Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KETERATURAN IBU DALAM MELAKUKAN

KUNJUNGAN ANTENATAL TERHADAP KEJADIAN


KEHAMILAN RESIKO TINGGI

xi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................

HALAMAN JUDUL DALAM DAN PENGAJUAN .....................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................

iv

MOTTO ...........................................................................................................

RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................

vi

KATA PENGANTAR .....................................................................................

vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

ix

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii


DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xv

ABSTRAK ...................................................................................................... xvi


BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................

1.1

Latar Belakang .......................................................................................

1.2

Identifikasi Masalah ...............................................................................

1.3

Batasan Masalah .....................................................................................

1.4

Rumusan Masalah ..................................................................................

1.5

Tujuan Penelitian ...................................................................................

1.5.1 Tujuan Umum ........................................................... ...................

1.5.2 Tujuan Khusus .............................................................................

Manfaat Penelitian ................................................................................

1.6.1 Bagi Peneliti ................................................................................

1.6

1.6.2 Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan ..............................................

1.6.3 Bagi Institusi .................................................................................

1.6.4 Bagi Ibu atau Masyarakat .............................................................

10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Strategi pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 mengisyaratkan bahwa
pembangunan

kesehatan

ditujukan

pada

upaya

menyehatkan

bangsa.

Indikator

keberhasilannya antara lain ditentukan oleh angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan gambaran tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,
status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan saat hamil, melahirkan maupun nifas.
Pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar
masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Pada wanita hamil, tidak selamanya
kehamilannya berjalan dengan mulus karena terjadinya komplikasi dalam kehamilan tidak
selalu dapat diduga atau diramalkan sebelumnya sehingga ibu hamil harus sedekat mungkin
pada sarana pelayanan (MT. Indiarti, 2006). Wanita yang telah diketahui mempunyai resiko
tinggi pada kehamilannya harus diberi perawatan antenatal yang lebih intensif karena
kehamilan resiko tinggi merupakan ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih
besar pada kehamilan maupun persalinannya dibandingkan dengan ibu hamil yang
mempunyai kehamilan maupun persalinan normal.
Hasil sensus tahun 2000, Angka Kematian Ibu Maternal di Jawa Timur sebesar 168 per
100.000 kelahiran hidup masih cukup tinggi dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu
(AKI) secara nasional maupun dengan target yang akan dicapai pada tahun 2010. Di Propinsi
Jawa Timur pada tahun 2006 terdapat 151.380 ibu hamil yang mengalami resiko tinggi dari
690.282 ibu hamil (http://www.google.com,15 Desember 2007). Menurut data yang diperoleh
di Puskesmas Kota Kecamatan Bangkalan terdapat 1578 ibu hamil dengan 317 (20%) ibu
1
hamil yang resiko tinggi, cakupan K1 sebesar 1382 (87,6%), cakupan K4 sebesar 1113

(70,5%). Sedangkan di salah satu Puskesmas pembantu dari Puskesmas Kota yaitu Pejagan
didapatkan data yaitu terdapat 75 (20,1%) ibu hamil yang resiko tinggi dari 373 ibu hamil,
cakupan K1 sebesar 288 (77,2%), cakupan K4 sebesar 162 (43,4%), terdapat 44 ibu hamil
trimester III dari bulan Juni 2008 sampai bulan September 2008. Hal ini disebabkan karena
ketidakteraturan ibu melakukan kunjungan antenatal.
Kondisi dari kunjungan antenatal yang kurang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti 1)
pengetahuan dan pendidikan ibu yang kurang tentang pentingnya kunjungan antenatal 2)
sosial ekonomi yang rendah dapat membuat ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilan 3)
tidak adanya dukungan dari keluarga 4) sosial budaya yang masih menganggap lebih baik
memeriksakan kehamilan tidak di petugas kesehatan tetapi di dukun 5) Sikap petugas
terhadap pelayanan yang optimal memberikan dampak terhadap rutinitas kunjungan
antenatal 6) Fasilitas tempat pelayanan yang kurang memadai. Apabila ibu hamil tidak
sesegera mungkin melakukan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk mengetahui
adanya faktor-faktor di atas maka dampak yang akan terjadi yaitu bayi lahir belum cukup
bulan, abortus, partus macet, Intra Uterine Fetal Death (IUFD), ibu hamil atau saat bersalin
meninggal, keracunan kehamilan.
Berdasarkan faktor di atas, maka pemeriksaan kehamilan harus dilakukan sedini mungkin
dalam upaya mencegah atau mendeteksi kelainan pada kehamilan. Dengan demikian para ibu
hamil, perlu belajar membangun harapan-harapan positif serta cara memecahkan masalah,
karena hal tersebut dapat menjadi sebuah intervensi (tindakan) dalam mengatasi resiko tinggi
kehamilan (http://www.google.com, 15 Desember 2007). Untuk itu, perlu ditekankan
pentingnya pengawasan dan pemberian tindakan yang proaktif pada kehamilannya dengan
selalu mengadakan kunjungan untuk pemeriksaan kehamilan pada dokter, bidan, dan tenaga
kesehatan lainnya. Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan seawal mungkin, hal ini
bertujuan agar jika ada kelainan pada kehamilan masih cukup waktu untuk menanganinya.

