keuangan
untuk
memenuhi
keperluan
manajemen
dalam
information,
informasi
akuntansi
diferensial
(differential
hanya
memproduksi
atas
dasar
permintaan,
tanpa
(storage time) yang merupakan salah satu akibat dari aktivitas-bukanpenambah nilai bagi konsumen (non-value-added activities). JIT
mempunyai dampak signifikan terhadap tingkat persediaan, tata letak
pabrik (plant layout), dan penyediaan jasa pendukung.
3. Meningkatnya tuntutan mutu.
Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu yang
dijanjikan kepada pelanggan dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau
total quality control (TQC). TQC merupakan konsep pengendalian yang
meletakkan tanggung jawab pengendalian di pundak setiap karyawan
yang terlibat dalam proses pembuatan produk, sejak desain sampai proses
produksi, sampai produk mencapai pembeli.
4. Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk, serta semakin
pendeknya daur hidup produk.
5. Diperkenalkannya computer-integrated manufacturing.
Dampak perkembangan teknologi informasi terhadap kebutuhan manajemen
akan informasi akuntansi:
1. Informasi Biaya Produk yang Cermat
Tujuannya: (1) konsumen tidak dibebani niaya-bukan-penambah nilai
(non-value-added costs) bagi mereka, (2) laba yang diperoleh perusahaan
yang memasuki persaingan global dan tajam adalah rendah sehingga
hanya perusahaan-perusahaan yang cost-effective saja yang mampu
bertahan dan berkembang dalam situasi persaingan semacam itu.
2. Informasi Biaya Overhead yang Cermat
Biaya overhead pabrik mencerminkan konsumsi sumber daya dalam
pelaksanaan aktivitas tertentu. Manajemen memerlukan informasi ini
dalam setiap aktivitas perusahaan untuk menghasilkan produk agar
mereka mampu melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap
value-added activities dan dapat menghilangkan non-value-added
activities. Dalam posisi ini manajemen akan mampu menjadikan
perusahaannnya cost-effective, salah satu daya saing (competitive edge)
yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia.
5
manajemen
memanfaatkan
teknologi
komputer
untuk
BAB 2
INFORMASI AKUNTANSI PENUH
Konsep Informasi Akuntansi Penuh
Pembahasan informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek
informasi (information object atau information objective). Objek informasi
dapat berupa produk, keluarga produk, aktivitas, departemen, divisi, atau
perusahaan sebagai keseluruhan. Unsur yang membentuk informasi
akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan, dan/atau total biaya.
Full accounting information terdiri dari unsur full assets, full revenues,
dan/atau full costs, yg merupakan salah satu unsur full accounting info.
Full cost merupakan total biaya yg bersangkutan dengan objek informasi.
Jika informasi berupa produk, full cost merupakan total biaya yang
bersangkutan dengan produk tersebut. Perhitungan full cost suatu produk
dipengaruhi oleh metode penentuan harga pokok produksi yang
digunakan: full costing atau variable costing, activity-based costing.
Full costing merupakan salah satu metode penentuan harga pokok
produkasi, yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga
pokok produksi, baik biaya produksi yang berperilaku variabel maupun
tetap. Jika perusahaan menggunakan pendekatan full costing dalam
penentuan harga pokok produksinya, full cost merupakan total biaya
produksi (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya
overhead pabrik variabel + biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan
total biaya nonproduksi (biaya administrasi & umum + biaya pemasaran).
Variable costing membebankan hanya biaya produksi yang berperilaku
variabel saja kepada produk. Jika perusahaan menggunakan pendekatan
variable costing dalam penentuan harga pokok produksinya, full cost
merupakan total biaya variabel (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja
langsung + biaya overhead pabrik variabel + biaya administrasi & umum
variabel + biaya pemasaran variabel) ditambah dengan total biaya tetap
(biaya overhead pabrik tetap + biaya administrasi & umum tetap + biaya
pemasaran tetap).
Activity-based costing pada dasarnya merupakan metode penentuan harga
pokok produk (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan
informasi harga pokok produk secara cermat (accurate) bagi kepentingan
manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya
dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Dengan pendekatan ini, aktivitas pembuatan produk dibagi menjadi tiga
fase: fase desain dan pengembangan, fase produksi, dan fase dukungan
logistik (logistic supports).
Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi dan distribusi produk
dalam lingkungan manufaktur maju adalah sebagai berikut:
1. Unit-Level Activity Costs. Biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya
jumlah unit produk yang dihasilkan. Biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, biaya energi, dan biaya angkutan adalah contoh biaya
yang termasuk dalam golongan ini. Biaya ini dibebankan kepada
produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
2. Batch-Related Activity Costs. Biaya ini berhubungan dengan jumlah
batch produk yang diproduksi. Setup costs, yang merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan ekuipmen sebelum
suatu order produksi diproses, biaya angkutan bahan baku dalam
pabrik, biaya inspeksi, biaya order pembelian adalah contoh biaya
yang termasuk dalam golongan biaya ini. Besar atau kecilnya biaya ini
tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi
produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang
diproduksi dalam setiap order produksi.
3. Product-Sustaining Activity Cost. Biaya ini berhubungan dengan
penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk
mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Biaya ini tidak
terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi dan jumlah batch
produksi yang dilaksanakan oleh divisi penjual.
8
dengan objek biaya. Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu
berperan bagi manajemen dalam:
a) Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu,
b) penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melongok
struktur biaya perusahaan pesaing ,
c) pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri,
d) penentuan harga jual produk atau jasa,
e) penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan dengan
menyediakan informasi biaya untuk aktivitas-bukan-penambah-nilai,
f) penyediaan informasi untuk perbaikan tingkat kemampuan produk
atau jasa dalam menghasilkan laba dengan memantau total biaya daur
hidup produk atau jasa,
g) penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melakukan
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang biaya
mutu (quality costs),
h) Costs reimbursement,
i) inventory costing.
4. Penentuan harga jual dalam cost-type contract.
Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang
pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang
didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh
produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase
tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Biaya penuh masa lalu
dipakai sebagai dasar penentuan harga jual.
5. Penentuan harga jual normal.
Manajemen puncak harus harus memperoleh jaminan bahwa harga jual
produk atau jasa yang dijual di pasar dapat menutup biaya penuh untuk
menghasilkan produk atau jasa tersebut dan dapat menghasilkan
produk atau jasa tersebut dan dapat menghasilkan laba wajar. Harga
jual = Biaya produksi + Biaya nonproduksi + Laba yang diharapkan
11
13
BAB 3
INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL
Salah satu fungsi penting manajemen adalah perencanaan. Dalam perencanaan,
mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan
berbagai macam alternatif. Untuk memutuskan alternatif yang harus dipilih,
mereka menghadapi ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen memerlukan
informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi, sehingga
memungkinkan mereka menentukan pilihan dengan baik. Salah salah satu
informasi penting yang biasanya diperlukan sebagai dasar perencanaan dan
pengambilan keputusan adalah akuntansi differensial.
