Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

IPTEK DALAM ISLAM

Disusun Oleh :
Nama

Nim

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
IPTEK DALAM ISLAM dengan baik.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Semarang, 07 Februari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... i


Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
A. Pandangan Islam Tentang IPTEK ...................................................................... 3
B. Dampak Positif dan Negatif Tentang Perkembangan IPTEK ............................ 6
C. Alternatif IPTEk yang Islami ............................................................................. 8
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qaidah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala
ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat
diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak
boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam)
sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria
inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur,
bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah
dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan
oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia
menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban
barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan
iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban
barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana Pandangan Islam tentang IPTEK?
2. Bagaimana dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK?
3. Bagaimana alternatif IPTEK yang Islami?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1

1. Untuk memahami pandangan islam tentang IPTEK.


2. Untuk memahami dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK.
3. Untuk memahami alternatif IPTEK yang Islami.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pandangan Islam Tentang IPTEK


Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa alat untuk mencapai dan
membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk menangkap kebenaran
fisik, (2) naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara
pribadi maupun sosial, (3) pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu
mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah
dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi, (4)
imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan
pengetahuannya, (5) hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap
kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK
yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan normanorma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam
menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok; (1) Kelompok yang menganggap IPTEK modern bersifat netral dan berusaha
melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang
sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak
islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah
islamisasi ilmu pengetahuan. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan
yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu
pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan jalan untuk menemukan
kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah.
Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu
mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara
alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia
ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas hakekat penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang
islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran IPTEK
3

menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan
bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya,
(2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), (3) dapat
memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam
konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung
manfaat dalam arti luas.
Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:
a. Berseberangan atau bertentangan.
b. Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
c. Tidak bertentangan satu sama lain
d. Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.
Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang
dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek akan
menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama dan pendalaman agama dapat
menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin
menekuni ajaran agama akan cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama ini pernah terjadi di zaman
Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi mengitari matahari sedangkan
gereja berpendapat bahwa matahari lah yang mengitari bumi, maka Galileo
dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena dianggap menyesatkan masyarakat.
Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika
kebenaran iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat disangkal
sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah
menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai
wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama dipisahkan sama sekali dari
kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara agama dan ilmu, apabila terjadi, akan
diselesaikan dengan menganggapnya berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola
hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak dikaitkan dengan penghayatan dan
pengamalan agama seseorang karena keduanya berada pada wilayah yang berbeda. Baik
secara individu maupun komunal, pengembangan yang satu tidak mempengaruhi
pengembangan yang lain. Pola hubungan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat
sekuler yang sudah terbiasa untuk memisahkan urusan agama dari urusan
negara/masyarakat.

Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran
ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak
saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, ajaran
agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola
hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang untuk
mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk
mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam
masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan
negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu, persinggungan itu
tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin
secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola hubungan ini cenderung
untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola
hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama dan
ilmu pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola
hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung pengembangan
iptek tapi pengembangan iptek tidak mendukung ajaran agama, pengembangan iptek
mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan iptek, dan
ajaran agama mendukung pengembangan iptek dan demikian pula sebaliknya.
Dalam wujud pertama, pendalaman dan penghayatan ajaran agama akan
mendukung pengembangan iptek walau pengembangan iptek tidak akan mendorong
orang untuk mendalami ajaran agama. Sebaliknya, dalam wujud ke dua, pengembangan
iptek akan mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama walaupun
tidak sebaliknya terjadi. Pada wujud ke tiga, pengembangan iptek akan mendorong orang
untuk lebih mendalami dan menghayati ajaran agama dan pendalaman serta penghayatan
ajaran agama akan mendorong orang untuk mengembangkan iptek.
Adapun alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK, terdapat tiga alasan pokok,
yakni:
1.

Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-

negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.


2.
Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di
negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3.
Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan
kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar
umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.

