Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gambar 15. Anatomi fitur ini ditampilkan dengan arteri carotid interna (merah) dan sinus
cavernous ( ungu ).(3)
DEFINISI.(2)
Carotid cavernosus fistel diartikan sebagai perubahan, perpindahan atau
pergeseran arteri vena di dura. Pengklasifikasian pada lesi mengandung
sebuah penjelasan mengenai wilayah fossa cranii anterior, tentorial incisura.
Letak arteri vena bergeser di dura, dan hal ini adalah hal utama yang akan
memperbaiki lesi ini dari malformasi pada pial arterivena yang kerap terjadi.
Meskipun CCF dapat memiliki suplay arteri yang banyak dan beragam tipe
aliran vena, pada pergeseran arterivena diarahkan secara khusus pada
wilayah penting di duramater. Pemahaman yang akurat mengenai
CCF morfologi membutuhkan explorasi angiography secara terperinci.
Idealnya, ini mengarah pada studi yang menyeluruh mengenai internal dan
external distribusi arteri carotid sebaik pada vertebrobasilar territory
menggunakan katerisasi pilihan seperti rapid injection, filming dan
magnification dan teknik digital subtraction. Catheter angiography juga
berguna untuk menyanggah pengertian diagnosa CCF pada kasus-kasus
tersebut dimana diagnosis itu didasarkan pada sejarah klinis dan atau
evaluasi radiography (e.g MRI atau CT ).
MRI menyediakan test pencitraan yang baik untuk pasien diduga dengan
diagnosis tersebut. Apabila MRI menunjukkan tanda kebenaran dugaan klinis,
catheter angiography diindikasikan untuk digunakan.
MRI adalah sebuah penangan terbaik untuk pasien tersebut dengan
diagnosi CCF yang muncul. Ini kebanyakan benar karena MRI dapat
menunjukkan keberadaan parenchymal hemoragic atau aliran leptomeningeal
penting dua penemuan yang menandakan penyakit ganas, menandakan
gejala klinis yang sangat ganas dan cepat menyebar.
CT scan memiliki keterbatasan sensitivitas dalam mengevaluasi pasien
dengan CCf. Karena keterbatasannya dalam menunjukkan letak anatomi,CT
tidak dianjurkan sebagai penanganan tidak juga sebagai sebuah alat atau
cara bagi pasien dengan diagnosa CCF . CT adalah alat yang cepat dan
murah untuk memantau pasien dengan spontaneus intracerebral hemorrhage.
Walaupun kejadian atau kondisi sesungguhnya pada CCF tidak
diketahui atau dikenali perkiraan terbanyak menempatkan kasus ini pada
tingkat 5-20% dari semua cranial vascular malformation.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI.
Etiologi dari bermacam-macam carotid cavernosus fistulas belum
sepenuhnya dijelaskan. Carotid cavernosus fistulas bisa menjadi baik
langsung maupun tidak langsung. Direct fistulas, seperti yang diketahui pada
namanya mengandung atau menggabungkan sebuah hubungan langsung
diantara arteri carotid itracavernous dan sinus cavernous, dimana indirect
fistulas terbentuk dari hubungan antara cabang-cabang pada internal dan
external arteri carotid dan sinus cavernous. Direct fistulas biasanya akibat dari
KLINIS
Hal-hal utama pada laporan-laporan kasus dan perjalanan klinik
menyatakan bahwa symptomatology klinis memaparkan secara jelas pada
bagian kerumitan CCF. Misalnya, pasien dengan carotid cavernous DAVMs
sering menderita manifestasi ocular, dimana hal tersebut dengan lateral
tentorial lesi sering mengeluhkan tinnitus.