Pengetahuan tentang kehamilan ini sangat penting dalam memberikan pemahaman pada ibu
hamil tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kehamilannya. Sehingga, ibu
termotivasi untuk pemeriksaan kehamilan guna mengetahui perkembangan kesehatan janin
dan dirinya (http://www.google.com,15 Desember 2007).
Dari uraian di atas terdapat masalah tentang kurangnya motivasi ibu dalam melakukan
kunjungan antenatal di Puskesmas pembantu Pejagan Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Bangkalan. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang motivasi ibu dalam
melakukan kunjungan antenatal trimester III terhadap kejadian kehamilan resiko tinggi.

1.2 Identifikasi Masalah


Sesuai dengan latar belakang di atas maka dapat dijabarkan identifikasi masalah sebagai
berikut :
Faktor Internal
1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Sosial Ekonomi
4. Usia
5. Pengalaman
6. Kesehatan

Faktor Eksternal
1. Sosial budaya
2. Petugas
3. Dukungan
keluarga
4. Fasilitas

Keteraturan kunjungan
antenatal

Cakupan K4 rendah
(43,4%)

Kehamilan Resiko
Tinggi

Bagan 1.1. Identifikasi Masalah

Dari skema di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :


1.2.1 Faktor Internal
1) Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk dipahami karena
dapat menimbulkan sikap untuk berpartisipasi, memerankan dirinya dalam pemeriksaan.
Tingginya tingkat pengetahuan seseorang maka semakin tinggi pula kesadaran untuk
berperan serta dalam pemeriksaan. Dengan begitu apabila pengetahuan ibu rendah tentang
antenatal care maka upaya mencegah atau mendeteksi resiko tinggi kehamilan sangat sulit.
2) Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang dalam pola
hidup. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu dapat meningkatkan
perkembangan sikap seorang ibu terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan terutama
tentang resiko tinggi kehamilan. Begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan
ibu dapat menghambat perkembangan sikap seorang ibu terhadap masalah kehamilan dengan
resiko tinggi.
3) Sosial Ekonomi
Status ekonomi dalam lingkungan masyarakat tertentu akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan pendidikan seseorang. Hal ini terlihat dari bagaimana hubungan kedudukan
kehidupan dalam strata tertentu bilamana tingkat ekonomi seseorang kurang matang.
Semakin tinggi strata sosial ekonomi seseorang, semakin tinggi pula tingkat kesadaran ibu

terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan guna mendeteksi ataupun mengetahui adanya


resiko tinggi pada kehamilan.
4) Usia
Usia juga dapat mempengaruhi terjadinya kehamilan resiko tinggi. Usia yang paling
rawan dalam kehamilan yaitu usia kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun. Karena
pada usia kurang dari 20 tahun merupakan masa remaja akhir dimana alat reproduksi kurang
matang dan kurangnya kesiapan secara psikologi untuk menjadi ibu. Sedangkan usia lebih
dari 35 tahun menyebabkan resiko timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai usia, juga
dapat menyebabkan kemampuan untuk melahirkan menurun. Sehingga usia yang normal
untuk hamil biasanya terjadi sekitar usia 21-30 tahun.
5) Pengalaman
Semakin tinggi pengetahuan dan pendidikan seseorang akan semakin ada keinginan untuk
mencari data dari fakta terhadap pengetahuan dan pendidikan yang diperoleh. Realita
pengetahuan dan pendidikan dapat dimaksimalkan melalui pengalaman. Semakin tinggi
orang memiliki pengalaman tentang kehamilan seperti riwayat kehamilan sebelumnya, akan
semakin mengerti pentingnya pemeriksaan kehamilan.
6) Kesehatan
Ada tidaknya informasi kesehatan atau saran kesehatan akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Hal ini mendorong seseorang untuk bertindak dan berperilaku. Semakin banyak
pengetahuan seseorang tentang kesehatan maka semakin besar potensi kesehatan diri dan
orang lain, sehingga dengan bekal kesehatan yang sangat matang akan termotivasi untuk
melaksanakan pemeriksaan.
1.2.2 Faktor Eksternal
1) Sosial Budaya

