Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian
Tsunami (bahasa Jepang: ; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara
harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air
yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tibatiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang
berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut,
atau hantaman meteor di laut.
Ada beberapa bahasa yang mempunyai kata lokal yang sebanding artinya
dengan kata tsunami. Di antaranya dari bahasa Aceh i beuna atau aln buluk
(tergantung dialek). Dalam bahasa Tamil, tsunami juga disebut aazhi peralai
dan dalam bahasa Devayan di pulau Simeuleu lepas pantai barat Sumatera,
Indonesia, sebutannya adalah smong. Sedangkan dalam bahasa Sigulai
adalah emong dan di Singkil (daerah Aceh) tsunami dikenal dengan nama
gloro.

2. Tanda-tanda
Tanda-tanda tsunami di antaranya adalah:
a. Gempa bumi
Tanda peringatan pertama dan paling penting akan terjadinya tsunami
adalah gempa yang berkekuatan cukup besar yang kira-kira dapat
menggusur air di laut dan menciptakan gelombang besar. Gempa bumi
yang biasa menyebabkan tsunami biasanya terjadi di dasar laut.
Tsunami juga dapat disebabkan oleh letusan gunung berapi di bawah
laut atau tanah longsor berskala besar.
b. Penyurutan ketinggian air laut
Ini adalah indikasi bahwa tsunami sedang dalam perjalanan menuju
daratan dan biasanya akan sampai dalam waktu kurang lebih lima
menit, tergantung jauh dekatnya pusat gempa.
c. Suara berisik
Air dalam jumlah besar yang sedang menarik diri atau mundur
biasanya menimbulkan suara menderu yang keras seperti suara
pesawat jet.
3. Pengukuran
Tsunami tidak mudah untuk diukur karena banyak faktor, seperti bentuk
dari permukaan dasar laut, bentuk pinggiran pantai, ukuran dan lokasi
dari gempa bumi yang menyebabkan tsunami, dapat mempengaruhi
ukuran dan potensi merusak tsunami. Seringkali tsunami diukur setelah
peristiwa terjadi dengan melihat dampak atau kerusakan yang
ditimbulkan. Samapi saat ini belum ada sistem pengukuran tsunami yang
benar-benar baku.
Tabel di bawah ini memperlihatkan beberapa informai umum yang
mengaitkan hubungan antara besarnya gelombang dengan tingkat
kerusakan.

Intensitas

Ketinggian
gelombang
(meter)
2

16

Deskripsi

Kekuatan sedang
dengan gelombang
yang mendarat
landai dan dampak
atau kerusakan yang
kecil atau tidak ada.
Kekuatan besar
dengan ombak yang
lebih besar dari jenis
pertama. Kerusakan
tidak terlalu besar.
Sangat kuat dengan
dampak gelombang
yang cukup luas dan
merusakkan struktur
bangunan/permukim
an di sekitar pantai.
Sangat berbahaya
dengan kerusakan
yang menyeluruh.

Frekuensi
kejadian di
daerah Pasifik
1 kali setiap 8
bulan

1 kali setiap 12
bulan

1 kali setiap 3
tahun

1 kali setiap 10
tahun

4. Wilayah-wilayah rawan tsunami di Indonesia


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sumatera : Sumatera Barat, Lampung, Aceh, Bengkulu


Jawa dan Bali
: Jawa Barat, Cilacap, Yogyakarta, Trenggalek, Bali
Maluku
: Ambon, Maluku, Takabu
Sulawesi
: Sulawesi Utara, Majene
Papua
: Papua Utara (Jayapura, Sarmi, Biak, Seruni)
Kalimantan : Tanah Bambu dan Tanah Laut (Kalimantan Selatan)

5. Upaya penanggulangan
a. Mitigasi publik
1. Pembangunan seawall atau dinding pemecah ombak di sepanjang
garis pantai yang rawan diterjang tsunami,
2. Pembangunan sistem peringatan dini tsunami,
3. Pendidikan bagi warga yang tinggal di sekitar pantai akan bahaya
dan apa yang harus dilakukan jika terjadi tsunami.
b. Mitigasi perorangan
1. Sebelum bencana:
a. Cari tahu apakah rumahmu berada di wilayah yang rentan
terlanda tsunami,

b. Kenali tanda-tanda peringatan tsunami (gempa bumi, tanah


longsor, dan kenaikan atau penurunan drastis ketinggian
permukaan laut)
c. Pastikan seluruh anggota keluargamu tahu aapa yang harus
dilakukan jika tsunami terjadi,
d. Rencanakan jalur evakuasi dan alternatifnya bersama keluarga,
e. Siapkan persediaan darurat (lampu senter, radio baterai
portabel, baterai cadangan, kotak P3K, makanan kering yang
tidak mudah basi, surat-surat berharga dan harta keluarga
lainnya)
f. Rencanakan sistem komunikasi yang akan dipakai apabila terjadi
pemisahan anggota keluarga ketika tsunami terjadi. Minta
seorang sanak famili yang tinggal di daerah yang agak jauh
untuk menjadi kontak keluarga.
2. Selama bencana:
a. Cek siaran radio sesering mungkin untuk mendengarkan
informasi evakuasi,
b. Segera cari tempat yang lebih tinggi begitu peringatan ada
tsunami,
c. Manjauh dari area pantaijika kamu masih bisa melihat
gelombang air yang datang, berarti kamu masih belum cukup
jauh dari pantai,
d. Waspadalah untuk gelombang tsunami kedua,
e. Tetap menjauh dari area dekat pantai dan jangan kembali
sebelum pihak yang berwenang mengizinkan.
3. Setelah bencana:
a. Tetap cek siaran radio kalau-kalau ada informasi darurat,
b. Tolong orang yang terluka atau terjebak dan jika mampu, beri
pertolongan pertama,
c. Jangan pindahkan tubuh orang yang terluka, terkecuali dalam
keadaan bahaya atau darurat,
d. Menjauhlah dari banguna-bangunan yang rusak,
e. Masuki rumah dengan hati-hati, pastikan tidak ada kabel
putus yang mengalirkan aliran listrik,
f. Jangan hidupkan lampu atau alat-alat elektronik lainnya
sebelum diperiksa oleh teknisi listrik,
g. Buka pintu dan jendela untuk membantu pengeringan
bangunan,
h. Bersihkan lumpur di sekitar rumah,
i. Cek suplai makanan. Buang makanan yang memiliki
kemungkinan sudah terkontaminasi. Periksakan kualitas air
keran pada departemen kesehatan terdekat.
j. Bersyukurlah karena kalian selamat.

Anda mungkin juga menyukai