Anda di halaman 1dari 2

Pada masa dinasti Umayyah di tahun 711 M, Tariq bin Ziyad dan Musa bin

Nusayr memimpin sebuah pasukan kecil untuk mendarat di Semenanjung Iberia


(yang sekarang adalah bagian dari Spanyol).
Daerah itu ditinggali oleh suku Visigothic yang saat itu sedang perang
saudara. Karena itu, pertahanan mereka lemah dan relatif mudah untuk
ditaklukkan oleh pasukan Islam. Dalam waktu tujuh tahun, kekuasaan
kekhalifahan Islam di Semenanjung Iberia telah mencakup sampai ke Perancis
selatan.
Daerah ini kemudian dinamakan Al-Andalus dengan Cordoba sebagai
ibukotanya dan secara resmi berada di bawah kekhalifahan Al-Walid I dari dinasti
Umayyah.
Pada tahun 744-747 M, terjadi Pemberontakan Abbasid yang ingin
menggantikan dinasti Umayyah sebagai penguasa. Hal ini membuat
kekhalifahan saat itu kehilangan pengaruhnya di sebagian daerah di Al-Andalus.
Keadaan ini dimanfaatkan oleh klan Fihrids, sebuah keluarga Arab yang
berpengaruh di Al-Andalus, yang secara tidak resmi memerintah di beberapa
provinsi di Al-Andalus selama beberapa tahun.
Ketika dinasti Umayyah akhirnya bisa diruntuhkan pada tahun 750 M dan
digantikan dengan dinasti Abbasid, orang-orang dari klan Fihrids mendekati para
penguasa Abbasid dengan harapan diberi izin untuk terus memerintah di AlAndalus. Keinginan mereka ternyata ditolak dan pihak Abbasid menuntut mereka
untuk mengembalikan daerah itu ke tangan kekhalifahan.
Klan Fihrids menolak untuk menyerah dan malah menyatakan
kemerdekaan Al-Andalus dari kekhalifahan Abbasid. Meski sebelumnya
bermusuhan, klan Fihrids menerima keturunan dinasti Umayyah yang mengungsi
dari daerah kekuasaan Abbasid. Keputusan ini kemudian malah merugikan klan
Fihrids ketika orang-orang dinasti Umayyah tersebut berhasil merebut kembali
Al-Andalus dan salah seorang dari mereka, Pangeran Abdul Al-Rahman I, dilantik
sebagai Emir of Cordoba.
Pada tahun 912 di masa pemerintahan Abdul Al-Rahman III, daerah
kekuasaanya bertambah luas sampai ke Afrika Utara, dan Al-Andalus ia nyatakan
sebagai sebuah kekhalifahan. Pada kekhalifahan inilah, Al-Andalus mengalami
masa-masa emasnya. Pertanian dilakukan dengan memanfaatkan irigasi yang
pada waktu itu terbilang lebih maju daripada peradaban di tempat lain, dan
ditambah dengan perdagangan yang dilakukan dengan daerah-daerah di Timur
Tengah , membuat Cordoba dan kota-kota Al-Andalus lain menjadi kota-kota
paling maju dalam sektor agrikultur dan ekonomi di Eropa.
Dengan populasi sekitar 500.000 penduduk, Cordoba mengalahkan
Constantinople sebagai kota Eropa paling besar dan makmur. Di kalangan dunia
Islam, Cordoba adalah salah satu pusat kebudayaan paling maju pada waktu itu.
Banyak ilmuwan dan filsuf Cordoba (seperti Ibnu Rusyd dan Abu Al-Qasim AlZahrawi) yang akhirnya mempunyai pengaruh besar terhadap ilmu pengetahuan

di Eropa pada zaman pertengahan, bahkan ikut andil dalam terjadinya renaisans
pada abad 17.
Muslim dan non-muslim banyak yang datang ke Cordoba untuk belajar di
perpustakaan dan universitas-universitas terkenal di Al-Andalus.
Kemunduran di Al-Andalus terjadi setelah penaklukkan oleh berbagai
kekhalifahan dan pada 1492, oleh kerajaan kristen Aragon dan Valencia.

Anda mungkin juga menyukai