B. Dampak Positif dan Negatif Tentang Perkembangan IPTEK


Hampir menjadi pengetahuan umum (common sense) bahwa dasar dari peradaban
modern adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek merupakan dasar dan
pondasi yang menjadi penyangga bangunan peradaban modern barat sekarang ini. Masa
depan suatu bangsa akan banyak ditentukan oleh tingkat penguasaan bangsa itu terhadap
Iptek. Suatu masyarakat atau bangsa tidak akan memiliki keunggulan dan kemampuan
daya saing yang tinggi, bila ia tidak mengambil dan mengembangkan Iptek. Bisa
dimengerti bila setiap bangsa di muka bumi sekarang ini, berlomba-lomba serta bersaing
secara ketat dalam penguasaan dan pengembangan iptek.
Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah memberikan berkah dan anugrah yang luar
biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain, iptek telah mendatangkan
petaka yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam
bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan uamt manusia.
Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak
ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada
kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia,
termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.
1.
Bidang Sosial dan Budaya
Dampak Positif
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini
semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam
dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah
perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang
tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis
oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita
dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki
bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai
jabatan penting lainnya.
b. Meningkatnya rasa percaya diri Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan
fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan
rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh.
Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi
globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
6

Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek


budaya
Dampak Negatif
a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja
dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya
pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga
masyarakat menjadi kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani.
b. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti
gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan
sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat
lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja
dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian,
corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
c. Pola interaksi antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan
rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga.
Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa
saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC),
internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri.
Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang
kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri
untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak
orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program
internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan
orang asing kapan saja.
2.

Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara

lain:
Dampak Positif
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan
pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber
ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah

metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang


abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi
proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa
juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Dampak Negatif
Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven,
Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari
permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan
pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran
melalui internet tersebut.
b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak
kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak
generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah.
Contonya dengan ilmu komputer yang tinggi maka orang akan berusaha
menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
C. Alternatif IPTEK yang Islami
Di negara ini, gagasan tentang perlunya integrasi pendidikan imtak dan iptek ini
sudah lama digulirkan. Profesor B.J. Habibie, adalah orang pertama yang menggagas
integrasi imtak dan iptek ini. Hal ini, selain karena adanya problem dikotomi antara apa
yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan
oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam sistem pendidikan kita
tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan takwa yang kuat, sehingga
pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan
manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti
yang seluas-luasnya.
Kekhwatiran ini, cukup beralasan, karena sejauh ini sistem pendidikan kita tidak
cukup mampu menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah swt sebagaimana diharapkan. Berbagai tindak kejahatan sering terjadi dan banyak
dilakukan justru oleh orang-orang yang secara akademik sangat terpelajar, bahkan
mumpuni. Ini berarti, aspek pendidikan turut menyumbang dan memberikan saham bagi
kebangkrutan bangsa yang kita rasakan sekarang. Kenyataan ini menjadi salah satu
8

catatan mengenai raport merah pendidikan nasional kita. Secara lebih spesifik, integrasi
pendidikan imtak dan iptek ini diperlukan karena empat alasan.
Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan
manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh
asas iman dan takwa kepada Allah swt. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa
disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam
nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil
dan miskin secara maknawi.
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah
menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan
hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut
oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan
jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual).
Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan
menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang
telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar
manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi,
seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar
manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari
ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa
selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur:39).
Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga
keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan
dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti doa
yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201).

10

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup
atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masingmasing. Diantara

penyikapan

terhadap

kemajuan

IPTEK

masa

terdapat

tiga

kelompok, yaitu: (1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan
berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran
yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak
islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2
(dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek. Jadi,
syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan
tolak ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.
Adapun dampak negatif maupun positif dalam perkembangan iptek, Kemajuan
dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat
manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas.
Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan
ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat
manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.

11

DAFTAR PUSTAKA
Munawar, Said Aqil, 2002. Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Jakarta :
Ciputat Press.
Shihab, Quraish, 1999. Mukjizat Al-Quran. Bandung: Mizan.
Aditya warman, irfan. 2011. Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.http://baroedakunibba.blogspot.com/. 26 Januari 2011.
Saaduddin, Nadri. Proletar: Masa Kejayaan Islam Pertama. http://www.mail-archive.com/.
Samantho, Y. Ahmad. IPTEK dari Sudut Pandang
Islam.http://ahmadsamantho.wordpress.com/.
Hafidz. Kegemilangan IPTEK di Masa Khilafah Abbasiyah. http://sobatmuda.multiply.com
Solihin, O. Sejarah Kejayaan Islam. http://gaulislam.com.
Yahya, Harun. Islam: Agama yang Berkembang Paling Pesat di Eropa.www.harunyahya.com

12

Anda mungkin juga menyukai