Proses Pengambilan Keputusan
A. Pengambilan keputusan dilaksanakan melalui empat tahap yang berurutan
berikut ini: 1. Pengakuan dan perumusan masalah atau kesempatan 2.
Pencarian tindakan alternatif dan pengkuantifikasinya masing-masing 3.
Pemilihan alternative optimum atau alternative yang memuaskan 4.
Implementasi dan penindaklanjutan
B. Pengakuan dan Perumusan Masalah atau Kesempatan Keputusan yang
harus diambil oleh manajemen kemungkinan merupakan respon terhadap :
1. Peristiwa yang mengandung masalah 2. Ancaman yang dirasakan ada 3.
Kesempatan yang diperkirakan akan terjadi Jika masalah atau kesempatan
telah ditonjolkan unutk menarik perhatian, masalah atau kesempatan
tersebut harus segera dirumuskan. Informasi akuntansi memiliki
kemampuan untuk memperjelas masalah yang dihadapi oleh manajemen
dengan mewujudkan masalah tersebut dalam bentuk kuantitatif keuangan.
C. Pencarian
Tindakan
MasingMasing
Jika
Alternatif
dan
masalah
atau
Kuantifikasi
kesempatan
Konsekuensinya
telah
selesai
masalah
tersebut
dan menghitung
secara kuntitatif
14
hanya
akan
berhasil
jika
individu
yang
memilki
Informasi
Akuntansi
Manajemen
KEPUTUSAN
Dalam
Dalam
Pengambilan
Keputusan
A. PENGAMBILAN
pengambilan
keputusan,
pengambilan
keputusan
dan
sekaligus
melaksanakan
keputusan,
karena
pengambilan
keputusan
selalu
17
untuk
dipilih.
Jika
keputusan
yang
sedang
di
Informasi
Akuntansi
Diferensial
Dalam
Pengambilan
Keputusan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Umummya manajemen menghadapi 4
macam pengambilan keputusan jangka pendek yaitu: 1. Membeli atau
membuat sendiri (make or buy decision) 2. Menjual atau memproses lebih
lanjut suatu produk (sell or process further) 3. Menghentikan atau
melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian
20
pengorbanan,
menguntungkan
jika
alternatif
dipilih.
Jika
membeli
manfaat
dari luar
lebih
kecil
lebih
dari
pengadaan
mesin
dan
perlengkapan
produksi.
Dua
mengalami
kerugian.
Informasi
yang
relevan
untuk
informasi
yang
pendapatan
ditanggung
diferensial
karena
dan
pemilihan
merupakan
alternatif
ekspansi
pabrik
secara
terus-menerus.
Dengan
seringkali
mendorong
manajemen
puncak
untuk
diterimanya
pesanan
khusus
tersebut)
lebih
tinggi
yang
dipengaruhi
pajak
diperoleh
perorangan.
penghasilan.
Para
Hampir
manajer
semua
keputusan
berkewajiban
untuk
24
BAB 4
INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Konsep Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu informasi tentang
aktiva, pendapatan, dan biaya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab
unit-unit organisasi yang bertanggung jawabatas pertanggungjawaban tertentu
dalam suatu organisasi.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban terdiri atas :
1. Informasi biaya masa lalu. Biaya yang menjadi tanggung jawab seseorang
yang digunakan dalam proses perencanaan. Contohnya : budget
2. Informasi biaya masa dating. Biaya sesungguhnya yang menjadi tanggung
jawab
seseorang
dalam
bentuk
laporan.
Contohnya
laporan
kinerja
manajer
pusat
pertanggungjawaban.
Informasi
selain
itu
juga
dapat
memungkinkan
mereka
melakukan
manfaat
yang
diperoleh
dari
informasi
akuntansi
mulyadi
(1997:214), Sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
2.
akan
memusatkan
perhatiaanya
terhadap
perbaikan
akuntansi
pertanggungjawaban
kepada
manajer
yang
pertanggungjawaban
tradisional
menganggap
bahwa
27
4.
5.
Aktivitas yang
Perubuhan sifat
Aktivitas
28
b.
aktivitas
yang
tidak
memberikan
nilai
tambah
dan
dalam
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
harus
30
Tanggung
Jawab
Biaya
Dalam
Akuntansi
Pertanggungjawaban Tradisional
Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya biaya, ada dua metode
yang dapat dilakukan, yaitu :
a.
listrik dibebani tanggung jawab atas terjadinya biaya listrik tersebut karena
biaya listrik dikeluarkan oleh departemen listrik sedangkan bagian
departemen produksi dan departemen lain tidak dibebani.
b.
dalam
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
harus
Tepat Waktu
Mudah dimengerti
32
Tanggung
Jawab
Biaya
Dalam
Akuntansi
Pertanggungjawaban Tradisional
Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya biaya, ada dua metode
yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Didasarkan pada biaya yang dikeluarkan. Contohnya : departemen
listrik dibebani tanggung jawab atas terjadinya biaya listrik tersebut
karena biaya listrik dikeluarkan oleh departemen listrik sedangkan
bagian departemen produksi dan departemen lain tidak dibebani.
b. Berdasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi. Contoh : departemen
listrik menjadi tanggung jawab penuh manajer listrikatau dapat
dialokasikan ke departemen pemakai sesuai dengan perilaku manajer yang
hendak dituju.
Contoh :
Departemen listrik menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan 3
Departemen produksi X, Y, dan Z. Kapasitas Departemen listrik per tahun
adalah 320.000 Kwh dengan jumlah biaya listrik tersebut sebesar Rp
1.000.000 yang terdiri dari biaya tetap Rp 700.000 dan biaya variabel Rp
300.000. kebutuhan minimum departemen X, Y, dan Z masing-masing
80.000 Kwh, 70.000 Kwh, dan 50.000 Kwh.
Jawab:
Data Departemen Listrik
33
Biaya Tetap
Rp 700.000
Biaya Variable
Rp 300.000
Rp 1.000.000
320.000 Kwh
80.000 Kwh
Departemen Y
70.000 Kwh
Departemen Z
50.000 Kwh
200.000 Kwh
120.000 Kwh
=Rp 350.000
=Rp 250.000
Rp1.000.000
(80.000/200.000) x Rp 700.000
(300.000/120.000)
= Rp 280.000
= Rp 2,5 / Kwh
Departemen Y
Biaya Tetap
Biaya Variable
(70.000/200.000) x Rp 700.000
(300.000/120.000)
= Rp 245.000
= Rp 2,5 / Kwh
Departemen X
Biaya Tetap
Biaya Variable
(50.000/200.000) x Rp 700.000
(300.000/120.000)
= Rp 175.000
= Rp 2,5 / Kwh
= Rp 3,125 / Kwh
= Rp 3,125 / Kwh
= Rp 3,125 / Kwh
34
BAB 5
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM
PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK
Perencanaan Laba Jangka Pendek
Perencanaan Laba Jangka Pendek dilakukan sebagai bagian dari proses
penyusunan anggaran perusahaan. Dalam perencanaan laba jangka pendek,
manajemen mempertimbangkan berbagai usulan yang berakibat pada :
Harga Jual
Volume Penjualan
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Laba bersih
Oleh karena itu dalam perencanaan jangka pendek manajemen membutuhkan
informasi akuntansi differensial berupa :
(1) Taksiran pendapatan diferensial
(2) Taksiran biaya diferensial yang berdampak pada laba bersih
Dampak terhadap laba bersih tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam
memutuskan usulan kegiatan dalam proses perencanaan anggaran.
