Anda di halaman 1dari 3

BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

Penggunaan bahasa (Indonesia) dalam komunikasi


dipengaruhi (dan ditentukan) oleh berbagai aspek:
Komunikator (yang berbicara/pembicara)
Komunikan (yang diajak berbicara/pendengar)
Topik
Situasi
Tujuan
Sarana, dll.
Dengan kata lain, penggunaan bahasa dalam
komunikasi tidak bersifat seragam (hanya bahasa
Indonesia baku, misalnya), tetapi bervariasi (banyak
ragam) sesuai dengan konteks berbahasa.
Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang
dipengaruhi oleh konteks penggunaan bahasa.

Oleh karena itu, dikenal adanya

bahasa Indonesia yang baik dan


benar
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi dan kondisi berbahasa.
Bahasa Indonesia yang benar adalah BI yang sesuai
dengan kaidah/aturan bahasa Indonesia.

Kaidah BI itu bisa:


Kaidah/tata ejaan (EYD)
Kaidah/tata bunyi (fonologi BI)
Kaidah/tata kata (morfologi BI)
Kaidah/tata kalimat (sintaksis BI)
Kaidah/tata paragraf dan wacana BI
Kaidah/tata makna (semantik)

Bisa terjadi, penggunaan:

BI
BI
BI
BI

yang
yang
yang
yang

baik, tetapi tidak benar


benar, tetapi tidak baik
tidak baik dan tidak benar
baik dan benar

Salah satu konteks penggunaan BI adalah perguruan


tinggi/kampus sebagai masyarakat ilmiah. Dunia
akademik yang ada di kampus menuntut mahasiswa (dan
dosen) untuk menggunakan BI ragam ilmiah untuk
kepentingan penulisan akademik (academic writing) atau
penulisan karya ilmiah.

Karya ilmiah yang memaparkan fakta, konsep,


prinsip, teori, atau gabungan antara fakta-konsepteori-prinsip itu secara ilmiah membutuhkan
bahasa Indonesia ragam ilmiah.
BI ragam ilmiah ini berciri:
1. cendekia: BI mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil
berpikir logis dengan pernyataan yang tepat dan cermat
2.

lugas dan jelas: BI mampu menyampaikan gagasan ilmiah


secara apa adanya dan jelas

3.

menghindari kalimat fragmentaris: kalimatkalimat yang ditulis hendaknya utuh/lengkap gagasannya, bukan
fragmentaris/sepotong-sepotong.

4.

bertolak dari gagasan: mengutamakan gagasan, bukan


subjek/penulisnya

5.

formal dan objektif: pengungkapan gagasan dilakukan


secara formal (resmi) dan objektif (menghindari subjektivitas)

6.

ringkas dan padat: gagasan ditulis seringkas dan sepadat


mungkin, padat-ide, padat-konsep, tidak banyak uraian yang
tidak penting

7.

konsisten: dari awal sampai akhir bersifat taat asas

Anda mungkin juga menyukai