Anda di halaman 1dari 9

Kuliah Minggu II

JIWA, KOMPETENSI dan PROSES


KEWIRAUSAHAAN
Priyo@staf.Gunadarma.ac.id
Inti dan Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan (Suryana: 2003 Kewirausahaan: Pedoman Praktis,
Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat) adalah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(create new and different)/ menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda
melalui berfikir kreatif dan inovatif.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru
dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang.
Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas
dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang. Jadi
kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan
berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan
sesuatu yang baru dan berbeda.

Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut tercermin dalam:

Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up)


Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative)
Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity)
Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing)
Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya

Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:

Menghasilkan produk atau jasa baru


Menghasilkan nilai tambah baru
Merintis usaha baru
Melakukan proses/teknik baru
Perbaikan produk barang dan jasa yang ada
Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan
sumber daya lebih efisien
Mengembangkan organisasi baru

Jiwa dan Sikap Kewirausahaan


Meredith et al..2002 . Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta : PPM ,
mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha adalah:
1. Percaya diri (self confidence)

Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi


tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis
dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai,
melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan
mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian,
ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan
dalam bisnis adaalh untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu
wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
2. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya
diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui
pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya
diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan
semangat berprestasi.
3. Keberanian mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih
menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha
yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang
rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi
karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih
yaitu alternatif yang menanggung risiko dan alternatif yang konservatif .
4. Kempemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,
keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan
berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun
pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang
menambah nilai.
5. Berorientasi ke masa depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan,
kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
6. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :
a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun
cara tersebut cukup baik
b. Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
Kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau
berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.
Kompetensi Kewirausahaan

Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki


kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang
langsung berpengaruh pada kinerja ) yaitu : seseorang yang memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap,
motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan/kegiatan. Keterampilan yang harus dimiliki Suryana (2003) :
a. Managerial skill
Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang
harus dimiliki wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu
menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan
dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Kemampuan menganalisis dan mengembangkan pasar,
kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang, fasilitas
dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk
menjadi wirausaha sukses. Secara garis besar ada dua cara untuk
menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan
informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan
sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen
atau melalui
pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau
departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik
negeri maupun swasta. Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan
dan otodidak
serta melalui pengalaman.
b. Conceptual skill
Kemampuan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha
merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses. Tidak mudah
memang mendapatkan kemampuan ini. Kita harus akstra keras belajar
dari berbagai sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan
pengalaman orang lain dalam berwirausaha.
c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan
berelasi)
Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah
modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan
usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak
peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya denganmelatih
diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan melatih
kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain
d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan
mengambil keputusan)
Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi
ketidakpastian. Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada
situasi seperti ini. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi
dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif

pemecahannya. Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik dari


berbagai alternatif yang ada. Agar tidak salah menentukan alternatif,
sebelum mengambil keputusan, wirausaha harus mampu mengelola
informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan.
Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui
berbagai cara. Selain pendiudikan formal, pendidikan informal melalui
pelatihan, simulasi dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh.
e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan
waktu)
Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau
sumber stress adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu
dan pekerjaan. Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan
menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya
gundah dan tidak tenang. Seorang wirausaha harus terus belajar
mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar
pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan.
Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan
Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak azasi
semua kita. Jangan karena mentang-mentang kita tidak punya turunan
pengusaha sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha. Langkah
awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke dunia wirausaha adalah
menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak cara yang dapat
dilakukan misalnya:
1. Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik
menengah maupun tinggi menyajikan berbagai program atau paling
tidak mata kuliah kewirausahaan
2.
Melalui
seminar-seminar
kewirausahaan.
Berbagai
seminar
kewirausahaan seringkali diselenggarakan dengan mengundang pakar
dan praktisi kewirausahaan sehingga melalui media ini kita akan
membangun jiwa kewirausahaan di diri kita
3. Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui
pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar
ruangan outdoor). Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan
kita terhadap dinamika perubahan linghkungan akan diuji dan selalu
diperbaiki dan dikembabngkan
4. Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat
berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (sucess
story), media televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang
dapat kita akses untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang
ada di diri kita.

Proses Kewirausahaan
Menjadi wirausaha memang tidaklah mudah. Tetapi tidaklah tidak dapat di capai
Sehingga dapat dikatakan bahwa kewirausahaan adalah untuk semua orang. Mengapa?
Alasannya:
1. Setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk
meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam
"intuisi" yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. "Intuisi" ini
berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif.
2. Kewirausahaan itu pada dasarnya dapat dipelajari,
3. Para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa.
4. Adanya 10 kiat sukses yang sederhana, yaitu: bahwa wirausaha:
..digerakkan oleh ide dan impian,
..lebih mengandalkan kreativitas,
..menunjukkan keberanian,
..percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
..melihat masalah sebagai peluang,
..memilih usaha sesuai hobi dan minat,
..mulai dengan modal seadanya,
. senang mencoba hal baru,
..selalu bangkit dari kegagalan, dan
..tak mengandalkan gelar akademis.
Tahap-Tahap Kewirausahaan:

1. Tahap Imitasi dan duplikasi (imitating & duplicating) Pada tahap ini, para wirausaha
meniru ide-ide orang lain, baik dari segi teknik produksi, desain, proses, organisasi
usaha dan pola pemasarannya.
2. Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating & developing) Pada tahap ini, para
wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya, walaupun masih dalam
prkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis.
3. Tahap menciptakan sendiri produk baru yang berbeda (creating new and different)
Pada tahap ini, para wirausaha sudah mulai berpikir untuk mencapai hasil yang lebih
baik lagi, dengan cara menciptakan produk yang baru dan berbeda. Hal ini didasarkan
karena wirausaha sudah mulai bosan dengan proses produksi yang ada, keingintahuan
dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada.

Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu dengan prinsip
ATM; Amati Tiru Modifikasi

Teori Teori Kewirausahaan


1.

Teori Life Path Change


Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua
wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak
orang yang menjadi wirausaha justru tidak memaluli proses yang direncanakan. Antara
lain disebabkan oleh:
a.
Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara diputus tempatnya bekerja,
tertekan, menjadi korban atau mengalami kebosanan bekerja, dipaksa/terpaksa pindah
dari daerah asal atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun dan sebaginya
b.

Being between things


Orang-orang yang baru keluar dari dinas ketentaran, selesai sekolah, atau keluar
dari penjara, kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum mereka
mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan berada di tengah-tengah
dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuang menjaga
kelangsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul
karena dengan menjadi wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri
sendiri.
c.

Having positive pull

Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra
kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam
mengantisipasi peluang usaha, selain itu juga menciptakan rasa aman dari risiko
usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif, misalnya, yang
memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan
baku ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting.
Perusahaan otomotif tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan
manajernya tersebut.
2.

Teori Goal Directed Behavior

Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena


termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed
Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi
wirausaha, motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam mencapai tujuan (goal
directed behavior). Diawali dari adanya dorongan need, kemudian goal directed
behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema muncul
karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang
bersangkutan (wirausaha).
Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhankebutuhan, ini mendorong kegiatan-kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian
tujuan. Dari kacaata teori need dan motivasi tingkah laku, seperti menemukan
kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal
directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki
kelangsungan hidu wirausaha.

3.

Teori Outcome Expectancy

outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konskuensi


yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu. outcome expectancy
dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yan akan diperolehnya jika
ia melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan.
Seseorang memperkirakan bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan
mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga. Imbalan ini berupa juga insentif kerja
yang dapat diperoleh dnegan segera atau dalam jangka panjang. Karenanya jika
seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif yang sesuai dengan
keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya dengan menjadi
wirausaha.
Insentif-insentif tertentu yang umumnya diharapkan seseorang dengan menjadi
wirausaha. Antara lain insentif primer, insentif sosial, insentif status dan pengaruh, dan
insentif terpenuhinya standar iinternal
a. Insentif primer kebutuhan fisiologis kita.

b. Insentif social Manusia akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan


dan penerimaan dari lingkungan sosialnya.
c. Insentif yang berupa token ekonomi
Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
ekonomi seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjungan, penghasilan dan
lain-lain. Hampir seluruh masyarakat menggunakan uang sebagai insentif. Hal ini
disebabkan dengan uang, individu dapat memperoleh hampir semua hal yang
diinginkannya, mulai dari pelayanan jasa hingga pemenuhan kebutuhan fisik,
kesehatan, dan lain-lain.
.
d. Insentif status dan pengaruh
Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan
status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosial
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengontrol perilaku orang lain, baik
melalui simbol atau secara nyata. Dengan kedudukannya yang tinggi dalam
masyarakat, mereka dapat menikmati imbalan materi, penghargaan sosial, kepatuhan,
dan lain-lain. Keuntungan yang khas ini membawa individu berusaha keras untuk
mencapai posisi yang memberikan kekuasaan.
Tugas Presentasi Minggu

1. Beri Contoh dalam kehidupan nyata di daerah depok tentang seseorang yang
memiliki karakteristik dan watak
a. Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidak tergantungan terhadap orang
lain
b. Inovatif, kreatif, jeli menemukan peluang pasar dan

berani memulai

usaha dan mengambil risiko


Catt Mahasiswa yg telah mempresentasikan tugas nya mendapat nilai point 30 % dari
UTS. Mahasiswa yg belum melakukan presentasi tugas akan mendapat tugas materi
selanjutnya
Tugas Presentasi Minggu

1. Beri Contoh dalam kehidupan nyata di daerah depok tentang seseorang yang
memiliki kemauan untuk memulai usaha dari potensi ( keahlian, modal, lokasi,
kesempatan ) yang dia miliki

2. Beri contoh tentang nilai kewirausahaan dalam ( salah satu )

Menghasilkan produk atau jasa baru


Menghasilkan nilai tambah baru
Merintis usaha baru
Melakukan proses/teknik baru
Perbaikan produk barang dan jasa yang ada
Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan
sumber daya lebih efisien
Mengembangkan organisasi baru

Catt Mahasiswa yg telah mempresentasikan tugas nya mendapat nilai point 30 % dari
UTS. Mahasiswa yg belum melakukan presentasi tugas akan mendapat tugas materi
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai