Anda di halaman 1dari 11

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Penyakit

terminal

disembuhkan

lagi.

adalah

suatu

Kematian

penyakit

adalah

tahap

yag
akhir

tidak

bisa

kehidupan.

Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti


priode sakit yang panjang. Kondisi Terminal adalah: Suatu proses
yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan
proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu
(Carpenito ,2006). Pasien Terminal adalah pasien-pasien yang
dirawat, yang sudah jelas bahwa mereka akan meninggal atau
keadaan mereka makin lama makin memburuk (P.J.M. Stevens,
dkk ,hal 282, 1999).
Pendampingan dalam proses kematian adalah Suatu pendampingan
dalam kehidupan , karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan .
Manusia dilahirkan, hidup beberapa tahun, dan akhirnya mati.
Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan, dan itu
memang akan terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan (P.J.M.
Stevens, dkk, 282,1999).
B. Jenis-Jenis Penyakit Terminal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Diabetes Militus
Penyakit Kanker
Congestik Renal Falure
Stroke.
AIDS
Gagal Ginjal Kronik
Akibat Kecelakaan Fatal

C. Fase-Fase Menjelang Kematian


1. Denial (Fase Penyangkalan/pengingkaran dan Pengasingan
Diri)
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal
dan

dia

tidak

dapat

menerima

informasi

ini

sebagai

kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya. Reaksi


pertama setelah mendengar, bahwa penyakitnya diduga tidak
dapat disembuhkan lagi adalah, "Tidak, ini tidak mungkin
terjadi

dengan

saya."

Penyangkalan

ini

merupakan

mekanisme pertahanan yang biasa ditemukan pada hampir


setiap

pasien

pada

saat

pertama

mendengar

berita

mengejutkan tentang keadaan dirinya. Hampir tak ada orang


yang

percaya,

bahwa

kematiannya

sudah

dekat,

dan

mekanisme ini ternyata memang menolong mereka untuk


dapat mengatasi shock khususnya kalau peyangkalan ini
periodik. Normalnya, pasien itu akan memasuki masa-masa
pergumulan antara menyangkal dan menerima kenyataan,
sampai ia dapat benar-benar menerima kenyataan, bahwa
kematian memang harus ia hadapi.
2. Anger (Fase Kemarahan)
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan
bahwa ia akan meninggal. Jarang sekali ada pasien yang
melakukan

penyangkalan

terus

menerus.

Masanya

tiba

dimana ia mengakui, bahwa kematian memang sudah dekat.


Tetapi kesadaran ini seringkali disertai dengan munculnya
ketakutan dan kemarahan. "Mengapa ini terjadi dengan
diriku?", "Mengapa bukan mereka yang sudah tua, yang

memang hidupnya sudah tidak berguna lagi?" Kemarahan ini


seringkali diekspresikan dalam sikap rewel dan mencari-cari
kesalahan pada pelayanan di rumah sakit atau di rumah.
Bahkan kadang-kadang ditujukan pada orang-orang yang
dikasihinya,

dokter,

pendeta,

maupun

Tuhan.

Seringkali

anggota keluarga menjadi bingung dan tidak mengerti apa


yang harus dilakukan. Umumnya mereka tidak menyadari,
bahwa tingkah laku pasien tidak masuk akal, meskipun
normal, sebagai ekspresi dari frustasi yang dialaminya.
Sebenarnya yang dibutuhkan pasien adalah pengertian,
bukan

argumentasi-argumentasi

dari

orang-orang

yang

tersinggung oleh karena kemarahannya.


3. Bargaining (Fase Tawar Menawar).
Ini adalah fase di mana pasien akan mulai menawar untuk
dapat

hidup

sedikit

lebih

lama

lagi

atau

dikurangi

penderitaannya. Mereka bisa menjanjikan macam-macam hal


kepada Tuhan, "Tuhan, kalau Engkau menyatakan kasih-Mu,
dan

keajaiban

kesembuhan-Mu,

maka

aku

akan

mempersembahkan seluruh hidupku untuk melayaniMu."


4. Depresion (Fase Depresi)
Setelah ternyata penyakitnya makin parah, tibalah fase
depresi. Penderita merasa putus asa melihat masa depannya
yang

tanpa

harapan.