Alat analisis yang mampu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam
proses penyusunan anggaran dan berbagai parameter yang bermanfaat untuk
perencanaan laba jangka pendek yaitu:
1. Impas
Impas memberikan informasi tingkat penjualan suatu usaha yang labanya
sama dengan nol. Paramater ini memberikan informasi kepada
manajemen, dari jumlah target pendapatan penjualan yang dianggarkan,
berapa pendapatan penjualan minimum yang harus dicapai agar usaha
perusahaan tidak mengalami kerugian.
35
2. Margin of safety
Memberikan informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau
pendapatan penjualan tertentu maksimum boleh turun agar suatu usaha
tidak menderita rugi.
3. Shut down point
Memberikan informasi pada tingkat penjualan berapa suatu usaha secara
ekonomis sebaiknya ditutup karena pendapatan penjualannya hanya
dapat digunakan untuk menutup biaya tunai saja.
4. Degree of operating leverage
Memberikan informasi berapa kali lipat presentase tertentu perubahan
pendapatan penjualan mengakibatkan perubahan laba bersih.
5. Laba kontribusi perunit (Contribution margin)
Memberikan informasi kemampuan suatu produk dalam memanfaatkan
sumber daya yang langka untuk memberikan kontribusi dalam menutup
biaya tetap dan menghasilkan laba. (Kelebihan pendapatan penjualan di
atas biaya variabel)
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi
manajemen dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses
penyusunan anggaran perusahaan. Dalam proses perencanaan laba jangka
pendek manajemen memerlukan informasi akuntansi diferensial untuk
mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual & biaya
terhadap laba perusahaan. Analisis impas & analisis biaya-volume-laba
merupakan teknik untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka
pendek.
Untuk memberikan gambaran proses perencanaan laba jangka pendek,
berikut ini diberikan Contoh 1 .
Departemen anggaran PT.X menyajikan laporan L/R projeksian
(Projected Income Statement ) untuk tahun anggaran 20X2 sbb:
36
PT. X
Laporan Laba Rugi Projeksian
Pendapatan
%
100%
penjualan
Biaya Variabel
Rp. 300.000.000
60%
Laba kontribusi
Rp. 200.000.000
40%
Biaya tetap
Rp. 150.000.000
30%
Laba bersih
Rp. 50.000.000
10%
Dalam proses penyusunan anggaran induk perusahaan, laporan L/R
yang disusun dengan metode variable costing yang membantu manajemen
puncak dalam mempertimbangkan usulan kegiatan yang diajukan oleh
manajemen menengah. Keputusan jangka pendek umumnya menyangkut
penambahan / pengurangan volume kegiatan.
Dari laporan L/R yang disusun menurut metode variabel costing,
manajemen dapat memperoleh pemanfaatan dari alat-alat analisis diatas
yaitu :
1. Impas
Dari lap.L/R diatas target pendapatan (revenues) yang diharapkan
perusahaan Rp. 500.000.000, dari target tersebut manajemen memerlukan
informasi berapa pendapatan minimum yang harus dicapai perusahaan untuk
tahun anggaran yang akan datang agar tidak rugi. Dari target tersebut diatas
impas dapat dihitung sebesar Rp. 375.000.000 ( Rp. 500.000.000 / 40 % ).
Angka tersebut diatas menunjukkan bahwa dari target pendapatan penjualan
(revenues) yang direncanakan sebesar Rp. 500.000.000 minimum perusahaan
harus dapat menjual Rp. 375.000.000 agar perusahaan tidak rugi.
Jika perusahaan mampu memperoleh pendapatan penjualan diatas impas,
perusahaan baru dapat menghasilkan laba. Semakin rendah impas berarti
semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh kesempatan untuk
mendapatkan laba.
2. Margin Of Safety
37
yang
berarti
setiap
1%
kenaikan
pendapatan
penjualan
akan
Produk
Konsumsi Jam
Jumlah
Contribition
Contribition
Peringkat
39
mesin perunit
Produk
dihasilkan
produk
perjam mesin
(1)
5
10
25
A
B
C
kemampuan
mesin
produk dalam
(2) X (3)
memanfaatkan
1: (1)
sumberdaya yang
(2)
0,20
0,10
0,04
langka
(5)
1
2
3
(3)
Rp. 800
1000
2000
(4)
160
100
80
impas
dengan
teknik
persamaan
dilakukan
dengan
bx _ _
Laba kontribusi
cx-bx
Biaya Tetap
a__
Laba bersih y
Perusahaan akan mencapai keadaan impas jika jumlah pendapatan sama
dengan jumlah biaya (laba=0),atau jika dinyatakan dalam persamaan sbb:
0 = cx - bx
cx = bx + a
Persamaan tersebut diselesaikan sbb:
cx bx = a
x(c-b) = a
x = a / (c-b)
Keterangan :
cx = bx + a Pendapatan penjualan = biaya
cx bx = a Laba kontribusi = biaya tetap
41
x = a / (c-b) Impas (dalam satuan produk) = biaya tetap dibagi dengan selisih
antara harga jual persatuan dengan biaya variabel persatuan
X adalah kuantitas yang dijual pada keadaan impas
Jadi rumus perhitungan impas dalam satuan produk yang dijual adalah :
Impas dlm (Q) = Biaya tetap _
Harga jual persatuan Biaya variabel persatuan
Impas dalam rupiah penjual dapat dicari rumusnya dengan cara
mengalikan rumus impas tersebut diatas dengan c, yaitu harga jual persatuan
produk.
Jadi impas dalam rupiah penjualan dpt dihitung dengan rumus sbb:
Impas (Rp) = Biaya tetap _
Contribution margin ratio
Contoh 2:
Dalam suatu pasar malam, pak Amat akan membuka tempat penitipan
sepeda. Dia menyewa tempat yang dapat menampung 500 sepeda. Sewa
tersebut permalam Rp.1.500. Untuk menjaga sepedadia akan mepekerjakan
dua orang, dengan upah Rp. 1.000 semalam perorang, ditambah upah insentif
sebesar Rp. 2,50 perorang untuk setiap sepeda yang masuk titipan. Tarif
titipan yang dibebankan kepada pemakai jasa adalah sebesar Rp 25 persepeda
semalam. Perhitungan proyeksi laba permalam apabila 500 sepeda masuk ke
tempat penitipan sepeda pak Amat disajikan sbb:
Pendapatan penjualan 500 X Rp.25
jasa titipan sepeda
Biaya variabel:
Upah insentif untuk 500
dua karyawan
Rp.2.50
Laba kontribusi
Biaya tetap:
Sewa tempat titipan
Upah
dua
orang
JUMLAH
Rp. 12.500
%
100
X2.500
_ 20
Rp. 10.000
Rp. 1.500
2.000
_ 80
+
karyawan
Rp. 3.500
28
42
Laba bersih
Rp. 6.500
52
Pak Amat ingin memperoleh informasi berapa jumlah minimum sepeda yang
harus masuk setiap malam ketempat penitipan sepedanya,agar usaha titipan
tersebut tidak mengalami kerugian.
