Disusun oleh:
Riski Oktafian
P07120112075
LEMBAR PENGESAHAN
Waktu
Tempat
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Pendidikan,
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Masalah Utama
Perilaku kekerasan
B. Pengertian
Perilaku kekerasan
adalah
suatu
keadaan
dimana
seseorang
timbu
agresif
atau
amuk.
Masa
kanak-kanak
tidak
seolah-olah
perilaku
kekerasan
dapat
diterima
(permissive).
d. Bioneurologis
Banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic, lobus frontal, lobus
temporal dan ketidakseibangan neurotransmitter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan.
2. Faktor Presipitasi
a. Bersumber dari klien
1) Kelemahan fisik
2) Keputusasaan
3) Ketidak berdayaan
4) Percaya diri kurang
b. Bersumber dari lingkungan
1) Kritikan yang mengarah penghinaan
2) Kehilangan orang yang dicintai / pekerjaan
3) Rebut
4) Padat
5) Kekerasa
6) Interaksi dengan orang lain
7) Provokatif
8) Konflik
D. Akibat dari Perilaku kekerasan
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan risiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Risiko mencederai merupakan
suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang
lain dan lingkungan.
Maladaptif
Frustasi
Pasif
Agresif
Amuk/PK
Asertif
Klien
Frustasi
Pasif
Klien gagal Klien
Agresif
Klien
Amuk/PK
Perasaan
mampu
mencapai
merasa tidak
mengekspr
marah dan
mengungka
tujuan
dapat
e-sikan
bermusuha
p-kan marah
kepuasan/sa
mengungka
secara fisik,
n yang kuat
tanpa
at marah dan
p-kan
tapi
dan hilang
menyalahka
tidak
perasaanny
terkontrol,
kontrol,
n orang lain
menemukan
a,
mendorong
disertai
dan
alternatif.
berdaya dan
orang
amuk,
dapat
tidak
masih
lain
memberikan
menyerah.
kelegaan.
dengan
merusak
ancaman.
lingkungan.
G. Pohon Masalah
Dalam Keliat (1999)
Risiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
akibat
core problem
Perilakukekerasan
Penatalaksanaan regimen
penyebab
Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Seorang perawat harus berjaga-jaga terhadap adanya peningkatan
agitasi pada klien, hirarki perilaku agresif dan kekerasan. Di samping itu,
perawat harus mengkaji pula afek klien yang berhubungan dengan
perilaku agresif. Kelengkapan pengkajian dapat membantu perawat:
a. Membangun hubungan yang terapeutik dengan klien.
b. Mengkaji perilaku klien yang berpotensi kekerasan.
c. Mengembangkan suatu perencanaan.
d. Mengimplementasikan perencanaan.
e. Mencegah perilaku agresif dan kekerasan dengan terapi milleu
(Yosep, 2010).
yang
mekanisme
koping
yang
konstruktif
dalam
mengekspresikan marahnya.
2. Masalah yang mungkin muncul
a. Risiko Perilaku Kekerasan
b. Perilaku kekerasan
c. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
d. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
e. Perubahan sensori: persepsi halusinasi.
f. Isolasi Sosial
g. Berduka Disfungsional
h. Inefektif proses terapi
i. Koping keluarga inefektif.
3.
c)
lainnya.
2) Data Objektif :
a) Mata merah, wajah agak merah.
b) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
c) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
d) Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan / amuk
1). Data Subyektif :
a) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
b) Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
c) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
2). Data Obyektif
a) Mata merah, wajah agak merah.
b) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
c) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
d) Merusak dan melempar barang-barang.
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah
1) Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apaapa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.
2) Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perilaku kekerasan/amuk.
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep diri:
harga diri rendah.
RUANGAN RAWAT
TANGGAL DIRAWAT
I.
II.
IDENTITAS KLIEN
Nama
: Sdr. NA
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Pengkajian
Umur
: 20 tahun
Pendidikan terakhir
: SLTP
Informan
ALASAN MASUK
Berdasarkan RMklien, sebelum masuk RSG terjadi peningkatan gejala
seperti, mengamuk, merusak lingkungan,istirahat malam kurang, perawatan
diri kurang, mandi tidak teratur dan klien datang ke RSG dengan posisi
terborgol, kemudian dilepas di Isolasi.
Pada awal pengkajian, klien mengatakan bahwa klien datang ke RSJ
Grhasia dibawa orang tuanya karena tidak mau minum obat saja dan posisi
tangan terborgol karena dilaporkan ke polisi oleh orang tuanya.