Sebagai

orang

percaya

memang

mungkin dia mengerti adanya tempat dan keadaan yang jauh


lebih baik yang telah Tuhan sediakan di surga. Namun,
meskipun demikian perasaan putus asa masih akan dialami.
5. Acceptance (FaseMenerima)
Tidak semua pasien dapat terus menerus bertahan menolak
kenyataan yang ia alami. Pada umumnya, setelah jangka
waktu tertentu mereka akan dapat menerima kenyataan,
bahwa

kematian

sudah

dekat,

sehingga

mereka

mulai
3

kehilangan kegairahan untuk berkomunikasi dan tidak tertarik


lagi dengan berita dan persoalan-persoalan di sekitarnya.
Pasien-pasien seperti ini biasanya membosankan dan mereka
seringkali dilupakan oleh teman-teman dan keluarganya,
padahal kebutuhan untuk selalu dekat dengan keluarga pada
saat-saat terakhir justru menjadi sangat besar
D. Manifestasi Klinik
1. Fisik
a. Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur
angsur dari ujung kaki dan ujung jari
b. Aktifitas dari GI berkurang
c. Reflek mulai menghilang
d. Kulit kebiruan dan pucat
e. Denyut nadi tidak teratur dan lemah
f. Nafas berbunyi keras dan cepat ngorok
g. Penglihatan mulai kabur
h. Pasien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri
i. Pasien dapat tidak sadarkan diri
2. Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E.Kubbler
Ross mempelajari respon-respon atas menerima kematian
dan maut secara mendalam dan hasil penelitiannya yaitu :
a. Respon kehilangan
i. Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah ,
keakutan, cara tertentu untuk mengatur tangan
ii. Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan
otot rahang dan kemudian mengendor
iii. Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah
terbuka / menangis
b. Hubungan dengan orang lain
Kecemasan
timbul
akibat
ketidakmampuan

untuk

ketakutan

berhubungan

akan
secara

interpersnal serta akibat penolakan

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan pasien penyakit


terminal yaitu:
1. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi respon psikologis pasien pada
penyakit terminal, sistem pendekatan bagi pasien. Ras Kerud
telah mengklasifikasikan pengkajian yang dilakukan yaitu:
a. Riwayat psikososial
b. Banyaknya distress yang dialami dan respon terhadap
krisis
c. Kemampuan koping
d. Tingkat perkembangan
e. Adanya reaksi sedih dan kehilangan
2. Faktor sosio cultural
Pasien mengekspresikan sesuai tahap perkembangan, pola
kultur terhadap kesehatan, penyakit dan kematian yang
dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal
3. Faktor presipitasi
a. Prognosa akhir penyakit yang menyebabkan kematian.
b. Faktor transisi dari arti kehidupan menuju kematian
c. Support dari keluarga dan orang terdekat
d. Hilangnya harga diri karena kebutuhan tidak terpenuhi
sehingga pasien menarik diri , cepat tersinggung dan tidak
ada semangat hidup
4. Faktor perilaku
a. Respon terhadap pasien
b. Respon terhadap diagnose
c. Isolasi social
5. Mekanisme koping
a. Denial
Adalah mekanisme koping yang berhubungan dengan
penyakit fisik yang berfungsi sebagai pelindung pasien
untuk memahami penyakit secara bertahap adalah :
i.
Tahap awal ( Intial Stage )
Tahap menghadapi ancaman terhadap kehilangan
ii.

saya harus meninggal karena penyakit ini


Tahap kronik ( Kronik Stage )
5

Persetujuan dengan proses penyakit Aku menyadari


dengan sakit akan meninggal tetapi tidak sekarang
iii.

terjadi secara mendadak dan timbul perlahan lahan.


Tahap akhir ( Finansial Stage )
Menerima kehilangaan saya akan meninggal
kedamaian dalam kematian sesuai kepercayaan

b. Regresi
Mekanisme pasien untuk menerima ketergantungan fungsi
perannya
c. Kompensasi
Suatu tindakan dimana pasien tidak mampu mengatasi
keterbatasan karena penyakit yang dialami
d. Belum menyadari ( Clossed Awereness )
Pasien dan keluarga tidak menyadari kemungkinan akan
kematian tidak mengerti mengapa pasien sakit
e. Berpura pura ( Mutual Prelensa )
f. Menyadari ( Open Awereness )
F. Tujuan Perawatan Pada Pasien Terminal
1. Membantu pasien untuk hidup lebih nyaman dan sepenuhnya
sampai meninggal.
2. Membantu keluarga memberi support pada pasien
3. Membantu pasien dan keluarga untuk menerima perhatian
G. Komunikasi dengan Pasien Terminal
1. Denial, pada tahap ini kita dapat mempergunakan teknik
komunikasi:
a. Listening
Dengarkan apa yang diungkapkan pasien
b. Sient
Mengkomunikasikan minat perawat pada pasien secara
non verbal
c. Broad opening
Mengkomunikasikan topik / pikiran yang sedang dipikirkan
pasien
6

2. Angger, pada tahap ini kita dapat mempergunakan tehnik


komunikasi

Listening:

perawat

berusaha

dengan

sabar

mendengar apapun yang dikatakan pasien


a.
Bargaining
i. Focusing
ii. Bantu pasien mengembangkan topik atau hal yang
penting
iii.Sharing perception
iv. Menyampaikan pengertian perawat dan mempunyai
b.

kemampuan untuk meluruskan kerancuan


Acceptance
i. Informing
Membantu dalam memberikan penkes tentang aspek
yang sesuai dengan kesejahteraan atau kemandirian
pasien
ii. Broad opening
Komunikasikan

kepada

pasien

tentang

apa

yang

dipikirkannya dan harapan harapannya


iii. Focusing
Membantu pasien mendiskusikan hal yang mencapai
topik utama dan menjaga agar tujuan komunikasi
tercapai
H. Persiapan Pasien
1. Fase Denial
a. Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan
sentuhan dan ciptakan suasana tenang
b. Menganjurkan pasien untuk tetap dalam pertahanan
dengan tidak menghindar dari situasi sesungguhnya
2. Fase Anger
a. Membiarkan pasien untuk mengekspresikan keinginan,
menggambarkan apa yang akan dan sedang terjadi pada
mereka.
b. Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah
injuri.

3. Fase Berganing
a. Ajarkan pasien agar dapat membuat keputusan dalam
hidupnya yang bermakna.
b. Dengarkan pasien pada saat bercerita tentang hidupnya.
4. Fase Depresi
a. Perlakukan pasien dengan sabar, penuh perhatian dan
tetap realitas.
b. Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi pasien jika ada
asal pengertian harusnya diklarifikasi.
5. Fase Acceptance
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Pertahankan hubungan pasien dengan orang orang
terdekat.
I. Intervensi Dengan Keluarga
1. Bantu

keluarga

untuk

mengenal

koping

pasien

dalam

melewati fase ini.


2. Bantu keluarga dalam melewati proses kematian, resolusi
yang dapat dilakukan setelah kematian.
3. Fokus Aspek Sosial

BAB II
KESIMPULAN
Pendampingan dalam proses kematian adalah Suatu pendampingan
dalam kehidupan, karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan.
Manusia dilahirkan, hidup beberapa tahun, dan akhirnya mati.
Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan, dan itu
memang akan terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan. Fasefase menjelang kematian Denial (Fase Penyangkalan/pengingkaran
dan Pengasingan Diri) yang dimulai ketika orang disadarkan bahwa
ia akan meninggal dan dia tidak dapat menerima informasi ini
sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya. Anger
(Fase Kemarahan) yang terjadi ketika pasien tidak dapat lagi
mengingkari kenyataan bahwa ia akan meninggal. Bargaining (Fase
Tawar Menawar) adalah fase di mana pasien akan mulai menawar
untuk

dapat

hidup

sedikit

lebih

lama

lagi

atau

dikurangi

penderitaannya. Depresion (Fase Depresi) dimana setelah ternyata


penyakitnya makin parah, tibalah fase depresi. Penderita merasa
putus asa melihat masa depannya yang tanpa harapan. Acceptance
(FaseMenerima) ketika pasien tidak dapat terus menerus bertahan
menolak kenyataan yang ia alami. Pada umumnya, setelah jangka
waktu tertentu mereka akan dapat menerima kenyataan, bahwa
kematian

sudah

dekat,

sehingga

mereka

mulai

kehilangan

kegairahan untuk berkomunikasi dan tidak tertarik lagi dengan


berita dan persoalan-persoalan di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall Carpenito-Moyet, 2006. Nursing Diagnosis, Application
To Clinical Practice.USA : Wolters Health.
P.J.M Steven, 1999. Ilmu Keperawatan, Jilid 2. Jakarta : EGC
Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin, 1996.
Clinical Nursing Skills. Basic to Advanced Skills, Fourth Ed.
Appleton&Lange, USA
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and
function. Kozier, B. 1995. Fundamentals of nursing : Concept
Procees and Practice, Ethics and Values. California : Addison
Wesley

10

11

Anda mungkin juga menyukai