan dari suatu penyakit.
3. Penyuluh Kesehatan
Perawat juga diharapkan mampu memberikan informasi yang tepat untuk
kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit,
pengobatan dan sebagainya serta menolong pasien/ klien menyeleksi informasi
kesehatan yang bersumber dari buku buku, koran, televisi atau teman.
4. Koordinator dan Kolabolator
Perawat Puskesmas melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan
kesehatan yang diterima oleh keluarga dari berbagai program, dan bekerja sama
dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta sebagai
penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya.
5. Panutan dan Model Peran
Perawat menjadi Model Peran hidup sehat bagi masyarakat baik pasien/
klien ataupun keluarga. Menerapkan pola hidup yang sehat dan mencontohkannya
secara langsung pada masyarakat.
6. Penemu Kasus
Perawat Puskesmas berperan dalam mendeteksi dan menemukan kasus
serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit.

Daftar Pustaka
Effendy, Nasrul. Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. (Buku
Kedokteran EGC, Jakarta : 1998)
Efendi, Ferry. Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktik dalamKeperawatan. (Salemba Medika, Jakarta : 2009)
Priharjo, Robert. Pengantar Etika Keperawatan. (Penerbit Kanisius,
Yogyakarta : 2002)

Anda mungkin juga menyukai