Anda di halaman 1dari 119

Perpustakaan Unika

DAMPAK PSIKOLOGIS NGELEM


PADA ANAK JALANAN

SKRIPSI

GANY NOLDI RATTA


04.40.0210

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008

Perpustakaan Unika

DAMPAK PSIKOLOGIS NGELEM


PADA ANAK JALANAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi


Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Untik Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

GANY NOLDI RATTA


04.40.0210

Perpustakaan Unika

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata dan Diterima untuk
Memenuhi
Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh
Derajat Sarjana Psikologi

Pada tanggal, 16 September 2008

Mengesahkan
Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata
Dekan,

(Th. Dewi Setyorini, SPsi, MSi)

Dewan Penguji

1. Drs. M. Suharsono, MSi

2. Drs. Y. Sudiantara, M.Soc

Perpustakaan Unika

3. Drs. George Hardjanta, MSi

4.
PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk


:

Allah SWT
Kedua orang tuaku
Semua saudara dan keluarga yang sayang denganku
Temen-teman

yang

selalu

memberikan

support

semangatnya hingga skripsi ini bisa selesai


Untuk semua pihak yang telah membantu peneliti

dan

Perpustakaan Unika

MOTTO

Cara anda berpikir

untuk bagaimana anda


bertindak.

Cara anda terhindar pada gilirannya menentukan.


Bagaimana orang lain bereaksi terhadap anda.

David J. Schwantz

Perpustakaan Unika

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur Penulis panjatkan kepada TUHAN Yang Maha


Kuasa,

sang

anugerahNya

Empunya

hidup

yang

terhingga

tak

atas

segala
sehingga

kasih
skripsi

sayang
ini

dan
dapat

terselesaikan. Penulis juga mendapat dukungan dan bantuan dari


berbagai pihak dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karenaya,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Ibu. Th. Dewi Setyorini SPsi, MSi, selaku dekan Fakultas


Psikologi yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

2.

Bpk. Drs George Hardjanta MSi, selaku dosen pembimbing utama


di tengah kesibukan yang padat telah bersedia membimbing dan
memberikan arahan dengan memberikan segenap pengetahuan
dan informasi yang berguna dalam penyusunan skripsi dengan
penuh kesabaran.

3.

Ibu. Lucia Trisni W SPsi, MSi, selaku dosen wali yang telah
bersedia memberikan dukungan dan masukan selama menempuh
studi di Fakultas Psikologi sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dengan lancar.

Perpustakaan Unika

4.

Seluruh dosen Fakultas Psikologi UNIKA Soegjapranata, atas


pengetahuan yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan
studi.

5.

Seluruh staf administrasi atau pengajaran, atas bantuan yang


diberikan untuk memperlancar studi penulis.

6.

Untuk kedua orang tuaku yang telah setia memberikan kasih


sayang dan doanya kepada penulis selama ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi dengan baik.

7.

Untuk semua keluarga dan saudara-saudaraku yang ada di


Semarang dan di Yogyakarta, terima kasih untuk support dan
doanya selama ini.

8.

Fajar Sigit Prastowo, yang selalu sayang dan tanpa henti-hentinya


memberikan support hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini.

9.

My best friend Esti04, makasih banget udah mau jadi


sahabatku dari pertama kuliah sampai sekarang, tetep jadi sahabat
ya walaupun kita udah sama-sama lulus.

10. Semua temen-temen angkatan 2004 yang kenal sama aku makasih
banget ya buat doa dan supportnya.
11. Untuk subjek penelitianku, penulis banyak mengucapkan terima
kasih sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua terapis di ANARGYA, peneliti mengucapkan banyakbanyak terima kasih karena sampai saat ini peneliti masih
diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari mereka.
13. Untuk semua pihak yang sudah membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih.
Penulis hanya dapat memohonkan kepada Tuhan Yang
Maha Pengasih semoga berkenan membalas budi baik semua pihak
yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama ini.

Perpustakaan Unika

Semarang,

2008

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................

iv

HALAMAN MOTTO ......................................................................

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................

vi

DAFTAR ISI ................................................................................... viii


DAFTAR SKEMA ...........................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................

xii

BAB I

BABII

PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar Belakang Masalah ........................................................

B. Tujuan Penelitian ...................................................................

C. Manfaat Penelitian .................................................................

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................

Perpustakaan Unika

A. Dampak Psikologis ................................................................

1. Pengertian Dampak Psikologis ........................................

2. Macam-macam Dampak Psikologis ................................

B. Penyalahgunaan Narkoba ......................................................

12

1. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba ..............................

12

2. Jenis-jenis Narkoba ..........................................................

14

3. Dampak Penyalahgunaan Narkoba ..................................

15

4. Aspek-aspek Penyalahgunaan Narkoba ...........................

19

C. Anak Jalanan..........................................................................

21

1. Pengertian Anak Jalanan ..................................................

21

2. Faktor Penarik dan Pendorong Anak untuk Turun


di Jalanan..........................................................................

24

3. Kategori dan Karakteristik Anak Jalanan ........................

25

4. Gaya Hidup Anak Jalanan ...............................................

26

D. Perilaku Ngelem ....................................................................

27

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................

29

A. Paradigma Penelitian Kualitatif .............................................

29

B. Subjek Penelitian ...................................................................

30

C. Metode Pengambilan Data ....................................................

31

D. Uji Kesahihan dan Keandalan ...............................................

34

E. Metode Analisis Data ............................................................

35

BAB IV LAPORAN PENELITIAN .........................................................

37

A. Persiapan Pengumpulan Data ................................................

37

B. Pelaksanaan Penelitian ..........................................................

38

Perpustakaan Unika

C. Hasil Pengumpulan Data Subjek I .........................................

39

1. Hasil Observasi Subjek I ..................................................

39

2. Hasil Wawancara Subjek I ...............................................

41

D. Hasil Pengumpulan Data Subjek II .......................................

45

1. Hasil Observasi Subjek II ................................................

45

2. Hasil Wawancara Subjek II .............................................

47

HASIL PENELITIAN.................................................................

52

A. Rangkuman Subjek Penelitian ..............................................

52

B. Pembahasan ..........................................................................

55

BAB VI PENUTUP ..................................................................................

62

A. Kesimpulan ............................................................................

62

B. Saran ......................................................................................

62

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

65

LAMPIRAN .................... ...........................................................................

68

BAB V

Perpustakaan Unika

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG MASALAH


Sudah bukan menjadi rahasia, bahwa penyalahgunaan Narkoba atau

Narkotika obat-obatan terlarang di Indonesia kini telah mencapai proporsi


yang semakin meresahkan. Terbukti menurut catatan SMS SEKOLAH
INDONESIA tahun 2007 bahwa 97,3 % pelajar terpengaruh menggunakan
narkoba karena telah memiliki teman yang menggunakan zat terlarang, 87,6
% di awali dengan mendapatkan gratis dari teman-temannya, 77,3 % pelajar
membeli narkoba yang didapatkan dari uangnya sendiri.

Perpustakaan Unika

Sejak tahun 1998 yang lalu, sasaran pengedar Narkoba tidak hanya
kaum remaja dan dewasa di kota-kota besar, tetapi lebih menyusup ke
pelosok-pelosok desa. Bahkan yang telah meresahkan, para pengedar
Narkoba yang telah banyak mempengaruhi anak-anak di bawah umur dan
bukan lagi anak-anak SLTP, tetapi juga anak-anak SD. Narkoba yang dulu
diasumsikan sebagai barang yang eksklusif yang hanya diperoleh di tempattempat gelap seperti diskotik dan hanya digunakan sebagai tempat pelarian
masalah oleh anak-anak dari kalangan keluarga yang broken home atau
hanya dari golongan menengah ke atas, sekarang juga digunakan oleh anakanak yang berasal dari keluarga harmonis sebagai media hiburan yang
dianggap lambang kemajuan dalam pergaulan saat ini (Indrawan, 2001, h.
10).
Hal-hal yang menyebabkan seseorang terjerumus dalam penggunaan
Narkoba sebenarnya merupakan akibat dari interaksi antara tiga faktor yaitu
psikoaktifnya sendiri, individu yang bersangkutan dan lingkungannya
(Joewana, 1989, h. 20). Adanya gangguan kepribadian, faktor usia,
pandangan, keyakinan yang keliru, religiusitas yang rendah juga dapat
menyebabkan seseorang menjadi pengguna Narkoba.
Sebuah fakta menyebutkan bahwa hasil survey salah satu rumah sakit
di kota Bandung menunjukkan, dari tahun ke tahun kasus pengguna
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) cenderung meningkat
pada tahun 2004 penderita yang hasil tes urinnya positif NAPZA hanya ada

Perpustakaan Unika

16 orang, pada tahun 2005 melonjak menjadi 104 orang, dan pada tahun
2007 menjadi 150 orang, dari 62 pasien yang dirawat pada tahun 2007
didasarkan jenis kelamin diketahui laki-laki lebih banyak dari wanita
(88,7% dan 11,3%). Usia terbanyak adalah 18-25 tahun (72.2%) dan
termuda 12 tahun. Umumnya usia pertama kali menggunakan adalah 12-17
tahun. Untuk tingkat pendidikan terbanyak lulusan SLTP dan SLTA
(86,7%) (Depsos Aura, No. 27, 2000).
Penelitian yang dilakukan Hawari (2005, h. 23), dkk menunjukkan
bahwa pada umumnya penyalahguna Narkoba memulai pemakaian Narkoba
antara usia 13-17 tahun, sebagian besar penyalahguna Narkoba berusia
antara 13-25 tahun (97%) dan berjenis kelamin laki-laki (90%), sebanyak
68% penyalahguna memakai lebih dari satu zat (Polydrugs abuse). Selain
itu tidak kurang 1,3 juta orang (90% berusia antara 15-25 tahun) telah
menjadi korban kekejaman Narkoba dengan angka kematian 17,16% dan
lainnya menderita kelainan paru-paru, kelaianan Liver dan Hepatitis C.
Penyalahgunaan Narkoba menimbulkan dampak negatif, antara lain
rusaknya hubungan keluarga, menurunnya kemampuan untuk membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk, perubahan perilaku menjadi anti
sosial, merosotnya produktivitas kerja yang lebih buruk terjadinya kematian
dan kecacatan karena indera ( Soedjono, 1973, h. 128-129 ).
Penyalahgunaan zat psikoaktif atau zat adiktif atau sekarang ini sering
disebut dengan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif)

Perpustakaan Unika

merupakan masalah dunia yang tidak akan pernah dapat dituntaskan. Tahun
ini berjuta-juta remaja di Asia telah menggunakan narkoba dan di Indonesia
tidak kurang dari tiga juta remaja menyalahgunakannya, mulai dengan cara
menghirup bahan-bahan kimia (ngelem) oleh anak jalanan, kemudian
ekstasi oleh remaja sampai pada pecandu berat heroin (putaw).
Di jaman yang semakin modern sekarang ini tidak hanya Narkoba
dengan media obat atau suntikan, tetapi ada media baru yang digunakan
yaitu dengan media lem (Ngelem). Narkoba dengan media lem ini
digunakan sebagai media Narkoba dengan cara menghisap lem Aibon atau
dengan jenis lem lain. Ngelem merupakan istilah jalanan untuk
membahasakan penyalahgunaan zat hirup. Pilihan zat yang paling popular
adalah lem bernama dagang Aica Aibon. Istilah (Ngelem) ini lebih
menonjol atau popular bagi anak-anak jalanan, karena Narkoba dengan
media Lem ini lebih ekonomis dari segi harga. Anak-anak jalanan biasanya
tidak bekerja dan mereka mendapatkan uang hanya dengan mengamen atau
mengemis. Jika dibandingkan dengan mengkonsumsi Narkoba dengan
media obat-obatan atau suntikan itu akan memberatkan anak jalanan karena
harganya

sangat

mahal,

itu

memberatkan

anak

jalanan

untuk

mendapatkannya, jadi anak jalanan lebih banyak mengkonsumsi Narkoba


dengan media Lem (Ngelem) karena harganya lebih murah dan
mendapatkannya juga lebih mudah. Rata-rata dari mereka mengkonsumsi
lem tersebut antara 3-5 kaleng perhari, dengan cara menghirup langsung

Perpustakaan Unika

dari kalengnya atau dari dalam kantong plastik. Pada umumnya tempat
yang dipilih untuk Ngelemadalah di sudut-sudut emperan toko, kolong
jembatan, di balik bak sampah, atau tempat-tempat yang relatif tersembunyi
di sepanjang jalanan. Keadaan intoksikasi zat dilaporkan sebagai sensasi
eforia, perasaan berani, keadaan seperti mimpi, sampai dengan halusinasi
baik penglihatan maupun pendengaran (Depsos Aura, No. 27, 2000).
Menurut para pecandu Narkoba, awalnya dia hanya pengguna
narkoba dengan media seperti : obat-obatan, ganja, suntikan tetapi setelah
terlalu lama menjadi pecandu subjek tidak kuat untuk membeli Narkoba
dan kemudian berpindah dengan menggunakan media Lem, karena subjek
merasa dari segi harga lebih murah dan terjangkau dan mendapatkannya
lebih mudah. Para pecandu tidak terlalu susah untuk mendapatkan Lem
yang digunakan sebagai media Narkoba. Adapun ciri-ciri pengguna
Narkoba diantaranya : mudah kecewa dan bereaksi agresif dalam mengatasi
kekecewaan, senang menantang resiko dan senang mencari sensasi, mudah
bosan, murung dan tertekan, merasa tidak puas dengan kehidupannya,
prestasi belajar buruk dan partisipasinya kurang terhadap kegiatan
bersosialisasi, kurang senang terhadap olah raga dan cenderung makan
berlebihan, suka tidur larut malam, menunjukkan perilaku anti sosial seperti
: hubungan seksual diri, putus sekolah, berbohong, mencuri, mengabaikan
peraturan, melakukan tindak kekerasan, suka protes, merokok pada usia
dini, hubungan keluarga kurang dekat (Lukitaningsih, 2001, h. 49)

Perpustakaan Unika

Masih sedikitnya penelitian tentang dampak-dampak psikologis


Ngelem pada anak jalanan, maka perlu dilakukan penelitian-penelitian lebih
lanjut, guna pembuktian secara empiris dan ilmiah. Berdasarkan uraian di
atas telah dijelaskan beberapa dampak-dampak psikologis yang ditimbulkan
pada remaja pengguna Narkoba, maka peneliti ingin lebih mengetahui dan
mengkaji lebih dalam mengenai apa saja dampak-dampak psikologis
Ngelem pada anak jalanan.

B.

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian

ini

dilakukan

dengan

tujuan

ingin

mengetahui,

menggambarkan dan menganalisis berbagai dampak psikologis yang timbul


dikarenakan mengkonsumsi Narkoba khususnya dengan media lem pada
anak jalanan, baik dampak positif maupun dampak yang negatif.

C.

MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapakan mampu menjadi pembanding,
penegasan, ataupun bahan acuan dalam penelitian yang sejenis
terutama di bidang psikologi klinis dan psikologi sosial.
2. Manfaat Praktis

Perpustakaan Unika

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi wacana baru bagi orang
tua, para remaja atau konselor untuk mencari usaha guna mengatasi
dampak yang ditimbulkan pada remaja pengguna Narkoba khususnya
dengan media Lem.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Dampak Psikologis
1. Pengertian dampak psikologis
Pada kamus besar Bahasa Indonesia (2002, h. 234, 901) dampak
diartikan sebagai pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik
negatif maupun positif, dan psikologi diartikan sebagai sesuatu yang
berkenan dengan psikologi atau bersifat kejiwaan.
Oleh Jones dan Dafis (Sarwono, 1995, h. 75) dampak psikologis
dikaitkan dengan tindakan dan efek. Tindakan (act) yang dimaksud
adalah keseluruhan respon (reaksi yang mencerminkan pilihan

Perpustakaan Unika

pelaku) dan yang mempunyai akibat terhadap lingkungannya.


Sedangkan efeknya yang dimaksud adalah efek yang diartikan
sehingga perubahan perubahan nyata yang dihasilkan oleh tindakan.
Keterkaitannya dengan stimulus pada pemunculan tingkah laku
seseorang, dampak psikologis dapat dipandang sebagai hasil dari
adanya stimulus dan respon yang bekerja pada diri seseorang
(Watson, dalam Sarwono, 1995, h. 5). Adanya dampak psikologis ini
pada umumnya juga dapat ditinjau secara intrapsikis, yaitu proses
psoses dan dinamika mental dan psikologis yang mendasari perilaku
(Irwanto, dkk, 2002, h. 21). Lebih lanjut Dollard dan Miller
(Supratiknya, 1993, h. 212-213) menyatakan bahwa respon yang
dibentuk seseorang akan stimulus yang ada itu ada dua macam yaitu
covert behavior dan overt behavior.
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian dampak psikologis adalah suatu bentuk perilaku
positif maupun negatif yang muncul dalam bentuk overt behavior dan
covert behavior sebagai hasil dari adanya stimulus yang bekerja pada
diri seseorang.
2. Macam macam Dampak Psikologis
Menurut Seligman (Peterson, 1993, h. 209) ketidakberdayaan
adalah kondisi psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan
motivasi, proses kognisi dan emosi sebagai hasil pengalaman di luar

Perpustakaan Unika

kontrol organisme. Hal ini ditegaskan oleh Lau (Smet, 1994, h. 76)
bahwa ketidakberdayaan merupakan suatu kondisi yang didapat dari
adanya gangguan motivasi, proses kognisi. Ide dasar yang
melatarbelakangi ketidakberdayaan yang dipelajari adalah bahwa
orang mungkin sadar tidak adanya kontrol terhadap apa yang terjadi
pada beberapa situasi. Kesadaran ini timbul melalui kurangnya
contingency antara usaha usaha terdahulu untuk mengubah situasi
dengan hasil yang berhubungan dengan usaha usaha tersebut.
Ketidakberdayaan

yang

dipelajari

memiliki

konsekuensi

motivasional, kognitif dan emosional.