Jumlah sepeda minimum yang harus masuk setiap malam agar usaha pak
Amat dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam adalah :
Impas ( dlm kuantitas ) = Biaya tetap _
Harga jual persatuan By Variabel persatuan
= 3.500 _ = 175
25-5
Jika sepeda yang masuk titipan semalam minimum berjumlah 175 buah,
maka usaha pak Amat akan dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan
semalam, sehingga usaha tersebut tidak mengalami kerugian.
Impas juga dapat dinyatakan dalam jumlah rupiah pendapatan dari usaha
titipan sepeda sbb:
Impas (Rp) = Biaya tetap _
Contribution Margin ratio
= 3.500 _ = Rp.4.375
80%
Jika pada suatu malam pak Amat menerima uang pendapatan penjualan jasa
titipan sepeda sebanyak Rp.4.375, dia dapat tenang hatinya karena dari
pendapatan penjualan jasa tersebut, minimum dia sudah dapat menutup biaya
yang dikeluarkan malam ini. Dengan kata lain sepeda yang masuk sudah
mendatangkan laba 80% (contribution margin ratio) dari uang pendapatan
penjualan jasa titipan sepeda yang diterimanya. Bukti bahwa pada pak Amat
menerima uang pendapatan penjualan jasa titipan sebanyak Rp.4.375
usahanya belum memperoleh laba,tetapi juga tidak rugi dapat diikuti dalam
perhitungan sbb:
Pendapatan penjualan jasa titipan sepeda 175 x Rp.25 = Rp. 4.375
Biaya variabel 175 x Rp. 5 =Rp. 875
Laba kontribusi Rp. 3.500
43
Biaya tetap :
Sewa tempat titipan
Rp. 1.500
Kg
Sediaan awal
100
200
Rp. 10.000
7.000
8.000
Rp. 25.000
10.000
variabel
Biaya pemasaran variabel
Jumlah biaya variabel
8.000
Rp.43.000
Rp.37.400.000
15.000.000
25.000.000
Rp.77.400.000
Rp. 2.500.000
Jumlah
Rp.172.000.000
44
%
100%
Biaya variabel:
100 X Rp.25.000
Rp.27.500.000
Rp. 43.000.000
25%
Sediaan awal
1.100XRp.25.000
Rp.30.000.000
Rp 129.000.000
75%
5.000.000
Rp. 77.400.000
Rp.25.000.000
Rp. 51.600.000
Biaya
variabel
X Rp.8.000
Sediaan akhir
1.000XRp.10.000
8.000.000
10.000.000
Rp.37.400.000
pemasaran
variabel
15.000.000
25.000.000
biaya
variabel
Laba kontribusi
Biaya tetap:
Biaya
overhead
pabrik tetap
Biaya
pemasaran
tetap
Biaya
administrasi
45
Contoh 4
Dalam contoh 2 diatas diketahui bahwa :
Harga jual produk persatuan (c) = Rp. 172.000
Biaya variabel persatuan (b) = Rp. 43.000
Biaya tetap pertahun (a) = Rp. 77.400.000
Untuk berbagai macam volume penjualan (x) pendapatan penjualan,biaya
variabel,biaya tetap dan total biaya disajikan berikut ini:
melakukan
diversifikasi
produk
yang
diproduksi
dan
47
Keterangan :
K = total biaya
a = total biaya tetap
b = biaya variabel perunit
x = unit level activities
Dalam perhitungan impas berdasarkan activity based costing, total biaya
terdiri dari biaya tetap dan berbagai tipe biaya variabel, yang dinyatakan
dalam persamaan berikut ini :
K = a + b1x1 + b2x2 + b3x3
Keterangan :
k = Total biaya
a = facility sustaining activity cost
b1 = biaya variabel persatuan unit level activity
b2 = biaya variabel persatuan batch related activity
b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity
x1 = unit level activities
x2 = batch related activities
x3 = product sustaining activities
Jika harga jual persatuan produk sama dengan c, maka persamaan laba
berdasarkan activity based costing adalah :
Y = cx1 - a b1x1 b2x2 b3x3
Keterangan :
Y = laba
cx1 = Pendapatan penjualan (harga jual perunit kali kuantitas yang dijual
yang ditunjukkan oleh unit level activities)
a = facility sustaining activity costs
b1 = biaya variabel persatuan unit level activity
b2 = biaya variabel persatuan batch related activity
b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity
x1 = unit level activities
x2 = batch related activities
48
49
Dengan pendekatan activity based costing, biaya diatas perlu dirinci lebih
lanjut seperti disajikan berikut:
Jenis biaya Jumlah cost driver Cost driver Biaya/unit
Unit level activity costs
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Rp. 6.000
Rp. 5.000
Rp. 500
Rp. 12.000
Rp. 20.000.000
30.000.000
50.000.000
Rp.100.000.000
Impas =
Facility sustaining activity costs + Product sustaining activity costs + Batch related activity costs
Harga jual/unit Unit level activity cost
= Rp. 50.000.000 + ( 20 x Rp. 1.000.000 ) + ( 1000 x Rp. 30.000)
Rp. 20.000 Rp. 12.000
= 12.500 unit
2. Margin Of Safety
Analisis impas memberikan informasi mengenai berapa jumlah volume
penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian. Jika angka
impas dihubungkan dengan angka pendapatan penjualan yang dianggarkan
atau pendapatan penjualan tertentu, akan diperoleh informasi berapa volume
penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu boleh turun
agar perusahaan tidak menderita rugi. Selisih antara volume penjualan yang
50
Contoh 8
Apabila dalam contoh 3, biaya tetap sebesar Rp. 77.400.000 tersebut
terdiri dari biaya keluar dari dari kantong Rp. 64.500.000 dan biaya
terbenam( sunk cost ) sebesar Rp. 12.900.000, maka dapat dibuat taksiran
laba tunai dan laba akuntansi (accounting profit , yaitu pendapatan penjualan
dikurangi dengan biaya biaya, baik terbenam maupun biaya keluar dari saku
). Titik penutupan usaha dapat pula dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini :
Titik penutupan usaha = Biaya tetap tunai _
Contribution margin ratio
Jika datanya berasal dari contoh 3, titik penutupan usaha ditentukan sbb:
Titik penutupan usaha = 64.500.000 = Rp. 86.000.000
75%
Atau dalam satuan produk, titik penutupan usaha dihitung sbb:
Titik penutupan usaha = 64.500.000 = 500 kg
52
172000 43.000
Dengan demikian usaha pengolahan produk A dalam contoh 3 harus
dihentikan jika penjualannya berada dibawah titik penutupan usaha sebesar
Rp. 86.000.000 atau 500 kg.
