Anda di halaman 1dari 17

40

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian eksperimen yang digunakan adalah one group
pretest posttest dengan rancangan eksperimen semu (quasi eksperimen
design). Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi
paling

tidak

sudah

dilakukan

observasi

pertama

(pretest)

yang

memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya


eksperimen (program) (Notoatmodjo, 2012)
Rancangan one group pre test post test design yang dilakukan
peneliti ini yaitu mengukur tingkat kecemasan pendonor pertama kali
kemudian dihitung tingkat kecemasan pada pendonor sebelum dilakukan
Komunikasi Terapeutik dan sesudah dilakukan Komunikasi

Terapeutik,

bentuk rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:


Pretest
01
Keterangan:
1

Perlakuan
X

Posttest
02

: Tingkat kecemasan pada pendonor pertama kali sebelum dilakukan


tindakan komunikasi terapeutik

: Tingkat kecemasan pada pendonor pertama kali setelah dilakukan


tindakan komunikasi terapeutik

3.2

: Tindakan komunikasi terapeutik

Paradigma Penelitian

41
Setiap tahunnya kebutuhan darah guna pelayanan transfusi darah
terus meningkat. Maka dari itu diperlukan sebuah inovasi-inovasi guna
terciptanya pendonor yang lestari. Tindakan donor darah merupakan
tindakan yang beresiko, maka diperlukan tindakan keperawatan agar didapat
pendonor dengan resiko rendah.
Pada pendonor pertama kali merupakan potensi yang besar untuk
menjadi pendonor darah sukarela, maka diperlukan penanganan yang
khusus pada pendonor pertama kali. Hal yang sering terjadi yaitu karena
kurangnya penjelasan mengenai proses tindakan donor darah, seringkali
pendonor terlihat cemas, sering bertanya-tanya mengenai proses donor
darah dan pendonor mengatakan takut akan jarum dan darah. Dengan
kecemasan yang dialami pendonor, pendonor pertama kali sering kali
mengeluh pusing, mual dan keringat dingin, baik pada saat proses Aftap
atau setelah proses aftap. Bahkan tidak sedikit calon pendonor yang
sebelumnya semangat untuk mendonorkan darahnya dan sudah memenuhi
persyaratan untuk menjadi pendonor mengurungkan niatnya dengan alasan
masih takut dengan jarum dan darah.
Untuk pendonor yang beresiko rendah perlu kiranya penjelasan
kepada pendonor mengenai proses pengambilan darah yang didukan dengan
tindakan Komunikasi Terapeutik.
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat
akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan pendonor,
sehingga akan lebih efektif dalam mencapai tujuan dari asuhan keperawatan

42
yang telah diterapkan, memberikan kepuasan profesional dalam perawatan
dan akan meningkatkan profesi.

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen

Variabel Dependen

Tahapan Komunikasi
Terapeutik
1. Tahap Pra Interaksi

Kecemasan menurun

2. Tahap Orientasi

Tingkat kecemasan
pendonor pertama kali

3. Tahap Kerja
4. Fase Terminasi

1. Normal/ tidak cemas

Kecemasan tetap
Kecemasan meningkat

2. Kecemasan ringan
3. Kecemasan sedang
4. Kecemasan berat

Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti

3.3

Hipotesa Penelitian
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencaan penelitian.
Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka dalam perencanaan
penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Jawaban

43
sementara dari suatu penelitian ini biasanya disebut hipotesis (Notoatmojo :
2012).
Ho : artinya ada pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan
pendonor pertama kali.
Ha : artinya tidak ada pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat
3.4

kecemasan pendonor pertama kali.


Variabel Penelitian
Dalam peneltian ini terdiri atas 2 variabel yaitu varibel terikat dan
variabel bebas, dimana :
1) Variabel Bebas ( Independen Variable)
Variable yang mempengaruhi disebut variable penyebab,
variable bebas atau independent variable (X), (Arikunto, 2010). Sebagai
variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi terapeutik.
2) Variabel Terikat (Dependen variable)
Variable

akibat

disebut

variable

tidak

bebas,

variable

bergantung, variable terikat atau dependent variable (Y), (Arikunto,


2010). Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat
kecemasan pendonor pertama kali.
3.5

Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional


3.5.1 Definisi Konseptual
Konsep adalah merupakan abstraksi yang

terbentuk oleh

generalisasi dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep


merupakan obstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati
atau diukur (Notoatmojo, 2012). Definisi konseptual dalam
penelitian ini adalah :
a. Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan
dan dilakukan untuk membantu penyembuhan/ pemulihan

44
pasien.

