skein hemi 45391
8 oe
KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA
ii Riyadh, Saud! Arabia
Diplomatic Quarter, P.O. Box 94343 - Riyadh 11693, Kingdom of Saud Arabia
Tolopon: +966-1 1-4882800, Faksimil +966-11-4882066, E-mall
Kepala Perwakilan R.! BERITA BIASA
ZMK [-ALLVK -]
M. Fachi
/& Dubes LBBP RI
Nomor B-01657/Riyadh/140921
Kepada 4. Yth. Menteri Luar Negeri Ri,
2. Yth. Menteri Agama RI
3. Yth. ‘Menteri Kesehatan’
Up. 1. Yth, Dirjen ASPASAF, Kemenlu RI
2. Yth. Dirjen Pelayanan Haji dan Umrah, Kemenag RI
3. Yth. Sekjen Kemehkes RI
Info 4. Yth. Wameni
2. Yth. Dir. Timteng
3. Yth. Dir. Pelayanan Haj, Kemenag RI
4. Yth. Konjen Ri Jeddah
Dari Dubes Ri Riyadh
Jumiah 3 (tiga) Halaman
Perihal
Keprihatinan Arab Saudi akan maraknya peziarah dengan masalah
kesehatan kronis
Merujuk perihal tersebut diatas, bersama ini disampaikan bahwa SK Arab News,
Sabtu/20 September 2014 telah menurunkan berita dengan judul "Sick pilgrims coming with
wish to dle in KSA criticized” sebagaimana terlampir yang intinya adalah sbb..
1.
Pemerintah Arab Saudi menyatakan keprihatinan atas meningkatnya jumlah
peziarah yang datang dengan membawa masalah kesehatan kronis. Disamping
berpotensi membahayakan kesehatan jamaah hali lainnya, mereka yang memiliki
penyakit kronis dapat menyebabkan, penuhnya fasilitas-fasiltas Kesehatan di
kedua kota suci,
Deputi Menteri Kesehatan urusan kesehatan prevent
mengatakan bahwa haji adalah wajib bagi umat Islam yang mampu beik secara
PUSAT KOMUNIKASI - KEMLU
Abdallah Al-Asirifisik maupun finansial, Namun, banyak diantaranya yang mengabalkan ketentuan
tersebut. Dikatakan Asiri bahwa banyak umat Islam di berbagal belahan dunia
yang percaya bahwa kematian selama berhaji atau Kematian di kedua kota suc!
akan memberikan mereka tempat di surga. Sehingga banyak di antara mereka
yang menyembunyikan masalah kesehatannya saat tiba dan tetap bertekad untuk
melakukan ibadah haji. Hal ini menurutnya adalah kebohongan karena Islam tidak
mengizinkan siapapun yang dengan sengaja memposisikan dirinya dalam situa!
berbahaya.
5. Menurut Al-Asiri adanya kesalahpahaman bahwa kematlan di kedua kota suc!
akan mendapatkan jaminan masuk surga merupakan salah satu sebab dari
meningkatnya jumiah jamaah haji lansia berpenyakit kronis. Untuk itu, pihaknya
mendesak para ulama di berbagai negara untuk menjelaskan ajaran Islam yang
dengan jelas telah menentukan syarat kemampuan fisik bagi jamaah haji
Demikian atas perhatiannya disampaikan terimakasih.
Riyadh, 21 September 2014
Pembuat Berita
_ Ahrul Tsani Fath
5 Sek Il Pensosbud
PUSAT KOMUNIKASI - KEMLUKEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA
RIYADH
KLIPING MEDIA PF PENSOSBUD
Ajab news | EETITET | ots!
eu | dbaell sul
‘JAN | FES [MAR] APR] MEI | JUN | JUL [AGS [GED NOP
1 | 2 | os | | 08 | | o | oe | os | |
a7 [4 [se (20 21 | 22 | | m | 5 | 28 | or
Sick pilgrims coming with wish to die in KSA criticized
JEDDAH: IRFAN MOHAMMED
Saudi Arabia has expressed concern over the inéreasing number of pilgrims arriving with
chronic or serious health problems. Such pilgrims are posing a health hazard for others and
also putting pressure on the health facilities in the holy cities.
“Haj is mandatory for Muslims if they’are physically and financially able,” sald Abdallah Al-
Asiri, the deputy minister for preventive health. “However, many pilgrims are ignoring the
stipulation, which is a matter of concern,”
‘Speaking to Arab News, he said many Muslims in different parts of the world strongly believe
that death during Haj or in holy cities would give them a place in heaven. This belief is
g them hide their health problems as they arrive with determination to undertake the
pilgrimage.
“Unfortunately, many pilgrims believe that their sickness could result in their death during the
pilgrimage, which can give them a place in heaven,” he said.
“This is sheer nonsense and nothing else, and Islam doesn't allow anyone to get intentionally
involved into a dangerous situation,” he said.
“The misconception that death in holy cities is heavenly is one of the reasons that aged and
chronic patients are coming for Haj in increasing numbers,” the minister said. He urged
scholars in different countries to promote Islamic teachings, which clearly specify physical
ability as a condition for performing Haj.
ALAsiri said that hospitals in Mina, Arafat, as well as in Makkah and Madinah are treating
Patients with utmost care. “Most of them suffering from chronic illnesses,” he said.
He said the Health Ministry has intensified its surveillance of pilgrims for Ebola and MERS.
“Our preventive health system is the best in the world,” he said. "We have made elaborate
arrangements for isolating suspected cases.”
PUSAT KOMUNIKASI - KEMLU