Kemudian Sulaiman (1995, h. 53) menyatakan bahwa kecemasan
merupakan reaksi psikologis yang disebabkan karena adanya rasa
khawatir terus menerus yang ditimbulkan oleh adanya inner
conflict. Menurut Freud (Corey, 1988, h. 28) kecemasan diartikan
sebagai keadaan tegang yang memotivasi seseorang berbuat sesuatu.
Dalam hal ini fungsinya adalah memperingatkan seseorang akan
adanya bahaya.
Gejala gejala kecemasan oleh Buclew (1980, h. 320 dibagi
menjadi dua tingkatan yaitu fisiologis dan psikologis. Tingkatan
fisiologis ini berwujud pada gejala fisik, terutama fungsi syaraf
diantaranya tidak dapat tidur, perut mual, keringat dingin berlebihan.
Sedangkan untuk tingkatan psikologis adalah kecemasan yang sedih

Perpustakaan Unika

berupa gejala kejiwaan, seperti rasa khawatir, bingung, sulit


berkonsentrasi, tegang, dsb. Adapun bentuk kecemasan oleh Cattel
dan Scheier (de Cierq, 1994, h. 149) dibagi menjadi state anxiety
yaitu reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu dan
trait anxiety yaitu kecemasan yang menunjuk pada ciri atau sifat
seseorang yang cukup stabil.
Lewis (dikutip Tangney, 1995, h. 27) mengungkapkan bahwa
rasa malu merupakan suatu reaksi emosi yang berfokus pada
kekalahan atau pelanggaran moral, membungkus kekurangan diri dan
memuat kondisi pasif atau tidak berdaya. Selanjutnya Drever (1988,
h. 441) mengemukakan bahwa rasa malu (shame) merupakan suatu
reaksi emosi yang kompleks karena mencakup perasaan diri yang
negatif atau perasaan yang tidak dapat disetujui dari mutu yang
rendah atau kekuasaan.
Oleh

Sarafino,

dkk

(Smet,

1994,

h.

107)

stres

dikonseptualisasikan dari berbagai macam sudut pandang. Pertama


stres dengan stimulus (rangsang), kedua stres sebagai respon yang
memfokuskan pada reaksi seseorang terhadap stresor, dan stres
sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan. Untuk jenis stres
yang ketiga ini, stres diartikan tidak hanya sebagai suatu stimulus atau
respon saja, tetapi juga meliputi proses dimana seseorang dapat

Perpustakaan Unika

menjadi suatu agent aktif yang dapat mempengaruhi stressor melalui


strategi strategi perilaku, kognitif dan emosional.
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
kemurungan dan kesedihan yang mendalam serta berkelanjutan
sehingga hilangnya kegairahan hidup, mengalami gangguan dalam
menilai (Selye, 1950, h. 54). Selanjutnya Kaplan menjelaskan bahwa
depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya,
serta gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998, h. 227). Lalu disebutkan oleh
Burns (1988, h. 39) bahwa dari depresi ini, seseorang akan sama
sekali merasa lebih berharga. Ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bech yang hasilnya menyebutkan bahwa lebih dari
80% mengalami depresi menyatakan ketidaksukaan dirinya (self
dislike) yang merupakan gambaran dari rendahnya konsep diri. Ia
juga mengatakan bahwa ada empat tanda bagi orang yang mengalami
depresi yang disebut empat D, yaitu : merasa gagal (Defeated),
kurang (Defective), tersingkir (Deserted), dan miskin (Deprived).
Selain itu, depresi juga didefinisikan sebagai suatu status emosi
seseorang yang ditandai dengan kesedihan yang sangat, perasaan
bersalah, menarik diri dari lingkungan, gangguan tidur, anoreksia,

Perpustakaan Unika

kehilangan

ketertarikan

aktivitas

aktivitas

yang

biasanya

menyenangkan (Davison dan Neale, dalam Setiawan, 2004, h. 19).


Pada saat saat tertentu, pada diri seseorang sering muncul
reaksi fisiologis yang mampu menimbulkan ekspresi emosional yang
tidak disengaja yang disebabkan oleh kejadian yang tidak
menyenangkan (masalah) atau mungkin juga dipengaruhi oleh pikiran
dan ingatan yang muncul pada suatu waktu. Oleh Berkowitz (2003, h.
27) reaksi ini disebut amarah. Reaksi yang muncul biasanya berupa
reaksi motorik (tangan mengepal), perubahan raut muka (hidung
mengembang, alis mengkerut) dsb. Suatu suasana sensoris yang
disebutkan ini dapat berpacu dalam pikiran seseorang dan membentuk
suatu reaksi yang disebut marah.
Oleh Sensen (Setiawan, 2004, h. 20) disebutkan bahwa pada diri
seseorang yang mengalami masalah, ia akan melakukan upaya yang
bertujuan untuk mengatasi atau mengaburkan efek negatif dari
masalahnya. Upaya yang dilakukan ini disebut sebagai mekanisme
coping. Menurut Perrez (1992, h. 6) coping disebut sebagai gaya dari
kepribadian yang biasa digunakan dalam strategi pertahanan diri dari
suatu tekanan yang dirasakan. Lebih lanjut, secara umum menurut
Cohen (Smet, 1994, h. 143) coping mempunyai dua strategi yaitu
emotion focused coping yang mengatur respon emosional terhadap
stres melalui perilaku individu dan strategi kognitif, dan problem

Perpustakaan Unika

focused coping yang digunakan untuk mengurangi stresor dengan


mempelajari cara cara tertentu.
Berdasarkan penjabaran ini, dapat disimpulkan bahwa macam
macam dari dampak psikologis adalah keterberdayaan, kecemasan,
rasa malu, stres, depresi, amarah dan marah, coping.
B.

Penyalahgunaan Narkoba
1. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba
Narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) adalah zat yang
berkhasiat dan sangat dibutuhkan bagi kepentingan medis. Namun di
sisi lain, justru sifat dan khasiat yang sangat berharga dalam dunia
pengobatan, membawa efek lain yang bisa memaksa orang untuk
memakainya secara terus-menerus di luar Undang-Undang dan
kepentingan pengobatan, yang disebut dengan kecanduan. Ironinya
korban-korban kecanduan Narkoba sebagian besar adalah kaum
remaja (Soedjono, 1973, h. 7).
Pengertian zat atau obat atau drugs menurut Yatim (1986, h. 128129) adalah zat kimia yang dapat merubah pikiran, suasana hati dan
perilaku seseorang. Definisi ini mengandung pengertian yang lebih
luas dari pada Narkotika dan Obat-obatan Berbahaya (Narkoba),
maka istilah lain dari drugs adalah zat adiktif, zat psikotropika dan
narkoba.

Perpustakaan Unika

Pengguna narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) adalah


orang-orang yang menyalahgunakan obat atau penggunaan obatobatan atau zat kimia yang tidak ditujukan untuk pengobatan, tetapi
obat-obatan tersebut dipergunakan untuk mendapatkan kenikmatan
(WHO, di kutip Kompas, 1989, h. 5). Wulandari (2000, h. 5),
mendefinisikan penyalahgunaan obat sebagai pemakaian obat secara
tetap yang bukan untuk tujuan pengobatan, atau yang digunakan
tanpa mengikuti aturan takaran yang seharusnya. Penyalahgunaan
obat-obatan ini menimbulkan kerusakan fisik, mental, emosi maupun
sikap dalam hidup bermasyarakat. Ketergantungan Narkotika dan
Obat-obatan Berbahaya (narkoba) adalah penyalahgunaan obat
terlarang yang di sertai adanya toleransi tubuh dan gejala putus zat
atau withdrawal symptom (Hawari, 1996, h. 131). Sadock (di kutip
Siswanti, 1999, h. 55), mengatakan penyalahgunaan obat-obatan
merupakan pola maladaptif dari penggunaan obat yang berlangsung
minimal satu bulan atau berulang dalam tempo lebih lama.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya adalah orangorang yang menyalahgunakan obat-obatan yang tidak ditujukkan
untuk pengobatan, tetapi obat-obatan tersebut digunakan untuk
mendapatkan untuk mendapatkan kenikmatan sehingga mengalami
ketergantunga

Perpustakaan Unika

2. Jenis-jenis Narkoba
Narkoba adalah narkotika dan obat-obatan berbahaya juga sering
disebut

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA), yaitu

narkotik, alkohol, psikotropika dan zat adiktif dapat dibagi sebagai


berikut menurut Indrawan (2001, h. 33) :
a.

Kelompok Narkotik
Opium, Marijuana, Koka, Morfin, Kodein, Heroin, Putauw,
Methadone, Meperidine, Levorphanol.

b.

c.

Kelompok obat Psikotropik


1)

Stimulan : ekstasi dan shabu-shabu

2)

Depresan : barbiturate, benzodiazepine

Kelompok Halusinogen
LSD, Meskalin, Psilosibin

d.

Kelompok Inhalan
Karbol / Lisol, Aceton, Thinner, Pylox, Aibon

e.

Kelompok zat adiktif


Minuman Bir, Wine, Whisky, Vodka, Arak, Tuak

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan kelompok


inhalan. Alasan peneliti memilih jenis kelompok inhalan adalah pada
saat ini banyak anak-anak pada usia remaja menggunakan jenis
kelompok inhalan. Ini dibuktikan dari survey peneliti di daerah
Lawang Sewu dan Jl. Pahlawan Semarang, di sana banyak sekali

Perpustakaan Unika

anak-anak jalanan khususnya remaja laki-laki yang mengkonsumsi


narkotika kelompok inhalan.
3. Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Menurut

Marviana

(1999,

h.

26-29)

secara

umum

penyalahgunaan obat dapat memberikan dampak jasmaniah, kejiwaan


ataupun sosial pada pemakaiannya di samping tentunya juga dampak
terhadap keluarga dan masyarakat umum.
a.

Dampak Jasmaniah
Secara fisik organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi

adalah sistem syaraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang


belakang, organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan
panca indera (karena yang dipengaruhi adalah sumsum syaraf
pusat) dan pada hakikatnya karena penyalahgunaan obat ini akan
menimbulkan komplikasi pada seluruh organ tubuh yaitu :
1. Gangguan pada sistem syaraf (neorologis) seperti kejangkejang, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan

pada

(kardiovaskuler)

jantung
seperti

dan

infeksi

pembuluh
akut

otot

darah
jantung,

gangguan peredaran darah.


3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti penanahan
(abses), bekas suntikan dan alergi.

Perpustakaan Unika

4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti penekanan


fungsi

pernafasan,

kesukaran

bernafas,

pergeseran

jaringan paru-paru, penggumpalan benda asing yang


terhirup.
5. Gangguan pada hemopeotik, seperti pembentukan sel
terganggu
6. Gastrointestinal, seperti mencret, radanga lambung dan
kelenjar ludah perut, hepatitis, pergeseran dan pelemakan
hati.
7. Gangguan pada endokrin, seperti penurunan fungsi
hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron)
rendahnya kadar gula darah menyebabkan pusing dan
badan bergetar
8. Gangguan pada traktur urinarius, seperti infeksi dan gagal
ginjal
9. Gangguan sistem reproduksi, seperti gangguan fungsi
seksual sampai kemandulan, gangguan fungsi reproduksi,
ketidakteraturan menstruasi, cacat bawaan pada janin yang
di kandung
10. Gangguan pada otot dan tulang, seprti : peradangan otot
akut, penurunan fungsi reproduksi, ketidakteraturan
menstruasi, cacat bawaan pada janin yang dikandung

Perpustakaan Unika

11. Dapat terinfeksi virus HIV / AIDS, akibat pemakaian


jarum suntik secara bersama-sama
b.

Dampak Kejiwaan
Bermacam-macam gangguan psikiatrik seperti psikotik

(gangguan jiwa berat), depresi, tindak kekerasan dan perusakan,


percobaan bunuh diri dapat dijumpai akibat rasa bersalah dan
putus asa karena gagal berhenti dari penyalahgunaan zat, terlebih
lagi adanya sikap yang menyudutkan atau menyalahkan dari
pihak keluarga yang bersangkutan.
Lukitaningsih (2001, h. 30) menyatakan bahwa dampak
kejiwaan penyalahgunaan narkoba juga dapat menyebabkan :
1). Intoksitasi (keracunan)
Intoksitasi merupakan keadaan di mana pengguna
narkoba dalam perilakunya sudah menunjukkan adanya
pengaruh zat-zat yang digunakan.
2). Toleransi
Istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa
seseorang membutuhkan jumlah zat yang lebih banyak
untuk memperoleh efek atau akibat yang sama setelah
pemakaian berulang kali. Oleh karena itu, dalam jangka
waktu lama jumlah atau dosis yang digunakan akan
meningkat. Toleransi akan hilang jika gejala putus obat

Perpustakaan Unika

hilang, karena gejala putus obat menunjukkan bahwa


masih membutuhkan zat atau bahan tertentu.
3). Withdrawal Syndrome (gejala putus obat)
Gejala-gejala yang timbul, seperti berkeringat, rasa sakit
pada seluruh tubuh, suhu badan meningkat atau
menurun, mual-mual, dan panik sehingga akibat apabila
seseorang pemakai obat akan mendapatkan atau
menghentikan obat yang dibutuhkan.
4). Dependensi (ketergantungan)
Keadaan di mana seseorang selalu membutuhkan obat
tertentu agar dapat berfungsi secara wajar baik fisik
maupun psikologis, ketergantungan fisik misalnya badan
menjadi lemah dan sendi-sendi terasa nyeri pada saat
tidak menggunakan obat dalam jangka waktu tertentu.
Ketergantungan psikologis ditunjukkan oleh adanya
perasaan tidak percaya diri dalam pergaulan sehari-hari
jika tidak menggunakan obat.
c.

Dampak Sosial
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa dari remaja

yang terlibat perkelahian dan tindak kekerasan lain adalah


penyalahgunaan zat psikoaktif. Penyalahgunan zat psikoaktif
dapat meningkatkan tingkah laku agresif baik fisik maupun psikis

Perpustakaan Unika

dari pengguna. Pemakaian obat-obatan terlarang sudah terbukti


dapat

meningkatkan

masyarakat,

seperti

berbagai

kerawanan

meningkatnya

tindak

sosial
kekerasan

dalam
dan

meningkatnya angka kriminalitas baik secara kualitas maupun


kuantitas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
dampak penyalahgunaan narkoba meliputi dampak jasmaniah,
dampak kejiwaan dan dampak sosial.
4. Aspek-aspek Penyalahgunaan Narkoba
Pengukuran terhadap penyalahgunaan narkoba dapat dilihat
melalui aspek-aspek perilaku. Penyalahgunaan narkoba termasuk
dalam perilaku. Hal ini dikuatkan atau dikukuhkan oleh Joewana, dkk
(2001, h. 51), yang menyatakan bahwa penyalahgunaan obat
merupakan suatu pola perilaku yang bersifat patologi dengan
penggunaan paling sedikit satu bulan. Twiford (dalam Wati, 2004, h.
20) mengatakan aspek-aspek perilaku adalah sebagai berikut :
a. Frekuensi
Sering tidaknya perilaku muncul. Cara paling sederhana untuk
mencatat perilaku hanya dengan menghitung jumlah perilaku tersebut.
Menurut definisi, usaha-usaha sistematis untuk mengubah perilaku,
akibatnya pengumpulan data menjadi salah satu ukuran yang paling
banyak digunakan dalam penilaian program. Peningkatan atau

Perpustakaan Unika

penurunan jumlah suatu perilaku dievaluasi sebelum dan sesudah


program sistematis yang direncanakan untuk mengubah perilaku
tersebut ke arah yang diinginkan.
b.

Aspek lamanya berlangsung

Waktu yang diperlukan seseorang untuk melakukan setiap


tindakan. Jika suatu perilaku mempunyai permulaan dan akhir tertentu,
tetapi di dalam jangka waktu tertentu yang berbeda masing-masing
peristiwa maka pengukuran lamanya berlangsung lebih bermanfaat
lagi. Pengukuran lamanya berlangsung adalah cara yang lebih tepat
untuk menyatakan secara jelas dan terperinci perubahan-perubahan
dalam perilaku. Pendataan semacam ini meliputi pengukuran jumlah
waktu berlangsungnya suatu unit tertentu.
c. Intensitas.
Banyaknya daya yang dikeluarkan oleh perilaku tersebut.
Aspek intensitas digunakan untuk mengukur seberapa dalam dan
seberapa banyak seseorang menggunakan narkoba
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soekadji (1983, h. 8) yang
mengatakan bahwa aspek perilaku ada tiga aspek yaitu : frekuensi,
intensitas dan lamanya berlangsung.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek
perilaku penyalahgunaan narkoba adalah aspek yang berupa frekuensi,
lamanya berlangsung dan intensitas.

Perpustakaan Unika

C.

Anak Jalanan
1.

