S1 2013 284483 Chapter1
S1 2013 284483 Chapter1
PENDAHULUAN
Beberapa tahun belakang ini era back to nature sedang tren di kalangan
global. Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan keanekaragaman hayati dan
warisan budaya tradisional, antara lain budaya secara turun menurun untuk minum
jamu khususnya dalam masyarakat suku Jawa. Tanaman temulawak sering
digunakan dalam ramuan jamu sebagai penambah nafsu makan. Salah satu
penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa kandungan mnyak atsiri
dalam temulawak memiliki sifat choleretic (Sudarsono et al., 1996), yaitu dapat
merangsang
hati
untuk
menghasilkan
empedu
lebih
banyak
sehingga
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
2.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi Emulsi dan minyak atsiri
temulawak terhadap berat badan, asupan makanan dan minuman tikus putih
jantan galur Wistar yang ditekan nafsu makannya dengan dietilpropion HCl
selama 28 hari perlakuan
2. Mengetahui perbandingan kombinasi Emulsi dan minyak atsiri temulawak
manakah yang paling optimum dalam meningkatkan berat badan, asupan
makanan dan minuman tikus putih jantan galur Wistar yang ditekan nafsu
makannya dengan dietilpropion HCl selama 28 hari perlakuan.
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Asupan Makanan
a) Lapar dan kenyang
Keinginan terhadap makanan yang berkaitan dengan sejumlah
perasaan objektif disebut dengan lapar. Misalnya, jika timbul perasaan
tercekik atau perih pada lambung dan meyebabkan rasa nyeri yang
dinamakan hunger pangs akibat tidak mendapatkan makanan selama
berjam-jam, lambung mengalami kontraksi ritmik yang kuat dinamakan
kontraksi lapar. Selain hunger pangs, orang yang lapar lebih tegang dan
gelisah daripada biasanya. Sedangkan kenyang adalah kebalikan dari lapar.
Kenyang biasanya terjadi setelah pengisian makanan, terutama jika depot
hipotalamus,
pusat
pengaturan
nafsu
makan
dan
sinyal perifer yang bisa menghasilkan perilaku makan yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh adalah :
1) Kadar leptin
Sel-sel lemak dalam jaringan adiposa megeluarkan hormon leptin.
Kadar leptin dalam darah menggambarkan jumlah simpanan lemak
trigliserida di jaringan lemak. Semakin banyak cadangan lemak maka
semakin banyak pula leptin yang dilepaskan ke dalam aliran darah.
Karena reseptor leptin banyak di hipotalamus ventromedial (Sherwood,
2001), maka keberadaan leptin akan menyebabkan penekanan keinginan
makan melalui inhibisi terhadap NPY dan stimulasi terhadap POMC dan
CART di ARC (Barsh & Schwartz, 2002).
2) Pemakaian glukosa dan sekresi insulin
Teori glukostatik menyatakan bahwa rasa kenyang yang timbul
oleh peningkatan penggunaan glukosa yang terjadi pada saat makan.
Menurut Guyton (1997) terdapat dua observasi yang menyokong teori
ini, (a) peningkatan kadar glukosa darah meningkatkan aktivitas listrik di
ventromedialis hipotalamus dan menurunkan aktivitas listrik di lateral
hipotalamus, (b) penyelidikan kimia menunjukan ventromedialis
hipotalamus memekatkan glukosa sedangkan daerah lain hipotalamus
tidak dapat memekatkan glukosa.
Hal lain yang berkaitan dengan teori ini adalah bahwa
peningkatan kadar insulin menyebabkan inhibisi terhadap NPY/AgRP
dan menstimulasi POMC. Adanya insulin tersebut akan memyebabkan
duodenum
pada
saat
mencerna
makanan
akan
selera, kondisi stres, cemas dan depresi yang mengubah pola makan
(Sherwood, 2001).