III.
FAKTOR PREDISPOSISI
1.
2.
Riwayat pengobatan
Klien mengatakan sering kontrol ketika obatnya habis, tetapi setelah
rutin minum obat klien tidak merasakan perubahan dan satu bulan yang
lalu klien tidak mau minum obat lagi karena sudah bosan.
3.
4.
Riwayat Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki keluarga dengan riwayat gangguan
jiwa.
5.
IV.
FISIK
1.
Tindakan vital
2.
Ukur TB : - BB : -
3.
Keluhan fisik
TD : 110/70 mmHg
PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= klien
= garis pernikahan
= garis keturunan
= keluarga yang tinggal serumah
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien
mengatakankeluarganya
tidak
ada
yang
memiliki
gangguan jiwa.
3. Konsep diri
a.
Gambaran diri
:Klien
riwayat
b.
Identitas
:Klien
mengatakan
Peran
Klien
berperan
sebagai
Ideal diri
Harga diri
b.
Kegiatan ibadah
Klien mengatakan saat ini klien jarang sholat lima waktu dan sholat
sunnah. Klien sholat hanya sholat jumat saja dan kadang sholat
magrib kalau lagi mau.
VI.
STATUS MENTAL
1.
Penampilan
Klien terlihattidak rapi.
2.
Pembicaraan
Klien dapat berbicara dengan jelas dan dapat menjawab pertanyaan dari
pengkaji dengan tepat. Dari hasil observasi, klien dapat berbicara
dengan baik dengan teman-temannya.
3.
Aktivitas Motorik
Klien terlihat gelisah, sering mondar-mandir tanpa tujuan.
4.
Alam perasaan
Klien mengatakansaat ini perasaannya baik-baik saja.
5.
Afek
Dari hasil observasi, afek klien adalah tumpul. Klien tertawa bila ada
yang melucu dan saat keadaan serius klien juga menampilkan ekspresi
serius.
6.
7.
Persepsi
Klien mengatakanselama ini tidak pernah mendengar bisikan dan tidak
pernah melihat bayangan.
8.
Proses Pikir
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir.
9.
Isi piker
Klien tidak mengalami gangguan isi pikir.
10.
Tingkat kesadaran
Kesadaran klien baik, composmentis. Ketika ditanya tentang waktu,
tempat dan hari, klien dapat menjawab dengan benar yaitu hari Selasa
pukul 12.00 di RS Grhasia.
11.
Memori
Klien tidak memiliki masalah dengan memorinya.
12.
13.
Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian klien baik.
14.
VII.
VIII.
MEKANISME KOPING
IX.
X.
Sistem pendukung
Penyakit fisik
Obat-obatan
lainnya
Analisis Data
Data
Masalah
Risiko perilaku kekerasan
DS :
DO :
masuk
rumah
sakit
DS :
tidak efektif
DO :
XI.
ASPEK MEDIK
1. Diagnosis Multiaksial
Axis I
: F.20.0& F.71
Axis II
: Cenderung skizoid
Axis III
:-
Axis IV
Axiz V
: Sedang
2. Terapi Medik
Tanggal 30 Agustus 2014 :
a. Persidal 2 mg 1 0 1
Indikasi : Skizofrenia akut & kronik & kondisi psikotik yg lain yg dg
&/ tanpa disertai gejala. Juga mengurangi afek yg berhubungan dg
skizofrenia
Kontra Indikasi : Efek Samping : Insomnia, agitasi, ansietas, sakit kepala,
somnolen, lesu. Kadang, hipotensi ortostatik, refleks takikardi atau
hipertensi, tanda ekstrapiramidal, bertambah berat.
Perhatian :Peny KV, dosis ditingkatkan scr berangsur sesuai
anjuran, dosis dikurangi jika tjd hipotensi. Insufisiensi hati & ginjal.
Orang tua. Parkinson. EpilepsiMengendarai/menjalankan mesin.
Hamil, laktasi
Dosis :Dosis optimal 2-4 mg 2 x/hr. Orang tua atau peny hati/ginjal
Awal 0.5 mg 2 x/hr, ditingkatkan 1-2 mg 2 x/hr
Interaksi :Obat yg bekerja scr sentral, levodopa & agonis dopamin
yg lain
Kemasan :Tab 2mg x 20
b. Trihexyphenidyl2 mg --
Sediaan:Tablet 2 mg
Cara Kerja Obat : Triheksifenidil adalah antikolinergik yang
mempunyai efek sentral lebih kuat daripada perifer, sehingga
banyak digunakan untuk terapi penyakit parkinson. Senyawa ini
Parkinson
Ggn ekstrapiramidal yg disebabkan obat SSP
c. Clozapin 25 mg 0 0 1
Indikasi :Pengobatan penderita resisten skizofernia (non responsif
atau intoleransi terhadap neuroleptik klasik).