Pengertian Anak Jalanan


Anak jalanan adalah istilah yang disepakati dalam konvensi

nasional untuk menyebut anak-anak yang menggunakan sebagian


besar waktunya untuk bekerja di jalanan dari kawasan urban. Mereka
bisa saja berprofesi sebagai penjaja asongan, tukang semir sepatu,
pengamen, pengemis, pencuri, pekerja seks atau apapun (Sumardi,
1996, h).
UNICEF (dikutip oleh Sumardi, 1996, h. 2) memberikan
batasan terhadap kelompok ini sebagai, Children who work on the
streets of urban areas, without reference of the time they spend there
or the reasons of being there atau anak yang bekerja di jalanan di
kawasan urban dan menghabiskan sebagian besar waktunya di
jalanan. Sedangkan Departemen sosial mendefinisikan anak jalanan
sebagai anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau di tempat-tempat
umum lainnya.
Simandjuntak (1981, h. 216) mengatakan bahwa anak jalanan
adalah anak-anak yang merupakan perseorangan laki-laki atau
perempuan yang tanpa nafkah atau bekerja apapun secara formal,
tanpa rumah tingggal, bahkan tidak terdaftar sebagai warga manapun.
Sarlito (1987, h. 49) menambahkan bahwa anak-anak jalanan adalah

Perpustakaan Unika

mereka yang miskin yang hidup di kota-kota yang tidak mempunyai


tempat tinggal tertentu yang sah secara hukum.
Menurut Onghokham (dikutip oleh Widiyanto, 1986, h. 3) anak
jalanan di gambarkan sebagai mereka yang tidak memiliki keluarga,
tidak memiliki pekerjaan tetap, pendidikan formal serta tinggal di
mana saja. Di tegaskan oleh Sadli (dikutip oleh Sarlito, 1987, h. 49)
bahwa anak jalanan adalah anak yang menyandang serba tidak,
yaitu tidak memiliki keluarga, tidak memiliki rumah tetap, tidak
memiliki penghasilan tetap.
Hasil studi Soedijar dan Putranto tentang profil anak jalanan di
Jakarta memberikan definisi anak jalanan sebagai anak yang berusia 7
hingga 15 tahun yang bekerja di jalanan dan tempat umum lainnya
yang dapat mengganggu ketentraman dan keselamatan orang lain
serta membahayakan keselamatan dirinya (dikutip oleh Irwanto,
1995,h. 10). Putranto menambahkan bahwa tipe lain dari anak jalanan
adalah mereka yang melarikan diri dari keluarga bahagia atau
bermasalah dan mereka biasanya tidak terlalu didorong oleh motivasi
ekonomi.
First Regional Conference on Street Children in Asia tahun 1989
(dikutip oleh Sumardi, 1996, h. 2) mengusulkan batasan yang lebih
spesifik yaitu :
a.

Children on the Street (Working Children)

Perpustakaan Unika

Adalah anak yang bekerja dan bermain di jalanan namun


mereka masih mempunyai keluarga serta masih menjalin
hubungan dengan keluarga
b.

Children of the Street


Adalah anak yang menghabiskan seluruh waktunya

dijalanan dan sudah tidak melakukan kontak dengan keluarganya.


Faktor usia anak adalah masalah anak jalanan berkisar antara 618 tahun. Rentang usia ini dianggap rawan karena mereka belum
mampu berdiri sendiri, labil, mudah terpengaruh, dan belum
memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk
hidup di jalan, yang berarti masih membutuhkan pendampingan
dari orang lain (Departemen Sosial, 1997, h. 13)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anak jalanan
adalah anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun yang
menghabiskan sebagian besar bahkan seluruh waktunya di jalan
untuk bekerja ataupun berkeliaran dijalanan dan di tempat-tempat
umum.
2. Faktor Penarik dan Pendorong Anak untuk turun di Jalanan
Menurut Shalahudin, dkk (2000, h. 10-15) beberapa faktor yang
menyebabkan anak turun di jalan, antara lain seperti :
1) Kemiskinan

Perpustakaan Unika

Merupakan faktor utama pendorong anak turun ke jalan,


karena untuk mencukupi kebutuhan ekomoni mereka.
2) Kekerasan dalam keluarga atau pola asuh orang tua yang
salah
Tindak kekerasan terhadap anak yang dilakukan keluarga
dapat terjadi di semua lapisan masyarakat. Pada lapisan
bawah kemungkinan terjadi kekerasan sangat besar.

3) Dorongan orang tua atau keluarga


Dorongan dari orang tua sering kali bermotifkan ekonomi,
ibu atau bapak merupakan pihak yang turut andil
mendorong anak turun ke jalan.
4) Impian bebas
Dunia jalanan dianggap enak sehingga menjadi alternatif
termudah untuk mendapatkan kebebasan sebagai wujud
pencarian jalan keluar dari masalah di dalam keluarga.
5) Ingin punya uang sendiri
Anak ingin punya uang sendiri untuk memenuhi keperluan
dan keinginan pribadi.
6) Pengaruh teman

Perpustakaan Unika

Usia bermain dan usia labil menyebabkan anak mudah


terpengaruh terutama teman yang sebaya.
3.

Kategori dan Karakteristik Anak Jalanan


Hendriyati (1998, h. 5) menyatakan kategori anak jalanan sbb :
1) Anak jalanan hidup dan mencari penghidupan dijalanan, ciricirinya : hidup mandiri, tidur di sembarang tempat, mencari
nafkah di manapun berada dan mempunyai pekerjaan tetap,
tidak ada hubungan dengan orang lain, mobilitas cukup
tinggi.
2) Anak yang hidup dan penghidupan di jalan dengan cara
tertentu, ciri-cirinya: mencari nafkah dengan cara usaha
tertentu, tidur bersama kelompoknya dengan menyewa suatu
tempat, hubungan dengan keluarga dilakukan sekitar satu
sampai tiga bulan sekali, sebagian penghasilan ditabung
untuk keperluan orang tua
3) Anak yang mencari nafkah di jalan tetapi pulang ke rumah
setiap hari, ciri-cirinya : masih ada hubungan dengan orang
tua keluarga namun hubungan kejiwaan tidak ada, tidak
bersekolah, rumah sempit di wilayah kumuh, pengaruh
perilaku jalanan lebih dominan.
4) Anak baru gede (ABG) yang menghabiskan waktunya di jalan
tetapi tidak untuk mencari nafkah, ciri-cirinya : masih

Perpustakaan Unika

kontak dengan orang tua, pergaulan bebas baik laki-laki atau


perempuan, sebagian besar masih sekolah atau setengah
sekolah, berada di jalanan dari sore hingga pagi, sebagian
dari mereka telah mengenal minuman keras dan narkotika.
4.

Gaya Hidup Anak Jalanan


Irwanto (2000, h. 112-115) mengatakan bahwa kehidupan anak

jalanan tidak hanya saling percaya, melindungi dan setia kawan,


tetapi bagaimana mereka menjalani kehidupan dengan gaya hidup
mereka sendiri. Adapun gaya hidup anak jalanan meliputi :
a)

Makanan dan tempat tidur


Makanan dan tempat tidur yang mana merupakan faktor

penting bagi anak jalanan, banyak anak jalanan yang tidak


mendapat makanan yang cukup untuk mengisi perut.
b)

Viktimasi
Viktimasi dilakukan ketika anak-anak diperlakukan di

luar proporsi tanpa mempertimbangkan keadaan yang dihadapi


seperti berbagai aksi kekerasan.
c)

Penyalahgunaan zat atau obat dan bermain ding dong.


Mereka biasanya menghabiskan sebagian penghasilannya

untuk membeli obat-obatan psikotropika, bensin, lem atau tiner,


dan sebagian waktunya digunakan untuk bermain ding dong,

Perpustakaan Unika

tampaknya hal ini akan memberikan rasa damai yang lebih di


tengah kerasnya kehidupan di jalanan.
d)

Seks
Hubungan seksual yang dilakukan anak jalanan terjadi

pada sesama jenisnya dan dengan pekerja seks komersial (PSK)


yang lebih tua usianya.
D.

Perilaku Ngelem
Pengertian Ngelem
Menurut Gigengach (2005, h. 20) Ngelem merupakan istilah

jalanan membahasakan penyalahgunaan zat hirup. Pilihan zat yang paling


populer adalah lem bernama Dagang Aica Aibon. Rata-rata mereka
menghabiskan satu kaleng lem dalam waktu dua minggu, dengan cara
menghirup langsung dari kalengnya atau dari dalam kantong plastik.
Pada umumnya tempat yang dipilih untuk ngelem adalah di sudutsudut emperan toko, kolong jembatan, di balik bak sampah atau tempattempat yang relatif tersembunyi disepanjang jalanan. Keadaan intoksitasi
zat dilaporkan sebagai sensasi eforia, perasaan berani, keadaan seperti
mimpi sampai dengan halusinasi baik penglihatan maupun pendengaran.
Istilah Ngelem adalah narkoba dengan jenis inhalan, jenis ini adalah
berbagai zat kimia yang dapat larut dalam lemak dan dengan cepat dapat
mempengaruhi kinerja kerja otak (menembus hambatan darah ke otak).

Perpustakaan Unika

Efeknya pada otak digolongkan kepada golongan depresan, misalnya


Tinner, pembersih kuku, berbagai jenis lem , aerosol, bensin.
Inhalan atau inhalansia adalah zat adiktif dalam bentuk cair, zat ini
mudah menguap. Penyalahgunaannya adalah dengan cara dihirup melalui
hidung,. Zat adiktifnya antara lain : lem UHU, cairan pencampur, Aceton
untuk pembersih warna kuku, cat tembok, Aica Aibon, Castol, Premix,
TIPE-EX, Tinner. Zat inhalan ini dijual secara legal, tidak mahal dan
mudah didapatkan. Oleh sebab itu banyak ditemukan atau digunakan
dikalangan sosial ekonomi rendah.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.

Paradigma Penelitian Kualitatif


Prosedur pelaksanaan suatu penelitian haruslah didasari dengan

metode penelitian yang ilmiah agar hasil yang diperoleh dapat


dipertanggungjawakan kebenarannya. Metode yang hendak digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Menurut Ritzer, dalam Bogdan dan Biklen, 1982 (dalam Alsa, 2003),
paradigma adalah kumpulan tentang asumsi, konsep atau proporsi secara
logis yang dipakai oleh peneliti. Ketika menunjuk pada suatu orientasi

Perpustakaan Unika

teoritik atau perspektif teoritis, membicarakan tentang satu cara pandang


terhadap dunia, asumsi-asumsi yang dimiliki manusia tentang apa yang
penting dan membuat dunia hidup. Dinyatakan atau tidak, semua peneliti
dibimbing oleh orientasi teoritik. Peneliti yang bagus menyadari tentang
dasar teori mereka dan menggunakannya untuk membantu mengumpulkan
dan menganalisis data (Alsa, 2003, h. 32).
Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk
yang aktif, yang mempunyai kebebasan kemauan, yang perilakunya hanya
dapat dipahami dalam dupahami dalam konteks kebudayaannya, dan yang
perilakunya tidak didasarkan pada hukum sebab akibat. Oleh sebab itu
suatu pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami objeknya, tidak
menemukan hukum-hukum, tidak membuat generalisasi, melainkan
membuat eksplorasi. Brunen dalam Branen, Ed, 1992, Suryabrata (dalam
Alsa, 2003).
Bogdan dan Taylor (dalam Meleong, 1999, h. 3) mendefinisikan
metode kualitatif sebagai suatu metode penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada individu dan lingkungan
individu tersebut secara holistik (utuh).
Corak penelitian dengan metode kualitatif memiliki sifat kasuistik
dalam menelaah dan mempelajari suatu kontak fenomena yang berasal dari

Perpustakaan Unika

pengalaman hidup seseorang dengan sagala hasil pembelajarannya. Dalam


penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi.
B.

Subjek Penelitian
1. Populasi penelitian
Menurut Faisal (1990, h. 56) pemilihan subyek selalu dilakukan

untuk maksud tertentu. Konsep subyek dalam penelitian kualitatif berkaitan


dengan bagaimana memilih informan atau situasi sosial tertentu yang dapat
memberi informasi yang mantap dan terpercaya mengenai elemen-elemen
yang tercakup dalam fokus atau topik penelitian.
Dalam penelitian dampak psikologis ngelem terhadap anak jalanan,
yang menjadi subjek penelitian adalah :

a. Anak jalanan usia di bawah 18 tahun


b. Sedang mengkonsumsi narkoba khususnya lem
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sebelum studi di mulai peneliti sudah harus mempunyai bayangan
mengenai isu-isu yang akan dilibatkan dalam topik, orang-orang yang akan
diwawancarai baik itu responden ataupun narasumber, karakteristik yang
diisyaratkan dari responden dan lain sebagianya (Poerwandari, 2001, h. 57).
Pemilihan subjek penelitian ini dilakukan secara purposive (bukan
secara acak), yaitu suatu metode pengambilan subyek dimana pemilihan
sekelompok subyek didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang

Perpustakaan Unika

dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi


yang diketahui sebelumnya (Hadi, 1997, h. 71).
C.

Metode Pengambilan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif disesuaikan

dengan masalah, tujuan penelitian serta sifat-sifat obyek yang diteliti.


Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan terhadap
subjek yaitu :
1.

Wawancara
Menurut Banister (dalam Purwandari, 1998, h. 27), wawancara

adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai


tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti
bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna
subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang
diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut .
Bentuk wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah
wawancara bebas terpimpin (semi terstruktur), yaitu interviewer
membawa serangkaian daftar pertanyaan untuk disajikan namun
caranya tergantung pada (interviewer). Wawancara dalam penelitian
ini tidak tertutup kemungkinan melibatkan beberapa pihak,
diantaranya teman subyek, orang tua subyek.
Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi :
a. Identitas subyek ?

Perpustakaan Unika

b. Aktivitas apa yang anda lakukan sekarang?


c. Apakah aktivitas itu menjadi rutinitas anda ?
d. Berapa kali anda melakukannya dalam seminggu ?
e. Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba khususnya
dengan media lem ?
f. Darimana anda mendapatkan informasi tentang ngelem ini ?
g. Bagaimana perasaan anda saat pertama kali mencobanya ?
h. Kenikmatan apa yang anda dapatkan pada saat ngelem ?
i. Berapa kali anda mengkonsumsinya dalam seminggu ?
j. Dampak

psikologis

apa

yang

anda

rasakan

saat

mengkonsumsinya ?
k. Apakah ada dampak fisik yang anda rasakan ?
l. Motivasi apa yang melatarbelakangi anda mengkonsumsi
narkoba khususnya dengan media lem ?
m. Sudah berapa lama anda mengkonsumsi lem ?
n. Apakah anda merasa malu atau minder saat mengkonsumsi
lem ?
o. Apakah orang tua, saudara, teman anda tahu bahwa anda
saat ini mengkonsumsi lem
p. Apakah anda ingin berhenti mengkonsumsi lem ?
2.

Observasi

Perpustakaan Unika

Menurut Banister (dalam Poerwandari, 1998, h. 62), istilah


observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangakan hubungan
antar aspek dalam fenomena tersebut
Patton (dalam Poerwandari, 1998, h. 63) menegaskan bahwa
observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam
penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif .
Observasi memungkinkan peneliti bersifat merefleksi dan
bersifat introspeksi terhadap penelitian yang dilakukannya. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi partisipan,
dimana peneliti mengambil bagian dari kehidupan subyek.
Pedoman observasi dalam penelitian ini berisi :
a. Kesan umum, kondisi fisik dan penampilan
b. Perilaku yang cenderung dilakukan
c. Kehidupan subyek saat di rumah dan di lingkungan
masyarakat
d. Interaksi yang muncul saat bersama orang lain
D.

Uji Kesahihan dan Keandalan


Uji kesahihan dan keandalan dapat dilakukan dalam penelitian

kualitatif dengan dilakukan berbagai macam cara seperti ketekunan


pengamatan, metode triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi
analisa kasus negatif, kecukupan referensial, pengecekan anggota uraian

Perpustakaan Unika

rinci dan auditing (Moleong, 1989, h. 192). Dalam penelitian ini,


kesahiahan dan keandalan di uji melalui :
1. Perpanjangan keikutsertaan
Penelitian dalam perpanjangan keikutsertaannya akan banyak
mempelajari kebutuhan dapat menguji ketidakbenaran informasi
yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri
sendiri maupun responden dan membangun kepentingan subyek.
2. Ketekunan pengamatan
Dengan memusatkan pada permasalahan yang diteliti dihasilkan
suatu kedalaman pemahaman terhadap permasalahan tersebut.
3. Kemampuan peneliti dalam bertanya
Kemampuan disini meliputi kemampuan untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara kritis terhadap jawaban yang
diberikan subyak penelitian.
4. Cek dan ricek data
Melakukan pengecekan dan pengecekan kembali (cek dan ricek)
data, dengan usaha menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang
berbeda.
E.

Metode Analisis Data


Tidak seperti penelitian kualitatif yang mempunyai teknik dengan

cara yang jelas untuk mengukur validitas, reliabilitas, signifikasi perbedaan,


penelitian kualitatif tidak mempunyai aturan atau rumusan yang absolut

Perpustakaan Unika

untuk mengolah dan menganalisis data. Meski demikian bukan berarti


penelitian kualitatif tidak memiliki pedoman atau saran yang penting
tentang prosedur yang harus dijalani berkaitan dengan analisis atau
interpretasi data.
Langkah-langkah teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sbb :
1. Menelaah data dari berbagai sumber
Proses awal dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari
berbagai sumber (wawancara, observasi). Setelah data
berbagai sumber terkumpul maka penulis mencoba menelaah
data yang ada dan menginterpretasikannya.
2. Mengkategorikan data yang diperlukan
Data yang terkumpul dikategorikan berdasarkan pedoaman
wawancara dan observasi yang telah disusun. Langkah
selanjutnya adalah mereduksi data dengan membuat abstraksi,
menyusun

dalan

satuan-satuan,

membuat

kata

kunci,

menentukan tema, koding (pengkodean) ketegorisasi, dan


membuat

batasan-batasan

permasalahan.