6) Hormon ghrelin
Ghrelin pertama kali ditemukan sebagai ligan endogen terhadap
growth hormon secretagogue receptors (GHS-R) yang sangat baik
menstimulasi sekresi GH (Growth Hormone). Ghrelin merupakan peptida
neuroenterik pertama yang diketahui bertindak sebagai molekul
pembawa sinyal lapar dari perifer. Ghrelin diproduksi dan disekresikan
sebesar dua per tiganya oleh X/A-like cells di dalam kelenjar-kelenjar
oxyntic mukosa yang tersebar di lambung (Cowley et al., 2003). Sisanya,
dihasilkan di sekitar ventrikel III dan dalam jumlah sedikit di testis,
plasenta, ginjal, usus halus, pankreas, limfosit dan baian otak lainnya
(Gualillo et al., 2003).
Selain menstimulasi sekresi GH, ghrelin mampu menyebabkan
peningkatan asupan makanan dan mengurangi pemakaian cadangan
lemak. Peningkatan kadar ghrelin menyebabkan meningkatnya ekspresi
mRNA untuk NPY dan AgRP dan menstimulasi pelepasannya (Cowley
et al., 2003). NPY kemudian berikatan dengan reseptor Y1 dan Y5 di
area lateral hipotalamus yang mengakibatkan pengaktivan neuron
melanin-concetrating
hormone
(MCH)
dan
orexin,
kemudian
menginhibisi
neuron
POMC/CART
sehingga
mengurangi
10
2. Temulawak
Temulawak merupakan tanaman yang berasal dari Indonesia,
khusunya Pulau Jawa. Temulawak banyak yang tumbuh liar di bawah hutan
jati, tanah kering, pekarangan, dan padang alang-alang. Untuk memperoleh
hasil optimal, temulawak perlu tanah subur dan berpengairan (Anonim, 2010)
a) Deskripsi tanaman
Perawakan terna berbatang semu, tinggi dapat mencapai 2 m,
berwarna hijau atau coklat gelap, rimpang berkembang sempurna,
bercabang-cabang kuat, berwarna hijau gelap, bagian dalam berwarna
jingga, rasanya agak pahit. Setiap individu tanaman mempunyai 2-9 daun,
berbentuk lonjong sampai lanset, berwana hijau atau coklat keunguan
terang sampai gelap, panjang 31-84 cm, lebar 10-18 cm, panjang tangkai
daun (termasuk helaian) 43-80 cm. Perbungaan berupa bunga majemuk
bulir, muncul diantara 2 ruas rimpang (lateralis), bertangkai ramping, 1037 cm berambut, daun-daun pelindung menyerupai sisik berbentuk garis,
berambut halus, panjang 4-12 cm, berdaun pelindung banyak, panjangnya
melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga, berbentuk bulat telur
11
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
12
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
c) Nama daerah
Koneng gede (Sunda), Temulawak (Jawa), Temu latah, Temulabak
(Madura), Temu bersa (Melayu), Temuraya (Sunda) (Heyne, 1987).