Kontra
Indikasi
:Hipersensitif,
penderita
dengan
riwayat
gangguan
pengaturan
keringat
dan
temperatur,
resisten
terhadap
neuroplastik
klasik.
Hati-hati
pada
Alkohol,
MAOI,
obat
penekan
SSP,
narkotika,
HEMATOLOGI
Nama Pemeriksaan
Faal Hati
Faal Hati
Faal Ginjal
Faal Ginjal
Faal Ginjal
Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan Penyaring
Hitung Jenis Leukosit
Hitung Jenis Leukosit
Hitung Jenis Leukosit
Hitung Jenis Leukosit
Hitung Jenis Leukosit
Item
Pemeriksaan
SGOT
SGPT
Ureum
Asam Urat
Kreatinin
Hemoglobin
Leukosit
KED
Eosinofil
Basofil
Netrofil Batang
Netrofil Segmen
Limfosit
Batas Normal
< 37 IU / L
< 42 IU / L
10-50 mg/dl
3,4-7,0 mg/dl
0,6-1,1 mg/dl
14-18 gr/dl
5-11 ribu/mmk
0-15 mm/jam
1-4 %
0-1 %
2-5 %
36-66 %
22-40 %
Hasil
14
10
32,0
5,9
1,30
15,9
7,5
6
3
0
0
70
24
XII.
Monosit
Pemeriksaan Tambahan
Eritrosit
Pemeriksaan Tambahan
Hematokrit
Pemeriksaan Tambahan
Trombosit
4-6 %
4,5-5,5
juta/mmk
40-50 %
150-450
ribu/mm
XIII.
DO :
-
6
5,77
46,4
263
No
Nama Klien
: Sdr. NA
Usia
: 20 tahun
Hari/tanggal
Diagnosis
Tujuan
Tempat
Pukul
: 12.15 WIB
Kriteria evaluasi
Intervensi
Rasional
Membina hubungan
menunjukkan
dengan cara:
keperawatan
1
Resiko perilaku
kekerasan
TUM:
Klien
mengontrol
dapat
perilaku
kekerasan
TUK:
1. Klien
dapat
membina hubungan
saling percaya
tanda-tanda
hubungan terapeutik
4. Bersedia
menceritakan d. Tanyakan
perasaannya
masalah
yang
dihadapi klien
dapat
1. Memberi kesempatan
mengidentifikasikan
mengungkapkan
mengungkapkan
tindakan,
dan
perasaannya
perasaannya
penyebab,
gejala,
tanda prilaku
teridentifikasi
dari
kriteria:
kekerasan
akibat
prilaku
yang
sering dilakukan
kekerasan
dapat
perilaku
yang
dilakukannya.
dapat 3. Anjurkan klien untuk
mengungkapkan prilaku
menyebutkan penyebab
kekerasan yang biasa
perilaku kekerasan
2. Klien
3. Klien
menyebutkan
dapat
akibat
4. Klien
perilaku kekerasan
dapat
dapat
mengetahui masalah
dengan
1. Klien
menyebutkan
dari
dialami
oleh
klien.
2. Mengungkapkan
penyebab
jengkel
perasaan
meringankan
beban pikiran
3. Memberikan
kesempatan
untuk
mengungkapkannya
dapat
meringankan
diketahui
telah
dirinya
gejala
perilaku
dilakukan klien.
sendiri
5. pemantauan tindakan
kekerasan
5. Observasi tanda dan prilaku
kekerasan pada klien dan
dapat
mendemonstrasika
cara mencegah
perilaku kekerasan
1. Diskusikan
kegiatan
fisik 1. Mendiskusikan
dilakukan
mendemonstrasikan
perilaku kekerasan
2. Klien mampu
mendemonstrasikan
dapat
memotivasi kegiatan
1. Klien mampu
cara fisik mencegah
2. dapat meningkatkan
harga diri klien.
3. Dengan
oleh klien.
3. Diskusikan cara mengontrol
mendiskusikan
perilaku kekerasan
dilakukan
memotivasi kegiatan
3. Klien mampu
mendemonstrasikan
cara spritual mencegah
perilaku kekerasan
ibadah
pernah dilakukan.
dapat
klien
mediskusikan
yang
kegiatan
klien
ibadah,
dapat
menerapkan
kegiatan
ibadah
yang dilakukan.