Menurut

Poerwandari (dikutip Murtihartini, 2004, h. 47) langkah


penting

pertama

sebelum

analisis

dilakukan

adalah

pengkodean, dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan


mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga

Perpustakaan Unika

dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari


dan dapat dilakukan interpretasi data.
3. Menyusun dinamika psikologis
4. Menghubungkan dengan landasan teori yang ada
5. Menarik kesimpulan

BAB IV
LAPORAN PENELITIAN

A.

Persiapan Pengumpulan Data


1.

Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh

gambaran awal mengenai subyek yang akan diteliti serta lingkungan


kehidupan sekitar subyek dan melalui observasi awal ini peneliti
menemukan gambaran yang jelas mengenai kondisi subyek serta
lingkungan subyek dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
subyek penelitian sehingga peneliti mengetahui apa yang harus
dilakukan selanjutnya berhubungan dengan tema yang akan diteliti.
Observasi ini dilakukan oleh peneliti mulai awal bulan Oktober

Perpustakaan Unika

2007. peneliti melakukan observasi di rumah subyek tinggal yang


nantinya akan menjadi subyek penelitian.
Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan di kota Semarang,
mengingat adanya kesulitan untuk mendapatkan kesediaan dari
pihak-pihak yang bersangkutan untuk melakukan wawancara maka
peneliti memutuskan untuk membatasi kancah penelitian.
2.

Perijinan penelitian
Peneliti meminta kepada Dekan Fakultas Psikologi untuk

menerbitkan surat permohonan ijin penelitian kepada subjek


penelitian. Berdasarkan permintaan tersebut Dekan Fakultas Psikologi
bersedia mengeluarkan surat permohonan ijin penelitian dengan surat
bernomor870./B.7.3/FP/V/2008 pada tanggal 27 Mei 2008 surat
permohonan ijin tersebut disampaikan kepada masing-masing subjek.
B.

Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi,

wawancara dalam proses pengambila data. Penelitian secara resmi


dilakukan pada tanggal Mei 2008 sampai tanggal 24 Juli 2008. Peneliti
tidak hanya satu kali dalam melakukan observasi dan wawancara dengan
setiap subyek. Setelah memperoleh data dari wawancara terkumpul, maka
peneliti langsung memeriksanya kembali, jika ada data yang dirasa kurang
lengkap, maka peneliti menanyakan kembali kepada subyek.

Perpustakaan Unika

Selama melakukan wawancara, peneliti menggunakan alat bantu


tape recorder untuk merekam tiap jawaban subyek, dan alat tulis berupa
kertas dan bolpoin yang digunakan untuk mencatat hasil observasi dan hasil
wawancara pada subyek yang tidak berkenaan direkam pertanyaannya.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta ijin kepada
subyek untuk merekam hasil wawancara dengan subyek.
Pada subyek pertama, peneliti melakukan wawancara pertama kali
pada hari Minggu 18 Mei 2008 di rumah subyek. Wawancara kedua
dilakukan pada hari Sabtu 31 Mei 2008 di rumah subyek. Suasana saat
penelitian cukup tenang, terkadang juga ada suara sepeda motor dan suara
anak kecil yang menangis. Peneiti melakukan wawancara secara intensif
selama dua jam, tetapi terkadang lebih dari dua jam. Setiap melakukan
wawancara selalu disertai dengan humor.
Pada subyek kedua, peneliti melakukan wawancara pertama kali
pada hari Kamis 12 Juni 2008 di rumah subyek. Wawancara kedua pada
hari Senin 24 Juni 2008 di rumah subyek. Suasana saat penelitian cukup
tenang. Peneiti melakukan wawancara secara intensif selama dua jam, tetapi
terkadang lebih dari dua jam. Setiap melakukan wawancara selalu disertai
dengan humor. Subjek sangat tenang menjawab semua pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti, terkadang subjek menjawab dengan suara pelan. Hal
itu menyebabkan peneliti harus mengulang pertanyaan berkali-kali.
Hasil pengumpulan data subjek 1

Perpustakaan Unika

Identitas subyek

: Af

Nama Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat, tanggal lahir

: Semarang, 24 Juni 1995

Usia

: 13 tahun

Agama

: Islam

Hasil Observasi subjek 1


Subyek berkulit hitam, berambut cepak, berperawakan kurus,
pendiam dan berwajah cukup manis, pada beberapa bagian tubuhnya
nampak ada beberapa tato seperti di kaki dan tangan, di bagian tangan
nampak bekas luka gores, di kaki terlihat bekas luka gores, dibagian mulut
ada beberapa bekas tindikan. Subyek bertempat tinggal di Semarang
dimana tempat tinggal subyek termasuk kawasan padat penduduk dan
terlihat kumuh, jarak rumah antar tetangga sangat dekat. Subyek memiliki
dua orang adik, ayahnya bekerja sebagai tukang bangunan, ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga. Subyek adalah seorang laki-laki berusia 13
tahun, saat ini subyek sudah tidak sekolah lagi, sehari-hari kegiatannya
adalah mengamen saja,
Saat ini subyek tinggal bersama kedua orang tuanya dan kedua
adiknya. Hubungan subyek dengan anggota keluarganya tidak begitu dekat
kecuali dengan kedua adiknya. Dirumahnya subyek tergolong pendiam
namun apabila waktu mengamen subyek cenderung aktif. Subyek pada
awalnya cenderung tertutup dan pendiam, namun lama kelamaan subyek

Perpustakaan Unika

terlihat begitu terbuka dan ceria, namun subyek terkadang sering kali
mencari perhatian dan terlihat usil.
Interaksi subyek dengan orang tuanya tergolong kaku, sebab subyek
nampak jauh lebih pendiam dan terlihat takut apabila ada ibunya. Hal ini
nampak dari sikap subyek yang cenderung lebih acuh pada saat ibunya ada
dibanding pada saat tidak ada ibunya. Sedangkan dengan ayahnya subyek
tergolong dekat, namun ayahnya jarang berada dirumah.
Pada saat melakukan pendekatan dengan subyek pada awalnya
sedikit sulit karena subyek sangat pendiam dan tidak mau diajak bicara,
tetapi lama kemudian subyek sudah dapat jauh lebih akrab dari sebelumnya.
Subyek menampilkan wajah yang ceria dan tidak tampak murung, apabila
subyek sudah mengantuk dan lapar, subyek dapat saja berubah seperti awal
dan sulit sekali diajak berbicara dan harus dirayu terlebih dahulu.
Subyek nampak tidak begitu sedih dan selalu berusaha menutupi
perasaannya dengan tertawa ketika menceritakan saat pertama kali subyek
ngelem. Saat ini subyek memiliki potongan rambut Mohawk dan terkesan
tidak teratur. Subyek cenderung kooperatif saat diwawancarai, dan
menjawab pertanyaan dengan semangat.
Hasil Wawancara Subyek I
Latar belakang subyek 1
Subyek adalah anak pertama dari tiga bersaudara, saat ini subyek
tidak bersekolah. Kegiatan subyek sehari-hari hanya mengamen, setiap

Perpustakaan Unika

subyek mengamen selalu berpindah-pindah tempat dari tempat satu ke


tempat yang lain. Terkadang subyek mengamen di daerah Simpang Lima,
Pasar Johar, Karangayu dll, subjek subyek sudah satu tahun mengamen.
Pertama kali subjek mengamen karena diajak oleh teman subjek dan subjek
merasa tertarik jika melihat temannya sedang mengamen, subjek merasakan
sepertinya enak bisa mendapatkan uang sendiri tanpa harus meminta orang
tua. Orang tua subyek waktu pertama kali mengetahui anaknya mengamen
awalnya marah tetapi setelah beberapa lama sudah tidak marah lagi karena
kondisi keluarga subyek yang pas-pasan. Dengan subyek mengamen bisa
membantu perekonomian keluarga.
Ayah subyek bekerja sebagai kuli bangunan dan ibu subyek hanya
sebagai ibu rumah tangga saja. Ayah subyek bekerja jika ada orang yang
akan membuat rumah, apabila tidak ada ayah subyek hanya di rumah saja.
Ibu subyek di rumah hanya mengurus keluarga dan kedua adik subyek yang
masih kecil dan masih membutuhkan perhatian.
Hubungan subyek dengan keluarga
Subyek memiliki kedekatan yang erat dengan kedua adiknya, subyek
selalu perhatian dan mengajak bermain dengan kedua adiknya, walaupun
subyek dekat adiknya tetapi subyek tidak begitu dekat dengan orang tuanya.
Setiap subyek mengamen subyek tidak pernah mengajak adiknya, subyek
selalu mengamen dengan teman-temannya. Subyek merasa kasihan dan
tidak tega kalau harus melihat adiknya panasan di jalan. Pendapatan subyek

Perpustakaan Unika

mengamen dalam sehari sekitar Rp 10000 itu saja tidak pasti kadang bisa
kurang atau lebih. Uang dari ngamen biasanya subyek pakai untuk jajan
atau terkadang subyek berikan kepada kedua adiknya. Subyek jarang sekali
memberikan uang dari hasil ngamen kepada orang tuanya, karena orang tua
subyek bilang uang itu untuk keperluan subyek saja.
Subyek tidak memiliki hubungan yang dekat dengan kedua orang
tuanya, subyek merasa tiba-tiba jauh karena subyek dengan kegiatan
ngamennya, hal itu yang membuat subyek jauh dengan orang tuanya.

Perilaku Ngelem
Subyek sudah sekitar lima bulan ini ngelem, awal pertama kali
subyek ngelem masih biasa saja tapi setelah beberapa lama sudah mulai
kelihatan dampaknya. Setiap subyek mengamen selalu bersama temanteman dan tidak pernah sendiri dan setelah ngamen subyek nongkrong,
duduk, ketawa-ketawa, dan juga ngelem bersama teman-temannya,
biasanya subyek nongkrong di belakang Lawang Sewu. Awalnya subyek
dipaksa, dirayu oleh teman-teman subyek, karena teman-teman subyek
selalu memaksa hal itu membuat subyek ingin mencoba ngelem, dan
akhirnya sampai sekarang subyek ngelem. Subjek juga pernah merasakan
sakau karena subjek ingin sekali berhenti dari ngelem tetapi subjek merasa

Perpustakaan Unika

tidak sanggup karena dampak yang dirasakan pada saat sakau sangat tidak
enak untuk bagi diri subjek..
Dampak Ngelem
Dampak Psikologis
Subjek merasa dampak psikologis yang dirasakan seperti suka
mengkhayal, maksudnya disini adalah subjek senang sekali membayangkan
sesuatu atau hal-hal yang indah seperti jadi orang kaya, makan yang enakenak, naik mobil bagus dan hal-hal yang membuat subjek jadi senang.
Selain mengkhayal dampak yang muncul seperti subjek merasa sudah
sangat tergantung dengan ngelem, karena sudah terlalu dekatnya dengan
ngelem membuat subjek selalu ingin memakainya secara terus-menerus.
Emosi subjek setelah mengkonsumsi lem menjadi tidak stabil, subjek sering
marah-marah sendiri tanpa alasan yang jelas, karena emosi subjek yang
tidak stabil membuat subjek menjadi mudah lupa dan mudah sekali panik
dalam menghadapi suatu hal atau masalah. Kondisi subjek yang seperti ini
membuat waktu tidur subjek menjadi berkurang, berbeda dengan kondisi
subjek sebelum ngelem yang teratur hidupnya, tetapi sekarang kondisi
subjek menjadi tidak teratur dan berantakan. Subjek juga merasa
kedinginan. Subyek memiliki keinginan untuk sembuh, tetapi subyek
merasa sulit sekali karena sudah merasa ketergantungan, dahulu subyek
pernah mencoba untuk berhenti tetapi subyek merasa sangat sulit dan
akhirnya subyek ngelem lagi sampai sekarang.

Perpustakaan Unika

Dampak Fisiologis
Selain dampak psikologis yang subjek rasakan, dampak fisiologis
juga subjek alami seperti badan jadi kurus, nafsu makan berkurang, perut
terasa sakit pada waktu buang air kecil (BAK), perut terasa mual seperti
mau muntah, keluar keringat dingin, bibir seperti mati rasa, badan terasa
meriang. Dampak ini subjek alami karena seringnya subjek mengkonsumsi
lem dengan dosis yang berlebihan. Pada waktu awal subyek merasakan
sakit subyek minum obat, tapi karena sekarang sudah terlalu sering sakit
subyek tidak minum obat lagi. Subyek sudah tidak minum lagi karena tidak
mempunyai uang dan obat yang dikonsumsi subyek harganya cukup mahal,
semakin hari subyek sudah cukup kebal dengan sakitnya. Subyek memiliki
keinginan untuk sembuh, tetapi subyek merasa sulit sekali karena sudah
merasa ketergantungan, dahulu subyek pernah mencoba untuk berhenti
tetapi subyek merasa sangat sulit dan akhirnya subyek ngelem lagi sampai
sekarang.

Perpustakaan Unika

Subjek AF
- Laki-laki
- Semarang, 24 Juni 1995
- Usia 13 th
- Agama Islam

Kondisi Subjek (hasil observasi)


- Berkulit hitam
- Berambut cepak
- Berperawakan kurus
- Berwajah manis
- Terdapat tato di kaki dan tangan
- Pada tangan dan kaki terdapat bekas luka gores
- Bau mulut, ada beberapa bekas tindikan
- Bertempat tinggal di Semarang

Dampak Ngelem
a. Dampak Psikologis
- Mengkhayal
- Ketergantungan
- Emosi tidak stabil
- Mudah lupa
- Waktu tidur berkurang
- Merasa kedinginan
b. Dampak Fisiologis
- Pusing
- Badan jadi kurus
- Nafsu makan berkurang
- Perut sakit saat BAK
- Perut mual seperti ingin
muntah
- Keringat dingin
- Bibir seperti mati rasa
- Badan meriang

Kondisi Keluarga Subjek


- Subjek memiliki dua adik
- Ayah bekerja sebagai tukang
bangunan
- Ibu subjek bekerja sebagai
ibu rumah tangga

Subjek ngelem
- Subjek sudah 5 bulan ngelem
- Subjek ngelem setiap hari
- Subjek ngelem bersama temantemannya
- Subjek ngelem di tempat
tongkrongan

Hubungan Subjek dengan keluarga


dan teman sebaya
- Subjek tidak dekat dengan
orangtua
- Subjek lebih dekat dengan adik
- Interaksi subjek dengan orangtua
terlihat kaku
- Hubungan subjek dengan teman
sebaya dan masyarakat baik

Subjek sering berinteraksi dengan


teman debaya yang ngamen

Perpustakaan Unika

Skema
Dampak Psikologis Ngelem pada Anak Jalanan (Subjek AF)

Hasil pengumpulan data subjek II


Identitas subyek

: Udn

Nama Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat, tanggal lahir

: Semarang, 20 Juni 1995

Usia

: 13 tahun

Agama

: Islam

Hasil Observasi Subjek II


Subjek berambut gondrong, berkulit hitam, subyek cukup tinggi,
badan kurus, ceria dan ramah, berwajah cukup manis dan di wajahnya ada

Perpustakaan Unika

beberapa jerawat.di dalam tubuh subyek banyak sekali terdapat bekas luka
jatuh yang membekas dan tidak bisa hilang, itu terlihat pada saat subyek
memakai kaos lengan pendek dan celana pendek. Subyek senang sekali
memakai celana jeans yang sobek di bagian lututnya. Subyek bertempat
tinggal di Semarang dimana tempat tinggal subyek berada di daerah Petek,
lingkungan tempat tinggal subyek terlihat sangat kumuh dan kotor. Daerah
rumah tinggal subyek adalah daerah yang mudah terkena banjir, setiap
musim hujan rumah subyek selalu tergenang oleh air hujan, hal ini terlihat
pada saat peneliti melakukan observasi.
Tempat tinggal subyek tidak terlalu besar, bangunan rumah subyek
tidak terlalu tinggi, itu bisa terlihat pada saat peneliti datang dan akan
memasuki rumah harus menundukkan kepala dahulu. Setiap musim hujan
subyek dan keluarga selalu bersiap-siap untuk saling membantu apabila
rumah subyek tergenang air.
Lingkungan tempat tinggal subyek cukup padat, jarak antara rumah
subyek dengan tetangga sangat dekat karena lingkungan tempat subyek
tinggal sangat padat penduduknya. Hubungan subyek dengan tetangga
cukup baik, itu terlihat pada saat tetangga subyek memerlukan bantuan
subyek langsung sigap untuk membantu tetangga yang sedang kesusahan.
Saat ini subyek tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya yang masih
kecil, hubungan subyek dengan orang tua cukup baik terlihat pada saat
subyek menggoda ibunya sampai marah dan jengkel dengan tingkah laku