4. Degree Of Operating Leverage (DOL)
Degree Of Operating Leverage memberikan ukuran dampak perubahan
pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Dengan parameter ini, manajemen akan dengan cepat mengetahui dampak
setiap usulan kegiatan yang menyebabkan pendapatan penjualan terhadap
laba bersih perusahaan.
Degree of operating Leverage dihitung dengan rumus :
DOL = Laba kontribusi
Laba bersih
Karena laba kontribusi berubah sebanding dengan perubahan pendapatan,
dengan demikian setiap perubahan pendapatan penjualan dapatdiketahui
dengan
cepat
dampak
perubahannya
terhadap
laba
bersih dengan
43.000.000
Rp. 129.000.000
77.400.000
Rp. 51.600.000
Dari laporan laba rugi projeksian diatas, pada tingkat penjualan Rp.
172.000.000, DOL perusahaan tersebut adalah sebesar 2,5 kali ( Rp.
129.000.000 / Rp. 51.600.000).
Pada tingkat penjualan tersebut jika misalnya Departemen pemasaran
mengusulkan promosi produk dengan cara tertentu, yang diperkirakan akan
mengakibatkan kenaikan volume penjualan sebesar 5%, maka dengan cepat
53
27.090.000
Rp.
Biaya tetap
Laba bersih
81.270.000
77,400.000
Rp. 3.870.000
54
BAB 6
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM
KEPUTUSAN INVESTASI
Dalam perencanaan jangka panjang, manajemen puncak menghadapi masalahmasalah yang berhubungan dengan investasi atau penanaman modal (capital
expenditure) seperti masalah penggantian aktiva tetap yang sudah tidak ekonomis
pemakaiannya. Karena pada umumnya investasi membutuhkan dana yang relatif
besar, dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang,
serta mengandung risiko, maka diperlukan pertimbangan yang masak sebelum
investasi
tersebut
dilaksanakan.
Di
antara
berbagai
informasi
yang
55
investment)
Contohnya adalah pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka
panjang, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya program
pelatihan dan pendidikan karyawan. Dalam mempertimbangkan investasi
jenis ini, pedoman persentase tertentu dari hasil penjualan tidaklah
merupakan kriteria yang memuaskan, dan biasanya manajemen puncak
lebih banyak mendasarkan pada pertimbangannya (judgement) daripada
atas dasar analisis data kuantitatif.
3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)
diferensial)
yang
akan
diperoleh
atau
adanya
kenaikan
Seringkali
pendapatan
diferensial
juga
perlu
juga dikenakan pajak penghasilan. Nilai buku aktiva tetap yang diganti
merupakan harga pokok aktiva tetap yang belum didepresiasi. Nilai Buku
aktiva tetap yang diganti merupakan biaya terbenam (sunk cost), tetapi karena
tahun-tahun berikutnya tidak lagi akan dibebani biaya depresiasi aktiva tetap
yang diganti tersebut, dan hal ini akan mempunyai akibat terhadap
pembayaran pajak penghasilan, maka nilai buku ini harus dipertimbangkan
dalam memperhitungkan dampak pajak.
Kriteria Penilaian Investasi
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk
memilih berbagai macam alternatif investasi.
1. Pay-back Method
Dalam pay-back method, faktor yang menentukan penerimaan atau
penolakan suatu investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menentukan kembali investasi. Rumus perhitungan pay-back (dalam
tahun) dapat dibagi menjadi dua kelompok:
a. Rumus perhitungan pay-back period yang belum memperhitungkan
pajak penghasilan.
Pay-back period (dalam tahun) = Investasi / Kas masuk bersih
(+) Kebaikan Pay-back Method
1) Untuk investasi yang besar risikonya dan sulit untuk diperkirakan,
maka tes dengan metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang
diperlukan untuk pengembalian investasi.
58
2) Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang
mempunyai rate of return dan risiko yang sama, sehingga dapat dipilih
investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
(-) Kelemahan Pay-back Method
1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
2) Tdk mmprlihatkan pndapatan selanjutnya setelah invest.pokok kembali,
padahal penting u/ menghitung kemampuan menghasilkan laba.
2. Metode Rata-rata Kembalian Investasi (Average Return on Investment
Method atau Unadjusted Rate of Return Method).
Rata-rata kembalian investasi = Laba sesudah pajak
Rata-rata investasi
Laba sesudah pajak sama dengan laba tunai (cash profit) dikurangi dengan
biaya depresiasi (capital recovery). Oleh karena itu rumus perhitungan
tarif kembalian investasi (rate of return investment) adalah:
ARR = Rata-rata kembalian kas tahunan Penutupan Investasi
Rata-rata investasi
Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah;
a. Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat
memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak
perusahaan.
b. Jika pengambil keputusan nelum memiliki batasan tarif kembalian
investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah
yang memberikan tingkat kembalian yang terbesar.
(+) Kebaikan metode ini adalah memperhitungkan aliran kas selama umur
proyek investasi.
(-) Kelemahan Metode Rata-rata Kembalian Investasi
1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
2) Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi.
3. Present Value Method
Dalam
keputusan
penambahan
aktiva
tetap,
informasi
akuntansi
dibandingkan
dengan
aktiva
diferensial
untuk
60
membayarkan
dividen
kepada
pemegang
saham
biasa.
Rumus
+
t
maju & menerapkan JIT philosophy dalam produksinya, mutu produk dapat
diandalkan, kepuasan pelanggan meningkat, posisi daya saing menjadi kuat,
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar menjadi lebih
besar.
Nilai Residu. Seringkali diabaikan dalam pengambilan keputusan investasi.
Alasannya adalah Ketidakpastian mengenai jumlahnya, sehingga menyulitkan
penaksirannya.
Discount Rate. Investasi dalam lingkungan manufaktur maju baru merupakan
investasi yang layak untuk dilakukan jika aliraan kas masuk dipertimbangkan
untuk jangka waktu panjang. Jika discount rate yang dipilih terlalu tinggi, hal
ini akan mengakibatkan pengambil keputusan cenderung mengambil
keputusan cenderung mempertimbangkan aspek jangka pendek.
63
BAB 7
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM
PENENTUAN HARGA JUAL
Keputusan Penentuan Harga Jual
Karena permintaan konsumen atas produk dan jasa tidak mudah ditentukan
oleh manajer penentu harga jual, maka dalam penentuan harga jual, manajer
tersebut akan menghadapi banyak ketidak pastian. Selera konsumen, jumlah
pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan oleh pesaing,
merupakan contoh faktor-faktor yang sulit untuk diramalkan, yang mempengaruhi
pembentukan harga jual produk atau jasa di pasar.
Biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan.
