Dasar Pemeriksaan Koagulasi Darah Dan Interpretasi
Dasar Pemeriksaan Koagulasi Darah Dan Interpretasi
complex yang melibatkan FIXa, FVIIIa, posfolipid dari PF3 (trombosit factor 3)
dan kalsium. Intrinsic tenase complex akan mengaktifkan faktor X menjadi
FXa. Langkah berikutnya adalah pembentukan kompleks yang terdiri dari
FXa, FVa, posfolipid dari PF3 serta kalsium yang disebut sebagai
prothrombinase complex yang mengubah prothrombin menjadi thrombin
yang selanjutnya memecah fibrinogen menjadi fibrin.
Pada pemeriksaan hemostasis, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Antikoagulan : Natrium sitrat 0,109 M dengan pernbandingan 9 bagian
darah dan 1 bagian Natrium sitrat. Untuk hitung trombosit antikoagulan yang
dipakai adalah Na2EDTA
- Penampung : Bahan plastik atau gelas yang dilapisi silikon, untuk
mencegah terjadinya aktivasi faktor pembekuan
- Semprit dan jarum : ukuran besar, paling kecil nomor 20
- Cara pengambilan darah : Hindari masuknya tromboplastin jaringan,
sebaiknya digunakan 2 semprit dimana darah pada semprit pertama dibuang
karena dikhawatirkan tercemar tromboplastin jaringan
- Kontrol : Diperiksa 1 kontrol normal (tersedia secara komersial) dan 1
kontrol abnormal
- Penyimpanan dan pengiriman bahan : Sampel darah segera dikerjakan,
harus selesai dalam 3 jam setelah pengambilan darah. Bila harus ditunda,
plasma sitrat disimpan dalam tempat plastik tertutup dalam keadaan beku
Bleeding Time
Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah
adanya luka atau trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding
pembuluh darah untuk membentuk bekuan. Prinsip pemeriksaannya adalah
mengukur lamanya waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan
bawah atau cuping telinga. Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan
penyaring hemostasis primer atau interaksi antara trombosit dan pembuluh
yang diberikan secara intravena karena tidak efektif diabsorbsi dari traktus
digestivus, digunakan sebagai pencegahan dan terapi tromboemboli.
Heparin memerlukan kofaktor AT III (anti trombin III), suatu antikoagulan
alami pada jalur intrinsik, untuk dapat bertindak sebagai antikoagulan. AT III
bersama Heparin mengikat faktor koagulasi yang teraktivasi dan trombin
sehingga menghambat terbentuknya fibrin.
Sensitivitas pasien terhadap Heparin sangat bervariasi dipengaruhi
oleh obat-obatan seperti nitrogliserin. Resistensi Heparin dapat disebabkan
oleh penurunan kemampuan dan fungsi AT III, trombositopenia,
trombositosis, umur pasien, konsentrasi hemoglobin, nitrogliserin,
antikoagulan oral (memperpanjang waktu pembekuan). Hipotermia akan
memperlambat pembentukan bekuan darah.
Monitoring sangat penting pada terapi Heparin ok bila dosis tidak mencukupi
untuk menghambat koagulasi akan terbentuk bekuan darah di sepanjang
pembuluh darah dan bila dosis heparin berlebihan akan terjadi komplikasi
perdarahan yang mangancam jiwa. Heparin dosis tinggi diberikan sebelum,
selama dan beberapa saat setelah operasi jantung Selama operasi
berlangsung, darah difiltrasi dan dioksigenasi diluar tubuh menggunakan
mesin jantung paru, dimana kontak darah dengan permukaan artifisial mesin
akan memacu koagulasi membentuk bekuan darah, dengan dosis tinggi
Heparin akan mencegah terbentuknya bekuan darah.
Indikasi pemeriksaan ACT adalah setelah pemberian dosis awal bolus
Heparin, bedah jantung terbuka (sebelum, selama dan beberapa saat
setelahnya), tindakan kateterisasi jantung, tindakan lain yang memerlukan
antikoagulan dosis tinggi, pemeriksaan biasanya dilakukan secara serial. ACT
mengukur efek inhibisi Heparin terhadap koagulasi bukan konsentrasi
Heparin dalam darah.
- Hasil positif palsu pada usia tua, Rheumatoid factor, trigliserid tinggi,
lipemia, bilirubin, hemolisis sampel darah.
hepar.
- Skrining pasien preoperasi beresiko perdarahan selama prosedur invasif,
misalnya pasien dengan riwayat perdarahan atau mengkonsumsi obat yang
mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku seperti aspirin dan
NSAID.
Persiapan pemeriksaan agregasi trombosit adalah :
- Darah diambil dalam keadaan puasa 8 jam karena kadar lemak tinggi
dalam darah akan mempengaruhi hasil.
- Sampel darah tidak hemolisis
- Sampel darah disimpan dalam penampung plastik/ gelas berlapis silikon
bertutup pada suhu kamar
- Dikerjakan dalam waktu tiga jam setelah pengambilan darah karena
respons PRP (trombosit rich plasma) akan menurun dalam tiga jam.
- Jumlah trombosit dalam PRP lebih dari 100.000/ UL
Prinsip pemeriksaan adalah perubahan transmisi cahaya (light
transmittance changes), yaitu penambahan agonist (aggregating agents) ke
dalam PRP akan menginduksi terjadinya agregasi trombosit sehingga
transmisi cahaya melalui PRP meningkat. Agonist dapat berupa ADP (yang
umumnya dipakai), epinferin, kolagen, thrombin, ristocetin). Beberapa
macam obat yang dapat mempengaruhi hasil adalah : Aspirin, NSAID
(Ibuprofen), antidepresi tricyclic, antihistamin, beberapa antibiotika, plasma
expander Dextran, Warfarin, beta-blocker. Bila pasien mengkonsumsi obat
tersebut, dianjurkan berhenti dua minggu sebelum pemeriksaan.
Gangguan fungsi trombosit kongenital terdapat pada :
- Von Willebrands disease : berhubungan dengan penurunan produksi atau
disfungsi faktor von Willebrand
- Glanzmans thromboasthenia : penurunan kemampuan agregasi trombosit
- Bernard-Soulier syndrome : penurunan kemampuan adhesi trombosit