Perpustakaan Unika

subyek. Di rumah subyek tergolong anak yang periang, mudah bergaul


dengan teman baru, hal itu bisa terlihat pada saat teman-teman subyek
bermain di rumah subyek.
Subyek adalah laki-laki berusia 13 tahun, saat ini subyek tidak
bersekolah sejak satu tahun yang lalu, subyek adalah anak yang aktif bisa
dilihat pada saat peneliti datang ke rumah subyek selalu lari-lari dan
terkadang subyek menggoda adiknya sampai menangis.
Pada saat melakukan pendekatan dengan subyek tidak terlalu sulit
karena subyek cukup terbuka dengan peneliti, hal ini memudahkan peneliti
untuk melakukan observasi dan wawancara. Saat pertama kali peneliti
berkenalan dengan subyek, subyek sudah menampilkan wajah yang ceria,
hal itu memudahkan peneliti untuk menggali lebih dalam lagi tentang
subyek.
Pertama kali mengenal subyek peneliti merasa tidak percaya bahwa
subyek saat ini ngelem, karena kondisi subyek yang selalu ceria dan supel
dengan orang lain. Hubungan subyek dengan teman-temannya sangat dekat
karena setiap hari subyek mengamen bersama teman-teman, hal itu
membuat subyek banyak memiliki teman.
Hasil Wawancara Subyek II
Latar Belakang Subyek II
Subyek adalah anak pertama dari dua bersaudara, saat ini subyek
tidak bersekolah lagi karena subyek sudah malas untuk berfikir, walaupun

Perpustakaan Unika

orang tua subyek memaksa subyek untuk sekolah. Kegiatan subyek seharihari hanya mengamen saja dan selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat yang lain. Terkadang subyek mengamen di stasiun, terminal, pasar,
dll. Subjek selalu mengamen diberbagai tempat dan berpindah-pindah
Karena jika subjek mengamen hanya satu tempat saja banyak saingan
sesama pengamen. Subyek sudah satu tahunan mengamen, orang tua
subyek awalnya marah pada saat mengetahui anaknya mengamen karena
orang tua subyek menyuruhnya untuk sekolah saja, tapi subyek sudah malas
untuk mikir dan subyek memutuskan untuk mengamen sampai sekarang.
Ayah subyek bekerja sebagai buruh yang kerjanya memilih sampahsampah plastik dan ibu subyek bekerja sebagai buruh cuci baju, tetapi tidak
setiap hari ibu subyek bekerja sebagai buruh cuci, ibu subyek bekerja
apabila ada tetangga yang memerlukan bantuan untuk mencuci baju.
Hubungan subyek dengan keluarga
Subyek memiliki hubungan yang dekat dengan adiknya, terkadang
jika subyek sehari saja tidak bertemu subyek merasa kangen. Hubungan
subyek dengan orang tua cukup dekat tetapi juga tidak begitu dekat , awal
subyek mengamen ayah subyek marah karena tidak setuju apabila subyek
mengamen tetapi sekarang ayah subyek sudah setuju. Setiap subyek
mengamen tidak pernah mengajak adiknya karena masih kecil dan subyek
kasihan jika harus melihat adiknya lari-lari dan panasan di jalan.
Pendapatan subyek dalam sehari sekitar 15000 sampai 20000 itu

Perpustakaan Unika

pendapatan subyek kalau hari biasa tetapi kalau hari libur pendapatan
subyek sekitar 30000an. Uang dari hasil ngamen biasanya subyek pakai
untuk subyek sendiri terkadang subyek juga memberikan untuk adik
subyek, awal subyek mengamen subyek memberikan uang dari hasil
ngamen untuk orang tua tetapi sekarang subyek sudah tidak memberikan
lagi.
Perilaku Ngelem
Subyek sudah sekitar satu tahunan ini ngelem sejak awal pertama
kali subyek mengamen, awal pertama kali subyek ngelem karena temanteman subyek yang setiap hari ngelem dan subyek akhirnya juga ikut-ikutan
ngelem. Temen-teman subyek tidak memaksa subyek untuk ngelem tetapi
subyek memiliki keinginan sendiri untuk ngelem. Subyek ngelem selalu
bersama teman-temannya dan subyek selalu ngelem di tempat tongkrongan
subyek karena subyek tidak berani untuk ngelem di rumah takut ketahuan
ayah subyek. Subyek lebih senang ngelem rame-rame dengan temantemannya dari pada harus ngelem sendirian karena subyek merasa tidak
enek kalau harus ngelem sendirian. Subyek merasa kalau ngelem ramerame bisa berbagi lem dengan teman subyek. Subyek ngelem bersama
sepuluh temannya yang semuanya laki-laki tidak ada yang perempuan.
Dampak Psikologis
Subyek merasa dampak sikologis yang paling terasa sekali seperti,
perasaan mengkhayal hal-hal yang indah, merasa ketagihan atau

Perpustakaan Unika

ketergantungan dan pengen pakai lem terus, merasa sulit untuk dapat
berfikir dengan jernih, sulit konsentrasi, sering melamun, emosi tidak stabil,
tidak ada nafsu untuk makan, badan jadi kurus, badan rasanya sakit semua.
Dampak psikologis yang subjek rasakan karena mengkonsumsi lem
membuat subjek tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan
maksimal. Sakit kepala yang subjek rasakan membuat subjek tidak bisa
berkonsentrasi dan berfikir secar jernih. Perasaan subjek yang selalu merasa
ketagihan dan ketergantungan karena sudah lekatnya dengan lem membuat
subjek ingin ngelem terus-menerus dan tidak bisa berhenti. Perasaan subjek
yang senang sekali mengkhayal membuat subjek merasakan enak dan
subjek bisa mengkhayal sesuatu yang indah-indah. Emosi subjek yang tidak
stabil menyebabkan sering marah-marah, sulit untuk mengontrol amarah
dansubjek mengalami kesulitan untuk mengambil suatu keputusan dalam
dirinya.
Pertama kali subyek merasakan sakit di badannya subyek minum
obat karena subyek merasa sakit sekali tetapi makin kesini dan karena
sudah terlalu sering merasakan sakit subyek membiarkan saja dan subyek
berfikir nanti juga akan hilang sendiri. Subyek merasakan enak ngelem
pada saat subyek bisa menemukan kepuasan maksudnya puas disini adalah
subyek bisa merasakan enak, rasa enak itu seperti bisa terbang dan bisa
mengkhayal.
Dampak Fisiologis

Perpustakaan Unika

Selain dampak psikologis, muncul juga dampak fisiologis seperti


badan jadi kurus, pusing, keringat dingin, jalan sempoyongan. Dampak ini
muncul sejak subjek mengkonsumsi lem. Pertama kali subjek ngelem
dampak yang paling terasa adalah rasa pusing, awal pertama subjek merasa
pusing mencoba untuk minum obat karena rasanya sakit seklai dan subjek
berfikir jika diminumin obat akan hilang, tetapi rasa pusing hilang hanya
sebentar setelah itu subjek merasa sakit lagi. Karena rasa pusing selalu
datang lama-lama subjek sudah merasa kebal dan tidak minum obat lagi.
Badan subjek juga menjadi kurus karena seringnya mengkonsumsi
lem setiap hari, selain itu subjek juga sering merasakan keringat dingin
keluar dari badannya, sebelum subjek mengkonsumsi lem perasaan itu tidak
pernah subjek rasakan. Subjek juga merasakan hilang keseimbangan dalam
berjalan atau jalan sempoyongan seperti orang yang mabok dan hilang
kendali.
Subjek memiliki keinginan untuk berhenti dari ngelem tetapi subjek
merasa tidak sanggup karena jika subjek sehari saja tidak ngelem rasanya
ada yang kurang. Subjek tidak tahu sampai kapan akan ngelem, subjek juga
mempunyai keinginan untuk hidup lebh baik lagi dari sekarang.

Perpustakaan Unika

Subjek UDN
- Laki-laki
- Semarang, 20 Juni
1995
- Usia 13 th
- Agama Islam

Kondisi Subjek (hasil observasi)


- Berkulit hitam
- Berambut gondrong
- Berperawakan kurus
- Berwajah manis, ceria dan ramah
- Terdapat tato di kaki dan tangan
- Pada tangan dan kaki terdapat bekas
luka jatuh dan tidak bisa hilang
- Subjek cukup tinggi
- Bertempat tinggal di Semarang

Dampak Ngelem
a. Dampak Psikologis
- Mengkhayal
- Ketergantungan
- Emosi tidak stabil
- Sulit untuk berfikir
- Sering melamun
- Tidak ada nafsu makan
b. Dampak Fisiologis
- Pusing
- Badan jadi kurus
- Keringat dingin
- Jalan sempoyongan
- Badan meriang

Kondisi Keluarga Subjek


- Subjek memiliki
seorang adik
- Ayah bekerja sebagai
pencari plastik
- Ibu subjek bekerja
sebagai ibu rumah
tangga

Subjek ngelem
- Subjek sudah satu tahun ngelem
- Subjek ngelem setiap hari
- Subjek ngelem bersama temantemannya
- Subjek ngelem di tempat
tongkrongan

Hubungan Subjek dengan keluarga dan


teman sebaya
- Subjek cukup dekat dengan orangtua
- Subjek lebih dekat dengan adik
- Interaksi subjek dengan orangtua terlihat
kaku
- Hubungan subjek dengan teman sebaya
dan masyarakat baik

Subjek sering berinteraksi dengan teman


debaya yang ngamen

Perpustakaan Unika

Skema
Dampak Psikologis Ngelem pada Anak Jalanan (Subjek UDN)

BAB V
HASIL PENELITIAN

A.

Rangkuman Subjek Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa dampak yang

muncul, baik itu dampak Psikologis dan Fisiologis. Dari kedua subjek yang
peneliti temui dampak Psikologis yang muncul adalah rasa ingin berkhayal
atau membayangkan hal-hal atau sesuatu yang indah. Terlihat pada subjek I
senang membayangkan jadi orang kaya, makan yang enak-enak, naik mobil

Perpustakaan Unika

bagus atau hal-hal yang membuat subjek senang. Lalu pada subjek II
perasaan mengkhayal yang dirasakan seperti bisa terbang dan setelah subjek
bisa mengkhayal hanya bisa tersenyum saja, terkadang subjek juga cerita
dengan temannya.
Dampak lain yang sama-sama muncul pada kedua subjek adalah rasa
ketergantungan atau ketagihan secara terus-menerus, pada subjek I, subjek
merasa sulit sekali untuk lepas dari lem karena subjek sudah merasa lekat
sekali dengan lem dan rasanya sulit sekali untuk bisa lepas. Subjek I pernah
mencoba untuk berhenti tetapi subjek merasa kesulitan karena tidak kuat
untuk menahan akhirnya subjek ngelem lagi sampai sekarang. Kemudian
pada subjek II juga merasakan ketergantungan atau ketagihan, subjek
merasa setiap hari ingin terus-menerus ngelem, jika sehari saja tidak ngelem
rasanya ada yang kurang pada diri subjek.
Emosi tidak stabil adalah dampak psikologis yang muncul pada
kedua subjek. Pada subjek I merasa bahwa sejak ngelem menjadi sering
marah-marah dan tidak bisa mengontrol emosinya berbeda dengan
kondisinya sebelum ngelem. Hal tersebut juga sama yang dialami oleh
subjek II. Pada kedua subjek penelitian muncul dampak lain seperti rasa
panic atau cemas. Dampak ini dialami kedua subjek. Sejak mengkonsumsi
lem, subjek I dan II merasa mudah sekali cemas, panik dan gugup dalam
menghadapi suatu masalah. Berbeda dengan kondisi subjek sebelum

Perpustakaan Unika

ngelem yang tidak mudah untuk cemas. Rasa panik, cemas dan gugup ini
adalah salah satu dampak yang muncul karena mengkonsumsi lem.
Pada kedua subjek muncul juga dampak sulit untuk berfikir, hal ini
hampir sama dengan kondisi subjek yang mudah lupa karena ngelem ini
membuat subjek menjadi sulit untuk bisa berkonsentrasi dan untuk berfikir
secara jernih. Bahkan untuk berfikir dan membedakan hal-hal yang positif
dan negatif subjek merasa sulit.
Pada subjek I muncul dampak mudah lupa, subjek merasa sering
lupa dengan apa yang subjek lakukan. Hal ini bisa terjadi karena ngelem
bisa merusak sistem kerja otak yang menyebabkan subjek menjadi lupa atau
tidak sadar dengan apa yang subjek alami. Hal ini tidak terjadi pada subjek
II.
Pada subjek II sering kali melamun dan tidak fokus dengan apa yang
dia lihat dan apa yang sedang subjek alami. Subjek menjadi sering bengong
dan terkadang tidak sadar dalam melakukan tindakan atau perilakunya
sehari-hari. Sering melamun ini tidak dialami oleh subjek
Selain dampak psikologis juga muncul beberapa dampak fisiologis.
Pada subjek I dan II muncul dampak yang salah satunya adalah badan
menjadi kurus, hal ini bisa terjadi karena pada subjek I merasa nafsu makan
berkurang. Subjek makan dengan porsi yang sedikit, dalam sehari subjek
hanya makan sekali saja padahal umumnya orang makan tiga kali sehari.

Perpustakaan Unika

Hal ini membuat subjek menjadi kurus. Pada subjek II juga merasakan hal
sama dengan subjek I.
Dampak lain yang sangat kuat adalah rasa pusing. Subjek I
merasakan pusing di kepala, subjek merasa dampak pusing ini adalah
dampak yang pertama kali muncul saat pertama kali ngelem kepala subjek
rasanya seperti mau pecah. Subjek merasa ngelem membuat pusing tetapi
kalau sudah pakai subjek merasa enak sekali (sensasi eforia). Subjek II
merasakan pusing di kepala, subjek merasa tersiksa dengan kondisi ini
tetapi setiap subjek merasa pusing selalu diobati dengan ngelem, dan
setelah ngelem rasanya sakit di kepala hilang, yang ada hanya rasa enak
subjek juga sudah kebal dengan kondisinya yang selalu ngelem.
Pada kedua subjek juga merasakan dampak seperti keluarnya
keringat dingin pada badan subjek. Hal ini terjadi karena kondisi atau suhu
badan subjek yang tidak stabil. Jadi setiap subjek sedang panik, cemas
secara tidak sadar keringat dingin muncul tanpa subjek sadari.
Pada subjek I merasa setelah mengkonsumsi lem subjek memiliki
pola tidur yang berubah atau waktu tidur menjadi sedikit atau berkurang.
Berbeda dengan kondisi subjek sebelum ngelem dapat tidur minimal
delapan jam, tetapi sekarang bisa kurang dari delapan jam. Subjek
merasakan setiap hari memiliki keinginan untuk ngelem secara terusmenerus dan tidak memiliki keinginan untuk tidur. Hal ini tidak erjadi pada
subjek II.

Perpustakaan Unika

Subjek merasa sakit pada saat buang air kecil (BAK), hal ini terjadi
pada subjek I, dampak ini sangat terasa karena seringnya subjek
mengkonsumsi lem mengganggu sistem peredaran pada saluran kencing
atau saluran pada saat subjek buang air kecil (BAK). Hal ini tidak terjadi
pada subjek II.
Pada penelitian ini peneliti tidak menemukan dampak sosial yang
muncul pada kedua subjek, karena pada kedua subjek tidak terjadi
perubahan perilaku baik di lingkungan keluarga, teman sebaya dan di
lingkungan masyarakat. Hubungan dan interaksi subjek dengan keluarga
baik, interaksi subjek dengan teman sebaya dan masyarakat baik.
B.

Pembahasan
Menurut Marviana (1999, h. 26-29) secara umum penyalahgunaan

obat dapat memberikan dampak jasmaniah, kejiwaan ataupun sosial pada


pemakainya di samping tentunya juga dampak terhadap keluarga dan
masyarakat umum. Teori ini sesuai dengan penelitian tentang dampakdampak psikologis ngelem pada anak jalanan karena pada penelitian ini
muncul dampak-dampak yang sesuai dengan teori tersebut.
Pada subjek penelitian muncul dampak seperti berkeringat, rasa sakit
pada seluruh tubuh, suhu badan meningkat, perut mual dan panik, hal ini
termasuk dalam dampak kejiwaan penyalahgunaan narkoba menurut
Lukitaningsih (2001, h. 30). Gejala-gejala ini sesuai dengan subjek
penelitian yang peneliti lakukan.

Perpustakaan Unika

Perasaan ketagihan atau ketergantungan sama-sama dialami oleh subjek


penelitian. Hal ini secara terus-menerus subjek alami karena sudah merasa
dekat dengan lem. Sampai sekarang subjek masih mengkonsumsinya.
Ketergantungan narkoba adalah penyalahgunaan obat terlarang yang
disertai adanya toleransi tubuh dan gejala putus zat withdrawal symptom
(Hawari, 1996, h. 131). Wulandari (200, h. 5) mendefinisikan
penyalahgunaan obat sebagai pemakaian obat secara tetap yang bukan
untuk tujuan pengobatan, atau yang digunakan tanpa mengikuti aturan
takaran yang seharusnya. Penyalahgunaan ini menimbulkan kerusakan fisik,
mental, emosi maupun sikap dalam hidup bermasyarakat. Ketergantungan
disini adalah keadaan dimana seseorang selalu membutuhkan obat tertentu
agar dapat berfungsi secara wajar baik fisik meupun psikologis,
ketergantungan fisik misalnya badn menjadi lemah dan sendi-sendi terasa
nyeri pada saat tidak menggunakan obat dalam jangka waktu tertentu.
Ketergantungan psikologis ditujukkan oleh adanya perasaan tidak percaya
diri

dalam

pergaulan

sehari-hari

jika

tidak

menggunakan

obat

(Lukitaningsih 2001, h. 30).