Komunikasi

terapeutik

merupakan

komunikasi

profesional bagi perawat (Damaiyanti, 2010).


b. Tingkat kecemasan pendonor pertama kali
Kecemasan (ansietas/ anxiety) adalah gangguan alam perasaan
(affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau
kekhawatiran

yang

mendalam

dan

berkelanjutan,

tidak

mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing


Ability/ RTA, masih baik) kepribadian masih tetap utuh (tidak
mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality),
perlaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal
(Hawari,
3.5.2

2013).

Alat

ukur

tingkat

kecemasan

dengan

menggunakan alat ukur Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS).


Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan (Notoatmojo, 2012).

Table 3.1
Definisi Operasional
Variabel Penelitian

Independent:

Defenisi
Operasional
Komunikasi

Prosedur

Komunikasi

terapeutik

Kerja

Terapeutik

adalah

Standar dan

komunikasi

Instruksi

yang

Kerja

direncanakan

Komunikasi

Variabel

dan

Alat Ukur

dilakukan Ierapeutik

untuk membantu

Cara
Ukur

Skala

Hasil Ukur

45
penyembuhan/
pemulihan
pasien.
Komunikasi
terapeutik
merupakan
komunikasi
profesional bagi
perawat,
meliputi tahaptahap :
1. Tahap

pra

interaksi
2. Tahap
orientasi
3. Tahap kerja
4. Tahap
terminasi

Dependent:
Tingkat

Kecemasan

Zung Self - Ceklist

(ansietas/

Ordinal

20-44 = normal/

Rating

tidak cemas

Anxiety

45-59

Scale

kecemasan

(ZSAS)

ringan

anxiety) adalah
Kecemasan
Pendonor
Pertama Kali

gangguan alam
perasaan
(affective) yang

ditandai dengan
60-74

perasaan
ketakutan

atau

kekhawatiran

kecemasan
sedang

yang mendalam
dan
berkelanjutan,

75-80

kecemasan berat

46
tidak mengalami
gangguan dalam
menilai realitas

3.6

Populasi dan Sampel


3.6.1
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi
sensus (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian adalah
Pendonor Darah Sukarela Pertama kali yang menyumbangkan
darahnya di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten
Cianjur sebanyak 3443 orang (Sumber: Sie Pencarian dan
Pelestarian Donor Darah Sukarela UDD PMI Kabupaten Cianjur
3.6.2

2014). Rata-rata jumlah pendonor perbulan 287 orang.


Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010). Dalam hal ini sampel yang digunakan adalah
pendonor darah sukarela pertama kali yang memenuhi persyaratan
untuk menyumbangkan darahnya.
Agar karakteristik sampel

tidak

menyimpang

dari

populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu


dilakukan kriteria inklusi, maupun eksklusi (Notoatmojo, 2012).
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai
sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota

47
populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmojo,
2012).
Kriteria inklusi sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Pendonor pertama kali yang menyumbangkan darahnya secara
sukarela
2) Pendonor Darah Sukarela Petama Kali yang memenuhi
persyaratan untuk menjadi donor
3) Pendonor Darah Sukarela Pertama Kali yang bersedia
dilakukan tindakan komunikasi terapeutik sebagai bahan
penelitian.
Kriteria Eksklusi sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendonor darah sukarela pertama kali yang tidak mau
dijadikan objek penelitian komunikasi terapeutik.
Rumus Sampel :

= Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi
d

= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan


pengambilan sampel

bila ditentukan N = 287 dan d = 10%, maka didapat :

48

Dibulatkan menjadi 75 sampel


3.7

Jumlah pendonor yang dijadikan sebanyak 75 orang.


Pengumpulan Data
3.7.1
Instrument Penelitian
Didalam pengumpulan data dengan cara apapun, selalu
diperlukan suatu alat yang disebut instrumen pengumpulan data.
Sudah barang tentu alat pengumpulan data ini tergantu pada
macam dan tujuan penelitian serta data yang akan diambil
(Notoatmojo, 2010).
3.7.1.1
Komunikasi Terapeutik
Teknik yang digunakan adalah dengan skala likert. Dengan
penentuan skor jawaban :
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Kadang-kadang
1 = Tidak pernah
Setelah semua pernyataan diberi nilai, kemudian data
dikategorikan dengan menggunakan skor (Sutrami, 2010),