d) Kandungan Kimia
Kandungan pati pada rimpang temulawak sebesar 41,45%,
sedangkan komponen aktifnya kurkumin 2,24% dan kadar minyak atsiri
3,81% (Hayani, 2006). Selain itu, juga mengandung xantorizol, dan
kurkuminoid (Anonim, 2010). Menurut Agusta (2000) dalam rimpang
temulawak (segar) mengandung minyak atsiri dengan komposisi sebagai
berikut :
Tabel 1. Komposisi kandungan minyak atsiri rimpang temulawak segar
(Agusta, 2000)
-Pinen
Kamfen
0,65%
1,98%
-Pinen
0,34%
-Mirsen
Limonen
-Linalool
DL-Kamfor
Isoborneol
Borneol
-Elemen
0,48%
3,32%
0,30%
11,29%
1,02%
0,56%
0,74%
-Zingiberen
1,41%
Isokariofilen
-Farnesen
0,61%
2,44%
-Kurkumen
S-(R,S)-5-(1,5-Dimetil-4-heksenil-2metil-1,3-siklohesadien
(+) Sativen
Germakren
-Farnesen
(E,E)
10-(1-Metiletenil)-3,7sikloheksadien-1-on
Xanthorizol
17,68%
2,22%
20,88%
0,71%
5,98%
1,34%
3,03%
2,77%
1,66%
2,03%
0,41%
0,41%
7,47%
13
e) Khasiat
Secara tradisional, rimpang temulawak digunakan sebagai peluruh
batu empedu, pelancar ASI, pelancar pencernaan, penurun panas, peluruh
batu ginjal, menurunkan kolesterol, anti jerawat, dan penambah nafsu
makan (Sudarsono et al., 1996). Selain itu, juga bisa mengobati sakit kulit
dan bisul, cacar air, nyeri haid, nyeri sendi (Anonim, 2010).
f)
14
3.
Emulsi
a. Komposisi tiap 1 sendok makan :
Per 15 mL mengandung minyak ikan kod 7.5 mg, ekstrak curcuma 10 mg,
Arachidonic Acid (AA) 15 mg, DHA 10 mg, Fructooligosaccharides
(FOS) 500 mg, Kalsium hipofosfit 500 mg, vitamin D 100 IU,
dexpanthenol 3 mg, vitamin A 850 IU, vitamin B1 3 mg, vitamin B2 2 mg,
vitamin B6 5 mg, vitamin B12 5 mcg, jus jeruk.
b. Indikasi :
Membantu memenuhi kebutuhan vitamin pada masa pertumbuhan,
membantu memperbaiki nafsu makan, membantu memelihara daya tahan
tubuh.
c. Takaran Pemakaian :
Dewasa
15
4. Dietilpropion HCl
16
5. Olanzapin
17
subkronik
olanzapin
dalam
menginduksi
hiperfagia
dan
18
6. Minyak Atsiri
Minyak atsiri disebut juga minyak essensial karena minyak atsiri
mewakili bau dari tanaman asalnya. Selain itu, minyak ini juga kerap disebut
minyak menguap (volatile oil) atau minyak eteris karena pada suhu biasa (suhu
kamar) mudah menguap di udara terbuka (Gunawan & Mulyani, 2004).
Dalam tanaman, minyak atsiri memiliki fungsi antara lain, membantu
proses penyerbukan dengan menarik berbagai hewan dan serangga, mencegah
kerusakan tanaman oleh hewan atau serangga, dan sebagai cadangan makanan
dalam tananaman (Ketaren, 1985).
Pada dasarnya, minyak atsiri mengandung campuran senyawa kimia
yang kompleks, tetapi biasanya tidak melebihi 300 senyawa. Beberapa jenis
minyak atsiri memiliki kandungan senyawa terpena dan fenilpropena dalam
porsi besar yang biasanya menentukan aroma minyak atsiri tersebut, tetapi jika
kehilangan satu prosentase yang kecil pun dapat memungkinkan perubahan
aroma pada minyak atsiri tersebut. Tipe senyawa organik lainnya yang
mungkin terkandung dalam minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida,
ester, aldehida, dan eter (Agusta, 2000).
Meskipun telah diketahui bahwa minyak atsiri terdiri dari berbagai
komponen campuran senyawa, Guenther (1948), menyebutkan bahwa
komponen tersebut dapat digolongkan ke dalam empat kelompok besar yaitu :
a. Terpen, yang berhubungan dengan isopren atau isopentana,
b. Persenyawaaan berantai lurus, tidak berantai cabang,
c. Turunan benzena,
19
20
21
22
penyulingan baik. Mutu minyak yang dihasilkan juga baik, jika proses
penyulingan dilakukan dengan baik.