Nafsu makan jadi berkurang dan badan menjadi kurus juga samasama dirasakan oleh subjek, hal ini bisa muncul karena subjek
mengkonsumsi lem secara berlebihan yang menyebabkan dampak yang
negatif bagi subjek. Dari subjek yang peneliti temui semuanya berbadan
kurus. Hal ini berbeda dengan kondisi subjek sebelum ngelem. Menurut

Perpustakaan Unika

Jones dan Dafis (Sarwono, 1995, h. 75) dampak psikologis dikaitkan


dengan efek. Tindakan (act) yang dimaksud adalah keseluruhan respon
(reaksi yang mencerminkan pilihan perilaku) dan mempunyai akibat
terhadap lingkungannya. Sedangkan efeknya yang dimaksud adalah efek
yang diartikan sehingga perubahan-perubahan nyata yang dihasilkan oleh
tindakan. Hal ini cukup sesuai dengan kondisi subjek karena apabila subjek
tidak mengkonsumsi lem kondisi fisik subjek tidak akan menjadi kurus dan
nafsu makan menjadi berkurang. Perubahan disini maksudnya adalah
perubahan kondisi subjek dari sebelum dan sesudah mengkonsumsi.
Keadaan cemas adalah dampak yang dirasakan oleh subjek, subjek
merasa bahwa setelah mengkonsumsi lem badannya menjadi gugup, cemas
dan tidak tenang. Menurut Sulaiman (1995, h. 53) menyatakan bahwa
kecemasan merupakan reaksi psikologis yang disebabkan karena adanya
rasa khawatir secara terus-menerus yang ditimbulkan karena adnya inner
conflict. Menurut Freud (Corey, 1988, h. 28) kecemasan diartikan sebagai
keadaan tegang yang memotivasi seseorang berbuat sesuatu. Dalam hal ini
fungsinya adalah memperingatkan seseorang akan adanya bahaya.
Subjek merasakan setelah mengkonsumsi lem menjadi susah tidur
atau intensitas untuk tidur menjadi berkurang. Setelah mengkonsumsi lem
subjek merasakan bahwa waktu untuk tidur tidak seperti dulu sebelum
ngelem. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari ngelem adalah susah
tidur atau waktu tidur menjadi berkurang.

Perpustakaan Unika

Subjek pernah mencoba untuk berhenti dari ngelem tetapi subjek


merasa kesulitan karena subjek merasa sehari saja tidak ngelem badan
subjek terasa sakit semua, nyeri, mual-mual, panik, tulang-tulang terasa
sakit, dan bibir rasanya mati rasa. Gejala ini sesuai dengan gejala putus obat
(Withdrawal Syndrome) yang dikemukakan oleh Lukitaningsih (2001, h.
30). Subjek merasakan sakau, walaupun subjek merasakan hal yang tidak
enak dalam dirinya tetapi sampai sekarang subjek masih ngelem.
Subjek penelitian yang peneliti temui dapat turun ke jalan atau
menjadi anak jalanan karena kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan. Hal
ini yang menyebabkan subjek ingin mencari uang sendiri untuk mencukupi
kebutuhan dan keinginan pribadi subjek. Pengaruh teman sebaya subjek
merupakan salah satu penyebab subjek menjadi anak jalanan karena diusia
subjek yang masih labil dan masih dalam usia bermain menyebabkan anak
mudah terpengaruh terutama teman yang sebaya. Beberapa hal yang
disebutkan diatas sesuai dengan faktor-faktor yang menyebabkan anak
turun ke jalan menurut Shalahudin, dkk (2000, h. 10-15).
Di dalam penelitian ini maksud dari anak jalanan di sini adalah
istilah yang disepakati dalam konvensi nasional untuk menyebut anak-anak
yang menggunakan sebagian besar waktunya untuk bekerja di jalanan dari
kawasan urban. Mereka bisa saja bekerja sebagai penjaja asongan, tukang
semir sepatu, pengamen, pengemis, pencuri, pekerja seks atau apapun

Perpustakaan Unika

(Sumardi, 1996, h 2). Pendapat tersebut sesuai dengan kondisi subjek yang
saat ini bekerja sebagai pengamen di jalan.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan subjek anak jalanan yang
bekerja dan bermain di jalanan yang masih menjalin hubungan dengan
keluarga, hal ini termasuk ke dalam Children on the Street (Working
Children) Pendapat ini sesuai dengan teori menurut (Sumardi 1996, h. 2).
Dalam penelitian ini subjek yang digunakan berkisar antara 6-18
tahun karena pada usia ini adalah usia yang masih rawan dan belum mampu
berfikir sendiri, masih labil, mudah terpengaruh oleh dunia luar dan belum
memiliki bekal yang cukup untuk hidup di jalan dan masih membutuhkan
pendampingan dari orang tua. Hal ini terlihat pada subjek penelitian dimana
masih sangat rentan dan mudah terpengaruh orang lain, terlihat pada kedua
subjek dapat terjerumus ke dalam ngelem karena pengaruh orang lain dan
belum bisa membedakan mana hal positif dan negatif bagi dirinya sendiri.
Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan (Departemen Sosial, 1997,
h. 13).
UNICEF (dikutip oleh Sumardi, 1996, h. 2) memberikan batasan
terhadap kelompok ini sebagai, Children who work on the streets of urban
areas, without reference of the time they spend there or the reasons of being
there atau anak yang bekerja di jalanan di kawasan urban dan
menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan. Sedangkan Departemen
sosial mendefinisikan anak jalanan sebagai anak yang menghabiskan

Perpustakaan Unika

sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan


atau di tempat-tempat umum lainnya. Pendapat tersebut sesuai subjek yang
peneliti gunakan dimana subjek bekerja di jalanan setiap hari dan
menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan. Kondisi ekonomi keluarga
yang pas-pasan membuat subjek mencari nafkah dengan mengamen di
tempat-tempat umum.
Dalam penelitian ini subjek mempunyai keinginan untuk menjadi
anak jalanan karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi
perekonomian keluarga subjek yang pas-pasan, ingin mempunyai uang
sendiri, dan karena pangaruh dari teman sebaya subjek. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Shalahudin, dkk (2000, h. 10-15).
Peneliti dalam penelitian ini mengambil subjek dengan kriteria subjek
mencari nafkah di jalan tetapi subjek masih pulang ke rumah dan masih
memiliki hubungan dekat dengan keluarga. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Hendriyati (1998, h. 5). Pada subjek yang peneliti
gunakan walaupun subjek bekerja sebagai pengamen di jalanan tetapi
subjek masih pulang ke rumah dan memiliki hubungan yang dekat dengan
keluarga.
Kelemahan pada penelitian ini adalah karena kedua subjek memiliki
keterbatasan dan pendidikan. Hal membuat subjek merasa kesulitan untuk
dapat memahami pertanyaan yang peneliti ajukan. Selain itu peneliti juga
menemukan kesulitan untuk melakukan pendekatan kepada subjek karena

Perpustakaan Unika

subjek merasa curiga dengan peneliti. Rasa curiga itu muncul karena subjek
takut jika peneliti melaporkan kepada polisi karena perilakunya yang
ngelem.

BAB VI
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Dalam penelitian ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa dampak

dampak yang ditimbulkan dari perilaku ngelem pada anak jalanan adalah
sebagai berikut :

Perpustakaan Unika

1. Dampak

Psikologis

yaitu

mengkhayal

atau

berkhayal,

ketergantungan atau ketagihan, emosi tidak stabil, mudah lupa,


waktu tidur sedikit, merasa panik, kedinginan, merasa sulit untuk
berfikir, sering melamun.
2. Dampak Fisiologis yaitu : badan menjadi kurus, nafsu makan
berkurang, sakit perut pada saat buang air kecil (BAK), perut terasa
mual seperti mau muntah, keringat dingin, bibir seperti mati rasa,
badan terasa meriang, pusing.
3. Pada penelitian ini peneliti tidak menemukan dampak sosial pada
diri subjek Karena peneliti tidak menemukan perubahan perilaku
sosial subjek. Peneliti juga tidak menemukan perubahan perilaku
subjek baik di lingkungan keluarga, teman sebaya dan di
lingkungan masyarakat.

B.

Saran
1. Bagi subjek :
Agar tidak lagi mengkonsumsi narkoba khususnya dengan media
lem karena narkoba dengan jenis ini sangat membahayakan bagi
kondisi jasmani dan rohani mental subjek.
2. Bagi LSM

Perpustakaan Unika

Kepada LSM untuk memberikan pendampingan kepada anak


jalanan untuk memberikan terapi dan konseling, sehingga dapat
mengurangi beban psikologis yang dirasakan korban pengguna
Narkotika dan Obat-obatan Berbahaya (Narkoba).
3. Bagi peneliti :
a. Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang bahaya narkoba
khususnya khususnya dengan media lem ini, lakukanlah
pendekatan yang lama karena dengan pendekatan yang lama
membuat subjek menjadi jauh lebih percaya kepada peneliti.
b. Pada penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, kiranya
bagi peneliti lain yang tertarik untuk lebih memahami secara
mendalam tentang dampak-dampak psikologis pada anak
jalanan yang mengkonsumsi lem dapat lebih memperhatikan
kredibilitas dari hasil tes psikologi yang digunakan sebagai data
pendukung dalam penelitian, dengan meminta bantuan dalam
menginterpretasikan hasil tes psikologi kepada orang yang
berkompeten dibidang psikologi.
c. Peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang dampak-dampak
psikologis yang muncul karena mengkonsumsi lem terutama
pada

anak

jalanan

dan

berhubungan

dengan

kepribadian masing-masing subjek yang akan diteliti.

tipe-tipe

Perpustakaan Unika

d. Bagi peneliti yang berminat dengan penelitian tentang dampakdampak psikologis ngelem pada anak jalanan hendaknya lebih
dapat

lebih

mengetahui

faktor-faktor

apa

saja

yang

memepengaruhi anak jalanan dapat terjerumus ke dalam


Narkotikan dan Obat-obatan Berbahaya (Narkoba).
4. Bagi orang tua
Perlu mengontrol perilaku terutama pada perubahan fisik pada
anak, terutama seperti badan jadi kurus, nafsu makan berkurang,
sering mengeluh sakit, dll

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya


dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Buclew, J. 1980. Paradigma for Psyshology A Contribution . Tokyo :
Kagusha.

Perpustakaan Unika

Corey, G . 1988 . Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi . Alih


Bahasa : Koeswara , E. Bandung : Eresco.
De Cierg, L. 1994. Tingkah Laku Abnormal . Jakarta : Gramedia.
Departemen Sosial. 1997. Modul Pendampingan Anak Jalanan .
Semarang : Departemen Sosial.
Dirjosisworo , S. 1983. Narkoba dan Remaja . Bandung : Penerbit alumni.
Diktat faal II . 2002 . Unika Soegijapranata . Semarang
Drever, J. 1998 . Kamus Psikologi . Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Faisal, S. 1990. Pendekatan Kualitatif. Malang : YA3
Hadi . S. 1997. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset.
Hawari, D. 1996. Al quran . Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa .
Yogyakarta : PT . Dana Bhakti Prima Yasa.
Hendriyati, H. 1998. Ringkasan Analisis Situasi Anak
Membutuhkan Perlindungan Khusus . Jakarta : Atmajaya.

yang

Irwanto, dkk. 1995 . Pekerja Anak di Tiga Kota Besar : Jakarta, Surabaya,
Medan : UNICEF.
Irwanto . 2000 . Pekerja Anak di Kota Besar.
Indrawan, 2001, Mengenal dan Mencegah Bahaya Narkoba . Bandung :
CV Pionir Jaya.
Joewana, M . , Padmohoedojo, L. G, Widayat, A., Tambunan, M. J. 2001.
Narkoba. Petunjuk Praktis bagi Keluarga untuk Mencegah
Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta : Media Presindo.
Kaplan, L. Harold, M.D, dan Sadock J. Benj. M.D. 1998. Ilmu Kedokteran
Jiwa Darurat. Jakarta : Widya Medika.
Marviana. D.M. 1999. Napza, Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia, cetakan kedua, UNFPA.
Meleong, C.S. 1999. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

Perpustakaan Unika

Peterson, C. , Maier, F. , dan Seligman, M.E.P. Learned Helplessness : A


Theory for Age Personal Control . New York : Oxford University
Press.
Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi . Jakarta : LPSP3. Universitas Indonesia.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional . 2002 . Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Sarwono, S. W. 1997. Psikologi Remaja . Jakarta : Raja Grafindo.
Sarwono, S . W . 1995 . Teori-Teori Psikologi Sosial . Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Sarwono, S.S. 1987. Masalah-masalah Kemasyarakatan di Indonesia.
Jakarta : Pustaka Sinara Harapan.
Shalahudin, 2000. Anak Jalanan Perempuan. Cetakan 1 : Yayasan Setara
Semarang.
Lukitaningsih, D. Y. 2001 . Narkoba, Pencegahan dana Penanganannya .
Jakarta . Elex Media Komputindo.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan . Jakarta : Grasindo.
Soekadji, S . 1983 . Modifikasi Perilaku . Yogyakarta : Liberty.
Supratiknya, A. Dr . 1993. Psikologi Kepribadian. Yogyakarta : Kanisius.
Supratiknya . 1995 . Megenal Perilaku Abnormal . Yogyakarta : Kanisius.
Sulaiman, D . 1995 . Psikologi Remaja Dimensi-dimensi Perkembangan .
Bandung : Maju Mundur.
Sumardi, L.S, 1996. Studi Kasus Penanganan Anak Jalanan di Jakarta :
Alternatif Pendampingan bagi Anak-anak Kaum Pengungsi di
Negeri Sendiri . Jakarta : Institut Sosial Jakarta.
Simandjuntak, B. 1981 . Beberapa Aspek Psikologi Sosial . Bandung : PT
Alumni.

Perpustakaan Unika

Tangney, 1995. Self Conscious Emotion . New York : Mc Graw Hill book
Co.
Widiyanto, P. 1986. Gelandangan : Pandangan Ilmu Sosial , Jakarta.
LP3ES.
Wulandari, R . 2000. Penyalahgunaan Obat pada Remaja ditinjau dari
Kepribadian Ekstrovert dan Introvert . Skripsi (tidak diterbitkan) ,
Semarang : Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA
DATA REDUKSI HASIL WAWANCARA SUBJEK I
DATA REDUKSI HASIL WAWANCARA SUBJEK II

Perpustakaan Unika

SURAT IJIN PENELITIAN


SURAT KETERANGAN PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi :


a. Identitas subyek ?

Perpustakaan Unika

b. Aktivitas apa yang anda lakukan sekarang?


c. Apakah aktivitas itu menjadi rutinitas anda ?
d. Berapa kali anda melakukannya dalam seminggu ?
e. Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba khususnya
dengan media lem ?
f. Darimana anda mendapatkan informasi tentang ngelem ini ?
g. Bagaimana perasaan anda saat pertama kali mencobanya ?
h. Kenikmatan apa yang anda dapatkan pada saat ngelem ?
i. Berapa kali anda mengkonsumsinya dalam seminggu ?
j. Dampak

psikologis

apa

yang

anda

rasakan

saat

mengkonsumsinya ?
k. Apakah ada dampak fisik yang anda rasakan ?
l. Motivasi apa yang melatarbelakangi anda mengkonsumsi
narkoba khususnya dengan media lem ?
m. Sudah berapa lama anda mengkonsumsi lem ?
n. Apakah anda merasa malu atau minder saat mengkonsumsi
lem ?
o. Apakah orang tua, saudara, teman anda tahu bahwa anda
saat ini mengkonsumsi lem
p. Apakah anda ingin berhenti mengkonsumsi lem ?

Perpustakaan Unika

PEDOMAN OBSERVASI

Pedoman observasi dalam penelitian ini berisi :


a. Kesan umum, kondisi fisik dan penampilan
b. Perilaku yang cenderung dilakukan

Perpustakaan Unika

c. Kehidupan subyek saat di rumah dan di lingkungan


masyarakat
d. Interaksi yang muncul saat bersama orang lain

Hasil wawancara subyek 1


Pertanyaan

Jawaban
Sore mbak, eh

Sore dik.

mbak yang
kemarin

Tema

Kesimpulan

Perpustakaan Unika

Gimana ni dik

Baik-baik aja

kabarnya ?

mbak.
Gak lagi ngapa-

Lagi apa ini dik ?

ngapain mbak,
tadi habis pulang
ngamen.

Kok bisa tiba-tiba

Diajakin temen

ngamen ?

mbak
Aku pengen aja
mbak soalnya
kalau lihat

Dipaksa temen kamu


apa kamu mau sendiri
dik ?

temenku ngamen
kayaknya enak
bisa dapat uang
sendiri sama kalau
pengen apa-apa
kan gak usah
minta bapak
Ngamen dijalan
mbak, kadang

Kegiatan

Hmmm, biasanya

didaerah tugu

subyek

ngamen dimana dik ?

muda, ya pindah-

sehari-hari

pindah gitu mbak

mengamen

tempatnya
Ya iya mbak kan
Kok bisa pindah-

kadang kalau ada

pindah gitu dik ?

polisi aku sama


temen-temen

Subyek
mengamen
dengan tempat
yang tidak
tetap

Perpustakaan Unika

disuruh pindah
tempat lain
mbak
Ya kadang
ngamen di
Terus kalau disuruh

Simpang lima,

pindah gitu kamu

pasar Johar,

sama temen-temen

Karangayu ya

pindah kemana ?

pokoknya pindah
gitu mbak, bisa

Subyek
mengamen
di Simpang
lima, Johar,
Karangayu

Subyek
mengamen
diberbagai
tempat

dimana aja.
Emang udah berapa
lama dik kamu
ngamen ?
Kira-kira udah berapa
lama ngamen ?