3.7.1.2

menjadi :
Kurang = skor < 56%
Cukup 56% - 75%
Baik 76%-100%
Tingkat Kecemasan
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat
ukur tingkat kecemasan dengan menggunakan alat ukur
Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Dengan 20
pertanyaan, dimana setiap pertanyaan bernilai antara 1-4.
1 = tidak pernah
2 = kadang
3 = sering
4 = selalu
Interpretasi hasil penilaian total skor adalah, jika :
20 44 = normal/ tidak ada cemas

49

3.7.2

45 59 = kecemasan ringan
60 74 = kecemasan sedang
75 80= kecemasan berat
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen
3.7.2.1.1 Komunikasi Terapeutik
Uji validitas dan uji reabilitas pada komunikasi terapeuik
tidak dilakukan karena sudah menggunakan standar yang
baku, yaitu dengan menggunakan alat ukur menurut Dya
Sutrami.(2012).
3.7.2.1.2 Kecemasan
Uji validitas dan uji reabilitas tidak dilakukan karena
sudah menggunakan standar yang baku, yaitu dengan
menggunakan alat ukur kecemasan Zung Self-Rating

3.7.3

Anxiety Scale (ZSAS).


Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :
3.7.3.1 Pra Komunikasi Terapeutik
a. Peneliti mengumpulkan para pendonor yang sebelumnya
sudah lolos seleksi untuk menjadi pendonor darah
b. Peneliti mengidentifikasi terlebih dahulu calon pendonor
pertama kali yang memenuhi kriteria/persyaratan
c. Pendonor akan mendapatkan penjelasan tentang proses
dan tujuan dari penelitian
d. Pendonor diminta untuk mengisi informed consent
sebagai bentuk kesedian untuk menjadi subjek dalam
penelitian ini
e. Pendonor mengisi kuesioner tingkat kecemasan sebelum
dilakukan komunikasi terapeutik
3.7.3.2 Komunikasi Terapeutik
a. Pendonor akan dilakukan komunikasi terapeutik
b. Lamanya waktu komunikasi terapeutik 10 menit
c. Peneliti dibantu oleh 4 orang surveyor atau interviewer
yang sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan terlebih
dahulu

50
3.7.3.3

3.8

Post Komunikasi terapeutik


Pendonor mengisi kuesioner setelah dilakukan komunikasi

terapeutik
Langkah-langkah Penelitian
Agar diperoleh hasil yang optimal, penelitian eksperimen biasanya
menempuh langkah-langkah :
a. Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
b. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian
d. Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup :
1) Menentukan variabel bebas dan variabel terikat (independent and
dependen variables), yakni variabel yang akan diukur perubahannya

e.
f.
g.
h.
i.

setelah adanya intervensi atau perlakuan.


2) Memilih disain atau model eksperimen yang akan digunakan
3) Menentukan sampel
4) Menyusun metode atau model eksperimen dan alat ukur
5) Menyusun outline prosedur pengumpulan data
6) Menyusun hipotesis statistic
Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest)
Melakukan eksperimen atau percobaan
Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)
Mengolah dan menganalisa data
Menyusun laporan
Pada umumnya penelitian ini hanya menggunakan sampel yang relatif

kecil, bila dibandingkan dengan besarnya populasi. Oleh karena itu, hasil
penelitian eksperimen ini diolah dan dianalisis dengan uji statistic yang
cermat sehingga dapat dilakukan generalisasi yang memadai (Notoatmojo :
3.9

2012).
Pengolahan Data dan Analisa Data
3.9.1 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan
data, proses pengolahan data penelitian dilakukan dengan tahaptahap sebagai berikut:
a.

Editing (penyuntingan data)

51
Hasil

wawancara

atau

angket

yang

diperoleh

atau

dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih


dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang
tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara
b.

ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (dropout).


Coding
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-

c.

kolom untuk merekan data secara manual.


Entry data (memasukan data)
Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode
atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing

d.

pertanyaan.
Tabulating
Yakni membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.