8.
sedemikian
rupa
sehingga
komponen-komponennya
harus
23
terjadi. Pada kahir pengembangan, pelarut dibiarkan menguap dari plat dan
noda-noda yang terpisah dilokalisir dan diidentifikasi (Sastrohamidjojo,
2005).
Derajat retensi pada kromatografi lempeng biasanya dinyatakan
sebagai faktor retensi (Rf) :
Rf =
Harga Rf juga merupakan subjek terhadap beberapa pengaruh, seperti macam
penyerap, ketebalan, metode arah pengembangan, kadar dan jumlah cuplikan,
dan juga jarak yang ditempuh bercak (Sudjadi, 1988).
9.
melalui
kolom
yang
mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio
distribusinya. Kegunaan umum KG adalah untuk melalukan pemisahan
umum dan identifikasi semua jenis senyawa organikyang mudah menguap
dan untuk melakukan analisis kualitatif dan kuantatif senyawa dalam suatu
campuran (Gandjar & Rohman, 2007).
KG merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan
campuran yang sangat rumit (bisa mengandung 500-1000 komponen).
Komponen campuran dapat diidentifikasi dengan menggunakan waktu tambat
(waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu retensi adalah
24
waktu yang menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan dalam kolom
(Gritter et al., 1991).
Sistem KG memerlukan sistem yang tertutup sempurna kecuali tempat
keluarnya gas. Gas pembawa dari tangki bertekanan, mengalir melalui
pengatur tekanan yang mengatur kecepatan alir gas dalam alat tersebut.
Cuplikan dimasukkan dalam suatu alat pemanas melalui sekat karet silikon
dengan syringe jika cuplikan berupa cairan, atau jika cuplikan berupa gas
digunakan katup khusus untuk cuplikan tersebut. Dari sini gas pembawa
membawa cuplikan melaui kolom dimana mereka dipisahkan dan kemudian
melalui detektor yang mengirim syarat ke pencatat. Kolom perlu dipanasi
pada suhu tertentu, demikian juga tempat injeksi dan detektor.
Detektor pada KG termasuk detektor deferensial, artinya respon yang
keluar dari detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau laju
aliran massa komponen yang teresolusi. Detektor KG juga bisa digabung
dengan
instrumen
multipleks
lainnya
seperti
GC/FT-IR/MS,
maka
25
dan muatan mereka, dan menimbulkan arus (arus ion) pada kolektor yang
sebanding dengan limpahan relatif mereka. Spektrum massa ialah gambaran
antara
limpahan
relatif
lawan
perbandingan
massa/muatan
(m/e)
(Sastrohamidjojo, 1991).
Salah contoh pengaplikasian spektrofometri massa ini adalah cara
memasukkan sampel ke dalam spektrofometri massa melaui metode
kromatografi gas. Campuran yang kompleks dipisahkan oleh kromatografi
gas dan spektrofotemetri massa digunakan untuk mengidentifikasi dan
menentukan masing-masing komponen (Van Bramer, 1997)
26
E. LANDASAN TEORI
Dalam komposis dari Emulsi terdapat kandungan ekstrak temulawak 10
mg. Telah disebutkan menurut Hayani (2006) dan Agusta (2000) bahwa di dalam
rimpang temulawak memiliki kandungan penting berupa minyak atsiri. Minyak
atsiri tersebut memiliki sifat choleretic (Sudarsono et al., 1996). Kandungan
minyak atsiri inilah yang dipercaya bisa meningkatkan nafsu makan karena
merangsang hati
untuk memacu
pengeluaran cairan
empedu
sehingga
F. HIPOTESIS
Pemberian kombinasi Emulsi dan minyak atsiri temulawak dapat
meningkatkan nafsu makan pada tikus putih jantan galur Wistar yang ditekan
nafsu makannya dengan dietilpropion HCl selama 28 hari dilihat dari parameter
purata kenaikan berat badan per tujuh hari, asupan makanan dan minuman per
tujuh hari.