Di bawah biaya penuh atau produk jasa, harga jual akan mengakibatkan kerugian
bagi perusahaan. Hal ini bisa mengakibatkan perusahaan akan berhenti sebagai
going concern atau akan mengganggu pertumbuhan perusahaan. Dengan
demikian manajer penentu harga jual senantiasa memerlukan informasi biaya
produk atau jasa dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual, meskipun
biaya tidak menentukan harga jual dan bukan satu-satunya faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan harga jual.
Manfaat Informasi Biaya Penuh dalam Keputusan Penentuan Harga
Jual
a. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang
dihadapi oleh pengambil keputusan.
b. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi
perusahaan dari kemungkinan kerugian.
c. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer
penentu harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing.
d. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan
memasuki pasar.
64
harga
jual
waktu
dan
bahan
ini
pada
dasarnya
65
mempertimbangkan
penerimaan
pesana
khusus,
informasi
penentuan
harga
barang
dan
jasa banyak
hal
yang
66
Rp3.000.000.000
200.000.000
Biaya pemasaran
300.000.000 +
3.500.000.000
67
Total aktiva yang diperkirakan pada awal yang diperkirakan pada awal tahun
anggaran adalah sebesar Rp4.000.000.000 dan laba yang diharapkan yang
dinyatakan dalam tarif kembalian investasi adalah sebesar 25%
2. Misalkan untuk menghasilkan listrik diperlukan investasi sebesar
Rp3.200.000.000 untuk pengembalian mesin dan ekuipment serta modal
kerja.listrik pada Taksiran biaya produksi pada volume produksi
100.000.000 kwh per tahun adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku
Rp4.000.000.000
3.000.000.000
8.000.000.000 +
Rp 15.000.000.000
Rp 200.000.000
Biaya pemasaran
300.000.000
1.000.000.000 +
Jumlah
1.500.000.000
Biaya produksi
3.000.000.000 :
Persentase markup
50%
3.000.000.000
1.500.000.000+
4.500.000.000
Volume produk
1.000.000 :
Rp
4.500
68
2. Perhitungan markup:
Taksiran biaya administrasi dan umum
Taksiran biaya pemasaran
Laba yang diharapkan 25% x 3.200.000.000
Jumlah
Taksiran biaya produksi
700.000.000
1.500.000.000
800.000.000 +
Rp 3.000.000.000
15.000.000.000 :
Persentase markup
20%
4.000.000.000
3.000.000.000
8.000.000.000 +
15.000.000.000
3.000.000.000 +
18.000.000.000
100.000.000 :
Rp
180
69
BAB 8
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM
PENENTUAN HARGA TRANSFER
Latar Belakang Timbulnya Masalah Transfer
Masalah penentuan harga transfer dijumpai pada perusahaan yan
organisasinya di susun menurut pusat-pusat laba, dan antar pusat laba yang
dibentuk tersebut terjadi transfer barang atau jasa. Perusahaan semacam ini
biasanya adalah perusahaan yang telah mengalami kemajuan yang pesat dan
kompleksitas. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat
dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi dalam
organisasi
yang
telah
melakukan
diferensiasi
bisnis.
a.Diferensiasi
Diferensiasi adalah proses pembagian pekerjaan menjadi tugas-tugas yang
diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.
b.Diversifikasi
Diversifikasi merupakan proses pembentukan unit-unit organisasi untuk
menghadapi berbagai lingkungan industri.
c.Integrasi
Integrasi merupakan usaha untuk mengkoordinasikan divisi-divisi yang
terbentuk dari adanya diferensiasi dan diversifikasi agar divisi-divisi yang
telah terbentuk tidak tercerai-berai.
Harga transfer memiliki peran ganda. Di satu sisi, harga transfer
mempertegas diversifikasi yang dilakukan oleh manajemen puncak.Harga
transfer menetapkan dengan tegas hak masing-masing divisi untuk
mendapatkan laba. Di sisi lain, harga transfer berperan sebagai salah satu alat
untuk menciptakan mekanisme integrasi. Misalnya dlm penentuan sumber
pengadaan barang,manajemen puncak dpt menempuh kebijakan jika
menguntungkan perusahaan secara keseluruhan,manajer divisi dipaksa untuk
memilih sumber pengadaan dari divisi lain dalam perusahaan, tidak dari
pemasoklain.
70
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan.
Desentralisasi dapat mengambil salah satu dari tiga bentuk berikut ini :
(1) Desentralisasi berdasarkan fungsi ( functional decentralization ),
(2) Desentralisasi berdasarkan daerah ( geographical decentralization ),
(3)
Desentralisasi
berdasar
laba
profit
decentralization
tentang
kondisi
setempat.
mengelola
unit
organisasi
tingkat
bawah.
bagi
para
kelemahan
manajer
desentralisasi
untuk
berprestasi.
adalah
secara
terpusat.
perusahaan yang telah mendesentralisasikan organisasinya ke dalam pusatpusat laba menimbulkan berbagai masalah , terutama masalah yang
menyangkut penentuan harga transfer yang adil bagi semua pihak yang
terkait, masalah motivasi, pengukuran kinerja, dan masalah pencapaian
tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Karakteristik Harga Transfer
Jika antar pusat laba dalam suatu perusahaan membeli dan menjual barang,
ada dua macam keputusan yang harus dibuat :
1) Keputusan pemilihan sumber. Apakah memproduksi sendiri ataukah
membeli dari pemasok. Keputusan ini disebut sourcing decision.
2) Keputusan penentuan harga transfer. Jika barang diproduksi di dalam
perusahaan sendiri, keputusan berikutnya adalah pada harga transfer dari
divisi penjual ke divisi pembeli. Keputusan ini dikenal dengan istilah
transfer pricing decision.
Harga transfer pada hakikatnya memiliki tiga karakteristik berikut :
a. Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait hanya
diukur kinerjanya berdasarkan atas laba yang diperoleh mereka dan harga
transfer merupakan unsur yang signifikan dalam membentuk biaya penuh
barang yang diporduksi di divisi pembeli.
b. Harga transfer mengandung unsur laba di dalamnya
c. Harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi dan
sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
Masalah yang Dirundingkan Dalam Penentuan Harga Transfer
Dua masalah yang dirundingkan antara divisi penjual dan divisi pembeli
adalah
antar divisi didasarkan pada biaya penuh produk yang ditransfer. Biaya
penuh yang dipakai sebagai dasar penetuan harga transfer dapat dipilih
dari dua macam biaya, yaitu biaya penuh sesungguhnya dan biaya
penuh standar.
Jika activity based cost dipakai sebagai pendekatan perekayasaan biaya
yang digunakan sebagai dasar penetuan harga transfer, maka unsurunsur yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Unit level activity cost. Biaya ini dibebeankan oleh divisi penjual
berdasarkan biaya standar dikalikan jumlah produk yang ditransfer.