3.9.2 Analisa Data
3.9.2.1 Analisa Univariat (Analisis Deskriptif)
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan
atau

mendeskripsikan

karakteristik

setiap

variabel

penelitian. Bentuk analisis univariate tergantung dari jenis


datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau
rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
dan persentase dari setiap variabel (Notoatmojo : 2012).
a. Komunikasi Terapeutik
Skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi seseorang tentang gejala atau permasalahan
yang ada dimasyarakat atau dialaminya adalalah Skala
Likert ( Hidayat, 2007). Teknik analisa yang digunakan
dalam analisa Komunikasi Terapeutik adalah dengan

52
menggunakan skala Likert. Dengan bentuk jawaban dan
penentuan nilai sebagai berikut:
Pernyataan Positif
Selalu (Sl)
Sering (Sr)
Kadang-kadang (K)
Tidak Pernah (TP)
Setelah
semua
diberi

nilai,

Nilai
4
3
2
1
kemudian

data

diinterpretasikan berdasarkan prosentasi sebagai berikut :


Angka : 0 - 25 %
: Tidak pernah (sangat tidak baik)
Angka : 26 - 50 % : Kadang-kadang (tidak baik)
Angka : 51 - 75 % : Sering (baik)
Angka : 76 100% : Selalu (sangat baik)
b. Kecemasan
Alat ukur tingkat kecemasan dengan menggunakan alat
ukur Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Dengan 20
pertanyaan bernilai antara 1-4. Dengan bentuk jawaban
dan penentuan nilai sebagai berikut:
Pernyataan Positif
Nilai
Selalu (Sl)
4
Sering (Sr)
3
Kadang-kadang (K)
2
Tidak Pernah (TP)
1
Interpretasi hasil penilaian total skor adalah, jika :
20 44

= normal/ tidak ada cemas

45 59

= kecemasan ringan

60 74

= kecemasan sedang

75 80

= kecemasan berat

Setelah data dari variabel Komunikasi Terapeutik dan


variabel Kecemasan dikategorikan, selanjutnya dilakukan
analisa univariat. Analisis univariat digunakan untuk
melihat nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasan sebelum

53
maupun serelah dilakukan Komunikasi Terapeutik. Rumus
yang digunakan :

Keterangan :
X

= Mean
= Hasil penjumlahan deviasi

= Jumlah observasi

S = Standar Deviasi
X = Mean
= Jumlah sample

3.9.2.2

Analisa Bivariat
Apabila telah dilakukan analisis univariate tersebut
diatas hasilnya akan diketahui karateristik atau distribusi
setiap variabel dan dapat dilanjut ke analisis bevariate.
Analisis data dilakukan untuk melihat pengaruh
antara dua variabel yaitu variabel independent dan
dependen, sesuai tujuan penelitian maka analisa bivariat
meliputi perbedaan tingkat kecemasan pada pendonor

54
pertama kali sebelum dan sesudah dilakukan komunikasi
terapeutik.

t=

Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan test 1 dan test 2 (test 2- test 1)
d
= Deviasi dari masalah-masalah subjek
= Jumlah kuadrat deviasi
Subjek pada sample

(Arikunto, 2010)
3.10 Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memproleh dampak
hasil penelitian tersebut (Notoatmojo : 2012).
Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat
prinsip yang harus dipegang teguh, Milton (1999 dalam Notoatmojo, 2012).
Prinsip-psrinsip dasar dan kaidah etika penelitian :
3.10.1 Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for
human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk
mendapat informasi tentang tujuan penelitian tersebut. Disamping
itu peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk
memberikan

informasi

dan

tidak

memberikan

informasi

55
(berpartisipasi).

Sebagai

ungkapan,

penelitian

seyogyanya

mempersiapkan formulir persetujuan subjek (informed concent)


yang mencangkup :
a. Penjelasan manfaat penelitian
b. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan yang
ditimbulkan
c. Penjelasan manfaat didapat
d. Pesetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan subjek berkaitan dengan prosedur penilitian
e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek
penelitian kapan saja
f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan
informasi yang diberikan oleh responden
3.10.2 Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian
(respect for privacy and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk
privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi.
Peneliti seyogyanya cukup memberikan coding sebagai pengganti
identitas responden.
3.10.3 Keadilan dan inklusivitas/ keterbukaan (respect for justice an
inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan keadilan perlu dijaga oleh
penelitian dengan kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk
itu, lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi
prinsip

keterbukaan,

yakni

dengan

menjelaskan

prosedur

penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek


penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama,
tanpa membedakan jender, agama, etnis dan sebagainya.

56
3.10.4 Memperhitungan manfaat dan kerugian yang ditumbulkan
(balancing harms and benefits)
Sebuah penelitian hendaknya

memperoleh

manfaat

semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek


penelitian pada khususnya. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian
harus dapat mencegah atau paling tidak mengurang rasa sakit,
cidera, stress maupun kematian subjek penelitian.
3.11 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Unit Donor Darah Palang Merah
Indonesia Kabupaten Cianjur, pada bulan Januari dan Februari 2015.

Anda mungkin juga menyukai