Udah lama sih


mbak..
Ya udah satu
tahunan ini
mbak.
Awalnya sih
marah mbak tapi
lama-lama udah
gak kok soalnya

Orang tua gak marah

keluargaku

dik kamu ngamen ?

hidupnya paspasan mbak, ya


lumayan mbak
uang ngamen bisa
buat jajan aku.

Orang tua kamu kerja Bapakku kerja

Keluarga
orang tua

subyek yang

tidak

hidup pas-

melarang

pasan

subyek

membuat

ngamen

subyek
mengamen

Perpustakaan Unika

dimana dik ?

jadi kuli bangunan


mbak kalau ibu
cuma di rumah
aja.
Ya iya mbak,
kalau pas ada

Jika tidak

orang yang mau

ada

Jadi gak tiap hari ya

buat rumah aja

pekerjaan

bapak kamu kerja ?

mbak bapak baru

ayah

kerja, kalau gak

subyek di

ada ya bapak di

rumah

Pekerjaan ayah
subyek tidak
tetap

rumah aja.
Ibu dirumah
Terus kalau ibu kamu
di rumah ngapain aja
dik ?

ngurusin adikku
mbak soalnya
adikku ada dua
mbak yang masih
kecil
Aku sayang

Subyek

banget mbak sama sayang de


Kamu sayang gak dik
sama adik kamu ?

adik soalnya aku

ngan

lebih deket sama

adiknya

mereka dari pada

daripada

sama orang

dengan

tua..

orang tua

Terus kalau kamu pas Gak pernah mbak


ngamen pernah gak

soalnya adikku

Subyek
memiliki
hubungan
dekat dengan
adik, tetapi
subyek tidak
dekat dengan
orang tua

Perpustakaan Unika

kamu ngajak adik

masih kecil

kamu ?

kasihan kalau
diajak panasan di
jalan..

Berarti kamu kalau


ngamen cuma sama
temen-temen aja ya ?

Iya mbak cuma


sama temen aja
gak pernah ngajak
adik kok.
Gak tentu sih

Biasanya kalau
ngamen sehari dapat
berapa ?

mbak, kadang

Penghasilan

10000an, itu aja

subyek dari

bisa kurang tapi

ngamen tidak

kadang juga lebih

tetap

dari itu kok.


Terus uang ngamen
biasanya kamu pake
buat apa ?

Biasanya buat
jajan, kadang aku
kasihin adik sih
mbak
Hmmm, jarang sih
mbak aku ngasih
uang ngamen,
dulu waktu

Orang tua kamu kasih pertama kali


juga ?

ngamen uangnya
aku kasihin orang
tua tapi sekarang
udah nggak
kok..

Pertama

Subyek tidak

kali

pernah

ngamen

memberikan

subyek

uang dari

memberika

ngamen lagi

n uang

kepada orang

ngamen

tua

Perpustakaan Unika

Ya emang udah
Kok udah nggak
kenapa dik ?

nggak aja mbak,


soalnya orang tua
bilang biar buat
aku aja

Kamu gak deket ya


dik ma ortu ?

Lho emang kenapa


kamu gak deket ?
Hmmm, terus kalau
pas ngamen gitu
nongkrong, ngobrol
ma sapa aja dik ?

Iya sih mbak

Subyek

kurang terlalu

memiliki

deket, aku lebih

kedekatan

deket sama kedua

dengan kedua

adikku.

adiknya

Aku juga gak tahu


mbak tiba-tiba
jauh aja gitu..
Sama tementemen ngamen
juga sih mbak.
Ya paling duduk-

Kalau pas nongkrong


gitu ngapain aja dik ?

duduk, ketawaketawa, sama


ngelem aja sih
mbak

Ngelem dik ?
Ngelem itu kan yang
narkoba tapi pakenya
lem Aica itu kan ?

Iya mbak
ngelem.
Iya bener banget
mbak pake Aica
Aibon itu
mbak.

Perpustakaan Unika

Masih baru sih

Subyek

Udah berapa lama dik mbak, ya sekitar

baru saja

kamu ngelem ?

lima bulanan

mengkonsu

ini..

msi lem

Sudah lima
bulan subyek
ngelem

Dulu sih pertama


kali diajakin
temen mbak,
disuruh nyobanyoba gitu,
awalnya aku sih
Kok bisa adik tibatiba kamu ngelem,
gimana ceritanya ?

gak mau mbak


tapi karena tementemen pada
ngrayu terus aku
dipaksa buat
nyoba mbak

Subyek
Awalnya
subyek
hanya
nyobanyoba

dipaksa,
dirayu oleh
temantemannya dan
akhirnya
subyek
nyobain lem

yaudah akhirnya
aku nyobain
mbak.
Iya mbak, temen-

Emang temen-temen
kamu pada maksa
gitu ya ?

temenku pada

Teman-teman

maksa dan

subyek terus

nyuruh-nyuruh

memaksa,

aku buat nyobain

kalau tidak

lem katanya kalau

mau dibilang

gak nyobain

banci

dibilang banci

Perpustakaan Unika

mbak.
Ya mbak aku
Terus kamu terima
gitu aja waktu tementemen kamu maksa ?

terima dan
akhirnya aku
nyobain lem
sampai sekarang
ini mbak..
Awalnya sih
masih biasa aja
mbak tapi pas

Waktu pertama kali

udah beberapa

pake lem gimana

jam pake mulai

rasanya ?

tuh mbak
kelihatan

Perasaan
awal nyoba
rasanya
biasa aja

Setelah
beberapa lama
ngelem mulai
kelihatan
dampaknya

dampaknya
mbak.
Yang paling
kerasa banget itu
pusing, nggliyeng
gitu mbak kepala
rasanya kayak
Emang dampak yang

mau pecah gitu

kamu rasain apa dik ? mbak, emang sih


mbak bikin pusing
tapi kalau udah
pake rasanya enak
banget mbak.

Subyek
merasakan
pusing

Subyek merasa
enak

Perpustakaan Unika

Ya itu mbak
gampang lupa,
gak bisa mikir,
badanku jadi

Subyek

kurus banget

merasakan

mbak, nafsu

gampang lupa,

makan jadi
kurang, kadang
perutku agak sakit
Selain pusing apa lagi mbak, terus kalau
dik dampaknya ?

pas pipis juga


sakit, kadang suka
marah-marah
sendiri, waktu
buat tidur juga
berkurang sama
itu mbak perutku
rasanya mual
kayak mau
muntah

Itu aja dik yang kamu Hmmmmada


rasain ?

lagi sih mbak


Itu mbak, aku jadi
gampang banget

Apa lagi dik ?

gugup kayak
panik gitu lho
mbak terus susah

badan jadi
Subyek

kurus, nafsu

merasa

makan

sakit

berkurang,

dengan

pada saat BAK

badannya

terasa sakit,
emosi labil,
waktu tidur
kurang, perut
terasa mual.

Perpustakaan Unika

banget buat mikir


mbak.
Kalau nafsu makan
lagi berkurang jadi
kamu gak makan dik
?

Y makan mbak,
tapi dikit banget
gak kayak
biasanya orangorang makan.
Biasanya kan
kalau orang

Memang biasanya

makan sehari tiga

kalau orang makan

kali tapi kalau aku

itu seberapa dik ?

paling cuma
sekali aja
mbak..
Dulu waktu masih
awal-awal sakit

Terus kalau pas kamu aku minum obat


ngrasa sakit kayak

sih mbak tapi

gitu yang kamu

karena udah

lakuin apa dik ?

keseringan udah
gak minum obat
lagi mbak.
Hmmm,

Maksudnya
keseringan itu gimana
dik ?

maksudnya udah
keseringan sakit
jadi udah kebal
sama sakitnya itu
mbak.

Subyek
mencoba
menyembu
hkan
dengan
minum
obat

Karena udah
keseringan
ngrasa pusing
subyek tidak
minum obat
lagi

Perpustakaan Unika

Kamu gak ngrasa

Ya agak tersiksa

tersiksa dik ?

sih mbak
Hmmm, soalnya
gak punya uang
mbak buat beli
obat, daripada

Kok udah gak kamu

buat beli obat

minumin obat lagi

mending buat

kanapa dik ?

jajan aja mbak,


lagian tementemen juga gak
pada diminumin

subyek
berfikir

Subyek tidak

dari pada

membeli obat

untuk beli

karena teman-

obat lebih

teman subyek

baik

tidak ada yang

digunakan

minum obat

buat jajan

obat mbak.
Kamu beli obat dari
uang ngamen itu ya ?
Jadi sekarang kamu
udah kebal ya dengan
kondisi kamu ?

Ya mbak.
Ya sih mbak
udah kebal dan
udah biasa
mbak.
Subyek
Enaknya tu waktu
pas kita bisa

Enaknya ngelem

mengkhayal gitu

dimananya dik ?

mbak, bayangin
yang indah-indah
mbak.

merasakan
hala-hal yang
enak seperti
mengkhayal
dan
membayangka
n sesuatu yang
indah

Perpustakaan Unika

Ya kayak

Menghayal, bayangin
yang indah-indah itu
kayak gimana dik ?

bayangin jadi

Subyek

orang kaya,

menjadi

makan yang enak- seperti


enak, naik mobil

orang kaya

bagus ya

makan

pokoknya yang

yang enak-

enak dan buat aku

enak

jadi seneng gitu

(eforia)

mbak
Hmmm.ya
kayak itu mbak,
Bayangin jadi orang
kaya itu kayak
gimana dik ?

bisa beli apa aja


yang aku
pengenin ya
pokoknya senengseneng gitu deh
mbak..

Terus kalau kamu


udah bayangin yang
bagus-bagus itu kamu
ngapain ik ?

Aku gak ngapangapain sih mbak


paling juga
senyum-senyum
aja hehehe

Terus kalau kamu


lagi senyum-senyum

Gak ada sih

sendiri ada yang tahu

mbak

gak dik ?
Apa semua temen-

Iya sih mbak

Subyek merasa
enak dan
seneng banget

Perpustakaan Unika

temen ngamen kamu

hampir semua

yang ngamen pada

temenku yang

ngelem semua dik ?

ngamen itu pada


ngelem semua.
Ya sih mbak, dulu
waktu pertama
kali aku ngarasa

Temen-temen kamu
itu juga suka
berkhayal kayak
kamu gitu ya ?

kayak gitu aku

Subyek

langsung tanya

pertama

sama temen-

kali merasa Teman-teman

temen yang

mengkhaya subyek

ngelem juga, ehhh l sempat

merasakan hal

ternyata mereka

bingung

yang sama

juga ngrasain

dengan

dengan subyek

yang sama kayak

keadaanny

aku, jadi bukan

aku aja sih mbak


yang ngarasain
kayak gitu
Kamu sering berbagi
pengalaman atau
cerita-cerita sama

Ya mbak kadang

pengalaman

kita sering cerita-

mengkhayal kamu

cerita gitu,..

sama temen-temen
kamu gak dik ?
Dik, tadi kamu

Iya mbak rasanya

sempet bilang kalau

sakit banget.

Perpustakaan Unika

waktu BAK rasanya


sakit ya ?
Udah pernah kamu
perikasain ke dokter ?

Belum mbak,..
Gak punya uang
mbak buat ke

Kenapa belum dik ?

dokter, kan mahal


mbak kalau ke
dokter.

Kamu gak minta

Gak mbak, aku

sama orang tua kamu

gak berani minta

kok mbak..

Subyek belum
Subyek

memeriksakan

tidak

ke dokter

memiliki

karena biaya

uang

untuk ke
dokter mahal

Ya gak berani aja


mbak, kan
Kok gak berani

keluargaku

kanapa dik ?

hidupnya udah
pas-pasan
mbak.
Ya pengen sih

Subyek merasa

mbak tapi susah

Subyek

sulit untuk

Terus kamu gak

banget soalnya

mempunya

sembuh karena

pengen sembuh ya

aku udah

i keinginan

sudah

dik ?

ketergantungan

untuk

ketergantunga

banget mbak sama sembuh

n dengan

lem ini..

ngelem

Ketergantungn

Maksudnya udah

gimana dik

ketergantungan

Perpustakaan Unika

maksudnya ?

atau susah banget


buat lepas sama
ngelem jadinya
susah banget buat
berhenti.
Ya sih mbak dulu
pernah nyoba

Emang dulu kamu


pernah nyoba buat
berhenti ya ?

berhenti tapi

Subyek

susahnya minta

sudah

Subyek tidak

ampun, karena

pernah

kuat akhirnya

aku gak kuat

mencoba

ngelem sampai

yaudah mbak aku

untuk

sekarang

ngelem lagi

berhenti

sampai sekarang
ini.
Wah.susah
Susahnya itu kayak

banget mbak,

gimana to dik ?

kayak sakau gitu


lho mbak..

Yang kayak gimana


dik ?

Itu mbak badan

Subyek

kayak kedinginan, Subyek

merasakan

meriang, tulang

merasakan

badan

sakit-sakit semua

sesuatu

kedinginan,

mbak, bibir kayak

yang tidak

meriang,

mati rasa gitu

enak di

tulang-tulang

mbak, perut mual,

dalam

sakit, bibir

panik, tegang,

dirinya

mati rasa,

badan sakit

perut mual,

Perpustakaan Unika

semua, keringat

panic, tegang,

dingin juga,

badan sakit

pokoknya

semua,

campur-campur

keringat

gitu mbak

dingin.

rasanya..
Ya .aku ngelem
Kalau udah ngarasa

lagi mbak soalnya

kayak gitu kamu

kan susah banget

ngapain dik ?

buat berhenti
mbak..

Biasanya kamu

Hmmmm,,,hampir

ngelem berapa hari

tiap hari sih

sekali ?

mbak,.

Biasanya satu botol


lem habis berapa hari
dik ?

Gak tentu sih


mbak kadang bisa
dua minggu baru
habis..
Gak bisa

Kok tiap hari, emang


gak bisa ya dik kalau
seminggu sekali gitu
?

mbak,.karena

Subyek

udah tergantung

merasakan ada

banget sama

yang kurang di

ngelem. Kalau

dalam dirinya

sehari aja gak

kalau sehari

ngelem rasanya

saja tidak

ada yang kurang

ngelem

mbak
Ada yang kurang itu

Ya kayak kita

Perpustakaan Unika

kayak gimana dik ?

kalau mau pergi


kan harus bawa
uang atau dompet,
kalau kita gak
bawa kan rasanya
ada yang kurang,
tahu kan mbak
rasanya.
Ya mbak, mesti
bareng-bareng
dulu pernah

Terus kalau ngelem

nyobain sendirian

mesti bareng-bareng

tapi rasanya gak

ma temen-temen

enak mbak kurang

ngamen kamu ya ?

seru gitu, lebih


enak ngelem sama
temen-temen

Subyek

Subyek merasa

selalu

tidak nyaman

ngelem

ngelem

rame-rame

sendirian,

dengan

akhirnya

tean-

subyek selalu

temannya

rame-rame

mbak.
Subyek tidak

Iya mbak beda


banget rasanya,

Subyek

kalau sendirian itu merasa


Emang kalau

kayak gak nemuin berbeda

sendirian beda ya dik

kepuasan gitu

ngelem

rasanya ?

mbak, tapi kalau

sendirian

rame-rame

dengan

rasanya puas

rame-rame

banget

menemukan
kepuasan
apabila ngelem
sendiri, tetapi
jika bersama
dengan temantemannya
subyek merasa
puas

Perpustakaan Unika

Ya kayak gak
nemuin kepuasan

Subyek tidak

Gak puas kayak

gitu mbak, kayak

bisa

gimana dik ?

gak bisa nikmatin

menemukan

ngelem gitu lho

kenikmatan

mbak..
Berarti selama ini
kalau ngelem mesti
ditempat nongkrong
kamu ya ?

Yap.bener
banget mbak aku
kalau ngelem
mesti ditempat
nongkrong.

Emang tempat

Di belakang

tongkrongan kamu

Lawang sewu tu

dimana dik ?

lho mbak

Subyek
selalu

Subyek tidak

ngelam

pernah ngelam

ditempat

selain ditempat

tongkronga tongkrongan
n

Hmmmmm.dul
u mbak waktu
Kalau pas ngelem

pertama-tama

Subyek

gitu gak pernah

sempet ketahuan

pernah

ketahuan sama polisi

tapi sekarang-

ketahuan

gak dik ?

sekarang ini udah

oleh polisi

nggak kok

Awalnya
subyek
ketahuan tapi
sekarang tidak
lagi

mbak.
Soalnya kalau

Subyek dan

Kok udah gak

mau ada grebekan

teman-teman

ketahuan kenapa dik

polisi aku sama

sudah kabur

temem-temen

duluan kalau

udah kabur duluan

polisi akan

Perpustakaan Unika

mbak jadinya gak

melakukan

ketahuan deh.

grebekan

Ya takut sih
Kamu gak takut ya

mbak, tapi mau

dik kalau misalnya

gimana lagi susah

ketangkep sama

banget okh mbak

polisi gitu ?

mau berhenti

Subyek merasa
Subyek

takut, tapi

merasa

untuk berhenti

takut

ngelem susah
banget

ngelem
Sebenarnya aku
pengen berhenti
Sekarang rencana
kamu ke depan apa
dik ?