2) Batch-related activity cost. Biaya ini dibebankan kepada divisi
pembeli berdasarkan jumlah batch-related activity cost standar yang
dikeluarkan ole divisi penjual
3) Product-sustaining activity cost. Biaya ini dibebankan kepada
produk berdasarkan taksiiran jumlah unit produk yang akan dihasilkan
selama umur produk tersebut.
4) Facility-sustaining activity cost. Biaya ini dibebankan kepada
produk berdasarkan taksiran unit produk yang dihasilkan pada
kapasitas normal divisi penjual.
b. Penentuan harga transfer atas dasar harga pasar.
Harga pasar merupakan harga kesempatan bagi divisi penjual maupun
pembeli. Bagi divisi penjual, harga pasar merupakan penghasillan yang
akan dikorbankan didalam transfer produk kepada divisi pembeli,
sedangkan bagi divisi pembeli harga pasar tersebut merupakan biaya
yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari pihak
luar.
Masalah dalam Penentuan Harga Transfer
Setiap harga transfer akan menjadi biaya variabel bagi divisi pembeli,
meskipun dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, harga
transfer tersebut mengandung unsur biaya tetap dari divisi penjualan. Jika
di devisi pembeli terdapat kapasitas yang berlebih, analisis biaya yang
dilakukan oleh divisi pembeli untuk pengambilan keputusan jangka
73
secara
keseluruhan.
Masalah tersebut selalu timbul jiak produk atau jasa ditransfer dari divisi
penjual ke divisi pembeli dengan menggunakan harga transfer persatuan.
Masalah
ini
menjadi
lebih
besar
dalam
perusahaan
yang
yang
sama.
divisi
penjual.
dua
1.Memperlakukan
alternatif
divisi
yang
penjual
dapat
sebagai
pusat
dipilih:
biaya
2.Memilih satu dari tiga alternatif harga transfer: baben tetap bulanan,
pembagian laba, dan dua macam harga.
74
tetap
bulanan
(Fixed
Monthly
Charge)
unsurnya
terdiri
dari:
a. Biaya tetap. Biaya tetap yang dibebankan oleh divisi penjual adalah
sebesar biaya tetap yang terjadi untuk penyediaan kapasitas untuk
kepentingan divisi pembeli. Karena sebaga captive suplier, divisi
penjual telah menyediakan kapasaitas untuk keperluan divisi pembeli,
75
penjual.
Perangkat
Harga
(Two
Sets
of
Price)
dirundingkan
oelh
manajer
divisi
yang
terlibat.
78
BAB 9
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
DALAM PENILAIAN KINERJA
Definisi Penilaian Kinerja
Penilaian
kinerja
adalah
penentuan
secara
periodik
efektivitas
fixed
costs.
Masukan
dan
keluaran
pusat
pertanggungjawabaan
biaya discretionary
variable
sebagian
costs.
besar
Masukan
biayanya
dan
merupakan
keluaran
pusat
pertanggungjawabaan
merupakan discretionary
fixed
yang
costs.
sebagian
Masukan
dan
besar
biayanya
keluaran
pusat
80
untuk
mengendalikan
pendapatan
dan
biaya
pusat
Kinerja
Sesungguhnya
dengan
Sasaran
yang
Telah
diumpanbalikkan
dalam
laporan
kinerja
manajer
yang
kinerja
harus
mencakup
penyimpangan,
baik
yang
82
83
84
untuk
mengendalikan
pendapatan
dan
biaya
pusat
pertanggungjawaban tersebut.
Demikian, untuk mengukur kinerja pusat laba, umumnya digunakan dua
ukuran yang menghubungkan laba laba yang diperoleh pusat laba dengan
investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba: kembalikan investasi
( return on investment atau seringkali disingkat dengan ROI ) dan residual
85
ROI = Investasi
2.
ROI= Pendapatan
Laba
Investasi
Laba
Pendapatan
memusatkan
income
sebagai
mengakibatkan semua pusat laba memiliki sasaran laba yang sama untuk
investasi yang sebanding. Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja
manager pusat laba memberikan perangsang yang berbeda-beda untuk
investasi.
Residual income dapat menggunakan tarif beban modal yang berbeda untuk
aktiva yang memiliki risiko yang berbeda.
Kelemahan Residual Income
87
Sebagai tolak ukur kinerja pusat laba, residual income memliki kelemahan
sebagai Berikut :
seperti halnya dengan kembalian investasi, residual income juga hanya
mendorong manajer pusat laba memusatkan orientasinya ke tujuan tujuan
jangka pendek, karena laba komponen yang digunakan untuk menghitung
laba halnya dibatasi dengan periode akuntansi yang tidak lebih dari satu tahun
kalender.
seperti halnya dengan kembalian investasi, residual income sebagai pengukur
kinerja pusat laba sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap
.karena biasanya penghitungan residual income didasarkan atas laba bersih
menurut akuntansi (yang biasanya depresi yang diperhitungkan sebagai biaya
dihitung dengan menggunakan metode garis lurus ), maka kinerja manajer
pusat laba tidak dapat dicerminkan dengan residual income.
tidak seperti halnya dengan kembalian investasi yang berupa ratio atau
persentase, residual income berupa angka absolut, yang tidak dapat di
gunakan untuk membandingkan kemampuan berbagai pusat laba dalam
mengahasilkan laba. Perbandingan secara langsung kinerja dua pusat laba
tidak dapat dilakukan menggunakan residual income jika dua pusat laba
tersebut memiliki rata rata aktiva yang berbeda.
Produktivitas Sebagai Pengukur Kinerja
Pusat pertanggungjawaban yang dapt di ukur dengan ukuran produktivitas
adalah pusat pertanggungjawaban yang keluaranya dapat diukur secra
kuantitatif, karena produktivitas merupakan ratio anatara keluaran denag
pemasukan.
DEFINISI PRODUKTIVITAS
Produktivitas berhubungan dengan produksi secra efisien dan
terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dengan masukan yang
digunakan untuk menghasilakn keluaran tersebut.
88
Pengukuran
produktivitas
dilakukan
denagn
mengukur
perubahan
memudahkan
karyawan
operasional
menentukan
kinerja
90
BAB 10
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
Dalam pengelolaan perusahaan,manajemen menetapkan tujuan dan sasaran dan
kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Definisi Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang ddinyatakan secara kuantitatif,
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain yang
mencakup jangka waktu satu tahun. anggaran merupakan suatu rencana kerja
jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang
yang ditetapkan dalam proses penyusunan program.
Mengapa Perusahaan Menyusun Anggaran?
Penyusunan
anggaran
dimaksudkan
untuk
memberikan
jaminan
91
KOMITMEN MANAJEMEN
Perbedaan yang mencolok antara anggaran dengan prakiraan adalah adanya
komitmen manajemen dalam anggaran. Proses penyusunan angaaran pada
dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting) yang setiap
manajer dalam jenjang organisasi diberi peran tertentu untuk melaksanakan
kegiatan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Untuk
memungkinkan para manajer melaksanakan peran mereka , setiap manajer
memerlukan alokasi sumber daya ( sumber daya manusia,modal,uang).