Yang termasuk paling umum menunjukkan symptomatology: pulsatile tinnitus,
keluhan pada penglihatan ( misal diplopia, proptosis, chemosis, injected
sclera, papil edema ) dan sakit kepala. Sedikitnya, pasien datan dengan
hemorrhage ( subarachnoid atau itraparenchymal ), seizure, facial pain, focal
neurologic deficit atau myelopathy. Pulsatile tinnitus danggap sebagai akibat
dari keabnormalan aliran darah yang kuat pada saluran-saluran dura vascular
di dasar tulang tengkorak dan transmisi yang menghasilkan gelombang suara
ke organ pendengaran. Walaupun dipersulit, paling sering diantara pasienpasien dengan DAVM berkaitan dengan ke kategori yang disebut belakangan
bukan yang disebut di awal. Sigmoid atau tentorial dura, pulsatile tinnitus juga
terhubung dengan carotid carotid cavernous atau tipe lain pada DAVM.
Pulsatile tinnitus bisa menjadi tidak mengkhawatirkan bagi pasien. Penentuan
ini menjadi penting, untuk hal itu dapat menjadi faktor penentu karena pasien
harus bersedia menjalani perawatan. Kebanyakan pasien dengan keluhan
utama tersebut akan melihat gejal-gejalanya menjadi stabil atau meningkat
melampaui waktu tanpa intervensi. Untuk alasan tersebut, jika tidak
menemukan tinnitus menjadi lemah secara menyeluruh. Endovascular
( Transarterial ) akan sering melemah atau bahkan menghancurkan pulsatille
tinnitus ( walaupun jarang menyembuhkan lesi ) pada pasien-pasien tersebut
yang tidak dapat menanganinya. Intervensi yang lebih agresif, seperti
transvenous embolization atau open surgery, biasnya ditujukan bagi pasien
DAVM dengan hasil radiographic yang berbahaya.
Ocular symptomatology banyak terlihat pada pasien dengan DAVMs
termasuk pada cavernous sinus. DAVMs tersebut berakibat saat sejumlah
intracevernous carotid arteri ( atau satu dari percabangannya ) dan atau
sebuah dural arteri pendek disuplai oleh external carotid arteri
mengembangkan sebuah hubungandengan cavernous sinus. Jika tekanan
pada cavernous sinus ditingkatkan dengan cukup, pembuluh ipsilateral
ophtalmic dapat menjadi terlalu penuh dan mengarah pada sebuah orbital
apex sindrome.
Tidak ada aspek pada sakit kepala khusus yang menunjukkan DAVMs, tapi
siapapun dengan sakit kepala yang baru datang secara tiba-tiba atau berbeda
dari biasanya harus diduga memilih lesi pada struktur otak. Nyeri pada wajah
adalah kejadian yang tidak wajar pada seseorang DAVMs, walaupun hal ini
sudah dilaporkan.
Seizure, myelopathy, atau focal neurologic deficit lainnya umumnya
lebih sedikit tanda-tanda umum pada DAVMs. Walaupun tidak umum dalam
hubungannya, keberadaan mereka disebabkan untuk penekanan atau
perhatian terdekat karena tanda-tanda tersebut sepertinya terkait dengan
lebih secara diam-diam atau tersembunyi dibanding direct CCF, yang mana
pergeseran alirannya lebih rendah, dan dalam banyak kasus membaik
dengan sendirinya. Pasien biasanya dapat dipantau secara klinis, dengan
perhatian khusus pada pemeriksaan ophthamologi. Bagi mereka yang
mengalami gangguan klinis ( biasanya terlihat dari pemeriksaan penglihatan
chemosis, proptosis, diplopia, retinal hemorrhage ) atau bukti radiograpi pada
kemunduran leptomeningeal venous drainage, penanganan sangat
dianjurkan.
Strategi penanganan pada saat ini hampir selalu pada endovascular. Jalur
transvenous, biasanya melalui inferior petrosal sinus, memberikan cara
terbaik pada efek penyembuhan. Transarterial embolization dapat dilakukan
terlebih dahulu jika terdapat external carotid arteri feeders yang banyak.