Subyek

mbak tapi aku gak mempunya

Subyek
pengen

bisa sampai

i keinginan

berhenti

sekarang, terus

untuk

ngelem dan

aku juga pengen

sekolah

pengen

sekolah lagi

lagi

sekolah lagi

mbak..
Iya mbak aku
pengen sekolah
Pengen sekolah lagi

lagi biar pinter

ya ?

dan nggak
dianggep bodoh
sama orang-orang

Iya dik aku doain ya

Iya..makasih ya

moga moga kamu

banget ya mbak

bisa sekolah lagi.

buat doanya.

Terus kapan kamu


mau berhenti ngelem

Hmmmm.aku
juga gak tahu
mbak kapan tapi

Subyek
memiliki
keinginan
untuk
sekolah

Subyek tidak
mau dianggap
bodoh oleh
orang lain

Perpustakaan Unika

suatu saat aku


mau berhenti
mbak tapi aku
nggak tahu
waktunya..
Iya dik.moga-moga Iya makasih
kamu cepet berhenti

makasih banget

ngelem ya ?

mbak.
Iya mbak samasama aku juga

Dik, makasih banget

seneng bisa

ya buat waktunya ?

ngobrol banyak
sama mbak

Sampai ketemu lagi

Iya mbak.

dik.

Hasil Wawancara Subyek II


Pertanyaan

Jawaban

Tema

Selamat

Ow ya sore juga mbak..

sore
Gimana

ni Baik-baik aja mbak.

dik kabarnya
?
Lagi apa ini Gak
dik ?

lagi

ngapa-ngapain

mbak, ini lagi nongkrong


dan

ngobrol-ngobrol

sama
ngamen.

aja

temen-temen

Kesimpulan

Perpustakaan Unika

Hmmm,

Ngamen dijalan mbak, di Subyek

Subyek

ngamen

stasiun, terminal, pasar ya mengamen

mengamen

dimana dik ?

gak tentu sih mbak pindah- di


pindah gitu

jalan- tidak

jalan

tentu

tempatnya

berpindahpindah
Kok

bisa banyak saingannya mbak

pindah-

kalau cuma ngamen di satu

pindah

gitu tempat aja mbak.

dik ?
Terus

kalau Ya pindah dimana aja mbak

Subyek

selain di tempat itu ya bisa

pindah

disuruh
pindah
kamu

gitu di

jalan-jalan

mbak

ya

mengamen

sama pokoknya dimana aja mbak

temen-temen

sedapatnya

pindah

ngamen

tempat

selain

buat

di

tempat
biasanya

kemana ?
Emang udah Udah lama mbak, sekitar
berapa

lama satu tahunan ini.

dik

kamu

ngamen ?
Orang

tua Awalnya sih marah banget Orang

tua Subyek

gak

marah mbak soalnya aku disuruh subyek

disuruh

dik

kamu sekolah

ngamen ?

ngamen

aja

gak

usah marah

sekolah tetapi

tapi

aku

males ketika

subyek lebih

sekolah mbak, males mikir mengetahui

memilih

jadinya aku ngamen aja subyek

untuk

mbak kan enak bisa dapat ngamen

mengamen

Perpustakaan Unika

uang hehe

karena

bisa

mendapatkan
uang
Orang
kamu

tua Bapakku kerja jadi buruh


kerja yang

dimana dik ?

kerjanya

memilih

sampah plastik mbak.

Jadi gak tiap Ya mbak,.


hari ya bapak
kamu kerja ?
Terus

kalau Ibu di rumah kadang suka

ibu kamu di nyuciin baju tetangga mbak,


rumah
ngapain

tapi itu aja gak mesti tiap


aja hari mbak, kadang-kadang

dik ?

aja.

Kamu sayang Ya sayang banget mbak,

Subyek

gak dik sama kadang kalau sehari aja gak

sangat sayang

adik kamu ?

dengan

ketemu

rasanya

kangen

banget.

adiknya

Terus

kalau Waduh.gak pernah mbak

kamu

pas soalnya adikku masih kecil

ngamen
pernah

dan juga kasihan kalau harus


gak lari-lari dan panasan mbak,

kamu ngajak biar aku aja mbak yang


adik kamu ?

ngamen.

Berarti kamu Ya

mbak

kalau ngamen temen,


cuma

sama mbak.

temen-temen

sama

rame-rame

temengitu

Perpustakaan Unika

aja ya ?
Biasanya

Gak mesti mbak kadang bisa Pendapatan

kalau ngamen dapat 15.000 sampai 20.000 subyek


sehari

dapat an mbak, tergantung mbak tidak tetap

berapa ?

Subyek
mendapatkan
uang ngamen

kalau hari biasa sedikit tapi

lebih banyak

kalau hari libur dapetnya

pada

lumayan

libur

mbak

sekitar

hari

30.000an mbak
Terus

uang Buat aku sih mbak, kadang

ngamen

juga buat adik

biasanya
kamu

pake

buat apa ?
Orang

tua Awal aku ngamen orang tua

kamu

kasih aku kasih mbak tapi bapak

juga ?

Jadi

gak

mau

ya

kalau

kamu

maunya aku sekolah dan gak

subyek untuk

ngamen mbak

sekolah

ngamen ?
Tapi sekarang Ya mbak, kalau sekarang
hubungan

subyek
menginginkan

gak .

setuju

tua

soalnya bapak

ayah Iya mbak, bapak gak setuju

kamu

Orang

udah

baik-baik

kamu

sama ajasekarang

sih

bapak

baik- udah

kalau

setuju

baik aja kan ? ngamen..

bapak
aku

Perpustakaan Unika

Berarti

Iya mbak, sekarang udah

sekarang

ngasih orang tua tapi sedikit

udah

ngasih sih

mbak

gak

banyak-

tua banyak banget..

orang
uang

dari

hasil

kamu

ngamen ya ?
Kamu

gak Lumayan sih mbak, ya gak

Hubungan

deket ya dik deket-eket banget tapi juga

subyek

ma ortu ?

gak jauh-jauh banget ya

dengan orang

biasa-biasa aja mbak.

tus

biasa-

biasa saja
Kok bisa gitu Aku sendiri juga gak tahu
dik ?

mbak, ya tiba-tiba aja kayak


gitu.ya mungkin aku udah
banyak maen mbak dan
jarang di rumah.

Hmmm, terus Sama temen-temen ngamen


kalau

pas mbak, rame-rame sih .

ngamen gitu
nongkrong,
ngobrol

ma

sapa aja dik ?


Kalau

pas Ya paling cuma tongkrong-

nongkrong

tongkrong,

duduk-duduk,

gitu ngapain ngobrol, becandaan gitu lah


aja dik ?

mbak.

Kamu pernah Dulu pernah mbak tapi gak Subyek

Karena harga

Perpustakaan Unika

nyobain

kuat buat belinya mahal, pernah

narkoba

narkoba dik ?

jadinya

mahal subyek

aku

sekarang mencoba

ngelem mbak.

narkoba

menggantinya
dengan

lem

(ngelem)
Ngelem dik ?
Ngelem
kan

Iya mbak ngelem.

itu Iya mbak..


yang

narkoba tapi
pakenya lem
Aica itu kan ?
Udah berapa Dari
lama

awal

aku

ngamen

dik mbak.ya berarti sekitar

kamu ngelem satu tahunan mbak


?
Kok bisa adik Itu mbak gara-gara temen

Subyek ikut-

tiba-tiba

pada ngelem terus aku jadi

ikutan teman

kamu

ikut-ikutan mbak..

yang ngelem

ngelem,
gimana
ceritanya ?
Jadi

kamu Iya

mbak,

aku

diajakin

diajakin gitu temen-temen ngelem.


ya dik ?
Kok
gimana

bisa, Ya gitu mbak, setiap hari Subyek


kan aku sama temen-temen setiap

Karena setiap
hari hari

selalu

ceritanya dik yang ngelem jadi tiap hari selalu

bersama

teman-teman

aku tahu dan nglihat mereka bersama

Perpustakaan Unika

kalau lagi ngelem, ya lama- teman-

yang ngelem,

lama aku pengen ngrasain teman

lama-lama

juga mbak

subyek ingin
mencobanya

Temen-temen Gak maksa juga sih mbak, Teman

Subyek ingin

kamu

mencoba dan

pada tapi diajakin buat ngelem subyek

maksa ?

juga tapi temen-temen gak tidak

ingin

pada maksa..aku sendiri memaksa

rasanya

juga

pengen

tahu

nyobain

mbakpengen

tahu

rasanya,.
Waktu

Ya terima mbak, aku kan

temen-temen

juga pengen nyobain mbak

kamu

kan tiap hari aku cuma lihat

ngajakin

aja tapi sekarang aku udah

kamu terima ngrasain sendiri mbak.


gitu aja dik ?
Pertama kali Rasanya masih biasa-biasa
ngelem

aja mbak tapi kalau udah

gimana

beberapa kali baru kelihatan

rasanya dik ?

rasanya..

Emang

Rasanya gimana ya mbak,

Subyek

rasanya

ya

merasakan

enak

gitu

gak

bisa

kayak gimana dijelasin.

enak

dik?

ngelem

Enaknya

itu Ya enak banget mbak kayak Subyek

gimana dik ?

Subyek

bisa terbang terus kayak merasa enak merasa


pengen nyoba-nyoba terus

seperti

saat

Perpustakaan Unika

mbak

terbang

dan

ingin
mencobacoba terus
Jadi

kayak Ya

gitu

kayak

Subyek

ketagihan ya ketagihan dan pengennya

merasa

dik ?

ketergantungn

pake

lem

mbak

terus-terusan

mbak..
Dampak yang Ya itu mbak kalau habis Subyek

Subyek

paling

pake rasanya pusing, nyeri, sudah mulai merasakan

kelihatan

kepala

dalam

muter-muter

gitu kelihatan

diri mbak.

dampaknya

pusing, nyeri,
kepala

kamu apa dik

rasanya

muter-muter

Selain itu apa Ya itu mbak aku jadi susah

Subyek

lagi dik ?

buat mikir, sering ngalamun,

susah

mikir,

gak ada nafsu makan mbak,

tidak

ada

paling makan juga sekali

nafsu makan,

dalam sehari, badanku jadi

badan

jadi

kurus mbak, badan juga

kurus

dan

rasanya sakit-sakit semua

badan rasanya

mbak sama kadang sering

sakit

keringetan

keluar

sama

jalan

dingin.
Terus
yang

apa Ya kalau pas lagi sulit buat


kalu mikir

aku

lakukan kalau mbak,.

tinggal

semua,

keringat

sempoyongan mbak

tidur

jadi

Perpustakaan Unika

kamu

pas

ngrasain

hal

kayak

gitu

dik ?
Kalau

pas Dulu aku minumin obat

kepala kamu mbak, soalnya rasanya sakit


pusing

banget tapi makin kesini

diminumin

karena udah keseringan sakit

obat gak dik ? aku biarin aja mbak nanti


juga hilang sendiri..
Memang

Ya lumayan sih mbak, tapi

hilangnya

biasanya kalau lagi pusing

cepet ya dik ? gitu aku tinggal tidur atau


ngobrol, becandaan sama
temen mbak
Kamu

gak Ya tersiksa sih mbak kalau Subyek

ngrasa

lagi pusing, tapi kalau udah merasa

tersiksa

ya pake rasa sakitnya itu hilang tersiksa

dik ?

dengan
kondisi kamu
yang

seperti

enak

pada

saat

ngelem

enak aja mbak dan yang

dan

rasa

bikin aku sakit itu rasanya

sakitnya

lupa dan gak inget mbak.

hilang

sudah udah sih mbak

kebal ya dik

merasakan

mbak, yang ada rasanya

Jadi sekarang Kalau dibilang kebal sih


kamu

Subyek

Perpustakaan Unika

ini ?
Sebenarnya

Enaknya itu pas kita bisa

enaknya

nemuin kepuasan mbak.

ngelem

itu

dimananya
sih dik ?
Maksudnya

Maksudnya puas dalam arti

kepuasan

kita bisa ngrasain enak gitu

yang

lho mbak.

bagaimana
dik ?
Enak

yang Enaknya tu aku bisa terbang,

gimana dik ?

mengkhayal mbak.

Subyek
merasakan
enak

pada

saat

bisa

berkhayal
Jadi enaknya Iya mbak
bisa
mengkhayal
gitu ya dik ?
Terus

kalau Ya paling aku cuma senyum

kamu

sudah aja mbak kalau gak aku

mengkhayal

certain temen-temen juga

kamu ngapain mbak


dik ?
Semua
temen-temen
kamu ngamen

Ya mbak semua ngelem.

Perpustakaan Unika

pada ngelem
semua ya dik
?
Temen kamu Sekitar
ngamen

sepuluh

orang

mbak..

berapa orang
dik
jumlahnya ?
Semuanya
laki-laki

Iya

mbak,

temen-temen

ya ngamenku semua laki-laki

dik ?

mbak gak ada ceweknya.

Dik, tadi kan Gak pernah mbak.


kalau

kamu

habis ngelem
pasti

kepala

rasanya
pusing, terus
kamu

gak

pernah

ke

dokter

buat

periksa ?
Lho kenapa, Gak punya uang mbak buat
nanti

kalau ke dokter,..

ada penyakit
lho dik ?
Kenapa
minta

gak Orang tua juga gak punya


orang uang mbak, bapak aja kerja

tua kamu dik juga gak pasti kan mbak..

Perpustakaan Unika

?
Orang

tua Gak tahu mbak,

kamu
dik

tahu
kalau

kamu
sekarang
ngelem ?
Kok bis agak Aku gak berani mbak cerita Orang
tahu

dik sama bapak, aku ngamen aja subyek

emang kamu awalnya

dimarahin

sama tidak

gak cerita ya bapak, apalagi kalau bapak kalau


?

sampai tahu aku ngelem subyek


mesti bapak marah mbak

Biasanya

Biasanya

di

tempat

kalau ngelem tongkrongan mbak.


dimana dik ?
Tongkrongan

Di

daerah

pasar

Johar

kamu dimana mbak.


dik ?
Kalau

pas Untungnya sih belum pernah

ngelem disitu mbak..


gak

pernah

ketahuan
polisi dik ?
Gak takut dik Ya takut sih mbak.
kalau sampai
ketahuan
sama polisi ?

ngelem

tua Subyek tidak


berani

cerita

tahu karena

takut

dimarahin

Perpustakaan Unika

Terus
gak

kamu Pengen

sih

mbak,

tapi Subyek

pengen kayaknya susah banget deh ingin

nyoba

buat mbak

Subyek
merasa

berhenti

untuk

ngelem

berhenti

udah Ya kayaknya susah mbak, Subyek

Subyek

berhenti dik ?

sulit

Udah pernah Belum pernah nyoba sih


nyoba

buat mbak.

berhenti dik ?
Kok

bilang susah aku aja gak ngelem sehari merasa

merasa tidak

dik ?

rasanya ada yang kurang ketagihan,

ngelem sehari

mbak apalagi kalau gak apabila

saja

rasanya

ngelem sehari aja mesti ada sehari tidak ada

yang

yang kurang mbak.

ngelem

kurang

di

dalam dirinya
Ada

yang Ya kayak ada yang kurang

kurang kayak aja mbak dalam diri aku,


gimana dik ?

yang biasanya itu dilakukan


setiap hari tapi tiba-tiba
harus berhenti mbak.

Tapi kan itu Iya sih mbak.


juga

buat

kebaikan
kamu

juga

kan dik ?
Biasanya
kamu ngelem
tiap hari ya
dik ?

Iya mbak tiap hari

Perpustakaan Unika

Susah ya dik Kayaknya

sih

susah

kalau gak tiap mbak..


hari ngelem ?
Biasanya satu Gak tentu mbak kadang bisa
botol

lem satu sampai dua mingguan

habis berapa mbak.


hari dik ?
Kamu

pakai Rame-rame

sendiri ya ?

mbak

pakainya.

Kalau ngelem Iya mbak mesti sama temen- Subyek


pasti bareng- temen

di

tempat selalu rame- ngelem

bareng sama tongkrongan, soalnya kalau rame


temen-temen

di rumah aku takut mbak ngelem

ngamen kamu kalau bapak sampai tahu tempat


ya dik ?

kalau aku ngelem mbak.

Kalau ngelem Kalau aku sih sukanya rameenaknya

rame mbak soalnya kalau

rame-rame

sendirian gak enak mbak

apa sendirian
dik ?
Gak enaknya Ya gak enak soalnya kalau
gimana dik ?

sendirian itu rasanya sepi


mbak, tapi kalau rame-rame
kan jadinya enak ..

Enaknya

itu Ya enakkalau rame-rame

kayak gimana bisa saling berbagi lem sama


dik ?

teman mbak..

Sampai kapan Aku

juga

Subyek takut

gak

tahu

di

rumah karena
di takut
ketahuan

tongkrongan bapak

Perpustakaan Unika

dik

kamu mbak

mau ngelem ?
Tapi
ada

kamu Ada sih mbak tapi aku gak


rencana tahu kapan..

buat berhenti
kan dik ?
Sekarang apa Aku pengen hidup lebih baik
rencana kamu lagi mbak.
ke depan dik
?
Berhenti

Ya semoga aja mbak.

ngelem juga
kan dik ?
Aku doain ya Iya sih mbak.aku juga
dik

semoga harus berusaha

rencana kamu
bisa
terwujud, tapi
kamu

juga

harus
berusaha juga
kan dik ?
Dik, makasih Iya mbak sama-sama aku
banget

ya juga seneng bisa ngobrol

buat

banyak sama mbak

waktunya ?
Sampai
ketemu

Iya mbak.
lagi

Perpustakaan Unika

dik.

Anda mungkin juga menyukai