Faktor sosial budaya dapat mempengaruhi masalah kehamilan. Kebiasaan masyarakat


terhadap larangan makanan tertentu pada ibu hamil yang menyebabkan kurangnya status gizi
ibu hamil padahal seorang ibu hamil harus mendapatkan makanan yang bergizi tidak ada
pantangan makanan. Kurangnya status gizi ibu hamil akan menyebabkan resiko tinggi pada
kehamilannya sehingga dapat mempengaruhi janin.
2) Petugas
Pemeriksaan kehamilan yang semakin mantap tercermin dalam pola sikap dari petugas.
Loyalitas layanan petugas kebidanan yang optimal memberikan dampak yang signifikan
terhadap rutinitas kunjungan pemeriksaan kehamilan yang dapat mengurangi terjadinya
kehamilan dengan resiko tinggi.
3) Dukungan Keluarga
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan adalah dukungan dari
keluarga. Dalam hal ini, bila dukungan kuat diberikan oleh keluarga maka akan semakin
tinggi tingkat kesadaran melakukan pemeriksaan rutin terhadap kehamilannya guna
mengetahui adanya resiko tinggi pada kehamilan.
4) Fasilitas
Ada tidaknya informasi atau fasilitas kesehatan akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang sehingga hal ini mendukung seseorang untuk bertindak dan berperilaku.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah, kejadian kehamilan resiko tinggi disebabkan oleh
banyaknya faktor, karena keterbatasan waktu dan biaya maka peneliti membatasi pada
masalah keteraturan ibu dalam melakukan kunjungan antenatal terhadap kejadian kehamilan
resiko tinggi.

1.4 Rumusan Masalah


Dari data dan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.4.1 Bagaimana gambaran keteraturan ibu dalam melakukan kunjungan antenatal terhadap
kejadian kehamilan resiko tinggi di Puskesmas pembantu Pejagan wilayah kerja Puskesmas
Kota Bangkalan?
1.4.2 Bagaimana gambaran kejadian kehamilan resiko tinggi di Puskesmas pembantu
Pejagan wilayah kerja Puskesmas Kota Bangkalan?
1.4.3 Apakah ada pengaruh antara keteraturan ibu dalam melakukan kunjungan antenatal
terhadap kejadian kehamilan resiko tinggi di Puskesmas pembantu Pejagan wilayah kerja
Puskesmas Kota Bangkalan?

1.5 Tujuan Penelitian


1.5.1 Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh keteraturan ibu dalam melakukan kunjungan antenatal terhadap
kejadian kehamilan resiko tinggi di Puskesmas pembantu Pejagan wilayah kerja Puskesmas
Kota Bangkalan.

1.5.2 Tujuan Khusus


1)

Mengidentifikasi gambaran keteraturan ibu dalam melakukan kunjungan antenatal

terhadap kejadian kehamilan resiko tinggi di Puskesmas pembantu Pejagan wilayah kerja
Puskesmas Kota Bangkalan.
2)

Mengidentifikasi gambaran kejadian kehamilan resiko tinggi di Puskesmas pembantu

Pejagan wilayah kerja Puskesmas Kota Bangkalan.

3)

Menganalisa pengaruh keteraturan ibu dalam melakukan kunjungan antenatal terhadap

kejadian kehamilan resiko tinggi di Puskesmas pembantu Pejagan wilayah kerja Puskesmas
Kota Bangkalan.

1.6 Manfaat Penelitian


1.6.1 Bagi Peneliti
Meningkatkan atau mengembangkan pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya
ilmu pengetahuan yang telah diterima untuk diberikan kepada klien/ibu hamil yang memiliki
resiko tinggi kehamilan.
1.6.2 Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan lahan praktek untuk menentukan program selanjutnya untuk
mencegah atau mengurangi kejadian kehamilan resiko tinggi.
1.6.3 Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam penelitian Karya Tulis
Ilmiah (KTI) selanjutnya.

1.6.4 Bagi ibu atau masyarakat


Merupakan tambahan informasi bagi ibu maupun masyarakat tentang pentingnya
kunjungan antenatal guna mendeteksi adanya kejadian kehamilan resiko tinggi.

Anda mungkin juga menyukai