Anda di halaman 1dari 2

KHITTAH TAHUN 1969 (KHITTAH PONOROGO)

a. Pola Dasar Perjuangan


1. Muhammadiyah berjuang untuk mewujudkan cita-cita dan keyakinan
hidup yang bersumber ajaran islam dan dawah islam serta amar maruf nahi
mungkar dalam arti proporsi yang sebenar-benarnya.
2. Untuk melakukan perjuangan dawah islam dan amar maruf nahi
mungkar sperti yang dimaksud diatas dan juga muhammadiyah sebagai
organisasi memilih dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam Dan Amar
Maruf Nahi Mungkar Dalam Bidang Masyarakat.
3. Pada prinsipnya tidak diperbolehkan adanya perangkapaan jabatan
terutamajabatan pimpinan antara keduanya.
b. Program Dasar Perjuangan
Dengan dakwah dan amar maruf nahi mungkar dalam arti proporsi yang
sebenarbenarnya, muhammadiyah harus mampu membuktikan bahwa ajaran
islam mampu mengatur masyarakat dalam NKRI yang berpancasila dan ber UUD
1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia,
materil, dan spritual yang diridhoi Allah SWT.
(Kelahiran Parmusi (Partai Muslimin Indonesia) merupakan buah dari
Khittah Ponorogo. Dalam rumusan Khittah tahun 1969 ini disebutkan bahwa
dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar dilakukan melalui dua saluran: politik
kenegaraan dan kemasyarakatan. Muhammadiyah sendiri memposisikan diri
sebagai gerakan Islam amar ma'ruf nahi munkar dalam bidang kemasyarakatan.
Sayangnya, partai Parmusi ini gagal sehingga khittah ponorogo kemudian
dinasakh/dibatalkan meminjam istilah Haedar nashir lewat khittah ujung
pandang.)

KHITTAH MUHAMMADIYAH TAHUN 1971


( KHITTAH UJUNG PANDANG)
a. Adalah Gerakan Dawah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan
manusia dan masyarakat.
b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak
memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
c. Untuk lebih memantapkan muhammadiyah sebagai gerakan dawah islam
setelah pemilu tahun 1971, muhammadiyah melakukan amar maruf nahi
munkar secara konstruktif dan positif terhadap partai muslimin Indonesia.
d. Untuk lebih meningkatkan partisipasi muhammadiyah dalam pelaksanaan
pembangunan nasional.

KHITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1978


( KHITTAH SURABAYA)

a. Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala


bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau
organisasi apapun.
b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak
memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
(penyempurnaan dari khittah ponorogo 1969)

Anda mungkin juga menyukai