Dengan demikian proses penyusunan anggaran yang berhasil adalah yang
dapat menjadikan setiap manajer dalam organisasi perusahaan memiliki
persepsi yang jelas mengenai peran mereka masing-masing dalam mencapai
sasaran anggaran. Persepsi yang jelas mengenai peran manajer dalam
mencapai sasaran anggaran hanya dapat berwujud jika dua syarat berikut ini
dipenuhi:
1. Sasaran anggaran diterima dengan jelas oleh manajer yang bertangung
jawab untuk mencapainya
2. Manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran anggaran diberi alokasi
sumber daya yang memadai untuk mencapai sasaran anggaran.
PENELAAHAN DAN PERSETUJUAN ANGGARAN
Perbedaan lain antara anggaran dan prakiraan adalah tidak adanya proses
penelaahan dan persetujuan dalam penyusunan prakiraan. Prakiraan ditujukan
untuk memperkirakan apa yang terjadi dimasa yang akan dating berdasarkan
berbagai asumsi kondisi tertentu.
PERUBAHAN ANGGARAN
Karena anggaran berisi komitmen manajer penyusun anggaran,maka
anggaran merupakan tolok ukur terbaik kinerja manajer. Oleh karena
itu,tidaklah mudah melakukan revisi anggaran,selama kondisi yang dipakai
sebagai dasar penyusunannya tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Jika anggaran seringkali direvisi,anggaran tidak dapat lagi dipakai sebagai
tolak ukur kinerja manajer.
92
ANALISIS PENYIMPANGAN
Pelaksanaan anggaran berupa berbagai aktivitas yang dilaksanakan untuk
mencapai sasaran anggaran. dalam pelaksanaan aktivitas tersebut dikonsumsi
berbagai sumber daya yang diukur dengan menggunakan informasi akuntansi.
Kedudukan Anggaran Dalam Perencanaan Menyeluruh Perusahaan
Perencanaan menyeluruh perusahaan dilaksanakan melalui 4 tahap :
1. Penetapan filosofi dan misi
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi
parameter bagi perusahaanan karyawannya. Filosofi merupakan apa yang
sebaiknya dikerjakan dan apa yang sebaiknya tidak dikerjakan oleh
perusahaan.
Contoh:
v Intregritas
v Manajemen
v Perencanaan
v Konsumen
v Karyawan
v Laba
v Pertumbuhan
v Lingkungan
v Pemasok
Misi(mission) adalah fokus utama bisnis perusahaan yang memberikan
jawaban atas pertanyaan.
2. Penetapan tujuan (goal) dan strategi
Tujuan adalah akhir sebuah kegiatan, hasil yang dicapai. Bagi perusahaan
secara keseluruhan, tujuan memberikan jawaban atas pertanyaan. Strategi
adalah metode atau rangkaian kegiatan untuk menghadapi pesaing.
Strategi dapat bersifat proaktif dan reaktif. Strategi memberikan jawaban
atas pertanyaan.
93
3. Penyusunan program
Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai
program-progran yang akan dilaksanakan oleh perusahan dan taksiran
jumlah sumber daya yang akan dialokasikan kepada setiap program
tersebut.
4. Penyusunan anggaran
Anggaran adalah suatu rencana kegiatan yang dinyatakan selain
kuantitatif, biasanya dalam satuan uang,yang berjangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun.
Fungsi Anggaran
1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan
perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Angggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan
berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan
manajer bawah dan manajer atas.
4. Angggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding
hasil operasi sesungguhnya.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian
6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi
manajer dan karyawan.
Organisasi Penyusunan Anggaran
Komite anggaran terdiri dari :
a. Direktur utama sebagai ketua merangkap anggota komite
b. Direktur pemasaran sebagai anggota
c. Direktur produksi sebagai anggota
d. Direktur keuangan sebagai anggota
e. Manajer departemen keuangan sebagai sekretaris komite
94
95
a. Pusat pertanggungjawaban produksi yabg terdiri dari departemendepartemen dibawah fungsi pemasaran.
b. Pusat pertanggungjawaban pemasaran yang tersiri dari departemendepatemen dibawah fungsi pemasaran
c. Pusat pertanggungjawaban administrasi dan umum yang terdiri dari
departemen-departemen dibawah fungsi keuangan, akuntansi dan umum.
4. Penyusunan rancangan anggaran persediaan produk jadi oleh departemen
produksi.
5. Penyusunan rancangan anggaran harga pokok penjualan oleh departemen
anggaran berdasarkan racangan anggaran biaya produksi, rancangan
anggaran persediaan produk jadi, dan rancangan anggaran penjualan.
6. Penyusunan rancangan laporan rugi laba yang diproyeksikan berdasarkan
rancangan anggaran penjualan, rancangana anggaran harga pokok
penjualan, dan rancangan aggaran biaya pemasaran, rancangan anggaran
biaya administrasi dan umum
7. Penyusunan rancangan anggaran modal berdasrkan prakiraan penjualan
jangka panjang
8. Penyusunan rancangan anggaran kas berdasarkan rancangan anggaran
penjualan, rancangan biaya perpusat pertanggungjawaban, dan rancangan
anggaran modal
9. Penyusunan
rancangan
neraca
yang
diproyeksikan
berdasarkan
97
anggaran komprensif yang formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang
saham.
Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting
1. Komunikasi anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab untuk
mengkomunikasikananggaran yang telah disahkan kepada para manajer
jenjang menengah dan bawah.
2. Kerja sama dan koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil memerlukan kerja sama orsng yang
memiliki berbagai macam keterampilan dan bakat setiap dimensi rencana
yang tercantum dalam anggaran harus dijelaskan secara hati-hati kepada
manajer yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya agar berkembang di
ddalam dirinya rasa keterlibatan mereka dan pentingnya mereka dalam
konteks anggaran secara keseluruhan.
3) Tahap Pengendalian dan Evakuasi Kerja
Sasaran anggaran tidak akan tercapai tanpa pemantauan secara terus
menerus kemajuan karyawan dalam mencapai sasaran mereka. Dalam tahap
pengendalian dan evakuasi kinerja, kinerja sesungguhnya dibandingkan
dengan standar yang tercantum dalam anggaran, untuk menunjukan bidang
masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang
memadai bagi kinerja yang berada di bawah standar.
KARAKTERISTIK ANGGARAN YANG BAIK
Anggaran yang baik memiliki karakteristik berikut ini:
1. Anggaran disusun berdasarkan program
Proses manajemen perusahaan dimulai dengan perencanaan strategic
(strategic planning) yang dalamnya terjadi proses penetapan tujuan perusahaan
dan penentuan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Setelah tujuan
perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut dipilih
proses manajemen perusahaan kemudian diikuti penyusunan program-program
untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan dalam perencanaan
strategic.
99
Penyusunan
program
merupakan
proses
pengambilan
keputusan
karakteristik
masukan
dan
keluarannya,
pusat
100
informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
sebagai
alat
101