Pembedahan dapat memberikan atau jalan, baik secara langsung menuju
cavernous sinus atau melewati pembuluh superior ophtalmic, jika akses
endovascular tidak dapat dijangkau.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI.2
1. MRI.
2. CT scanning.
3. Angiography.
1.
MRI menyediakan atau memberikan test pencitraan yang baik untuk
pasien yang diduga dengan diagnosa CCF. MRI adalah sebuah penangan
terbaik dengan diagnosis CCF yang muncul. Ini kebanyakan benar karena
MRI dapat menunjukkan keberadaan parenkimal hemorrhage atau
leptomeningeal venous drainage.
2. CT scanning memiliki keterbatasan sensitivitas dalam mengevaluasi
pasien untuk CCF. Karena keterbatasannya dalam menunjukkan letak
anatomy dibandingkan MRI, CT tidak danjurkan sebagai penanganan tidak
juga sebagai sebuah alat atau cara bagi pasien dengan diagnosa CCF.
3. angiography digunakan untuk mengkonfirmasi temuan CT atau MRI
sebelum pengobatan.
PENATALAKSANAAN.2
CCF tipe langsung jarang mengalami sembuh spontan tanpa pengobatan ,
akhirnya meyebabkan kerusakan pada mata dari 80-90%kasus. Resiko yang
lebih tinggi untuk komplikasi antara lain seperti epistaksis, perdarahan
intraserebral dan kematian. CCF tidak langsung dapat diatasi secara spontan
dari 20-50% kasus. teknik pada saat ini yang dilakukan dengan melepaskan
oklusi balon dan embolisasi dengan kombinasi koil dan balon.
1. OKLUSI BALON.
Kebanyakan penyumbatan pada CCF dapat dikurangi dengan menggunakan
balon, melalui perjalanan arteri balon dapat meningkat melebihi diameter
sehingga mencegah pergeseran. Penyebab kegagalan dari terpi ini karena
masuknya balon terhadap sebuah vena terlalu kecil untuk memungkinkan
sesuiia inflasi balon atau karena spikula tulang yang dapat menusuk balon
tersebut.. Ketika balon sendiri hanya sebagai sebuah penyumbat dari fistula.
Dalam kasus tersebut , sebuah tes oklusi semetara harus dilakukan untuk
menilai adanya waktu sisa untuk fistula dan untuk kecukupan perfusi otak
setelah oklusi. Bahan pilihan seperti balon yang diisi dengan polimerasi dan
campuran larutan garam. Setelah balon ditempatkan dilokasi yang diinginkan
suatu angiogram dilakukan untuk mengkonfirmasi penyumbatan pada fistula.
2. EMBOLISASI KOIL.
Teknik ini merupakan alternative yang valid bila penderita dengan terpi oklusi
balon tidak berhasil. Dalam fistula yang lama, redistribusi aliran darah dari
orbita, petrosal, dan sphenoparietal memburuk sehingga menimbulkan
kerusakan pada mata,. Posedur ini ini dilakukan melalui jalur transvenous
setelah akses vena diperoleh melalul vena femoralis. Sinus cavernous dapat
disumbat melalui kateterisasi dari sinus petrosal inferior. Sebagai usaha
terakhir vena oftalmik superior dapat ditentuka. tempatnya sebelum
pembedahan. Pengobatan tromboemboli dan kejadian iskemik terkait dengan
balon dan manipulasi kateter dpat menyebabkan perdarahan, edema dan
kerusakan pada mata.
1.
2.
3.
4.
DIAGNOSA BANDING.
Kelainan arterivena.
Tumor dasar tengkorak.
Tumor orbital.
sindrom terson.
KOMPLIKASI.
Embolisasi dari CCF dapat memberikan komplikasi yang melekat atau
karena pembukaan kembali fistula.
PROGNOSIS.
Sebanyak 90% pasien dengan CCF langsung ataupun tidak langsung
jika tidak diobati akan mengalami kemunduran penglihtan.