BAB I - Skripsi
BAB I - Skripsi
PENDAHULUAN
menurut hasil riset kesehatan dasar 2007, keries gigi diderita oleh 72,1% penduduk Indonesia.
Hal ini semakin memperjelas bahwa untuk mendapatkan status kesehatan gigi yang optimal
sangat diperlukan kesadaran masyarakat sendiri.1,3
Kesadaran masyarakat ini sangat diperlukan untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi,
gangguan kesehatan gigi dan mulut dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat. Banyak faktor
yang membuat kesehatan gigi dimasyarakat sangat rendah, jika dikaitkan dengan pekerjaan tentu
saja dapat berhubungan. Dimana kondisi masyarakat kita sebagian besar status ekonominya
msaih rendah, hal ini juga dikaitkan dengan penilitian yang dilakukan M. H. Hobdel dkk dari
Inggris, telah lama dilakukan penelitian terhadap status sosial ekonomi yang rendah memliliki
tingkat kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan status sosial ekonomi yang tergolong
tinggi.4
Keadaan ini dapat dilihat dari jenis-jenis pekerjaan masyarakat Indonesia, secara umum
terbagi atas dua yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan
jasa. Dalam hal ini pekerjaan yang menghasilkan jasa antara lain dokter, guru, pengacara, supir,
tukang becak, dan lain-lain. Khusus untuk tukang becak, tukang becak merupakan pekerjaan
yang menawarkan jasa trasportasi.5
Becak telah menjadi ciri khas dari kota Makassar, becak di jadikan sebagai alat
transportasi tradisional oleh pemerintah. Namun seperti yang diketahui bahwa penghasilan dari
tukang becak belumlah cukup jika dihubungkan dengan status sosial ekonomi. Tentu saja hal ini
juga dapat berhubungan dengan
khususnya.6,7
Di Indonesia, prevalensi penyakit dental bervariasi munurut keadaan dan karakteristik
sosio-ekonomik-geografik. Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, lebih-lebih pada kelompok
masyarakat yang berpenghasilan rendah, situasinya jauh dari pada memuaskan dan merupakan
masalah yang sering terabaikan. Prevalensi penyakit gigi-mulut pada kelompok masyarakat ini
menjadi lebih besar oleh karena sikap dan perilaku mereka di dalam menanggapi penyakit ini.8
Selain sikap dan perilaku, pengetahuan dari tiap individu juga dapat mempengaruhi
kesehatan. Menurut Bloom (1908), yang dikutip dalam artikel Wikipedia berpendapat bahwa
terdapat tiga domain untuk mengukur perilaku manusia terhadap kesehatan, yaitu pengetahuan,
afektif dan psikomorik. Dimana disini dikatakan bahwa pengetahuan merupakan hal yang sangat
penting karena pengetahuan tentang kesehatan mancakup apa yang diketahui oleh seseorang
terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular,
pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan yang mempengaruhi kesehatan, pengetahuan
tentang fasilitas kesehatan dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.9
Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa status sosial ekonomi yang rendah tentunya
mempengaruhi kesehatan, hal ini berhubungan juga dengan tukang becak, dimana seperti yang
diketahui tukang becak masuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah. Selain hal
tersebut telah diketahui bahwa tukang becak mempunyai kebiasaan buruk yang dapat
menggangu kesehatan seperti kebiasaan merokok, hal ini dapat dilihat dari penelitian yang
dilakukan oleh Prof Boedi Darmojo yang dikutip oleh Gsianturi dikatakan bahwa prevalensi
merokok sebanyak 96.1% pada tukang becak di Semarang. Dengan mengetahui bahwa tukang
becak memiliki kebiasaan buruk, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan tukang becak
tentang kesehatan gigi. 10,11
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang ini maka penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada tukang becak di Kota
Makassar.