5. Memberikan
kesempatan
untuk
mendemontrasikann
ya
5. Minta klien
dapat
diingat
kegiatan
mendemonstrasikan
ibadahyang
dilaksanakan.
dilakukan.
Keluarga :
TUM : Klien mendapat
dukungan
dari
keluarga
mengontrol
untuk
perilaku
kekerasan
TUK :
Keluarga mampu
memahami keadaan
klien
Setelah 1x pertemuan,
1. Jelaskan tentang pengertian
keluarga memahami
risiko PK
2. Jelaskan faktor-faktor yang
tentang penyakit yang
dialami klien dengan kriteria
memicu perilaku kekerasan
keluarga dapat
pada klien
menyebutkan :
3. Jelaskan respon yang tepat
Dengan
memahami
upaya
1. Pengertian risiko
Perilaku kekerasan
saat
klien
beresiko
kekambuhan kejang
melakukan kekerasan
2. Faktor-faktor yang
memicu risiko PK pada
klien
Penatalaksanaan
regimen
terapeutik
tidak efektif
kegunaan
obat
minum
dengan
tentang
dapat mendemonstrasikan
diminumnya (5 benar).
jenis
2. Diskusikan
obat
dengan
klien 1. Pengobatan
yang
rutin
mencegah
kekambuhan perilaku
klien
kekerasan.
kekerasan.
2. Mendiskusikan
manfaat minum obat
dapat
merangsang
2. Klien
dengan
yang
relaps.
klien 1. Sumber
risiko
pelayanan
sumber-sumber
kesehatan
pelayanan
dapat menyebutkan
terdekat
kesehatan jiwa
sumber-sumber pelayanan
memudahkan
jiwa
klien
mendapat pelayanan
2. Motivasi klien untuk kontrol
rutin saat di rumah.
kesehatan jiwa
2. Kontrol rutin berfungsi
memantau
perkembangan
kondisi pasca dirawat
di rumah sakit dan
mengurangi
risiko
relaps.
TUM
Klien
mendapatkan
dukungan
dalam
keluarga
meningkatkan
kesehatan diri
TUK
Keluarga memahami
kegunaan minum obat
Setelah 1x pertemuan,
keluarga dapat memahami
kegunaan minum obat
dengan kriteria:
1. menjelaskan
kegunaan obat
2. menjelaskan akibat
putus obat
Dengan memahami
kegunaan minum obat
dapat menghindarkan
kekambuhan kejang
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien
: Sdr NA
Usia
: 20 tahun
Tempat
Implementasi
12.00
Evaluasi
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan
dan tujuan interaksi
perawat
TTD
P:
-
Kamis, 11
12.00 a.
September
emberi
2014
mengungkapkan perasaannya
kesempatan
klien
untuk
obat.
Kamis, 11 September 2014
Pukul : 12.10 WIB
S : Klien mengatakan :
M -
b.
embantu
klien
penyebab
perasaan
sering marah-marah,
mengungkapkan
marah
dan
barang-barang di rumah.
c.
embantu
klien
mengungkapkan
ramadhan kemarin.
d.
RSG lagi.
(tarik
nafas
menganjurkan
dalam)
dan
pasien -
mendemonstrasikan.
O:
Klien terlihat
mendemonstrasikan tarik
nafas dalam yang telah
diajarkan praktikan.
A : Tujuan tercapai
sebagianberdasarkan TUK 2
dan 3 : klien mampu
mengungkapkan perasaan
marahnya dan
mendemonstrasikan cara
mengontrol perasaan marah
yang baik.
P:
Senin, 22
08.20 a.
September
emberi
2014
mengungkapkan perasaannya
kesempatan
klien
/ konversi energi)
S : Klien mengatakan paham
dengan penjelasan praktikan
untuk
O:
b.
kooperatif
2.
Hari/ tanggal
Kamis, 11
Implementasi
12.00
a. Mendiskusikan
Evaluasi
dengan
klien
September
Pukul : 12.10
2014
benar)
S : Klien mengatakan
b. Mendiskusikan
manfaat
DAFTAR PUSTAKA
TTD
Stuart dan Sundeen. 2011. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Tim Direktorat Keswa. 2002.Standar Asuhan Keperawatan Jiwa.Edisi 1. Bandung. RSJP
Bandung.
Townsend, Mary C. 2010.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatrik.
EGC : Jakarta.
Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: PT Refik